Anda di halaman 1dari 2

Nama : Julida Muhlepi

Kelas : Ip j

Mata Kuliah : Tata Kelola Keuangan Pemerintah.

Dose Pengampu : Hanif Kurniadi, S.S., M.B.A

JAWABAN

1. Refocusing dan realokasi anggaran berdampak pada berbagai sektor, terutama


capaian target pembangunan tahun 2020. Refocusing dan realokasi anggaran
bertujuan untuk percepatan penanganan Covid-19. Imbas dari pandemi Covid-19
mengakibatkan target yang sudah ditetapkan terkendala. Hal tersebut dinilainya
mempengaruhi investasi akibat melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi
keuangan daerah juga tidak terlepas dari adanya pemotongan DAU pusat yang
dilakukan oleh kementerian untuk alokasi penanganan pandemi Covid-19 sebesar 8
persen. Dan menurut pandangan saya hal ini wajar terjadi karna untuk membuat
stabilitas keuangan Negara bisa normal maka salah satu cara adalah dengan
mengorbankan pembangunan yang telah berlangsung.

2. Salah satu fokus dari Pemerintahan Presiden Jokowi saat ini adalah pembangunan
infrastruktur selain pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu
kebijakan pemerintah dalam rangka menggalakkan pembangunan infrastruktur di
daerah yaitu melalui pengalokasi Anggaran Infrastruktur sebesar 25% dari Dana
Transfer Umum yang mencakup Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil
(DBH). Kebijakan tersebut bertujuan agar belanja pemerintah daerah tidak hanya
untuk belanja aparatur saja namun lebih kepada belanja yang ditujukan untuk
pelayanan publik.
Melihat data belanja daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dari tahun ke tahun, belanja modal yang biasanya sebagai salah satu jenis
belanja yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur persentasenya masih
terbilang kecil jika dibandingkan dengan belanja pegawai serta belanja barang dan
jasa.
Pada belanja APBD Tahun 2020, belanja modal pemerintah daerah yang terdiri dari
provinsi, kabupaten, kotamadya hanya sekitar 18%. Angka tersebut jauh di bawah
belanja pegawai yang mencapai 34% atau belanja barang dan jasa yang di kisaran
25%.
Dengan begitu kewajiban pemenuhan belanja infrastruktur sebesar 25% dari Dana
Transfer Umum (DAU dan DBH) memang menjadi tambahan beban bagi daerah
sehingga menambah jenis belanja daerah yang telah ditentukan seperti belanja
pendidikan, kesehatan serta Alokasi Dana Desa (ADD). Ketidakpatuhan daerah
terkait pemenuhan belanja tersebut akan mendapatkan sanksi berupa penundaan
DAU atau DBH sebagaimana yang termuat dalam Pasal 39 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 139/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum dan Dana Otonomi Khusus.
Daerah yang telah memenuhi besaran alokasi belanja infrastruktur di APBD tahun
2019 mengalami peningkatan jika dibandingan pada tahun 2018 yaitu dari 248
daerah menjadi 354 daerah. Daerah yang belum mampu memenuhi kewajiban
terkait pemenuhan belanja infrastruktur daerah hanya sekitar 34% dari total 542
pemerintah daerah.
Ke depannya diharapkan lebih banyak daerah yang dapat memenuhi kewajiban
tersebut agar pembangunan infrastruktur di daerah lebih baik lagi dan mampu
memberikan dampak multiplier effect utamanya untuk masyarakat.

3. Presiden Joko Widodo telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4


Tahun 2020 Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan
Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) yang meminta Kementerian / Lembaga (K/L) untuk mengutamakan
alokasi anggaran yang ada untuk mempercepat penanganan COVID-19 sesuai
protokol penanganan.
Pemerintah Indonesia pada tanggal 11 Maret 2020 silam telah menyebut langkah
refocussing kegiatan, realokasi anggaran dan pengadaan barang dan jasa sebagai
upaya yang ditempuh Pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19
Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah (Pemda) diminta untuk
segera merevisi anggaran dan mengajukan kepada Menteri Keuangan (Menkeu).
Kemudian, Inpres ini juga mengatur agar K/L mempercepat pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa untuk penanggulangan COVID-19 dengan memperluas dan
mempermudah akses sesuai UU Penanggulangan Bencana dan aturan turunannya.
Ini bukanlah suatu permasalahan yang bisa dijadikan sebagai landasan rendahnya
APBD dengan terbukti adanya data dari daerah, Karena dari hal ini pemerintah bisa
mengambil kesempatan untuk menjalankan misi pengembangan anggaran dengan
memanfaatkan usaha-usaha dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai