Anda di halaman 1dari 2

Kerja Praktek – PLTU Punagaya

A. DCS (Distributed Control System)


DCS (Distributed Control System) merupakan pengembangan dari PLC.
Terdapat 2 jenis PLC, Modular dan Kompleks.
Pemrograman DCS menggunakan Functional Diagram Blok.
DCS yg digunakan di PLTU punagaya bermerek Emerson dengan tipe Ovation.
Untuk Komunikasi Remote I/O menggunakan Fiber Optic.

B. Instrumentasi (4 – 20 mA)
1. Sensor Suhu
a. RTD
b. Thermocouple
2. Pressure Transmitter

C. Klasifikasi Pipa
1. Warna Pipa
a. Hijau = Air
b. Biru = Udara
c. Merah = Hydrant
d. Coklat = Solar
2. Kode Warna Pada HMI
a. Merah = Beroperasi
b. Hijau = Tidak beroperasi

D. Sistem Boiler
Udara  Secondary Air Fan  Air Heater  Furnace (Boiler)  Steam Drum 
Turbin

Furnace (Boiler)  Cyclone  Air Heater  ESP (Electrostatis Precipicator)

Prinsip Kerja:
Udara masuk ke SAFAN, kemudian udara masuk ke air heater untuk di panaskan, lalu
udara panas masuk ke furnace untuk memanaskan material pada furnace.
Pada furnace digunakan pasir kuarsa yang berguna sebagai media panas/ membantu
pembakaran batu bara. Untuk pembakaran awal pada furnace, digunakan solar yang di
semprotkan ke dalam furnace. Jika panas pada furnace telah mencapai set point, batu bara
dari banker dimasukkan ke dalam furnace dan terjadilah pembakaran/ pemanasan air di
boiler.
Pada furnace terdapat PAFAN (Primary Air Fan) yang berguna untuk membuat pasir dan
batu bara melayang di dalam furnace, sehingga panas dalam furnace merata. Pada furnace
terdapat saluran ke cyclone, yang berguna untuk membuang material dari sisa
pembakaran.
Cyclone merupakan tempat sisa pembakaran batu bara. Material sisa pembakaran yang
memiliki massa ringan, akan tertiup masuk ke dalam cyclone. Pada cyclone terdapat
APFF. APFF merupakan udara bantu yang meniup material sisa pembakaran masuk ke
saluran pembuangan. Material yang tidak terbakar sempurna dan memiliki massa yang
tidak mampu di tiup oleh APFF, akan jatuh dan masuk kembali ke furnace.
Udara panas dari furnace yang membawa material sisa pembakaran akan di bawa ke Air
heater yang dimanfaatkan sebagai sumber panas dari Air Heater. Kemudian Material sisa
pembakaran akan masuk ke ESP (Electrostatis Precipicator).

ESP  Cerobong || Hopper  Transporter


ESP (Electrostatis Precipicator) merupakan tempat penangkap debu yang menggunakan
sistem electrostatic. Di dalam ESP terdapat Hammer yang berguna untuk menjatuhkan
debu yang tertangkap pada set point yang telah ditentukan. Kemudian debu yang
tertangkap akan dijatuhkan dan dikumpulkan ke Hopper dan selanjutnya dimasukkan ke
transporter. Debu dari transporter akan dimasukkan ke Truck dan dibuang ke Ash yard
(Tempat pembuangan debu).
Selain debu sisa pembakaran, terdapat gas hasil pembakaran yang terbawa. Pada ESP
gas-gas akan di analisa pada CEMS (Continuous Emition Monitoring System). Terdapat
gas SO2, NO, CO, O2, dan gas lainnya. Gas yang diperbolehkan untuk di buang, akan di
buang melalui cerobong.

Anda mungkin juga menyukai