Anda di halaman 1dari 9

Tata Kelola Peta di dalam KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan) Menuju Terwujudnya Sistem Peta Tunggal

Hadi Arnowo

TATA KELOLA PETA DI DALAM KKP


(KOMPUTERISASI KEGIATAN PERTANAHAN)
MENUJU TERWUJUDNYA SISTEM PETA TUNGGAL
MAP GOVERNANCE IN THE KKP
(COMPUTERIZATION OF LAND ACTIVITIES)
TOWARDS A SINGLE SINGLE SYSTEM

Hadi Arnowo
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional, Bogor
E-mail : h_arnowo@yahoo.com

ABSTRAK
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan kegiatan pedaftaran seluruh bidang tanah secara lengkap dalam
satu hamparan desa/kelurahan. Output kegiatan PTSL antara lain adalah peta bidang tanah. Data spasial bidang tanah
yang terkumpul dapat dijadikan basis data spasial menuju peta tunggal. Di dalam penelitian ini membahas tentang integrasi
data spasial berbasis bidang tanah hasil dari kegiatan PTSL dengan data spasial yang sudah ada serta pengelolaan data
spasial bidang tanah yang berkembang akibat berbagai perubahan fisik bidang tanah. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik untuk menjelaskan mengenai masalah-masalah yang timbul dan langkah-langkah pengelolaan data spasial
bidang tanah. Karya tulis ini merupakan suatu gagasan yang bersifat empiris dan teoritis mengenai pengelolaan peta-peta
bidang hasil kegiatan PTSL dalam rangka mewujudkan peta tunggal. Sedangkan tujuan penulisan ini adalah menjadi bahan
masukan bagi Kantor Pertanahan untuk menindaklanjuti hasil kegiatan PTSL berupa peta bidang sebagai bahan basis data
spasial pertanahan. Integrasi data spasial bidang tanah hasil PTSL dengan data spasial yang sudah ada harus melalui
prosedur dan persyaratan teknis. Hal tersebut karena data spasial yang dikumpulkan dan dientri tidak terjamin memiliki
format yang sama. Selain itu hasil dari integrasi peta harus memiliki keseragaman referensi peta sehingga dapat dijadikan
peta tunggal. Pengelolaan peta tunggal di dalam Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) harus memiliki standar teknis dan
standar manajerial pembuatan peta.

Kata kunci : Peta Tunggal, Integrasi, Standar operasional

ABSTRACT
Complete Systematic Land Registration (PTSL) is an activity of registering all land parcels completely in one stretch of village /
kelurahan. The output of PTSL activities includes a map of land parcels. Map of land field Spatial data of the collected land can
be used as a spatial database towards a single map. This study discusses the integration of land-based spatial data as a result
of PTSL activities with existing spatial data and the management of spatial data on land parcels that have developed due to
various physical changes in the parcel. This study uses descriptive analytical methods to explain the problems that arise and
the steps to manage spatial data on parcels. This paper is an empirical and theoretical idea regarding the management of
PTSL activity field maps in order to realize a single map. While the purpose of this writing is to be input for the Land Office
to follow up on the results of PTSL activities in the form of field maps as material for spatial land databases. The integration
of spatial data from PTSL results with existing spatial data must go through procedures and technical requirements. This is
because the spatial data collected and dientri are not guaranteed to have the same format. In addition, the results of map
integration must have a uniform map reference so that it can be used as a single map. Management of a single map in the
Computerized Land Office (KKP) must have technical standards and managerial standards for map making.

Keywords : Single Map, Integration, Operational Standard

15
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 15-23

I. PENDAHULUAN satu standar, satu basis data, dan satu geoportal pada
tingkat ketelitian peta skala 1:50.000. arahan strategis
A. Latar Belakang dalam terpenuhinya satu peta yang mengacu pada
Program Pendaftaran Tanah Sistematis satu referensi geospasial, satu standar, satu basis
Lengkap (PTSL) merupakan kegiatan pendaftaran data, dan satu geoportal pada tingkat ketelitian peta
tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara skala 1:50.000. Tujuan pelaksanaan kebijakan satu
serentak bagi semua obyek pendaftaran tanah dalam peta adalah terpenuhinya satu peta yang mengacu
satu wilayah desa/kelurahan. Target kegiatan PTSL pada satu referensi geospasial, satu standar, satu
sangat besar, yaitu pada tahun 2017 sebanyak 5 juta basis data, dan satu geoportal guna percepatan
bidang tanah, tahun 2018 sebanyak 7 juta bidang pelaksanaan pembangunan nasional.
tanah dan tahun 2019 sebanyak 9 juta bidang.
Konsep kebijakan satu peta perlu
Keseluruhan target bidang yang sudah selesai
diimplementasikan di dalam lingkungan Kementerian
maupun yang belum merupakan potensi utama
Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
dalam penyusunan peta tunggal. Data bidang tanah
(ATR/BPN). Hal tersebut karena terdapat berbagai
yang terkumpul desa demi desa merupakan potensi
produk peta tematik yang berasal dari berbagai
data yang sangat bagus untuk dikembangkan.
komponen teknis. Plotting data tematik yang tidak
Secara teoritis peta bidang tanah yang berasal dalam satu peta dasar menyebabkan kemungkinan
dari kegiatan PTSL dapat dikembangkan menjadi pengulangan dan kesimpangsiuran data sehingga
peta dasar atau peta tunggal. Meskipun demikian terjadi inefisiensi kegiatan. Pada dasarnya peta
untuk menjadi peta tunggal dalam satu wilayah tunggal sama dengan peta dasar, yang berarti
kabupaten/kota memerlukan pengaturan secara terdapat data spasial dasar yang menjadi referensi
teknis dan pembuatan standar operasional untuk pembuatan peta bidang dan peta tematik lainnya.
pemeliharaan data. Kedua kegiatan utama tersebut Di lingkungan Kementerian ATR/BPN khususnya
sangat penting untuk penggabungan data baru yang terkait dengan pelayanan pertanahan, peta
dalam sistem data dasar. Data fisik hasil PTSL yang tunggal atau peta dasar tersimpan di dalam sistem
terkumpul dalam bentuk peta bidang tanah dalam KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan). KKP
satu hamparan desa/kelurahan merupakan modal merupakan sistem informasi pertanahan dimana
untuk pembentukan peta dasar dalam satuan wilayah komputerisasi kegiatan pertanahan berlangsung
administrasi. Apabila setiap kantor pertanahan sekaligus menjadi basis data pertanahan.
mengintegrasikan data bidang tanah hasil PTSL,
B. Ruang Lingkup
maka akan terwujud peta dasar untuk satu wilayah
administrasi sekaligus berfungsi sebagai peta Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan

tunggal. masalah pada karya tulis ini adalah :

Kebijakan peta tunggal merupakan kewajiban 1) Bagaimana data bidang tanah hasil kegiatan

yang harus dilakukan oleh setiap instansi penghasil PTSL dapat diintegrasikan dengan peta tunggal

peta sesuai dengan amanat dari Peraturan Presiden pertanahan dalam satuan wilayah administrasi

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 Tentang ?

Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada 2) Bagaimana pemanfaatan peta tunggal untuk
Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000. Pengertian keperluan berbagai informasi spasial ?
kebijakan satu peta berdasarkan peraturan tersebut Tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai
adalah arahan strategis dalam terpenuhinya satu bahan masukan bagi Kantor Pertanahan untuk
peta yang mengacu pada satu referensi geospasial, mewujudkan peta bidang dengan basis wilayah

16
Tata Kelola Peta di dalam KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan) Menuju Terwujudnya Sistem Peta Tunggal
Hadi Arnowo

administrasi secara berjenjang yaitu wilayah desa/ Peta tunggal pertanahan atau peta dasar pendaftaran
kelurahan, kecamatan hingga kabupaten/kota. harus bersumber dari citra berskala besar sehingga
Pembahasan materi dari karya tulis ini dilakukan dapat menampilkan bidang-bidang tanah. Pada
dengan menguraikan bagaimana integrasi data umumnya peta-peta terkait tema pertanahan
spasial dilakukan, persyaratan dan tahapan kegiatan menggunakan peta dasar pendaftaran sebagai basis
yang dilakukan secara empiris dan teoritis. data. Komponen teknis yang tidak terkait langsung
dengan layanan pertanahan menggunakan peta
C. Landasan Teori
dasar dengan skala sedang yaitu Peta Rupa Bumi
Peta dasar yang digunakan untuk kegiatan
Indonesia dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
pendaftaran pertanahan adalah peta daar
Dengan demikian peta dasar atau peta tunggal
pendaftaran tanah. Pengertian peta dasar
pertanahan menjadi referensi untuk plotting data
pendaftaran menurut Peraturan Menteri Agraria dan
tematik dari berbagai komponen teknis.
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis II. METODE
Lengkap adalah peta yang memuat titik-titik dasar Metode penelitian yang digunakan di dalam
teknik dan unsur geografis, seperti sungai, jalan, tulisan ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat
bangunan dan batas fisik bidang-bidang tanah. Istilah deskriptif analitik. Pengertian penelitian deskriptif
peta tunggal pertanahan sebenarnya merujuk pada adalah upaya memecahkan masalah dengan
peta dasar pendaftaran tanah di kantor pertanahan menjelaskan secara rinci, sistematis dan menyeluruh
yang digunakan secara konsisten. Periodisasi segala sesuatu mengenai pemanfaatan peta bidang
penggunaan peta dasar terbagi atas masa pemetaan tanah di dalam Komputerisasi Kantor Pertanahan
analog, masa pemetaan digital dan masa pemetaan (KKP) yang berasal dari kegiatan Pendaftaran Tanah
digital berbasis web. Masing-masing periode tersebut Sistematis Lengkap (PTSL) untuk mewujudkan
berkembang sesuai dengan teknologi pembuatan kebijakan satu peta (one map policy). Selain
peta. Teknologi komputer membawa perubahan deskriptif, penelitian ini juga melakukan pendekatan
drastis dari metode konvensional dengan peralatan analitik yaitu menganalisis masalah dalam
menggambar (drafting) menjadi penggambaran pengintegrasian peta, mengidentifikasi penyebab
dengan bantuan komputer (computer aided drafting/ terjadinya ketidaksesuaian spesifikasi teknis antara
drawing). Perkembangan teknologi informatika satu peta dengan peta yang lain serta langkah-
membuat pengelolaan data spasial digital dapat langkah yang perlu dilakukan untuk sinkronisasi jenis
dilakukan dalam sistem berbasis web sehingga -jenis peta yang ada.
akses data, inputting hingga pengolahan dan
Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa
penyajian dapat dilakukan dari jarak jauh.
peraturan, petunjuk teknis mengenai Pendaftaran
Menurut Soedomo dan Murti (2015), Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan perpetaan.
perkembangan teknologi citra satelit resolusi tinggi Selanjutnya bahan tulisan tersebut dianalisis untuk
memudahkan dan mempercepat upaya penyatuan mengetahui model integrasi peta-peta bidang hasil
peta-peta pendaftaran tanah yang ada. Peta kegiatan PTSL dengan data spasial bidang tanah
pendaftaran tanah merupakan turunan dari peta yang sudah ada di dalam KKP serta pengelolaan
dasar pendaftaran. Oleh karena itu syarat utama data spasial bidang tanah yang akan berkembang
untuk membangun peta tunggal adalah menyediakan akibat pemisahan atau pemecahan bidang tanah.
citra satelit resolusi tinggi atau foto udara terbaru.

17
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 15-23

III. HASIL DAN PEMBAHASAN peta kerja dan peta plotting bidang tanah. Untuk
menggunakan peta dasar sebagai peta kerja adalah
A. Konsep Peta Tunggal Di Dalam dengan mengunduh (download) dan sebaliknya
KKP
untuk memasukkan data hasil kegiatan yang diplot
Peta dasar di dalam KKP menjadi referensi
di atas peta dasar adalah dengan mengunggah
dalam kegiatan pemetaan dalam rangka kegiatan
(upload) dari aplikasi KKP.
PTSL. Peta dasar tersebut berfungsi sebagai

Gambar 1 : Pemanfaatan Peta Dasar Dalam Rangka PTSL

Alur pemanfaatan peta dasar untuk kegiatan berupa data digital yang tersimpan dalam sistem
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dimulai KKP. Sedangkan untuk keperluan dokumentasi
dari persiapan dengan penyimpanan data citra atau dapat dicetak dengan tampilan berupa peta citra
foto udara ke dalam sistem KKP. Peta dasar yang atau foto udara sebagai background dan di atasnya
sudah termuat dalam sistem KKP tersebut dapat ditampilkan bidang-bidang tanah dan berbagai unsur
disebut dengan peta tunggal dan menjadi referensi dasar. Apabila beberapa elemen layout dari peta
pemanfaatan peta. Peta dasar yang tersimpan di dasar dihilangkan akan berfungsi sebagai peta kerja.
dalam KKP dapat diartikan sebagai peta tunggal. Peta dasar yang terdapat di dalam KKP berasal
Selanjutnya peta dasar digunakan sebagai peta dari berbagai bentuk dengan sistem referensi peta
kerja untuk pekerjaan pengukuran dan pemetaan. yang berbeda, yaitu berupa:
Hasil dari kegiatan tersebut kemudian diunggah
1) Peta foto udara
melalui aplikasi KKP untuk diintegrasikan dengan
2) Peta citra satelit
peta dasar yang ada.
3) Peta garis
Di dalam KKP terdiri dari data citra atau foto
Peta dasar yang dijadikan peta tunggal untuk
udara, bidang tanah, unsur-unsur dasar. Data citra
basis bidang tanah adalah peta citra atau peta foto
atau foto udara sebagai data raster berada dalam
udara yang telah diortorektifikasi dan bersumber
satu layer. Fungsi data citra atau foto udara adalah
dari BPN pusat. Coverage area peta dasar berbasis
sebagai tempat plotting. Sedangkan data bidang
bidang tanah tidak sepenuhnya tersedia untuk
tanah dan data vektor lainnya seperti jalan dan
seluruh wilayah kabupaten/kota dalam satu periode
sungai berada pada layer tersendiri. Pada layer
sehingga memerlukan waktu untuk menutupi seluruh
ini dimungkinan terjadinya perubahan data seperti
area. Peta dasar pada umumnya tidak banyak
penambahan bidang tanah, jalan dan saluran
perubahan dalam jangka pendek seperti halnya
irigasi. Setiap perubahan data bidang tanah tidak
peta penggunaan tanah. Meskipun demikian tahun
berpengaruh pada wilayah kabupaten/kota. Peta
pembuatan peta dasar bervariasi sehingga peta
Dasar Pendaftaran Tanah sebagai peta tunggal dapat

18
Tata Kelola Peta di dalam KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan) Menuju Terwujudnya Sistem Peta Tunggal
Hadi Arnowo

dasar lama perlu disesuaikan dengan citra atau berbagai sumber


foto udara terbaru. Pada umumnya peta dasar 3) Mengunggah (upload) citra satelit resolusi tinggi
lama menggunakan peta garis atau peta foto udara. atau foto udara terbaru ke dalam sistem KKP
Penggabungan peta lama yang berbasis peta analog
4) Citra satelit atau foto udara lama serta peta
ke dalam sistem peta tunggal yang terdapat di dalam
garis dapat digunakan untuk mengisi area yang
KKP adalah dengan digitasi dan meng-upload
belum terdapat citra terbaru sepanjang sesuai
melalui aplikasi.
dengan spesifikasi teknis
Alasan diperlukannya standarisasi terhadap
Setelah peta citra terbaru tersedia maka peta
sumber peta dasar adalah sebagai berikut :
dasar lama diganti. Peta dasar lama bisa menjadi
1) Koneksitas antara unsur-unsur dasar seperti arsip sementara peta baru yang sudah mempunyai
jalan dan sungai sistem koordinat nasional yang telah ditentukan yaitu
2) Keseragaman tingkat kedalaman informasi Koordinat TM-3 dapat diplot untuk menjadi acuan

3) Keseragaman sistem koordinat pemetaan (Soedomo dan Murti, 2015),

4) Keterbaharuan informasi spasial Data vektor atau peta garis yang terdapat
pada peta dasar lama seluruhnya disimpan dalam
Spesifikasi teknis yang menjadi tolok ukur untuk
satu layer. Unsur-unsur dasar hasil digitasi tetap
penyeragaman data citra adalah :
dipertahankan tetapi saat ini tidak lagi mendigitasi
1) Menggunakan sistem proyeksi koordinat: UTM
seluruh obyek yang terdapat di dalam citra. Obyek
1984 dengan sistem TM3
yang didigitasi adalah yang yang bersinggungan
2) Menggunakan sistem proyeksi dan datum WGS
dengan bidang tanah. Bidang-bidang tanah yang
1984
telah didigitasi di atas peta dasar lama dipertahankan
3) Menggunakan skala detail yaitu lebih besar dari dan diintegrasikan dengan bidang tanah lainnya.
skala 1 : 2.500 Informasi bidang tanah lainnya juga diintegrasikan
Sedangkan gambar bidang tanah hasil kegiatan ke dalam sistem KKP. Data bidang tanah yang
PTSL yang akan diintegrasikan ke dalam peta akan semakin bertambah dan dientri langsung ke
tunggal harus memiliki spesifikasi teknis sebagai dalam sistem KKP. Pembaruan data (data updating)
berikut : tersebut terus berjalan dan menjadikan peta tunggal

1) Letak lokasi yang diukur telah jelas di atas peta dapat berfungsi sebagai suatu sistem.

dasar Selain data bidang tanah, data spasial tematik

2) Ukuran panjang dan sudut bidang tanah sesuai dapat diunggah ke dalam sistem KKP. Data spasial

dengan kondisi di lapang tematik ada yang memiliki spesifikasi teknis yang
berbeda karena perbedaan skala yang digunakan.
3) Data tekstual pendukung harus sesuai dengan
Hal tersebut tidak menjadi masalah karena aplikasi
dokumen lainnya
pemetaan dapat mentransformasi sistem koordinat
Berdasarkan argumen di atas maka langkah-
dengan cepat. Meskipun demikian data tematik
langkah untuk membangun sistem peta tunggal
dengan skala menengah yang akan diunggah harus
adalah sebagai berikut :
memiliki sistem koordinat UTM dan menggunakan
1) Mengumpulkan (colllecting) data citra satelit peta dasar berupa Peta Rupa Bumi Indonesia yang
resolusi tinggi atau foto udara terbaru sebagai dikeluarkan Badan Informasi Geospasial (BIG). Di
peta dasar dalam sistem KKP merupakan platform bersama
2) Menyeragamkan spesifikasi teknis untuk untuk semua produk dan bahan dasar pembuatan
citra satelit atau foto udara yang berasal dari

19
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 15-23

peta. Peta citra satelit resolusi tinggi (CSRT) atau 4) Ekspor data citra ke dalam sistem KKP
foto udara merupakan peta dasar bagi seluruh Citra satelit yang telah diolah dan kemudian
kegiatan pemetaan berbasis bidang tanah. dimasukkan ke dalam sistem KKP merupakan
Pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk salah satu peta dasar pertanahan selaian Peta
pembuatan peta pertanahan harus memperhatikan Dasar Pendaftaran Tanah. Kedua peta tersebut
faktor-faktor sebagai berikut : bagian tak terpisahkan dan saling melengkapi. Peta

1) Jenis peta yang akan dibuat, menyangkut jenis Dasar Pendaftaran Tanah merupakan peta garis

peta dasar atau peta tematik yang akan dibuat yang memuat bidang-bidang tanah disamping juga
unsur-unsur dasar seperti sungai, jalan dan batas
2) Cakupan areal yang akan diamati yaitu berbasis
administrasi. Sedangkan peta citra merupakan
bidang tanah atau regional/wilayah
visualisasi gambaran permukaan bumi yang
3) Ketersediaan citra di areal yang diinginkan
digunakan sebagai orientasi dan plotting lokasi.
(area of interest)
Orientasi lokasi dengan bantuan citra satelit atau
4) Waktu pengambilan citra
foto udara sangat membantu untuk mengetahui
5) Cakupan wilayah yang terhalang awan posisi sebenarnya letak persil tanah yang dimohon
Tidak seluruh wilayah daratan Indonesia dapat sehingga dapat meminimalisir tumpang tindih bidang
dipetakan karena terkendala oleh faktor awan. tanah.
Daerah yang tertutup awan dapat diambil data Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
permukaan tanahnya dengan bantuan teknologi Informasi Geospasial Nomor 15 tahun 2014 tentang
sensor Radar. Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar bahwa
Pembuatan peta dasar dari citra satelit atau foto ketentuan ketelitian horizontal peta dasar yang dapat
udara adalah melalui tahapan sebagai berikut : digunakan adalah :

1) Identifikasi titik kontrol 1) Ketelitian kelas 1 adalah 0.2 mm x bilangan

2) Rektifikasi citra berdasarkan data titik kontrol skala peta

untuk menentukan posisi geometris 2) Ketelitian kelas 2 adalah 0.3 mm x bilangan

3) Pengolahan citra agar wilayah kerja (area skala peta

of interest) citra sesuai dengan wilayah 3) Ketelitian kelas 3 adalah 0.5 mm x bilangan
administrasi skala peta

Gambar 2 : Kompilasi Data Spasial Di Dalam KKP

20
Tata Kelola Peta di dalam KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan) Menuju Terwujudnya Sistem Peta Tunggal
Hadi Arnowo

Peta Dasar Pendaftaran Tanah dan peta Pengunggahan data bidang-bidang tanah hasil
citra merupakan kerangka bagi plotting lokasi PTSL tidak menjadi masalah karena satu sistem
bidang tanah atau obyek lain serta merupakan koordinat dengan peta tunggal yang terdapat dalam
peta dasar bagi pembuatan peta tematik. Kedua KKP. Selain data bidang tanah tersebut, terdapat
jenis peta tersebut disimpan dalam sistem KKP. juga data bidang tanah produk lama yang telah
Dengan demikian berbagai jenis peta turunan atau terdaftar tetapi menggunakan koordinat lokal. Data
plotting lokasi berada dalam satu sistem peta dan bidang tanah tersebut tidak dapat didaratkan di atas
menggunakan peta dasar yang ada. Hal tersebut peta dasar sehingga dikenal dengan nama flying
merupakan implementasi dari pembangunan peta parcels atau bidang tanah melayang.
tunggal. Mengingat potensi sengketa tanah, data
Data spasial yang tidak berbasis bidang tanah bidang tanah melayang tersebut harus didaratkan
atau dengan skala menengah seperti peta Rupa atau diplotkan di atas peta dasar. Upaya untuk
Bumi Indonesia dan peta lainnya dapat disimpan mendaratkan data bidang tanah melayang yang
di dalam KKP. Data spasial dari KKP dapat telah terdaftar di atas peta dasar disebut dengan
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pengambilan Geographical Index Mapping (GIM). Data bidang
data untuk internal dan eksternal. Peta tematik yang tanah yang telah didaratkan tersebut dibuktikan
sudah final seharusnya diunggah ke dalam KKP dengan sistem koordinatnya sudah berupa sistem
untuk dikompulasi. koordinat TM3. Selanjutnya data bidang tanah
hasil dari kegiatan GIM diintegrasikan di KKP dan
B. Integrasi Data Bidang Tanah
dihubungkan data bidang yang ada untuk membentuk
Dengan Peta Tunggal
kesatuan pendaftaran tanah di wilayah tersebut.
Data bidang tanah hasil kegiatan PTSL harus
Pola penyatuan bidang tanah yang belum
diunggah ke KKP dan selanjutnya terintegrasi
terpetakan di atas peta dasar adalah melalui tahapan
dengan peta tunggal. Keharusan memasukkan data
sebagai berikut :
bidang ke dalam KKP disebutkan dalam Pasal 15
Ayat 1 Huruf c Peraturan Menteri Agraria dan Tata 1) Pengumpulan data bidang tanah yang belum
Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 16 terpetakan
Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis 2) Pemetaan konsep
Lengkap, yang berisi “menjalankan prosedur dan 3) Identifikasi lapangan apabila tidak dapat
memasukkan data dan informasi yang berkaitan dikenali di atas peta dasar
dengan data fisik bidang tanah pada aplikasi KKP”.
4) Hasil identifikasi diterapkan di atas peta dasar

Gambar 3 : Pembangunan Peta Tunggal Berbasis Wilayah Administrasi

21
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 15-23

Kompilasi bidang tanah secara keseluruhan sistem koordinat UTM ditransformasikan ke sistem
bukan merupakan cakupan areal wilayah administrasi. koordinat TM3. Hal tersebut karena bidang tanah
Oleh karena itu diperlukan data administrasi wilayah menjadi obyek pemetaan, sedangkan peta tematik
sebagai pembatas dari keseluruhan data bidang lainnya menjadi basis overlay untuk analisis spasial.
tanah. Batas wilayah administrasi menjadi batas Data spasial yang disimpan di dalam KKP
dari kumpulan bidang-bidang tanah untuk wilayah berupa data spasial berbasis bidang dan berbasis
administrasi. Secara berjenjang peta dasar dibatasi kawasan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya
menurut wilayah administrasi desa/kelurahan dan bahwa peta berbasis kawasan menggunakan
administrasi kecamatan. Dengan demikian di dalam sistem koordinat UTM sehingga untuk menampilkan
sistem peta tunggal, terdapat peta dasar dalam peta ini harus ditransformasikan terlebih dahulu.
wilayah utuh satu kabupaten dan peta dasar yang Di dalam KKP terdapat menu atau fasilitas untuk
dipecah secara hierarkis menjadi wilayah desa/ mentransformasi peta dengan sistem koordinat UTM
kelurahan dan kecamatan. Secara teknis pembuatan menjadi sistem koordinat TM3.
peta tunggal berdasarkan kelompok wilayah tidak
Ketersediaan peta tunggal tidak hanya sebatas
perlu terjadi duplilkasi karena dapat dibuatkan layer
saat sekarang (present availability) tetapi harus
layout yang tidak mengganggu data dasar.
berkesinambungan (sustainable) dan bermanfaat.
Peta bidang tanah yang terkumpul dapat Penambahan data bidang tanah yang tetap ada
digeneralisasi dan dibuat klasifikasi tersendiri ditempuh melalui mekanisme entri data melalui
menghasilkan peta status tanah, peta sebaran aplikasi KKP. Sedangkan data bidang tanah lama
pemukiman, peta sebaran tanah pertanian dan ditambahkan melalui prosedur Graphical Index
sebagainya. Ketersediaan berbagai data tematik Mapping (GIM) yang telah dijelaskan sebelumnya.
tersebut dapat dimanfaatkan oleh komponen teknis Terkait dengan kegiatan PTSL yang berlangsung
di kantor pertanahan dan instansi teknis lainnya. Data setiap tahun, petugas pengumpul data fisik baik yang
sebaran bidang tanah dapat juga dijadikan kerangka berasal dari ASN BPN maupun pihak ketiga wajib
untuk plotting tema lainnya seperti sebaran sengketa mengentri data bidang tanah ke dalam aplikasi KKP-
tanah, pemanfaatan tanah dan tema-tema sosial PTSL (Pusat Data dan Informasi Pertanahan Tata
ekonomi. Potensi manfaat dari data bidang tanah Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
sangat besar dan menjadi kebutuhan lintas sektor. 2018).
Hal terpenting lagi adalah data bidang tanah tersebut
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
berada dalam satu sistem sehingga mempermudah
disimpulkan bahwa KKP sebagai basis data
untuk mencapai peta tunggal baik di lingkungan BPN
merupakan investasi jangka panjang bagi kantor
maupun antar instansi.
pertanahan. Pembangunan basis data dan semua
Peta tunggal dapat juga menggabungkan peta sistem pendukungnya membutuhkan pengelolaan
berbeda skala yaitu skala menengah. Tujuan dari yang menyita perhatian. Meskipun demikian
penggabungan ini adalah dalam rangka membentuk pemanfaatan data untuk kepentingan lembaga
kerangka peta tunggal yang memiliki cakupan termasuk dengan pihak eksternal akan memberikan
lebih luas. Peta tematik yang berbasis kawasan keuntungan yang lebih besar.
mempunyai sistem koordinat UTM yang berbeda
dengan peta tematik berbasis bidang tanah yaitu IV. KESIMPULAN
TM3. Untuk menampilkan peta yang berbeda sistem Peta dasar yang digunakan untuk plotting
koordinat tersebut harus dilakukan transformasi lokasi pengukuran dan pemetaan adalah peta dasar
koordinat. Pada umumnya aplikasi yang dilakukan di pendaftaran tanah yang memuat titik-titik dasar teknik
dalam Kantor Pertanahan adalah peta yang memiliki dan unsur geografis, seperti sungai, jalan, bangunan

22
Tata Kelola Peta di dalam KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan) Menuju Terwujudnya Sistem Peta Tunggal
Hadi Arnowo

dan batas fisik bidang-bidang tanah. Karakteristik diatasi. Kekuatan informasi spasial terletak pada
utama peta dasar adalah berskala besar yaitu lebih keterbaruan, cakupan wilayah dan kelengkapan
besar dari skala 1 : 2.500 dan sistem koordinat TM3. jenis data. Ketersediaan data spasial tersebut sangat
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan untuk kegiatan teknis internal maupun
memungkinkan tempat peta dasar menjadi terpusat eksternal kantor pertanahan
yaitu berada dalam sistem KKP (Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan). Sistem penyimpanan DAFTAR PUSTAKA
tersebut memudahkan peta dasar dijadikan sebagai
Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan.
peta tunggal. Di dalam kegiatan Pendaftaran Tanah
2018. Petunjuk Teknis Pengukuran dan
Sistematis Lengkap petugas pengumpul data fisik
Pemetaan Bidang Tanah Sistematis
harus mengentri data hasil kegiatan ke dalam
Lengkap. Kementerian Agraria dan Tata
aplikasi KKP. Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
Pengertian peta tunggal adalah keseluruhan
Pusat Data dan Informasi Pertanahan Tata
peta dasar yang terintegrasi dan dijadikan referensi
Ruang dan Lahan Pertanian Pangan
untuk kegiatan pengukuran dan pemetaan. Sistem
Berkelanjutan. 2018. Panduan Aplikasi
peta tunggal adalah segala data yang tersimpan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
secara terintegrasi dalam suatu sistem database. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Peta dasar secara umum terdiri dari peta citra atau Badan Pertanahan Nasional
foto udara yang terbaru dan lama serta peta garis.
Soedomo, AS dan Murti, AI. 2015. Peta Tunggal
Secara bertahap peta dasar lama diganti dengan
BPN Untuk Peningkatan Kualitas Sistem
citra satelit resolusi tinggi atau foto udara terbaru.
Pendaftaran Tanah (Permasalahan,
Bidang – bidang tanah yang berasal dari kegiatan
Peluang dan Alternatif Solusinya).
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Indonesian Journal of Geospatial,vol. 4,no.
dan sporadis dientri ke dalam KKP dan langsung
1, hal. 17-24
terintegrasi dengan peta dasar sebagai peta tunggal.
Data spasial dan tekstual bidang tanah tersimpan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

pada layer terpisah. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan


Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada
Pengelolaan peta dasar dan data spasial
Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000
lainnya di dalam sistem KKP merupakan bentuk
dari sistem peta tunggal. Pengembangan sistem Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
peta tunggal harus dapat menampung data Badan Pertanahan Nasional No. 6
spasial yang berbeda skala dan sistem koordinat. Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah

Integrasi data dari berbagai sistem koordinat dan Sistematis Lengkap.

skala dengan kemajuan teknologi komputer dapat

23

Anda mungkin juga menyukai