TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gugus Fungsi
Selain karbon (C) dan hidrogen (H), dalam senyawa organic terdapat unsur
lain memberikan kekhasan untuk kelompok senyawa tersebut. Pada beberapa
kasus, pengelompokkan tersebut terjadi karena beberapa atom hidrogennya
(H) digantikan dan memungkinkan apabila terjadi pada atom karbonnya (C)
itu sendiri. Pengelompokkan atom-atom ini dinamakan gugus fungsi dan
molekul sisanya disebut R.
(Petrucci, 1985)
2.2 Aldehid dan Identifikasinya
Aldehid merupakan suatu senyawa dengan sekurangnya satu atom hidrogen
yang berikatan dengan sebuah gugus karbonil. Nama IUPEC dari aldehida
diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana” menjadi “al”.
sedangkan nama umumnya berdasar pada nama asam karboksilat dan diakhiri
“dehida”.
(Petrucci, 1987)
2.2.1 Sifat Aldehid
Sifat Fisika Aldehid
Baunya merangsang dan memiliki titik didih yang lebih rendah
daripada alkohol padanannya serta larut dalam air seperti
alkohol.
(Fessenden, 1986)
Sifat Kimia Aldehid
Aldehid bersifat polar, oleh karena itu terjadi Tarik menarik
dipol-dipol antar molekulnya.
(Fessenden, 1986)
H C H + H S N C N H
H
O H
H O Cl
H 3C C S C N
OH O
(Keenan, 1986)
5.1.2 Uji Tollens
Pereaksi Tollens (AgNO3) digunakan dengan tujuan untuk
membuktikan bahwa aldehid bersifat reduktor. Reaksi ini akan
menunjukkan hasil positif apabila membentuk endapan cermin
perak. Setelah formalin 1 ml ditetesi Pereaksi Tollens, tabung
reaksi kemudian digojog. Penggojogan pada tahap ini berfungsi
supaya partikel bertumbukan sehingga akan mempercepat laju
reaksi. Setelah penggojogan, dilakukan pemanasan yang fungsinya
mengoksidasi aldehid sehingga terbentuk gugus karboksil (COO-).
Setelah dipanaskan, terbentuk cermin perak di bagian bawah.
Reaksinya:
+ Ag(NH3)OH H-COONH
H C4 + Ag
O + H2O
H
(Fessenden, 1986)
H
(Ridwan, 1989)
5.2 Identifikasi Gugus Hidroksil
5.2.1 Identifikasi Alkohol Primer
Pada percobaan ini dibutuhkan bahan uji asam asetat dan asam
benzoate sebagai pembanding. Pada tabung pertama yang berisi
asam asetat ada bau yang menyengat, sedangkan pada tabung
kedua yang berisi asam bnzoate baunya lebih menyengat lagi, hal
ini disebabkan karena asam benzoate membentuk ester dengan
gugus benzena. Ini menandakan bahwa pada tabung pertama
terdapat alkohol primer sedangkan pada tabung kedua tidak
terdapat alkohol primer. Fungsi penambahan reagen adalah untuk
mengidentifikasi adanya alkohol primer pada suatu sampel.
Sedangkan pemanasan pada proses ini berfungsi untuk
mempercepat laju reaksi karena adanya energi berupa panas.
Reaksin pada tabung 1:
O
H2SO4
C2H5OH + CH3COOH H3 C C OC2H5 + H 2O
Reaksi pada tabung 2:
O O
C2H5OH + C OH C OC2 H5 + H 2O
(Fessenden, 1986)
5.2.2 Identifikasi Alkohol Lain
Percobaan ini membutuhkan larutan gliserol yang merupakan
larutan polialkohol. Larutan gliserol dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan CuSO4. Setelah dicampurkan,
larutan tampak seperti minyak. Kemudian dicampurkan dengan
larutan NaOH yang selanjutnya membentuk cicin ungu dibatas
antara CuSO4 dan NaOH. Saat ditambahkan CuSO4 larutan
berubah menjadi warna biru kemudian ketika ditambah larutan
NaOH berubah menjadi warna biru hijau kekuningan. Perubahan
warna biru menjadi kuning terjadi karena ditambahkannya senyawa
NaOH yang berisi CuSO4 dan gliserol. Sedangkan warna kuning
terbentuk karena adanya senyawa kompleks. Penambahan CuSO4
dan NaOH sebagai reagen bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
gugus hidroksil dalam larutan gliserol yang ditunjukkan dengan
terbentuknya cicin ungu. Reaksinya:
(Fessenden,1986)