Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

COVID-19 merupakan penyakit pneumonia jenis baru yang muncul dan


dilaporkan terjadi sejak akhir bulan Desember 2019 di kota Wuhan Cina dan telah
menyebar dengan cepat ke negara lain di seluruh dunia (Li et al.,2020). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ke-Daruratan Internasional pada 30
Januari 2020 diikuti dengan peryataan sebagai 'pandemi' pada 11 Maret 2020 (Lu,
Stratton, & Tang, 2020). Pandemi COVID-19 ini telah masuk dan menyebar di
Indonesia yang berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan termasuk sektor
kesehatan. Penyebaran virus COVID-19 menimbulkan kekhawatiran khususnya
tenaga kesehatan yang bekerja di instansi Kesehatan (El-Hage et al., 2020).
Pandemi COVID-19 ini meningkatkan kewaspadaan dan ketidakpastian, terutama
di kalangan profesional kesehatan yang disebabkan karena penyebaran dan
penularan yang cepat, keparahan gejala yang ditimbulkan, kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, dan kematian di kalangan tenaga kesehatan . Para profesional
perawatan kesehatan, terutama mereka yang berada di garis depan, berisiko lebih
tinggi terinfeksi, bekerja di bawah tekanan ekstrem, terpapar stres tinggi, waktu
kerja yang lama, beban kerja yang berlebihan, kadang-kadang tanpa pelatihan
yang tepat dan peralatan perlindungan pribadi yang memadai. Para profesional
kesehatan sangat rentan mengalami kelelahan fisik, ketakutan, gangguan emosi,
stigmatisasi, insomnia, depresi dan kecemasan, kesulitan, penggunaan narkoba,
gejala stres pasca-trauma dan bahkan bunuh diri (Kang et al., 2020). Selain itu
banyak perubahan yang terjadi di rumah sakit yang meningkatkan stress pada
perawat selama bekerja, perubahan tersebut diantaranya adalah perubahan
kebijakan, prosedur kerja, prosedur pelayanan terhadap pasien, dan lain-lain.
Pengalaman dalam menangani pasien Covid 19 juga membawa banyak pengaruh
bagi kesehatan mental tenaga kesehatan khususnya perawat. Dampak psikologis
yang dialami tenaga kesehatan tersebut khususnya perawat yang bekerja di rumah
sakit, sedikit banyak akan mempegaruhi dalam memberikan pelayanan kesehatan

1
2

kepada pasien sehingga pelayanan menjadi tidak maksimal. Penulis akan mencoba
mencaritahu dengan pasti bagaimana dampak psikologis yang dialami perawat
terhadap kinerja perawat dalam memberikan pelayanan terhadap pasien selama
masa pandemi Covid 19 ini khususnya di ruang rawat inap.
Hingga 30 Mei 2021, total kasus konformasi Covid 19 di dunia ada
169.597.415 kasus dengan 3.530.582 kematian (CFR 2,1%) di 222 negara
terjangkit dan 150 negara transmisi komunitas. Sedangkan situasi di Indonesia
hingga 30 Mei 2021, Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan 1.816.041
orang terkonfirmasi positif Covid 19 dan ada 50.404 kematian (CFR 2,8 %)
terkait Covid 19 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Diantara
kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi.
Data yang dihimpun oleh Badan PPSDMK menunjukkan bahwa hingga 11
September 2020, sebanyak 105 tenaga Kesehatan meninggal dalam penanganan
Covid 19 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur menyatakan sudah ada 156.326 orang yang terinfeksi Covid
19 dan 11.553 orang dinyatakan meninggal. Dari studi pendahuluan yang telah
dilakukan oleh penulis di RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya, sejak bulan
Maret 2020 sampai akhir Mei 2021 didapatkan data pasien yang terpapar Covid
19 adalah sejumlah 2.539 orang dan 462 pasien dinyatakan meninggal dalam
penanganan. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi ada 90 orang, 58
diantaranya adalah perawat dan tidak ada laporan kematian yang ditemukan. Dari
58 perawat yang terinfeksi Covid 19 tersebut, beberapa diantaranya terdampak
psikologisnya. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Dede
Nasrullah,dkk., dari 644 responden, sekitar 65,8% responden tenaga kesehatan di
Indonesia mengalami kecemasan akibat wabah COVID-19, 3,3% mengalami
kecemasan sangat berat dan 33,1% mengalami kecemasan ringan. Sedangkan 55%
tenaga kesehatan mengalami stres akibat wabah COVID-19, tingkat stres yang
sangat parah sebesar 0,8% dan mengalami stres ringan 34,5%. Tenaga kesehatan
yang mengalami depresi sebanyak 23,5%, depresi berat 0,5% sedangkan depresi
ringan 11,2% (Nasrullah, dkk., 2020). ). Dari studi pendahuluan melalui
wawancara yang dilakukan oleh penulis di tanggal 1 Juni 2021 kepada 10 perawat
didapatkan data bahwa 7 orang mengalami dampak psikologis dan 3 orang yang
3

tidak. Dari 7 perawat tersebut, perawat melakukan manajemen stress untuk


mengatasi dampak psikologisnya. Dampak psikologis yang dialami yaitu
kecemasan akan penularan terhadap diri sendiri atau keluarga di rumah, takut
akan dikucilkan atau dijauhi oleh tetangga di sekitar lingkungan rumah, stress
kerja karena kelelahan, takut tidak dapat menangani pasien Covid 19, dan takut
akan menghadapi prognosis yang buruk.
Stres terkait pekerjaan merupakan penyebab potensial bagi petugas kesehatan. Hal
ini terkait dengan kecemasan termasuk berbagai aktivitas baik depresi
menghadapi kematian dalam masyarakat yang berkembang, shift kerja yang
panjang, dan banyaknya tuntutan pekerjaan dalam menangani pasien COVID-19,
hal tersebut merupakan indikator penting terjadinya kelelahan psikologis (J. G.
Adams, 2020 & M. Mehta 2018).
Pandemi Covid 19 menyebar dengan cepat dan luas sehingga membawa
banyak perubahan terutama di bidang pelayanan kesehatan. Banyak terjadi
restrukturisasi dan reorganisasi dalam pemberian layanan kesehatan. Perawat
sebagai garda terdepan yang mengalami semua perubahan tersebut akan
mengalami dampak psikologis. Kesusahan dan kecemasan adalah reaksi normal
terhadap situasi yang mengancam dan tidak terduga seperti pandemi coronavirus.
Kemungkinan reaksi yang berhubungan dengan stres sebagai respons terhadap
pandemi coronavirus dapat mencakup perubahan konsentrasi, iritabilitas,
kecemasan, insomnia, berkurangnya produktivitas, dan konflik antar pribadi,
tetapi khususnya berlaku untuk kelompok yang langsung terkena dampak
(misalnya tenaga profesional kesehatan) (Rosyanti, 2020), khususnya perawat.
Pelayanan yang baik tidak terlepas dari adanya kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan yang baik (Kuncoro, 2005). Nursalam menyatakan kunci
utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat
mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi. Kinerja perawat sangat
ditentukan oleh faktor psikologis perawat yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan
emosional sangat penting karena ketika memberikan pelayanan, perawat
menemukan tantangan dan berbagai masalah yang dihadapi seperti lingkungan
kerja, karakter pasien, beban kerja, dll (Al-Assaf,2009). Oleh karena itu
Kesehatan emosional dan mental perawat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
4

kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dari data yang telah
ditemukan, beberapa perawat mengalami dampak psikologis selama masa
pandemic Covid 19 ini. Berbagai tekanan psikologis yang dialami secara langsung
dapat menghambat kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan.
Oleh karena itu penilaian kesehatan mental, pemberian dukungan, dan perawatan
kesehatan mental adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan mental pada perawat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana dampak psikologis perawat terhadap kinerja perawat selama

masa pandemi COVID-19 di ruang rawat inap RSUD Bhakti Dharma Husada

Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan dampak psikologis perawat terhadap kinerja perawat selama

masa pandemi COVID-19 di ruang rawat inap RSUD Bhakti Dharma Husada

Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Meneliti perubahan atau dampak psikologis yang dialami perawat selama masa

pandemi COVID-19 di ruang rawat inap RSUD Bhakti Dharma Husada

Surabaya.

2 Menganalisis dampak psikologis perawat terhadap kinerja perawat selama

masa pandemi COVID-19 di ruang rawat inap RSUD Bhakti Dharma Husada

Surabaya.
5

3 Mengidentifikasi kinerja perawat selama masa pandemi COVID-19 di ruang

rawat inap RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat digunakan sebagai informasi dalam pengembangan ilmu

keperawatan jiwa khususnya mengenai perubahan psikologis yang dialami

perawat dan pengaruhnya terhadap kinerja perawat selama masa pandemi

COVID-19.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data untuk peneliti dalam

memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik sebagai upaya mencegah

terjadinya dampak psikologis yang buruk bagi perawat yang nantinya dapat

mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan

pada pasien.

2. Bagi pasien

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, sehingga pasien akan

merasakan kepuasan dalam menerima pelayanan keperawatan.

3. Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam

upaya peningkatan kinerja perawat dalam meberikan pelayanan keperawatan yang

lebih baik.
6

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau

informasi bagi peneliti selanjutnya untuk dikembangkan yang berkaitan dengan

peningkatan kinerja perawat.

Anda mungkin juga menyukai