Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
Kata Pengantar
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Makalah
Kesehatan Reproduksi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Dosen Pengampu : Malida Fatimah, S. Psi., M. Cons pada Konseling Keluarga dan
Perkawinan (13F1). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Structural Family Therapy bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Malida Fatimah, S. Psi., M. Cons,
selaku Dosen Pengampu : Malida Fatimah, S. Psi., M. Cons yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
Penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan Penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
2
BAB I.........................................................................................................................................2
A. Latar Belakang................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................3
A. Sejarah Structural Family Therapy.................................................................................3
B. Tujuan Structural Family Therapy..................................................................................4
C. Prinsip-Prinsip Structural Family Therapy.....................................................................5
D. Teknik-teknik dalam structural model............................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
Kesimpulan.............................................................................................................................8
Daftar Pustaka............................................................................................................................9
BAB I
A. Latar Belakang
Keluarga memiliki arti khusus dan arti umum. Secara khusus, keluarga adalah suatu
ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa (biasanya berlainan
jenis) yang hidup bersama dengan atau tanpa anak –anak. Berdasar pengertian ini,
Pujosuwarno (1994) berpendapat ada empat unsur penting dalam keluarga, yaitu : a) keluarga
3
adalah persekutuan hidup antara pria dan wanita yang paling mendasar dan terkecil, b)
persekutuan hidup ini paling sedikit terdiri dari dua orang dewasa yang berlawanan jenis, c)
persekutuan terbentuk berdasar atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi, d) adakalanya
keluarga hanya terdiri dari laki – laki dan perempuan dewasa saja tanpa anak – anak atau
dengan anak – anak. Secara umum, keluarga adalah institusi sosial yang paling dasar. Artinya
dalam keluarga terjadi interaksi antar anggota yang mendalam sehingga kebutuhan akan
kasih sayang, dihargai dan diterima apa adanya dapat terpenuhi. Anggota keluarga, yang
biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak; dapat merasa aman dan nyaman hidup bersama di
dalam keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Structural Family Therapy?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Structural Family Therapy
4. Untuk mengetahui teknik apa saya yang ada dalam Structural Therapy
4
BAB II
SFT menggunakan, tidak hanya terminologi sistem khusus, tetapi juga sarana
untuk menggambarkan parameter keluarga kunci secara diagram . Fokusnya adalah
pada struktur keluarga, termasuk berbagai substrukturnya. Dalam hal ini, Minuchin
adalah pengikut teori sistem dan komunikasi , karena strukturnya ditentukan oleh
transaksi di antara sistem yang saling terkait di dalam keluarga. Dia menganut
gagasan sistem keutuhan dan keseimbangan, keduanya penting untuk gagasannya
tentang perubahan. Ciri penting SFT adalah bahwa terapis benar-benar masuk, atau
"bergabung", dengan sistem keluarga sebagai katalisator untuk perubahan positif.
5
baik dengan menggunakan ruang dan posisi (tempat duduk) di dalam ruangan, atau
dengan substruktur yang diinginkan meninggalkan ruangan (tetapi tetap terlibat
dengan melihat dari belakang cermin satu arah). Tujuan dari intervensi tersebut
seringkali untuk menyebabkan ketidakseimbangan sistem keluarga, untuk membantu
mereka melihat pola disfungsional dan tetap terbuka untuk restrukturisasi. Ia percaya
bahwa perubahan harus bertahap dan diambil dalam langkah-langkah yang dapat
dicerna agar dapat berguna dan bertahan lama. Karena struktur cenderung
mengabadikan diri, terutama bila ada umpan balik negatif, Minuchin menegaskan
bahwa perubahan terapeutik cenderung dipertahankan di luar batas sesi terapi.
6
Prinsip kedua adalah keseimbangan yang mengatakan bahwa suatu system secara
perlahan-lahan akan mengalami perubahan dan berubah menjadi lebih rumit,
kemudian akan kembali menjadi stabil secara perlahan-lahan pula. Prinsip
keseimbangan adalah salah satu sasaran SFT. Keadaan sistem keluarga yang tetap
kacau dan rumit menunjukkan bahwa keluarga dalam kondisi tidak berfungsi dan
masih memerlukan terapi.
Prinsip ketiga adalah pentingnya konteks masa kini. Sosial konteks keluarga
dapat meliputi keluarga inti. Keluarga yang diperluas (extended family), teman,
lingkungan sekolah, maupun lingkungan fisik yang berinteraksi dengan klien dan
keluarganya. Konteks masa kini menunjuk pada diri (self) klien, yaitu menunjuk pada
ekspresi karakteristik diri klien sekarang ; bukan perilaku dan emosi yang di
ekspresikan factor genetic biologis.
7
dekatnya anggota keluarga dan seberapa fleksibel aturan yang diterapkan (shpungin,
2012); sedangkan roles merupakan pola berulang yang senantiasa individu terapkan
ketika berinteraksi dengan yang lain, pola ini berkaitan dengan tugas yang diemban
oleh individu dalam keluarganya (shpungin, 2012). Hasil asesmen ini nantinya akan
disajikan dalam bentuk pemetaan keluarga (family mapping), sehingga akan terlihat
jelas interaksi antaranggota keluarga terutama yang mengalami disfungsi [ CITATION
San11 \l 1033 ]. Setelah mengetahui hal-hal di atas terapis dapat terbantu dengan
menerapkan teknik-teknik dalam konselingnya. Teknik-teknik structural model
diantaranya adalah sebagai berikut (Hadfiel, 2000):
1. Joining
Joining merupakan salah satu teknik utama dalam intervensi structural model.
Teknik ini menyoroti akan pentingnya hubungan empatik yang dikembangkan
terapis guna memodifikasi fungsi keluarga Minuchin (1974) dalam (Hadfiel,
2000). Fase ini perlu dibangun selama assesmen mengingat joining merupakan
syarat dilakukannya restrukturisasi (Minuchin, 1993 dalam Hadfiel, 2000).
Terdapat beberapa cara agar proses joining ini dapat dilakukan dengan lancar,
diantaranya adalah dengan tracking yaitu pencarian informasi oleh terapis
dengan pertanyaan terbuka guna mendapatkan ketertarikan dan kekhawatiran
anggota keluarga (Gladding, 1991c); mimesis atau meniru karakteristik
anggota keluarga yang ada, sehingga akan tercipta kedekatan dengan orang
yang bersangkutan. Seperti ketika dihadapkan dengan orang yang religius
maka terapis harus bersikap seolah-olah ia memiliki spriritualitas yang tinggi
(Minuchin, 1993 dalam Hadfiel, 2000); confirmation, hal ini melibatkan
penggunaan kata afektif untuk mencerminkan perasaan yang dapat
diekspresikan atau tidak terekspresikan dari anggota keluarga itu (Gladding,
1991c); Cara lain agar proses joining dapat berjalan lancar ialah melalui
akomodasi. Dengan akomodasi terapis nantinya akan membuat penyesuaian
pribadi untuk mencapai aliansi terapeutik (Gladding, 1998a) dalam Hadfiel
(2000).
2. Menetapkan boundary
8
mempertahankan batas atau jarak yang jelas antar subsistem juga krusial
pengaruhnya pada fungsi keluarga yang sehat (Hadfiel, 2000). Pada keluarga
yang boundary-nya dirasa terlalu kaku atau terlalu fleksibel terapis akan
mencoba membuat batas-batas otonom namun diperlukan untuk
memungkinkan pertumbuhan keluarga (Jones, 1980) dalam Hadfiek (2000).
Pembuatan batas ini dapat dilakukan secara fisik atau verbal. Secara fisik
dapat dilakukan dengan menggunakan anggota tubuhnya untuk melarang suatu
tindakan, sedangkan secara verbal dapat dilakukan dengan pemberian
instruksi. Terdapat 3 macam tipe umum dari boundaries yaitu (Gladding,
1991c):
4. Restructuring
5. Reframing
9
Strauss, 1983) dalam Hadfiel (2000). Reframing memungkinkan terapis dan
keluarga untuk fokus pada hal positif dan juga menantang hal yang negatif
(Minuchin et al., 1998) dalam Hadfiel (2000).
BAB III
Kesimpulan
Structural family therapy ( SFT ) adalah metode psikoterapi yang
dikembangkan oleh Salvador Minuchin yang membahas masalah dalam fungsi dalam
keluarga. Terapis keluarga struktural berusaha untuk masuk, atau "bergabung" pada
sistem keluarga dalam terapi untuk memahami aturan tak terlihat yang mengatur
fungsinya, memetakan hubungan antara anggota keluarga atau antara bagian dari
keluarga, dan pada akhirnya mengganggu hubungan disfungsional dalam keluarga ,
menyebabkannya stabil menjadi pola yang lebih sehat. Tujuan dari model ini adalah
Terapi struktural bertujuan untuk mengubah struktur disfungsional dengan mendorong
pertumbuhan dan dorongan pada individu untuk membangun dukungan keluarga.
Teknik-teknik structural model diantaranya adalah joining, menetapkan boundary,
enactment, restructuring, dan reframing.
Daftar Pustaka
Bartram, M. (1996). Clarifying Subsystem Boundaries in Grandfamilies. Contemporary
Family Therapy, 18(2), 267-277.
Gehart, DR; Tuttle, AR (2003). Perencanaan Perawatan Berbasis Teori untuk Pernikahan dan
Terapis Keluarga Mengintegrasikan Teori dan Praktik. Pacific Grove, CA:
Brooks/Cole/Thomson
10
Hadfiel, K. (2000). A Structural Family Therapy Approach to Counselling Families.
University of Manitoba: Faculty of Social Work.
Madanes, Cloe. (1981). Terapi Keluarga Strategis. Seri Ilmu Sosial dan Perilaku. Jossey
Bass. ISBN 9780875894874
Minuchin, S. (1974). Keluarga dan Terapi Keluarga. Harvard University Press. ISBN
9780674292369
11