DISUSUN OLEH :
ZUDI HERMAWAN
C.111.13.0144
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan.
Kegiatankonstruksi tentunya mengandung pekerjaan konstruksi yang padat akanaktifitas
dengan level resiko yang cukup tinggi. Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak
yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Efek
dari pekerjaan-pekerjaan tersebut apabila terjadi suatu kecelakaan, antara lain adalah
rusaknya peralatan yang digunakan, rusaknya lingkungan sekitar projek, serta
hilangnya nyawa pekerja.Memang banyak resiko yang akan dihasilkan dalam suatu proyek
konstruksi atau kegaiatankonstruksi yang berasal dari faktor internal maupun eksternal.Suatu
kegiatan konstruksi haruslah menjamin keamanan ataupaun keselamatan semuaunsur ataupun
element yang terkandung di dalam kegiatan konstruksi itu sendiri.Karena halitu adalah faktor
terpenting yang menunjang suksesnya suatu kegiatan konstruksi.Oleh karena itu suatu
kegiatan konstruksi haruslah dikelola dengan memperhatikanstandar minimal dan ketentuan
K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) yang berlaku. K3disini memang ditunjukan pada proyek
konstruksi dimana K3 itu sendiri adalah semacamsuatu peraturan ataupun standar yang harus
diiterapkan dalam suatu kegiatan konstruksi.Keselamatan dan Kesehatan Kerja memang
sangat diperlukan dalam dunia konstruksi,karena hal itu dapat menciptakan suasana yang
aman dalam melangsugkan kegiatankonstruksi.K3 melindungi banyak aspek mulai dari
pekerja konstruksi, keselamatan jiwa,sampai peralatan-peralatan yang dipakai dalam kegiatan
konstruksi itu sendiri.Dalam kegiatan konstruksi kesalahan-kesalahan yang ditimbulkan bisa
berasaldarifaktor teknis maupun dari faktor manusia itu sendiri.Dengan menerapakan K3
mungkin bisa meminimalkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan tersebut.
Keamanan dan Kesehatankerja melindungi kegiatan konstruksi itu sendiri agar dapat tercapai
hasil yang maksimal dalam penyelenggaraannya maupun hasilnya nanti.
Kesehatan di dalam K3 juga amat menunjang untuk kegiatan
konstruksi.Tentunyadalam bidang ini diobjekan pada manusia atau pekerja dalam konstruksi
itu sendiri.Faktor kesehatan menjadi penting karena ini juga demi kepentingan para pekerja maupun orang-
orang yang berperan dalam kegiatan konstruksi. Oleh karena itulah maka
pengetahuandibidang kesehatan (kedokteran) diperlukan, yaitu misalnya untuk mengetahui
zat-zat yangmembahayakan manusia dan cara pencegahannya. K3 dengan kepanjangan
Kesehatan danKeselamatan Kerja, dimana Kesehatan adalah unsur jangka panjang dan
Keselamatan adalah unsur jangka pendek dalam mencegah kecelakaan di tempat kerja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa k3 diperlukan dalam kegiatan konstruksi?2.
2. Apakah k3 sudah diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi di indonesia?3.
3. Apa sajakah peralatan yang memenuhi standar minimum k3 dalam proses konstruksi?
C. TUJUAN DARI K3
1. Melindungi kesehatan, keamanan, dan keselamatan dari tenaga kerja.
2. Meningkatkan efisiensi kerja.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
C. JENIS-JENIS APD
1. Alat Pelindung Kepala (helmit)
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung,
terkena benturan, terpapar oleh radiasi panas api, kejatuhan benda keras atau
benda tajam yang melayang di udara, terkena percikan bahan kimia. Jenis alat
pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), penutup atau
pengaman rambut, topi atau tudung kepala, dan lain-lain (Hal ini tertulis di
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010
tentang alat pelindung diri). Macam-macam alat pelindung kepala diantaranya
ialah :
1. Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,
panas/dingin.
2. Helm Pengaman (Safety Helmit) : Melindungi kepala dari benda
keras, benturan dan pukulan, terkena arus listrik dan terjatuh.
3. Hats/cap : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan
mesin-mesin berputar.
Kekurangan :
1. Sulit untuk memonitor tenaga kerja apakah memakai APD karena sukar
dilihat oleh pengawas.
2. Tingkat proteksinya lebih kecil dari tutup telinga.
3. Bila tangan yang digunakan untuk memasang sumbat telinga kotor, maka
saluran telinga akan mudah terkena infeksi karena iritasi.
4. Memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telinga untuk pemasangan
yang tepat.
5. Hanya dapat dipakai oleh saluran telinga yang sehat.
Kekurangan :
1. Tidak mudah dibawa atau disimpan.
2. Tidak nyaman dipakai ditempat kerja yang panas.
3. Dapat membatasi gerakan kepala pada ruang kerja yang sempit.
4. Harganya relatif lebih mahal dari sumbat telinga.
5. Efektifitas dan kenyamanan pemakainya dipengaruhi oleh pemakaian
kacamata, tutup kepala, dan rambut yang menutupi telinga.
A. KESIMPULAN
K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangatlah diperlukan dalam suatu
proseskonstruksi demi meminimalisasikan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
dalam kegiatankonstruksi. Itulah pentingnya penerapan K3 dalam konstruksi.Standar
K3 mencakup berbagai bidang, contohnya K3 dalam sistematika kerja maupun K3 dalam
peralatankonstruksi.Dengan menerapkan K3 dengan benar dalam sistematika kerja dapat
memperkecil peluang terjadinya kecelakaan ataupun kerusakan alat. Dengan memperhatikan
K3, suatu proses konstruksi akan berjalan aman,lancar, dan memperoleh hasil yang baik.
B. SARAN
Adabaiknya setiap pembangunan di Indonesiamenerapkan standar K3 dalam
kegiatankonstruksinya, oleh karena itu diperlukan pemahaman yang mendetail untuk K3 di
bidang pembangunan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://karyarpl.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-k3-umum-serta-pengaman-untuk.html
http://www.scribd.com/doc/56042742/K3#scribd
http://learnmine.blogspot.co.id/2015/01/dasar-teori-makalah-tentang-apd-dan-k3.html