Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH PRAKTEK MESIN DASAR

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RIFQI ABDILLAH

1502619009

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2021
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah Mata Kuliah Praktek Mesin Dasar ini.

Praktek Mesin Dasar ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
diambil pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta . Makalah
Mata Kuliah Praktek Mesin Dasar ini disusun untuk memenuhi tugas
akhir semester dari dosen pengampu Drs. Syaripudin,M.Pd.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu , kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan.

Terimakasih,

Jakarta, 14 Januari 2021

Muhammad Rifqi Abdillah


Daftar Isi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………… 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………….. 1
1.4 Metode Penelitian ………………………………………………………1

BAB II: ISI


2.1 Pengertian …………………………………………………………….. 2
2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut ……………………………………………. 2
2.3 Bagian-bagian Mesin Bubut …………………………………………... 3
2.4 Jenis-jenis Pembubutan ……………………………………………….. 4
2.5 Jenis-jenis Pahat Bubut ……………………………………………….. 4
2.6 Cara Mengasah Pahat Bubut ………………………………………….. 5

BAB III: PROSES PEMBUBUTAN


3.1 Alat Keselamatan Kerja ……………………………………………… 9
3.2 Alat dan Bahan ……………………………………………………….. 9
3.3 Langkah Kerja ……………………………………………………….. 10

BAB IV: PENUTUP


4.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 12
4.2 Saran ………………………………………………………………… 12
BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda
kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri, keadaan
mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya dalam industri
otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti
mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.Penggunaan mesin bubut juga dapat
dihubungkan dengan mesin lainseperti mesin bor ( drilling machine ), mesin gerinda ( grinding
machine), mesinfrais ( milling machine ), mesin sekrap ( shaping machine), mesin gergaji
( sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun ada salah satu hal yang paling
penting dari sebuah mesin adalah perawatannya.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir dari mata kuliah Praktek Mesin
Dasar, serta membuat bahan ilmu pengetahuan terkait mesin bubut dan lainnya.

1.2 Perumusan Masalah


a. Apa itu mesin bubut?
b. Apa saja fungsi mesin bubut?
c. Bagaimana cara mengoperasikan mesin bubut?
d. Bagaimana cara perawatan mesin bubut?

1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas akhir dari mata
kuliah Praktek Mesin Dasar, program studi S1 Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri
Jakarta. Mata kuliah ini mempelajari tentang mesin bubut dan alat-alat permesinan lainnya.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi literature yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Sumber dari data kepustakaan diperoleh
dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan mesin bubut.

1
BAB II: ISI
2.1 Pengertian
Proses bubut merupakan proses pengerjaan material dimana benda kerja dan alat pahat
bergerak mendatar(searah meja/bed mesin),melintang atau membentuk sudut secara perlahan
dan teratur baik secara otomatis atau pun manual. Pada proses pembubutan berlangsung, benda
kerja berputar dan pahat disentuhkan pada benda kerja sehingga terjadi penyayatan. Penyayatan
dapat dilakukan kearah kiri atau kanan,sehingga menghasilkan benda kerja yang berbentuk
silinder. Jika penyayatan dilakukan melintang maka akan menghasilkan bentuk alur,
pemotongan atau permukaan yang disebut facing (membubut muka).
Pengertian Mesin Bubut adalah Alat untuk mengubah bentuk benda kerja dengan jalan
menyayat dengan mengunakan pahat.Mesin bubut mempunyai primsip kerja sebagai berikut :
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.Mesin Bubut di bagi menjadi
beberapa jenis yaitu :
 Mesin Bubut Universal
 Mesin Bubut Khusus
 Mesin Bubut Konvensional
 Mesin Bubut dengan Koneksi Komputer ( CNC )

2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut


Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda
gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi
poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk
ulir.
Sedangkan gerakan-gerakan utama pada mesin bubut yaitu:
a) Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakanpada
pahat dan dinamakan gerak potong.
b) Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotonganna sejajar dengan
sumbu kerja. Gerakan ini disebut juga dengan gerakan pemakanan.
c) Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu kerja. Gerakan ini disebut dengan gerakan melintang atau pemotongan permukaan.

Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :


1. Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal.
Persamaankecepatan potong :
v=(π Dₒ N)/1000 Dₒ= diameter awal
N= kecepatan putar (rpm)
2. Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa
aksial(pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing)
2
3. Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu dalam
akanmenyebabkan pahat cepat rusak
4. Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan
5. Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan T=L/f_r
T = waktu potong (menit) L= panjang pemesinan (mm) fr= feed rate (mm/menit)

2.3 Bagian-bagian mesin bubut.


 Bed mesin / alas mesin: mempunyai bentuk profil memanjang yang berfungsi untuk
mendapatkan kedudukan eretan kepala lepas dan bril atau penyangga. Bed mesin harus
dilumasi supaya eretan dapat digeserkan kekiri dan kekanan dengan lancar dan
terhindar dari korosi.

 Kepala tetap: mempunyai sumbu utama dengan gerak utama berputar. Sumbu utama
merupakan poros transmisi dengan pully bertingkat atau roda gigi bertingkat, sehingga
pada kepala tetap mesin bubut terdapat lemari roda gigi dengan handle-handle pengatur
putaran sumbu utamanya.
 Eretan: bagian mesin yang digunakan untuk penyetelan, pemindahan posisi pahat
kearah memanjang, yang dapat dilakukan dengan gerakan kekiri atau kekanan secara
manual maupun otomatis.
a) Eretan memanjang biasanya digunakan untuk menggerakkan atau menyetel
posisi pahat kearah sumbu memanjang pada saat mesin sedang berjalan maupun
saat mesin dalam keadaan mati.
b) Eretan melintang ditempatkan memanjang dan gunanya untuk mengatur posisi
pahat kearah melintang. Pahat bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi
operator.
c) Eretan melintang ditempatkan memanjang dan gunanya untuk mengatur posisi
pahat kearah melintang. Pahat bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi
operator.
 Kepala lepas mesin bubut: Adalah bagian mesin bubut yang berfungsi untuk
mendapatkan senter kepala lepas, bor, senter bor, tap atau reamer. Untuk membubut
benda kerja yang panjang, biasanya benda kerja ini dipasang diantara dua senter kepala
lepas dan kepala tetap.
3
 Penyangga: digunakan pada saat membubut batang ulir yang panjang,dapat juga
berfungsi sebagai penahan gaya sentrifugal akibat putaran tinggi.
a) penyangga tetap: Penyangga ini dikunci pada bed mesin agar benda kerja dapat
berputar tetap pada sumbunya.
b) Penyangga jalan: dipasang pada eretan yang dikunci dengan baut. Fungsinya
untuk menahan atau menyangga benda kerja dari lengkungan akibat gaya tekan
dari pahat saat pemotongan atau penyayatan berlangsung.
 Batang transportur dan batang pengantar berfungsi untuk menggerakkan eretan
secara otomatis kekiri atau kekanan saat operasi pembubutan berlangsung.batang
transportur tidak berulir tetapi mempunyai alur pasak yang berfungsi untuk memutarkan
roda gigi yang berada pada eretan sehingga dapat bergerak kekiri atau kekanan dengan
teratur.
 Penjepit pahat: rumah pahat yang dipasang diatas eretan. Penjepit pahat berfungsi
sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat benda tetap kuat sejajar dengan
sumbu benda kerja

2.4 Jenis Jenis Pembubutan


1. Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu
benda kerja.
2. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
3. Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut : • Dengan memutar compound rest • Dengan menggeser
sumbu tail stock • Dengan menggunakan taper attachment.
4. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan
menggunakan referensi mal ulir (thread gauge).

2.5 Jenis-jenis Pahat Mesin Bubut


Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menuntut kita
untuk mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum dipakai. Gambar berikut

4
menjelaskan bentuk pahat bubut dan bentuk benda kerja yang di hasilkan. Bagian
pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan,artinya melakukan pemakanan dari
kanankekiri.

macam-macam bentuk pahat bubut


*gambar dari McMaster-Carr catalogue

Berdasarkan bentuknya,pahat bubut diatas dari kiri ke kanan adalah:

1. pahat sisi kanan


2. pahat pinggul/champer kanan
3. pahat sisi/permukaan kanan
4. pahat sisi/permukaan kanan(lebih besar)
5. pahat ulir segitiga kanan
6. pahat alur
7. pahat alur segitiga(kanan kiri)
8. paht ulir segitiga kiri
9. pahat sisi kiri
10. pahat pinggul kiri
11. pahat alur lebar

2.6 Cara mengasah Pahat Bubut


Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni. Dalam tutorial
mesin bubut kali ini yang kita pelajari adalah mengasah pahat bubut HSS. Pahat bubut

5
HSS dijual dalam keadaan blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang tersedia
biasanya mulai dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya 2",4",6"dst.
Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuah pahat bubut muka
kanan, yang akan kita pakai contoh dalam kasus mengasah pahat HSS kali ini,yaitu:
• menggerinda di bagian ujung
• menggerinda sisi kirinya
• menggerinda sisi atasnya
• membulatkan ujungnya
Pertama kita akan menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna
kuning dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar. Posisikan pahat agak miring ke
kiri 10-15 derajat. Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian
pahat bersntuhan dengan benda kerja nantinya.

Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali


mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik. Di bawah ini adalah
gambar setelah proses penggerindaan pertama.

6
Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat
pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada
model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi
sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda

Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model
ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai
bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika
terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan
pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat
ganjal tambahan saat menyetel

Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk
tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar
diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius
kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam.

7
Akhirnya,sebuah pahat sisi kanan,pahat yang paling umum digunakan membubut telah
jadi. Gambar dibawah menunjukkan contoh penggunaan pahat tersebut

8
BAB III: PROSES PEMBUBUTAN
3.1 Alat Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dilakukan saat bekerja di bengkel yaitu :
 Menggunakan pakaian kerja (wearpack)
 Tidak menggunakan cincin,jam tangan, dan perhiasan yang dapat memicu
terjadinya kecelakaan kerja.
 Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu
usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari
luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol (safety shoes).
 Tidak berambut gondrong, karena berbahaya saat menghadapi mesin dengan
putaran tinggi, karena rambut tersebut bisa tersangkut dalam putaran mesin
tersebut dan memicu terjadinya kecelaaan kerja
 Gunakan kacamata pelindung (safety goggles) untuk melindungi mata dari tatal
bubut atau tatal gerinda yang beterbangan.
 Gunakan masker agar debu sisa produksi tidak terirup masuk ke paru-paru
 Tidak bercanda dan terburu-buru dalam mengerjakan pekerjaan, atau saat
mengoperasikan mesin.
 Ikuti standard dan prosedur keselamatan kerja yang ada di dalam bengkel
dengan baik.

3.2 Alat Dan Bahan


 Mesin bubut
 Benda kerja
 Center putar
 Kunci chuck
 Kunci Pahat
 Pahat Bubut rata
 Pahat bubut alur
 Pahat bubut radius
 Center Bor
 Kunci center bor.
 Center
 Mata bor Ø 3mm,
 Mata bor Ø 8,5mm
 Kunci Chuck bor.
 Kunci pas 18 dan 19
 Vernier caliper
 Kunci pas

9
3.3 Langkah Kerja
1. Bubut Rata
 Pasang Benda kerja pada chuck,pastikan benda kerja yang menonjol pada chuck
tidak lebih dari setengah panjang keseluruhan benda kerja,setelah itu kunci
chuck dengan kuat.
 Selanjutnya pasang pahat bubut,pastikan ujung pahat bubut sejajar dengan senter
putar dan dan pahat yang menonjol tidak lebih dari 2 kali lebar pahat.
 Menentukan kecepatan spindel,yang akan di gunakan 430 rpm sehingga tuas-
tuas diarahkan ke B2
 Menetapkan titik nol benda kerja,langkah ini dilakukan dengan menggoreskan
ujung pahat pada permukaan benda kerja,setelah tergores baru atur spindel pada
angka 0.
 Jika sudah,masukan kedalaman pemakan dengan menggunakan eretan melintang
sesuai dengan benda kerja dan bahan pahat serta kemampuan mesin.
 Setelah itu nyalakan mesin,dan pahat dimajukan menggunakan eretan
memanjang,lakukan penyayatan,penyayatan dilakukan secara terus menerus
sampai dengan ukuran yang di inginkan.

2. Bubut Bertingkat
 Dekatkan senter putar,lalu jepit benda kerja pada cekam dengan kedalaman
sekitar 10mm (tidak terlalu dalam), tahan ujung benda kerja menggunakan
senter putar lalu kunci benda kerja dengan kencang pastikan penjepitan terikat
dengan baik.
 Atur panjang rahang sigmat (ukuran disesuaikan) misal 120mm,tempatkan ekor
sigmat pada permukaan benda kerja dekatkan ujung pahat bubut dengan ekor
sigmat lalu gores permukaan benda dengan pahat dengan cara diputar dengan
tangan sebagai tanda ujung pembubutan 120mm jika sudah pindahkan pahat ke
ujung benda kerja.
 Nyalakan spindel mesin bubut berlawanan arah jarum jam lalu sentuhkan ujung
pahat pada permukaan benda kerja secara perlahan dan geser kekanan,lalu
setting kedalaman penyayatan di angka 0.
 Lalu atur kedalaman penyayatan sedalam 1mm,lakukan pembubutan dengan
eretan memanjang hingga batas ukur yang di inginkan misal 120mm,usahakan
pergerakan pahat selama penyayatan bergerak konstan (tanpa jeda berhenti),jika
sudah sampai batas ukuran 120mm mundurkan pahat,kembalikan pahat ke posisi
awal pembubutan.
 Lalu cek ukuran diameter benda kerja,misal didapatkan hasil ukuran 24,40
mm,jika ukuran yang di inginkan adalah 20 mm dengan ukuran awal 24,5 mm
serta kedalaman penyayatan 1 mm pada tiap tahap pembubutan makan
dibutuhkan 4 tahap lagi supaya mencapai ukuran yang di inginkan yakni dari
diameter 24,5-23-5-22,5-21,5 dan sampai 20,5 menjadi diamater 20 mm.lakukan
pembubutan sampai dengan ukuran 20 mm.jika sudah bisa di cek ukuran
menggunakan vernier caliper.

10
3. Bubut Alur
 Pasang benda kerja pada chuck,lalu kunci benda kerja supaya tidak terlepas pada
saat mesin dinyalakan
 Selanjuynya memberi tanda lebar alur yang akan dibuat dengan ukuran yang
diinginkan misalnya 5 mm,lalu pasang pahat alur pada rumah pahat,pastikan
ujung pahat sejajar dengan senter putar dan juga pastikan pahat alur lurus
terhadap benda kerja
 Selanjutnya nyalakan mesin dan dekatkan pahat alur pada pangkal benda kerja
dengan putaran 120 rpm,penyayatan dilakukan secara perlahan dengan
menggunakan eretan melintang hingga mencapai diameter yang di tentukan
 Jika sudah ukur diameter yaitu 10 mm,selanjutnya kerjakan bidang kedua dan
menyesuaikan dengan lebar alur tadi (5mm) ,lakukan penyayatan secara
perlahan dengan menggunakan eretan melintang
 Jika ukuran sudah sesuai 10 mm maka dilakukan finishing dengan menggerakan
pahat alur ke kiri lalu pahat alur di keluarkan.

4. Bubut Tirus
 Setelah permukaan bubut tirus mencapai diameter terbesar pada tirus selanjutnya
yaitu benda kerja di cekam pada chuck lalu kendurkan pengunci dudukan eretan
atas menggunakan kunci pas.
 Selanjutnya atur kemiringan eretan atas sesuai ukuran yang ditentukan misal 14°
kearah kanan setelah tepat maka kencangkan pengunci dudukan eretan atas
kembali pastikan pahat bubut sudah sejajar dengan senter putar
 Lalu nyalakan mesin dan lakukan penyayatan dengan menggerakan eretan
atas,penyayatan dilakukan terus menerus hingga akhir dari penyayatan
membentuk diameter terbesar tirus.
 Ada beberapa cara untuk melakukan pembubutan tirus yaitu dengan
menggerakan eretan atas dan menggeser kepala lepas dengan menggunakan
taper attachment
 Agar hasil pembubutan tirus halus sebaiknya menggunakan kedua
Jika pembubutan tirus sudah sampai diameter terbesar,maka pembubutan telah selesai
dilakukan.

11
BAB IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil laporann di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada prinsipnya proses pembubutan adalah mengurangi berat dan volume benda
kerja, dan proses pembubutan hanya dapat dilakukan pada benda kerja
yang berbentuk silindris.
2. Kecepatan dalam menggerakkan longitudinal feed handwheel ataupun cross
slide handwheel sangat mempengaruhi halus kasarnya hasil pembubutan.
3. Kecepatan makan benda kerja akan semakin besar apabila gerak makan dan
putaran poros spindle diperbesar.
4. Hasil bubutan yang baik akan ditandai dengan sayatan yang berbentuk panjang-
panjang.
5. Ketepatan memilih bagian mana dahulu yang hendak dikerjakan akan sangat
menentukan untuk menyelesaikan benda kerja tepat waktu.
6. Waktu yang diperlukan untuk proses pembubutan akan semakin lama apabila
kedalaman potong dan panjang pemotongan yang digunakan lebih besar,apabila
gerak makannya diperbesar dengan panjang pembubutan tetap waktuyang
diperlukan akan semakin pendek.

4.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan setelah melakukan pengamatan ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktikum mesin bubut, hendaknya segala sesuatu
yang berkaitan dengan mesin bubut baik itu cara pengoprasian atau factor- factor
keamanan harus diperhatiakan sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi hal – hal
yang tidak diinginkan pada saat melakukan praktikum.
2. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum
membubut hendaknya mempelajari fungsi bagian-bagian dari mesin bubut dan
modul praktikum terlebih dahulu.
3. Pahat yang digunakan saat praktikum agar diperbaharui sehingga pada saat
melakukan proses pembubutan hasil yang diperoleh maksimal
4. Dalam membubut untuk awalan sebaiknya proses membubut dilakukan secara
manual, walaupun hasilnya kasar tidaklah masalah untuk menghemat waktu dan
setelah hendak finishing barulah gunakan pembubutan otomatis untuk hasil
permukaan yang halus.

12

Anda mungkin juga menyukai