14788-Article Text-34343-5-10-20200427

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal.

12 – 27
(Received:03-03-2020; Revised:02-04-2020; Accepted:03-04-2020)

Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 32 – 39

Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Mencegah Paham Radikal


Sri Rahayu Pudjiastuti a, 1*
aPasca Sarjana STKIP Arrahmaniyah Depok, Indonesia
1yayu.pudjiastuti@gmail.com
*Korespondensi penulis

Informasi artikel ABSTRAK


Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberi kontribusi pemikiran,
Diterima: gagasan dan strategi dan upaya dalam melakukan internalisasi nilai-nilai
28-03-2020 Pancasila untuk mencegah perkembangan paham radikal. Penulisan ini
Disetujui: menggunakan metode deskriptif yang dilihat secara komprehensif integral.
10-04-2020 Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa; kondisi internalisasi nilai-nilai
Pancasila saat ini adalah; lemahnya sistem pendidikan, resistensi terhadap
ideologi Pancasila, kurangnya keteladanan pemimpin, dan meningkatnya
pengaruh negatif dari nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila.
Kata kunci: Internalisasi nilai-nilai Pancasila dilakukan dengan cara; penguatan sistem
Internalisasi pendidikan, peningkatan jati diri dan karakter bangsa, peningkatan komitmen
Nilai-nilai Pancasila pemimpin nasional, peningkatan pemahaman nilai-nilai Pancasila pada
Paham Radikal kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan daya tangkal akan pengaruh
negatif melalui pendidikan, sosialisasi dan kerjasama. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat meningkatkan
kewaspadaan masyarakat dalam menangkal penyebaran paham-paham
radikal.
ABSTRACT
Pancasila Values Internalisation to Prevent Radical Ideology. This
Keywords: descriptive research aims to contribute thoughts, ideas and strategies and
Internalisation efforts to internalize the values of Pancasila to prevent the development of
Pancasila Values radical understanding. This writing uses a descriptive method that is seen as
Radical a comprehensive integral. The results showed that the current conditions of
Understanding internalizing Pancasila values were; weak education system, resistance to the
ideology of Pancasila, lack of exemplary leaders, and the increasing negative
influence of external values that are not in accordance with Pancasila. The
internalization of Pancasila values is done by; strengthening the education
system, enhancing national identity and character, increasing the
commitment of national leaders, increasing understanding of Pancasila
values in daily life to increase the deterrence of negative influences through
education, outreach and cooperation. This study concludes that the
internalization of the values of Pancasila can increase community awareness
in counteracting the spread of radical ideas.

Copyright © 2020 (Sri Rahayu Pudjiastuti). All Rights Reserved

How to Cite: Pudjiastuti, S. R. (2020). Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Mencegah Paham Radikal. Jurnal
Ilmiah Mimbar Demokrasi, 19(2), 32-39. DOI: 10.21009/jimd.v19i02.14788
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Allows
readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to
use them for any other lawful purpose. The journal hold the copyright.

32| DOI: 10.21009/jimd.v19i02.14788 email: jmd@unj.ac.id


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 32 – 39
Pendahuluan nasionalisme masyarakat kepada NKRI. Dari
Persebaran paham radikal dan intoleran fenomena-fenomena berkembangnya paham
memang sudah marak terjadi di mana-mana, radikal yang terjadi di ranah publik,
termasuk di Indonesia, hal ini dapat menunjukkan akan semakin lemahnya
membahayakan, karenanya harus segera internalisasi dari nilai-nilai Pancasila di dalam
mengambil langkah untuk dapat menangkalnya. masyarakat maupun penyelenggara negara,
Menurut lembaga kajian Leimena Institute, khususnya pada nilai-nilai praksis Pancasila yang
bahwa paham radikal sudah masuk ke sekolah- ditunjukkan dengan semakin memudarnya
sekolah dan mempengaruhi siswa-siswa toleransi sosial dan seringnya terjadi konflik
(BBC.com, 2017). Tidak terinternalisasinya horizontal yang berdimensi keagamaan.
pendidikan Pancasila, berdampak buruk pada Dengan melihat fenomena dan fakta yang
pemahaman guru dan siswa mengenai telah diuraikan, maka formulasi pokok masalah
bagaimana hidup dalam masyarakat yang adalah internalisasi nilai-nilai Pancasila belum
multikultural. Kurikulum pendidikan Pancasila terselenggara dengan baik sehingga tidak dapat
dan kewarganegaraan sangat minim dalam menangkal penyebaran paham radikal secara
mengkaji multikulturalisme. Hal ini karena optimal. Untuk itu perlu dirumuskan konsepsi
materi Pancasila tidak diinternalisasikan dalam untuk lebih mengoptimalkan upaya internalisasi
kehidupan di sekolah, di rumah maupun di nilai-nilai Pancasila.
masyarakat (Napitupulu, 2017). Ancaman Menurut Kalidjernih (2010) internalisasi
terhadap ideologi kebangsaan semakin nyata, hal adalah penanaman perilaku, sikap dan nilai
ini diiringi dengan menguatnya kelompok radikal seseorang yang didapatnya dalam proses
dan garis keras yang mulai menyebarkan paham- pembinaan, belajar dan bimbingan, di mana
paham radikal untuk mempengaruhi masyarakat siswa yang belajar dapat diterima sebagai bagian,
Indonesia di mana bertujuan untuk mengubah yang mengikat diri mereka dalam nilai dan
ideologi Pancasila menjadi ideologi lain. Apalagi norma yang berlaku dalam masyarakat
terdapat partai politik yang merangkul dan Humannira, 2016).
bekerjasama dengan kelompok-kelompok garis John Finley Scott (1971) menyatakan
keras tersebut (Suparman, 2017). bahwa internalisasi melibatkan suatu ide, konsep
Menurut kepala BNPT, penyebaran paham dan tindakan yang mengalir dalam pikiran kita
radikal dan intoleran sudah terjadi secara dengan mengalami pergerakan dari luar menuju
sistematis. Paham ini diajarkan kepada anak- pikiran sebagai suatu kepribadian. Struktur dan
anak dilembaga pendidikan dasar hingga kejadian dalam masyarakat lazim membentuk
perguruan tinggi (Suparman, 2017). Hal ini pribadi yang dalam dari seseorang sehingga
disebabkan karena rendahnya internalisasi nilai- terjadi internalisasi (Humannira, 2016). Hal ini
nilai Pancasila kepada sekelompok masyarakat berarti, internalisasi adalah proses yang
dan generasi muda (Sumardjoko, 2017). Banyak dilakukan berkali-kali di dalam meniru tindakan
generasi muda kita yang mengabaikan isi seseorang, hingga akhirnya keadaan ini menjadi
Pancasila baik secara harfiah maupun maknawi. suatu pola yang mantap dan norma yang
Fenomena lain yang menunjukkan telah mengatur tindakannya dibudayakan, hingga nilai
bergesernya atau melemahnya ideologi Pancasila tersebut diyakini menjadi pandangan dan
adalah dengan melihat dari banyaknya Peraturan tindakan moral seseorang. Untuk meningkatkan
Daerah (Perda) yang telah direvisi oleh pemahaman dan implementasi nilai-nilai
Kementrian Dalam Negeri karena Perda ini Pancasila pada masyarakat, harus diiringi dengan
tidak relevan dengan nilai-nilai Pancasila (Detik, upaya dari luar masyarakat yang dalam hal ini
2015). adalah pemerintah untuk menciptakan
Banyak produk hukum dan tindakan lingkungan pendidikan, keteladanan serta contoh
penegakkan hukum yang kurang mencerminkan perilaku yang mendukung dalam
nilai-nilai Pancasila, yang tersirat dengan belum pengimplementasian nilai-nilai Pancasila
dirasakannya keadilan serta rendahnya nilai sehingga nilai-nilai tersebut dapat dengan mudah
moral dan akhlak di masyarakat. Selain itu, terinternalisasi dalam diri masyarakat.
kasus-kasus korupsi yang banyak menjerat para Dalam teori habitus dijelaskan bahwa,
penyelenggara negara menjadi suatu contoh habitus adalah disposisi yang menjadi dasar
buruk yang dipertontonkan kepada masyarakat kepribadian seseorang. Wujud disposisi bisa
sehingga dapat melunturkan rasa cinta dan berupa sikap, kecenderungan dalam

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |33


JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI
VOL.19, NO.2, April 2020
INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKAL
Sri Rahayu Pudjiastuti
Hal. 32-39

mempersepsi, merasakan, bertindak dan berpikir secara komprehensif integral tentang


yang dibatinkan individu berkat kondisi obyektif internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam mencegah
keberadaan seseorang. Konsep habitus dalam perkembangan paham radikal. (Pudjiastuti;
revolusi mental bisa dilaksanakan bila 2019).
masyarakat dengan kehendak kuat dan
kebebasannya berjuang keluar dari determinisme Hasil dan pembahasan
mindset lama; mentalitas menerabas, kebiasaan a) Penghambat internalisasi nilai-nilai
korupsi, dan lemahnya etos kerja. Pancasila.
Teori Giddens (1989) menjelaskan bahwa Penghambat internalisasi nilai-nilai
dialektika hubungan antara agent dan struktur Pancasila; (1) lemahnya sistem pendidikan;
sosial merupakan habitus yang akan temuan dalam penelitian yang dilakukan
menerjemahkan arah orientasi sosial. Seperti hal MAARIF Institut dalam beberapa hal bersifat
nya perubahan habitus butuh modalitas dan menguatkan beberapa penelitian terdahulu
sistem, demikian pula perubahan struktural mengenai adanya benih-benih radikalisme yang
menurut Giddens juga membutuhkan perubahan menyasar anak muda, utamanya pelajar SMA.
modalitas (kerangka penafsiran, fasilitas, norma). Demikian juga dengan SETARA Institut yang
Dalam struktur sosial, terkandung aturan-aturan pada Juni 2008 melakukan survei mengenai
dan sumber daya atau seperangkat relasi pandangan generasi muda terhadap persoalan
transformatif, tindakan kolektif diorganisir kebangsaan, pluralitas dan kepemimpinan
sebagai bagian dari sistem sosial. nasional (Setara Institut; 2008). Yang mana
Penanaman nilai-nilai bila mau efektif harus dalam survey tersebut, gejala fundamentalisasi
memperhitungkan tiga prinsip terbentuknya agama pada generasi muda diukur melalui
karakter; pertama, karakter dibentuk oleh apa persetujuan pada hadirnya peraturan daerah
yang kita lakukan, bukan oleh yang kita katakan, berbasis agama, setidaknya 56,1%
ketahui atau yakini; kedua, setiap pilihan atau menyetujuinya. Sementara 36,2% menyatakan
keputusan membantu mengarahkan akan tidak.
menjadi orang semacam apa; ketiga, karakter Survei Lembaga Kajian Islam dan
mengandaikan keberanian bertindak tepat, meski Perdamaian (LaKIP), dibawah pimpinan
menyadari penuh resiko. Tiga prinsip itu Bambang Pranowo pada Oktober 2010 hingga
merupakan cara bagaimana mekanisme Januari 2011, menjelaskan 50% siswa setuju
pembentukan habitus dipancing untuk bekerja. tindakan radikal. Jumlah yang menyatakan setuju
Hanya saja dalam pembentukan habitus selalu dengan kekerasan untuk solidaritas agama
dikaitkan dengan kelas sosial atau lingkungan 52,3% siswa dan 14,2% membenarkan serangan
budaya/tradisi tertentu. Dalam konteks ini, bom (http://www.bbc.com; 3 Oktober 2017).
habitus tidak bisa direduksi menjadi hasil dari Hal ini tentu menjadi perhatian semua pihak,
teori behaviorisme. Maka salah satu pilar terutama yang meyakini bahwa fundamentalisasi
pembentukan karakter adalah displaying character, keagamaan adalah simtom awal bagi pandangan
yaitu perwujudan karakter dalam praktek proses keagamaan yang dalam taraf tertentu menjadi
belajar-mengajar yang melibatkan semua pembenar bagi tindakan intoleran dengan
pemangku kepentingan, baik secara individual menggunakan argumen keagamaan serta
(pendidikan, pejabat struktural, karyawan, melanggar terhadap kebebasan beragama yang
mahasiswa, orang tua), maupun praktek lembaga terkandung dalam nilai-nilai religiusitas pada sila
(core values, kode etik dan peraturan-peraturan). pertama Pancasila.
Sikap anti nasionalisme juga pernah
Metode ditemukan di Kabupaten Karanganyar Jawa
Dalam penulisan ini menggunakan metode Tengah ada sekolah dan aparat sipil negara
konseptual analisis yang didukung data sekunder menyatakan tidak mau hormat pada sang saka
dan studi literatur. Pendekatan untuk merah putih dan lagu Indonesia Raya. Salah
menganalisis data berdasarkan perspektif seorang murid SMP mengaku tidak tahu lagu
kepentingan nasional, integratif serta analisisnya Indonesia Raya, tidak hapal Pancasila, karena
adalah multidisiplin sesuai dengan kerangka tak pernah diajarkan oleh guru di sekolahnya
teoritis yang digunakan. Bahan-bahan yang (Satriawan, 2011). Temuan berbagai lembaga
dikumpulkan dengan metode tersebut dilihat riset ini telah menyadarkan kita bahwa krisis

34| Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 32 – 39
kebhinekaan yang termanifestasi melalui dalam kurikulum pendidikan, namun tidak pada
menguatnya fundamentalisasi di kalangan anak tataran dihayati apalagi diimplementasikan.
muda semakin memprihatinkan (Muhammad & (3) Kurangnya keteladanan pemimpin;
Pribadi, 2013). Kondisi seperti ini tidak bisa Pemimpin belum dapat bersikap seperti pamong
dibiarkan begitu saja ketika bangsa dan negara dalam memberikan asah, asih, asuh kepada
ini menaruh harapan yang tinggi dari generasi rakyat yang dipimpinnya, dan kemampuan
muda dalam kaitan dengan nasionalisme ke seperti itu hanya bisa dicapai apabila pemimpin
Indonesiaan sebagai negara bangsa. benar-benar mehami dan mengimplementasikan
(2) Resistensi terhadap ideologi Pancasila; hakikat nilai-nilai luhur Pancasila dan dalam
Berbagai fenomena saat ini menunjukkan betapa kehidupan sehari-hari. Korupsi yang terus
nilai-nilai Pancasila mengalami erosi dan mendera para elite politik dan penyelenggara dan
degradasi. Bahkan ketua fraksi PKB di MPR penyelenggara negara, berkontribusi dalam
Lukman Edy menyatakan, ada sekitar 50 juta menciptakan kemiskinan, pengangguran dan
rakyat Indonesia anti Pancasila. Beliau ketidak adilan sosial yang menjadikan semakin
mengatakan “paling tidak sekitar 50 juta rakyat suburnya lahan radikalisme internasional
Indonesia anti-Pancasila. Angka ini tentu berkembang. Radikalisme juga terpicu dengan
mengejutkan tapi ini memang hasil dari survei adanya pandangan perlakuan tidak adil baik
secara acak dari berbagai institusi” (Fajar, 2011). secara prosedural maupun distributif yang
Hasil survei BPS menyebutkan 27% rakyat dilakukan oleh negara barat dibawah pimpinan
Indonesia tidak perlu Pancasila. Bahkan Amerika Serikat dengan lembaga ekonomi dan
penelitian seorang Profesor UIN menyatakan politik nya yaitu; IMF, World Bank, dan WTP.
28% setuju radikalisasi, dan lembaga kajian di Dari sisi ketidakadilan internasional PBB tidak
Jakarta menyebutkan 10% pemuda Indonesia adil karena lebih memihak negara-negara
menginginkan syariat Islam menjadi dasar dibelahan bumi bagian utara yang menerapkan
negara. Angka sebesar ini seharusnya dijadikan standar ganda dalam hubungan mereka dengan
peringatan buat Indonesia, dan sekaligus Israel dan sangat berbeda perlakuan mereka
seharusnya menjadi perhatian khusus dari terhadap negara-negara yang berpenduduk
pemerintah (Fajar, 2011). Tidak dapat di mayoritas beragama Islam (Ancok, 2015).
pungkiri kalau saat ini timbul pendiskriditan (4) Pengaruh negatif meningkat; Globalisasi
Pancasila, bahkan orang beranggapan tidak ada adalah sebuah proses integrasi internasional yang
manfaatnya membicarakannya, sebab khawatir terjadi dikarenakan adanya pertukaran cara
akan dianggap ingin menghidupkan kembali pandang, pemikiran, serta aspek budaya
Orde Baru. Dari fenomena bidang politik, terhadap dunia. Globalisasi dapat dilakukan
pimpinan politik masih terlihat mementingkan dengan melewati batas-batas negara sehingga
kompetisi mengenai jabatan dan kekuasaan globalisasi memiliki dampak negatif bangsa dan
sehingga tidak jarang yang menghalalkan segala negara karena banyak masyarakat Indonesia
cara untuk menang, tidak lagi menegakkan sudah melupakan Pancasila, bahkan menyebut
demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai lima sila dalam Pancasila sudah tidak bisa,
Pancasila. apalagi mengimplementasikan nilai-nilai yang
Resistensi generasi muda terhadap Ideologi terkandung di dalamnya (http://halra.com; 10
Pancasila dapat dilihat dari penurunan Agustus 2017). Pada perkembangan era
internalisasi nilai-nilai tersebut. Hal ini teknologi saat ini, berbagai benturan, pergeseran,
dikarenakan nilai-nilai tersebut bagi beberapa menggoyah nilai-nilai budaya bangsa berdasar
komponen bangsa/generasi muda dianggap Pancasila selalu terjadi. Pengaruh-pengaruh
tidak populer dibandingkan nilai-nilai luar yang negatif tersebut banyak datang melalui media
mereka anggap cocok untuk dijadikan nilai internet.
tertentu pada diri mereka. Bahkan pada Dari sisi pengguna, angka mengejutkan
beberapa hal, nilai-nilai Pancasila dianggap terlihat dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara
sebagai nilai yang identik dengan Orde Baru Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Lembaga
sehingga setiap hal yang berbunyi Pancasila akan Polling Indonesia (LPI) yang mengungkapkan
dianggap sebagai bangkitnya Orde Baru. Saat ini bahwa angka pengguna internet Indonesia pada
pada kenyataannya penanaman nilai-nilai tahun 2016 telah mencapai angka 132,7 juta
Pancasila hanya sebatas pada diajarkan/tidak ada pengguna atau setara 51,7% dari populasi
penduduk sebesar 256,2 juta jiwa. Angka

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |35


JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI
VOL.19, NO.2, April 2020
INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKAL
Sri Rahayu Pudjiastuti
Hal. 32-39

tersebut melonjak dari tahun 2014 yang nilai keyakinan intrinsik ini sudah menjadi
jumlahnya hanya 88,1 juta, angka ini masih akan pandangan dasar kehidupan bermasyarakat
terus bertambah mengingat ketersediaan Indonesia sehari-hari, sekaligus menjadi sebuah
perangkat, fasilitas, serta sarana prasarana keyakinan dasar indeologis yang
penunjang internet yang masih terus menerus membedakannya dengan ideologi bangsa-bangsa
berkembang. Dari hasil lembaga riset lain di dunia. Kelima nilai dasar tersebut juga
internasional “We Are Social” menyebutkan merupakan nilai-nilai keagungan dari keberadaan
bahwa Indonesia berada pada peringkat satu masyarakat negara bangsa Indonesia dalam
dunia dengan pertumbuhan 51% dikategori setiap aspek kehidupan sosial yang
Growth In Internet User melampaui Amerika, mengantarkan terwujudnya masyarakat
China serta negara lain di dunia Indonesia yang adil dan makmur berlandaskan
(http://wearesocial.com; 2 Oktober 2017). Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia
Angka penyalahgunaan internet masih saja 1945.
terjadi. Maraknya berbagai kasus penipuan, c) Nilai-nilai internalisasi Pancasila yang
pornografi dan pelecehan seksual, meningkatnya mampu menangkal paham radikalisme
judi online dan transaksi narkoba melalui sosial Nilai-nilai internalisasi Pancasila yang diharapkan
media serta kasus kampanye hitam melalui mampu menangkal paham radikalisme; (1)
internet juga turut menambah daftar dampak menguatnya sistem pendidikan, pendidikan
buruk internet yang mengundang perhatian merupakan salah satu komponen saja dari
banyak pihak. Pencurian akun sosial media, berbagai komponen bangsa. Pendidikan agama
rekening bakn online dan virtual money juga secara khusus, menjadi bagian dari pendidikan
sedang marak, selain itu kasus kejahatan didunia nasional yang diamanatkan dalam UU No.20
maya bahkan telah sampai pada pengrusakan tahun 2003, dan karenanya di akui oleh negara,
dan pencurian portal atau situs penting milik seperti disebutkan: jenis pendidikan mencakup
pemerintah. Munculnya cyberbullying melalui pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
jejaring sosial yang beredar dikalangan remaja vokasi, keagamaan, dan khusus. Pendidikan
dan anak-anak usia di bawah umur termasuk hal agama dirumuskan dalam PP No. 55 tahun
penting mengerikan sebab dapat mengganggu 2007. Pendidikan memberi pengetahuan dan
perkembangan psikologi dan kepribadian yang membentuk sikap, kepribadian, serta
bersangkutan. Dari aspek sosial dan moral, ketrampilan peserta didik dalam mengamalkan
dampak negatif yang paling mungkin akan ajaran agamanya, yang diterapkan melalui mata
terjadi adalah menurunnya kedalaman sosial, pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan
tergerusnya rasa kebersamaan dan gotong jenis pendidikan. Saat ini, pendidikan
royong atau nilai kesetaraan pada sila ketiga kewarganegaraan memainkan peran strategis dan
Pancasila. Sifat-sifat masyarakat saat ini penting dalam melestarikan, meningkatkan, dan
cenderung individualis dan dorongan untuk mentransformasikan nilai-nilai ideologi dan
selalu ingin mendapatkan pujian orang lain dapat nasionalisme negara kepada generasi muda
mengancam para pengguna internet mayoritas (Bunyamin,2008). Model internalisasi
adalah remaja, generasi penerus bangsa. pembelajaran nilai-nilai Pancasila dan
b) Implementasi internalisasi Pancasila mengimplementasikannya di sekolah dengan
Dalam tulisan ini, penulis memotret kondisi menggunakan berbagai model yang berbeda
yang terjadi saat ini menggunakan nilai-nilai dalam setiap pembelajaran seperti model
keyakinan intrinsik yang menjadi panduan dasar. ceramah, diskusi, pemecahan masalah, jigsaw,
Nilai-nilai keyakinan intrinsik ini merupakan audio visual, studi kasus dan permainan
sebuah national living road map yang mengantarkan peran.(Wiratomo, Wahono, & Kristiono, 2017)
bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa (2) Penerimaan terhadap ideologi pancasila;
Pancasila, karena nilai-nilai keyakinan intrinsik temuan dalam pemetaan yang dilakukan
tersebut menjadi jiwa dan nafas kehidupan dari MAARIF Institut dalam beberapa hal bersifat
kelima sila yang ada dalam Pancasila. Nilai-nilai menguatkan beberapa penelitian terdahulu
keyakinan intrinsik ini adalah nilai religiusitas, mengenai adanya benih-benih radikalisme yang
nilai kekeluargaan, nilai keselarasan, nilai menyasar anak muda, utamanya pelajar SMA.
kerakyatan, dan nilai keadilan (Lemhanas, 2015). Sekedar menyebut pada tahun 2008, Farha
Jauh sebelum bangsa Indonesia Ciciek melakukan penelitian dalam konteks
memproklamasikan kemerdekaannya, kelima serupa. Demikian juga dengan SETARA Institut

36| Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 32 – 39
yang pada Juni 2008 melakukan survei mengenai taman sarinya internasionalisme, sebaliknya hal
pandangan generasi muda terhadap persoalan tersebut tidak akan bisa hidup subur apabila
kebangsaan, pluralitas dan dan kepemimpinan tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Oleh
nasional yang mana dalam survey tersebut, gejala karena itu, generasi muda sebagai tulang
fundamentalisasi agama pada generasi muda punggung bangsa harus peduli dengan
diukur melalui persetujuan pada hadirnya nasionalisme ke Indonesiaan.
peraturan daerah berbasis agama, setidaknya (3) Keteladanan dari pemimpin;
56,1% menyetujuinya. Sementara 36,2% keteladanan merupakan salah satu modal dasar
menyatakan tidak. bagi masyarakat, bangsa dan negara. Dengan
Hal ini tentu menjadi perhatian semua keteladanan yang dimiliki para pemimpin
pihak terutama yang meyakini bahwa menjadi sarana untuk melakukan perubahan
fundamentalisasi keagamaan adalah simtom awal yang lebih baik. Yang menjadi modal pokok
bagi pandangan keagamaan yang dalam taraf bangsa ini, tidak saja ekonomi dan politik, tapi
tertentu menjadi pembenar bagi tindakan keteladanan para tokoh bangsa ini. Dengan
intoleran dengan menggunakan argumen keteladanan, dapat dilakukan perubahan secara
keagamaan. Lebih lanjut fakta ini cukup cepat dengan tidak menimbulkan dampak.
mencengangkan manakala ditilik dengan Keteladanan menjadi dasar adanya perubahan.
kacamata konstitusi republik ini. Peraturan Keteladanan menjadi panglima utama, karena
berbasis agama adalah kontradiksi yang nyata. nya pemerintah haris dapat menjadi teladan.
Seperti dikutip dalam laporan SETARA Institut Keteladanan pemerintah terlihat dari berbagai
berikut; persetujuan kaum muda atas perda- hal, yaitu dari perilaku hidup sederhana.
perda syariah adalah bentuk kontradiksi Aparatur negara dapat memiliki sikap sederhana
demokrasi yang bertentangan dengan Pancasila dan tidak memamerkan kemewahan, hal ini salah
dan UUD 1945. Jika Pancasila dan UUD 1945 satu wujud perilaku yang diharapkan sesuai
diyakini menjadi dasar terbaik penyelenggaraan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
negara, kontradiksi-kontradiksi semacam ini, di Pancasila dan dapat di terapkan pada kehidupan
mana terdapat kehendak melakukan totalisasi di masyarakat, bangsa dan negara sehingga para
kebenaran di dalam wadah yang tunggal atas pemimpin nasional dapat dijadikan tauladan bagi
nama agama, seharusnya tidak muncul, karena masyarakat khususnya bagi generasi muda
Pancasila telah secara akomodatif mengakui penerus bangsa.
keberagaman Indonesia. Fakta sosio-historis (4) Pengaruh negatif dapat ditangkal; nilai-
kebangsaan Indonesia adalah plural. Temuan- nilai Pancasila sebagai sumber moralitas dan
temuan berbagai lembaga riset ini telah etika bangsa Indonesia akan dapat
menyadarkan kita bahwa krisis kebhinekaan diimplementasikan secara murni dan konsekwen
yang termanifestasi melalui menguatnya oleh generasi muda apabila nilai-nilai yang
fundamentalisasi di kalangan anak muda tertera dalam dasar negara Pancasila dapat dan
semakin memprihatinkan (Muhammad & telah dipahami secara menyeluruh. Dengan
Pribadi, 2013). Kondisi seperti ini tidak bisa memahami nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD
dibiarkan begitu saja ketika bangsa dan negara NRI Tahun 1945 sebagai satu kesatuan yang
ini menaruh harapan yang tinggi dari generasi utuh, maka diharapkan dapat mengembangkan
muda dalam kaitan dengan nasionalisme ke kesadaran generasi muda untuk mengamalkan
Indonesiaan sebagai negara bangsa. nilai-nilai tersebut dalam pelaksanaan kehidupan
Globalisasi telah membawa perubahan bagi sehari-hari.
bangsa dan negara (Rosenau, 1990), yaitu Pemahaman yang mendalam yang
perubahan negara yang terpusat pada negara kemudian secara konsisten diamalkan di dalam
kebangsaan, kepada dunia yang majemuk (Hall, kehidupan sehari-hari akan dapat membangun
1990). Begitu juga yang dikatakan Kenichi kekuatan dalam berpikir, bersikap dan bertindak
Ohmae (1995) globalisasi dapat membawa yang senantiasa mencerminkan pengejawantahan
kehancuran bagi negara dan bangsa. Presiden RI nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara Republik
ke IV Susilo Bambang Yudoyono mengatakan Indonesia Tahun 1945. Melalui kondisi tersebut,
bahwa diperkampungan global tetap diperlukan nilai-nilai Pancasila dan UUD Begara Republik
kehadiran rumah tangga negara kebangsaan. Indonesia Tahun 1945 yang telah menjadi
Begitu juga peringatan Bung Karno menyangkut budaya di dalam pelaksanan kehidupan praksis
nasionalisme Indonesia yang harus hidup dalam oleh generasi muda Indonesia tersebut,

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |37


JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI
VOL.19, NO.2, April 2020
INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKAL
Sri Rahayu Pudjiastuti
Hal. 32-39

diharapkan dapat menjadi filter terhadap internalisasi nilai Pancasila pada dunia
pengaruh budaya global sehingga budaya global pendidikan sehingga terciptanya manusia yang
yang positif dapat diadopsi dan sekaligus dapat berkualitas yang memiliki keimanan, keyakinan
memperkaya nilai-nilai praksis Pancasila, terhadap sang pencipta, berkualitas, berkarakter,
sedangkan budaya global negatif akan ditolak menjadi warga negara yang demokratis,
atau ditinggalkan. Dengan demikian, nilai-nilai bertanggung jawab dan taat hukum melalui
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia pendidikan, pelatihan, sosialisasi dan
Tahun 1945 akan terus hidup di dalam komunikasi sosial. Peningkatan jati diri dan
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan karakter bangsa berdasarkan Pancasila untuk
berbangsa, di mana semua itu juga merupakan menumbuhkembangkan sikap dan perilaku
cerminan dari budaya hukum masyarakat. nasionalisme melalui perencanaan, revisi
Upaya yang dilakukan untuk kebijakan, kerjasama, pembangunan dan
menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam sosialisasi. Peningkatan komitmen para tokoh
mencegah paham radikal adalah; (1) penguatan bangsa dalam mengaplikasikan nilai-nilai
sistem pendidikan untuk mengoptimalkan Pancasila untuk meningkatkan keteladan bagi
internalisasi nilai Pancasila pada dunia masyarakat melalui harmonisasi peraturan,
pendidikan sehingga terwujud manusia sosialisasi, evaluasi, perencanaan dan
berkualitas yang religius dan memiliki keyakinan penegakkan hukum. Peningkatan pemahaman
adanya sang pencipta, berkualitas, berkarakter, nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari
menjadi warga negara yang demokratis, untuk meningkatkan daya tangkal akan pengaruh
bertanggung jawab dan taat hukum melalui negatif melalui pendidikan, sosialisasi dan
pendidikan, pelatihan, sosialisasi dan komunikasi kerjasama.
sosial.
(2) Peningkatan jatidiri dan karakter bangsa Referensi
berdasarkan Pancasila untuk Aini, Nur. (2017, 26 Juli). Survei BNPT: 39
menumbuhkembangkan sikap dan perilaku Persen Mahasiswa Tertarik Paham Radikal.
nasionalisme melalui perencanaan, revisi Republika.http://nasional.republika.co.id/ber
kebijakan, kerjasama, pembangunan dan ita/nasional/hukum/17/07/26/otonj7382-
sosialisasi. (3) Peningkatan komitmen pemimpin survei-bnpt-39-persen-mahasiswa-tertarik-
bangsa dalam mengaplikasikan nilai-nilai paham-radikal diunduh pada tanggal 3
Pancasila untuk meningkatkan keteladanan bagi Oktober 2017 pukul 16.00 WIB
masyarakat melalui harmonisasi peraturan, Ancok, D (2015). Ketidakadilan sebagai sumber
sosialisasi, evaluasi, perencanaan dan radikalisme dalam agama: Suatu Analisis berbasis
penegakkan hukum. (4) Peningkatan teori keadilan dalam pendekatan psikologi. Jurnal
pemahaman nilai-nilai Pancasila pada kehidupan Psikologi Indonesia.
sehari-hari untuk meningkatkan daya tangkal BBC.com. (2017, 7 April). Bagaimana meredam
akan berpengaruh negatif melalui pendidikan, paham radikal di Indonesia?. BBC.com News
sosialisasi dan kerjasama. Indonesiahttp://www.bbc.com/indonesia/ind
onesia-39494134 diakses pada 18 September
Simpulan 2017 pukul 17.00 WIB
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Detik. (2015, 23 Februari). Mendagri: Tak Sesuai
berkaitan dengan internalisasi nilai-nilai Pancasila, 100 Perda Bermasalah
Pancasila untuk mencegah perkembangan Dikembalikan. Detik.com
paham radikal dapat disimpulkan sebagai http://news.detik.com/berita/2840131/men
berikut; Nilai-nilai Pancasila belum teraktualisasi dagri-tak-sesuai-pancasila-100-perda-
dengan baik sehingga belum dapat menangkal bermasalah-dikembalikan diakses 17 Juni
penyebaran paham radikal, tidak optimalnya 2017 pukul 18.20 WIB
pendidikan Pancasila, adanya penolakan Fajar, Danang. (2011, 25 Oktober). Survey BPS
terhadap ideologi Pancasila, kurangnya menyatakan 27 persen Rakyat Indonesia
keteladanan dari pemimpin nasional, dan merasa tidak memerlukan Pancasila. 50 Juta
meningkatnya pengaruh negatif dari nilai-nilai Rakyat Indonesia Anti-Pancasila. Skala.
luar yang tidak sesuai dengan Pancasila. https://skalanews.com/berita/nasional/umu
Strategi yang diterapkan adalah; penguatan m/99246-50-juta-rakyat-indonesia-
sistem pendidikan untuk mengoptimalkan

38| Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 32 – 39
antipancasila diakses pada tanggal 10 Agustus Bendera. VOA Indonesia.
2017 https://www.voaindonesia.com/a/pns-dan-
Giddens, A. (1989). Social theory of modern societies: anak-sekolah-tolak-hormat-bendera-
Anthony Giddens and his critics. Cambridge 123578729/94215.html diakses pada tanggal
University Press. 2 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB
Hall, Edward T. & Hall, Mildred R. (1990). Scott, J. F. (1971). Internalization of norms.
Understanding Cultural Differences. Garden City, Englewood Cliffs, NJ, Prentice-Hall
NY: Intercultural Press.Inc. Setara Institut. Berpihak dan Bertindak Intoleran
Hall, S. (1990). Globalization and ethnicity. In (Laporan Kondisi Kebebasan
Anne McClintock, Aamir Mufti, & Ella Beragama/Berkeyakinan di Indonesia 2008),
Shohat. (Eds), Dangerous Liaisons: Gender, Jakarta; 2008.
Nation, and Postcolonial Perspectives. University Sindonews. (2016, 12 Mei). Sejarah Munculnya
of Minnesota Press. Radikalisme. Sindo.new.
Humannira, Raden Regia. (2016) Proses https://nasional.sindonews.com/read/11079
Internalisasi Nilai Kearifan Lokal Masyarakat 97/14/sejarah-munculnya-radikalisme-
Banten Pada Mahasiswa Yang Tergabung Dalam 1463048982 diaksespada tanggal 4 Oktober
Organisasi Kedaerahan (studi deskriptif di 2017 pukul 17.00 WIB
organisasi kedaerahan Perhimpunan Mahasiswa Sumardjoko, Bambang. (2017, 4 Desember).
Banten Bandung). Skripsi(S1), FKIP Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa
UNPAS.http://repository.unpas.ac.id/13175 Kini. Sindonews.com.
/BAB%202.pdf diunduh pada 18 September https://nasional.sindonews.com/read/12103
2017 72/18/aktualisasi-nilai-nilai-pancasila-pada-
Kalidjernih, F. K. (2010). Kamus studi masa-kini-1496431646 diakses pada 17 Juni
kewarganegaraan: perspektif sosiologikal dan 2017 pukul 18.05 WIB
politikal. Widya Aksara Press. Suparman, Mana. (2017, 11 Maret). Radikalisme
Lemhanas, Nilai-Nilai Kebangsaan yang Bersumber Mengancam, Umur NKRI Diprediksi
dari Pancasila, Jakarta; 2015. Tinggal 25 Tahun. Berita Satu.
Maftuh, Bunyamin. (2008). Internalisasi Nilai- http://www.beritasatu.cpm/nasional/41876
Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui 2-radikalisme-mengancam-umur-nkri-
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal UPI.Kajian diprediksi-tinggal-25-tahun.html diakses pada
Filosofi,teori, kualitas dan manajemen 17 Juni 2017 pukul 17.30 WIB
pendidikan. Vil.II No.2 Juli 2008. Wijayaka, Bernadus. (2017, 7 Mei). Kepala
Muhammad, W. A., & Pribadi, K. K. (2013). BNPT: Penyebaran Paham Radikal di
Anak muda, radikalisme, dan budaya Kampus Sudah Mengkhawatirkan. Berita
populer. Jurnal Maarif, 8(1), 132-53. Satu. http://.beritasatu.com/hukum-kepala-
Napitupulu, Ester Lince. (2012, 31 Mei). bnpt-penyebaran-paham-radikal-di-kampus-
Pengabaian Pendidikan Pancasila Berdampak sudah-mengkhawatirkan.html diakses pada
Buruk.Kompas.com. 17 Juni 2017 pukul 18.00 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2- Wiratomo, G. H., Wahono, M., & Kristiono, N.
12/05/31/1916552/Pengabaian.Pendidikan. (2017). Model Internalisasi Nilai-Nilai
Pancasila.Berdampak.Buruk diakses pada 18 Pancasila oleh Guru PPKn Jenjang SMP di
September 2017 pukul 18.00 WIB Kota Semarang. Integralistik, 28(2), 119-130.
Ōmae, K. I., & Ohmae, K. (1995). The end of the
nation state: The rise of regional economies. Simon
and Schuster.
Pudjiastuti, Sri Rahayu,. (2019). Penelitian
Pendidikan.Media Akademi.
Rosenau, J. N. (1990). Turbulence in world politics.
Rosenau, J. N. (1995). Governance in the
twenty-first century. Global governance: A review
of multilateralism and international
organizations, 1(1), 13-43.
Satriawan, Yudha. (2011, 9 Juni). Anak Sekolah
dan PNS di Karanganyar Tolak Hormat

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |39

Anda mungkin juga menyukai