Anda di halaman 1dari 26

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

Praktek kerja profesi apoteker (PKPA) merupakan program pembelajaran sebagai bagian
utama pembelajaran dalam kurikulum program profesi apoteker yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang telah terakreditasi sesuai perundang-undangan yang berlaku. Salah satu
bidang kegiatan dilaksanakannya praktek kerja profesi apoteker yaitu Dinas Kesehatan dan
Puskesmas Kabupaten Tegal. Tujuan penyelenggaraan PKPA di Dinas Kesehatan dan
Puskesmas yaitu meningkatkan pemahaman tentang peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab
apoteker di Dinas Kesehatan dan Puskesmas serta membekali mahasiswa apoteker agar memiliki
wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di Dinas Kesehatan dan Puskesmas sehingga dapat mempersiapkan mahasiswa
apoteker untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang professional

3.1 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal


1.1.1. Gambaran Umum
1. Letak geografis
Kabupaten Tegal secara geografis terletak pada koordinat 108° 57’ 6” - 109° 21’
30” Bujur Timur dan 6° 50’ 41” - 7° 15’ 30” Lintang Selatan. Panjang garis pantai 30
Km dan panjang perbatasan darat dengan daerah lain adalah 27 Km. Wilayah
Kabupaten Tegal terdiri dari daratan seluas 87.878,56 Ha dan lautan seluas 121,50 Km 2.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1986 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, secara administratif pada tahun 2013
wilayah Kabupaten Tegal terbagi menjadi 18 kecamatan, dengan 281 desa, 6 kelurahan,
1.404 RW, dan 6.746 RT, dengan batas wilayah kabupaten Tegal sebagai berikut:
Sebelah utara : Kota Tegal dan Laut Jawa
Sebelah selatan : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Sebelah timur : Kabupaten Pemalang
Sebelah Barat : Kabupaten Brebes
Peta Wilayah Kabupaten Tegal
Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Tegal
1.2 Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Walikota
melalui Sekretaris Daerah (UU No 46 Tahun 2016).
3.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
a. Visi
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal Sehat yang Mandiri, Unggul,
Berbudaya, Religius dan Sejahtera.
b. Misi
1) Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang bermutu dan
merata.
2) Menyelenggarakan upaya kesehatan keluarga dan perbaikan gizi masyarakat
yang komprehensif.
3) Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
4) Menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan dan upaya promosi kesehatan
dengan pemberdayaan masyarakat serta mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
5) Menyelenggarakan upaya manajemen kesehatan dan sistem informasi
kesehatan di setiap jenjang administrasi pelayanan kesehatan.

3.2.2 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal yang dipimpin oleh Kepala Dinas berada di
bawah dan tanggung jawab Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan adalah membantu Bupati dalam penyelanggaraan pemerintah daerah di
bidang kesehatan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Gambar 2. Struktur Organisasi DinKes Kab Tegal
3.2.3Tugas Pokok Dan Fungsi
a. Kepala Dinas Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan di bidang pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan,
pencegahan dan pengendalian penyakit, dan kesehatan masyarakat. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Kepala Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:
1) Penetapan rencana kerja.
2) Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan dan sumber daya
kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit, serta kesehatan masyarakat.
3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan kesehatan dan sumber
daya kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit, kesehatan masyarakat.
4) Pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan dan sumber daya
kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit, kesehatan masyarakat.
5) Pelaksanaan pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan, pencegahan dan
pengendalian penyakit, kesehatan masyarakat.
6) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan.
7) Pembinaan terhadap UPTD dan institusi kesehatan.
8) Pembinaan pengelolaan kesekretariatan/ketatausahaandinas, pengendalian,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas dinas.
b. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan,
penatausahaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum, dan pengoordinasian
penyelenggaraan tugas dinas. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris
mempunyai fungsi:
1) Penyiapan bahan dan pengkoordinasian penyusunan draf rencana kerja.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis kesekretariatan/ ketatausahaan.
3) Pengkoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan dinas.
4) Penyiapan bahan dan pengkoordinasian perumusan draf kebijakan teknis
bidang kesehatan.
5) Pengoordinasian penyelenggaraan tugas dinas.
6) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis dinas.
7) Pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan penyelengaraan tugas
dinas.
8) Pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.
9) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sekretariat.
c. Kepala Sub Bagian Perencanaan Dan Keuangan
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris dalam melakukan identifikasi, analisa, pengolahan dan
penyajian data sebagai bahan penyusunan perencanaan, melakukan penyiapan
bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan, melakukan pengelolaan keuangan, dan
pengembangan sistem informasi kesehatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan dan
keuangan.
3) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan.
4) Penyiapan data sebagai bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
kerja dinas.
5) Penyiapan data sebagai bahan penyusunan pelaporan pelaksanaan tugas dinas.
6) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan.
7) Pengelolaan supervisi informasi manajemen terintegrasi.
8) Pengelolaan urusan keuangan.
9) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bagian
Perencanaan dan Keuangan.
d. Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris dalam melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, rumah
tangga, perlengkapan, perpustakaan, humas dan supervisi. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan urusan
umum dan kepegawaian.
3) Pengelolaan urusan ketatausahaan.
4) Pengelolaan administrasi kepegawaian.
5) Pengelolaan dan penatausahaan dinas.
6) Pengelolaan kearsipan dinas.
7) Pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan.
8) Pelaksanaan urusan rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, humas dan
protocol.
9) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Subbagian Umum dan
Kepegawaian.
e. Kepala Bidang Pelayanan Dan Sumber Daya Kesehatan
Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Dinas dalam Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer dan pelayanan
kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, pelayanan kesehatan tradisional,
kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya manusia kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang Pelayanan dan Sumberdaya
Kesehatan mempunyai fungsi:
1) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan
primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya,
pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta
sumber daya manusia kesehatan.
3) Pelaksanaan koordinasidi bidang pelayanan kesehatan primer dan pelayanan
kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, pelayanan kesehatan
tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya manusia
kesehatan.
4) Pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer dan
pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, pelayanan
kesehatan tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya
manusia kesehatan.
5) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan kesehatan
primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya,
pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta
sumber daya manusia kesehatan.
6) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan primer dan
pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, pelayanan
kesehatan tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya
manusia kesehatan.
f. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
Kepala Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan dalam
Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis
dan supervise, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta peningkatan mutu fasilitas
pelayanan kesehatan di bidang pelayanan kesehatan primer dan pelayanan
kesehatan rujukan serta pelayanan kesehatan tradisional. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis program
peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan di bidang pelayanan kesehatan
primer, pelayanan kesehatan rujukan serta pelayanan kesehatan tradisional dan
pembiayaan kesehatan.
3) Pelaksanaan koordinasi kegiatan program peningkatan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan
serta pelayanan kesehatan tradisional dan pembiayaan kesehatan.
4) Pelaksanaan kebijakan operasional program peningkatan mutu fasilitas
pelayanan kesehatan di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan rujukan serta pelayanan kesehatan tradisional dan pembiayaan
kesehatan.
5) Pelaksanaan kegiatan program peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan serta
pelayanan kesehatan tradisional dan pembiayaan kesehatan.
6) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program peningkatan mutu fasilitas
pelayanan kesehatan di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan rujukan serta pelayanan kesehatan tradisional dan pembiayaan
kesehatan.
7) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program peningkatan mutu fasilitas
pelayanan kesehatan di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan rujukan serta pelayanan kesehatan tradisional dan pembiayaan
kesehatan.
8) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan paraturan
perundang-undangan yang berlaku.
g. Kepala Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan PKRT
Kepala Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan PKRT mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan dalam
melakukan pelayanan kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Kepala Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan dan PKRT mempunyai
fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis program
kefarmasian, perbekalan kesehatan dan PKRT serta perizinan bidang
kefarmasian.
3) Pelaksanaan kebijakan operasional program kefarmasian, perbekalan kesehatan
dan PKRT serta perizinan bidang kefarmasian.
4) Pelaksanaan kegiatan program kefarmasian, perbekalan kesehatan dan PKRT
serta perizinan bidang kefarmasian.
5) Pelaksanaan koordinasi kegiatan upaya kesehatan perorangan, upaya kesehatan
rujukan dan perizinan sarana dan tenaga kesehatan.
6) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi programkefarmasian, perbekalan
kesehatan dan PKRT serta perizinan bidang kefarmasian.
7) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi Seksi Farmasi
Alkes dan PKRT.
h. Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan
Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Pelayanan dan Sumberdaya Kesehatan dalam melakukan kegiatan
sumber daya kesehatan, perizinan sarana dan tenaga kesehatan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan mempunyai
fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis program sumber
daya manusia kesehatan, perizinan sarana dan tenaga kesehatan.
3) Pelaksanaan koordinasi kegiatan program sumber daya manusia kesehatan,
perizinan sarana dan tenaga kesehatan.
4) Pelaksanaan kegiatan sumber daya manusia kesehatan, perizinan sarana dan
tenaga kesehatan.
5) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program sumber daya manusia
kesehatan, perizinan sarana dan tenaga kesehatan.
6) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Seksi Sumber
Daya Kesehatan
i. Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan program bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai
fungsi:
1) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
4) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
j. Kepala Seksi Surveilans Dan Imunisasi
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam pelaksanaan
kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervise, serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan di bidang surveilans dan imunisasi. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis operasional
program surveilans dan imunisasi.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program surveilans dan
imunisasi.
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan operasional program surveilans dan imunisasi.
5) Pelaksanaan kegiatan operasional program surveilans dan imunisasi dan
penyelenggaraan kesehatan haji.
6) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program surveilans dan imunisasi.
7) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi surveilans dan
imunisasi.
k. Kepala Seksi Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular
Kepala Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dalam pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit menular. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Imunisasi
mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelahaan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis pencegahan dan
pengendalian penyakit menular.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program pencegahan dan
pengendalian penyakit menular.
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular.
5) Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
6) Pemantauan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
l. Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dan Kesehatan
Jiwa
Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan
Kesehatan Jiwa mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit dalam melakukan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Jiwa. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Jiwa mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelahaan data sebagai bahan bahan perumusan kebijakan teknis Pencegahan,
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Jiwa.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program Pencegahan,
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Jiwa.
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan program Pencegahan, Pengendalian Penyakit
Tidak Menular, dan Kesehatan Jiwa.
5) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program Pencegahan, Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Jiwa.
6) Pelaksanaan kegiatan program Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, dan Kesehatan Jiwa.
7) Pemantauan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas program
Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Jiwa.
m. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang
kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai
fungsi:
1) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan keluarga,
gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
4) Pengkoordinasian pelaksanaan program kesehatan keluarga, gizi masyarakat,
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga.
5) Pelaksanaan program kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah
raga.
6) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
7) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
n. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dan Gizi Masyarakat
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melakukan
penyelenggaraan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Masyarakat mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan
kegiatan bidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program kesehatan keluarga dan
gizi masyarakat.
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat.
5) Pelaksanaan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat.
6) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat.
7) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi kesehatan
keluarga dan gizi masyarakat.
o. Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dan Pemberdayaan
Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melakukan
kegiatan promosi dan pemberdayaan kesehatan masyarakat. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Kesehatan mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan
promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program promosi kesehatan dan
pemberdayaan kesehatan masyarakat.
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
kesehatan masyarakat.
5) Pelaksanaan program promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan
masyarakat.
6) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat.
p. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olahraga
Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakatdalam
melakukan Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Kepala Seksi Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai
fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan operasional program
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
3) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional program kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga.
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olah raga.
5) Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
6) Penyiapan bimbingan teknis dan upervise program kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga.
7) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga
1.2.4 Persyaratan Jenis Perizinan Berusaha Sektor Kesehatan
Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor
Kesehatan. Persyaratan Jenis Perizinan Berusaha Sektor Kesehatan yaitu :
1. Izin Usaha Industri Farmasi dan Izin Usaha Industri Farmasi Bahan Obat
Industri Farmasi dan Industri Farmasi Bahan Obat diselenggarakan oleh Pelaku
Usaha non perseorangan berupa perseroan terbatas. Persyaratan untuk memperoleh
Izin Usaha Industri Farmasi dan Izin Usaha Industri Farmasi Bahan yaitu Sertifikat
Produksi Industri Farmasi atau Sertifikat Produksi Industri Farmasi Bahan Obat.
Persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Produksi Industri Farmasi dan
Sertifikat Produksi Industri Farmasi Bahan Obat terdiri atas :
a. Rencana Produksi Industri Farmasi atau Rencana Produksi Industri Farmasi
Bahan Obat.
b. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker
berkewarganegaraan Indonesia masing-masing sebagai penanggung jawab
pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu.
2. Izin Usaha IOT/Izin Usaha IEBA
IOT/IEBA diselenggarakan oleh Pelaku Usaha nonperseorangan berupa
perseroan terbatas atau koperasi. Persyaratan untuk memperoleh Izin Usaha
IOT/Izin Usaha IEBA yaitu Sertifikat Produksi IOT/IEBA.
Untuk memperoleh Sertifikat Produksi IOT/IEBA sebagaimana dimaksud
terdiri atas :
a. Rencana Produksi IOT/IEBA
b. Memiliki apoteker berkewarganegaraan Indonesia sebagai penanggung jawab
teknis.
3. Izin UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional)
Izin UKOT diselenggarakan oleh Pelaku Usaha non perseorangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Persyaratan untuk memperoleh
Izin UKOT yaitu Sertifikat Produksi UKOT.
Persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Produksi UKOT terdiri atas:
a. Rencana Produksi UKOT.
b. Memiliki paling rendah tenaga teknis kefarmasian berkewarganegaraan
Indonesia sebagai penanggung jawab teknis atau memiliki paling rendah tenaga
teknis kefarmasian yang memiliki sertifikat pelatihan atau apoteker
berkewarganegaraan Indonesia sebagai penanggung jawab teknis bagi UKOT
yang memproduksi kapsul dan/atau cairan obat.
4. Izin UMOT (Usaha Mikro Obat Tradisional)
UMOT diselenggarakan oleh Pelaku Usaha perseorangan atau
nonperseorangan. Pelaku Usaha non perseorangan sebagaimana dimaksud
dikecualikan untuk perseroan terbatas. Persyaratan untuk memperoleh Izin UMOT
yaitu Sertifikat Produksi UMOT.
Persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Produksi UMOT terdiri atas :
a. Daftar sediaan Obat Tradisional yang akan diproduksi.
b. Memiliki paling rendah tenaga teknis kefarmasian atau tenaga kesehatan
tradisional jamu berkewarganegaraan Indonesia sebagai penanggung jawab
teknis.
5. Izin PRT Alat Kesehatan dan PKRT
PRT Alat Kesehatan dan PKRT diselenggarakan oleh Pelaku Usaha
perseorangan atau nonperseorangan. Pelaku Usaha nonperseorangan dikecualikan
untuk perseroan terbatas.
Persyaratan untuk memperoleh Izin PRT Alat Kesehatan dan PKRT terdiri atas
:
a. Sertifikat pelatihan pelaksanan perusahaan rumah tangga yang baik bagi pelaku
usaha.
b. Memiliki sarana bangunan dengan status milik sendiri, kontrak atau sewa
paling singkat 2 (dua) tahun.
c. Memiliki prasarana yang memadai.
d. Berita acara pemeriksaan.
6. Izin Apotek
Apotek diselenggarakan oleh Pelaku Usaha perseorangan. Pelaku Usaha
perseorangan yaitu apoteker. Persyaratan untuk memperoleh Izin Apotek terdiri
atas :
a. STRA
b. Surat izin praktik apoteker
c. Denah bangunan
d. Daftar sarana dan prasarana.
e. Berita acara pemeriksaan.
7. Izin Toko Obat
Toko Obat diselenggarakan oleh Pelaku Usaha perseorangan. Pelaku Usaha
perseorangan yaitu paling rendah tenaga teknis kefarmasian.
Persyaratan untuk memperoleh Izin Toko Obat terdiri atas :
a. STRTTK
b. Surat izin praktik tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggung jawab teknis.
c. Denah bangunan
d. Daftar sarana dan prasarana
e. Berita acara pemeriksaan.
8. Izin Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Setiap pendirian PBF wajib memiliki izin dari Direktur Jenderal (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang
Pedagang Besar Farmasi). Untuk memperoleh izin PBF, pemohon harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi.
b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
c. Memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai penanggung
jawab.
d. Komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus tidak pernah terlibat, baik
langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang farmasi.
e. Menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat melaksanakan
pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat serta dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi PBF.
f. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan yang
dapat menjamin mutu serta keamanan obat yang disimpan.
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB.
Selain memenuhi persyaratan, PBF yang akan menyalurkan bahan obat juga
harus memenuhi persyaratan :
a. Memiliki laboratorium yang mempunyai kemampuan untuk pengujian bahan
obat yang disalurkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Direktur
Jenderal.
b. Memiliki gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat yang terpisah dari
ruangan lain.

1.3 UPTD Gudang Farmasi


3.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi
a. Kepala UPTD Gudang Farmasi
Kepala Gudang Farmasi mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas
dalam melakukan kegaitan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Kepala Gudang Farmasi mempunyai fungsi:
1) Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan obat
dan perbekalan kesehatan.
3) Pelaksanaan koordinasi kegiatan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan.
4) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan.
5) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD Gudang
Farmasi.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pada UPTD
Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada UPTD mempunyai tugas pokok
membantu Kepala UPTD dalam melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana
kerja, dan ketatausahaan UPTD. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub
Bagian Tata Usaha pada UPTD mempunyai fungsi:
1) Penyiapan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan ketatausahaan UPTD.
3) Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan UPTD.
Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata
Usaha UPTD.
c. Staff Bagian Penyimpanan dan Pengeluaran
1) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pengeluaran obat-
obatan, alkes, dan perbekes.
2) Melakukan kegiatan terhadap mutu dan khasiat obat yang ada dalam
persediaan maupun yang dikeluarkan.
3) Mengumpulkan data tentang kerusakan obat dan yang tidak memenuhi syarat
serta data efek samping obat.
4) Melaporkan point 4 ke atasan.
5) Melaksanakan pencatatan barang-barang yang akan disimpan.
6) Melakukan pencatatan segala penerimaan dan pengeluaran barang di kartu
stock.
7) Melakukan penyimpanan surat pengiriman barang.
d. Staff Bagian Pencatatan dan Evaluasi
1) Melakukan kegiatan dan evaluasi dari persediaan barang di gudang dan di
setiap unit pelayanan kesehatan dan penggunaan obat, alkes dan perbekes;
2) Melakukan penyiapan, penyusunan rencana kebutuhan obat-obatan yang
diperlukan oleh kabupaten;
3) Melaksanakan pengelolaan dan pencatatan penerimaan barang;
4) Mencatat segala penerimaan dan pengeluaran barang;
5) Mencatat semua hal yang berhubungan dengan pengeluaran barang;
6) Melaksanakan administrasi atas semua barang yang akan diterima;
7) Menyiapkan surat-surat perintah penerimaan/penyimpanan/pengeluaran
barang;
8) Menyiapkan dokumen mutasi barang;
9) Menyiapkan surat pertanggung jawaban;
10) Melaporkan mutasi barang secara berkala;
11) Menyiapkan laporan pencacahan barang setiap akhir tahun (stock opname)

1.4 UPTD Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Kalibakung Tegal)


3.4.1 Sejarah WKJ
Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang dipakai sejak jaman dahulu dan sudah
terbukti khasiatnya, tidak kalah dengan obat herbal impor yang selama ini membanjiri pasar
Indonesia karena era perdagangan bebas.Potensi alam Indonesia pun amat besar dengan
keanekaragaman etnobotani (tanaman obat) yang dimiliki.Jamu sendiri adalah sebutan untuk
obat tradisional dari Indonesia yang belakangan populer dengan sebutan herbal.Melalui
pengelolaan dan langkah yang tepat, jamu yang dapat dikembangkan nilai kekayaannya
mampu mendorong pengembangan ekonomi rakyat yang mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional. Sudah tentu ada keuntungan dari pemanfaatan jamu untuk kesehatan, meski ada
berbagai upaya dengan begitu banyak penelitian tentang bahan jamu/ tumbuhan yang
berefek mencegah atau menyembuhkan penyakit, dan berjalannya beberapa sentra penelitian
yang meneliti bahan jamu/ tanaman berkhasiat bagi kesehatan, tampaknya masih perlu
didorong ke arah terwujudnya jamu yang dapat digunakan masyarakat secara luas untuk
kesehatan.
Kabupaten Tegal telah memiliki potensi untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
tradisional dengan menggunakan jamu.Konsep yang mewacana yakni pelayanan kesehatan
jamu yang terintegrasi dengan program pariwisata yang telah ada. Di Kabupaten Tegal yaitu
"Obyek Wisata Kalibakung" Kab Tegal dengan ketinggian kurang lebih 650m di atas
permukaan laut dengan luas lahan sebanyak 3,2 Ha. Dengan melihat potensi yang ada,
pemerintah Kabupaten Tegal ingin mewujudkan konsep pelayanan kesehatan jamu yang
terintegrasi dengan program pariwisata, melalui sebuah program yang diberi nama “Wisata
Kesehatan Jamu (Wkj) Kalibakung Kabupaten Tegal”. Dasar penyelenggaraan Wisata
Kesehatan Jamu (WKJ) adalah : Perda Kab Tegal No 1 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) dan retribusi Pelayanan Kesehatan
Tradisional Komplementer di Kalibakung Kabupaten Tegal. Perjanjian Kerja Sama antara
Bupati dan B2P2TO-OT (Balai Besar Pengembangan Penelitian Tanaman Obat dan Obat
Tradisional) Tawangmangu. Pada awal berdirinya Wisata Kesehatan Jamu (WKJ)
Kalibakung sempat menginduk di bawah coordinator Puskesmas Kalibakung selama 3
tahun, yaitu sejak tahun berdiri dan beroperasinya pelayanan klinik di akhir tahun 2013
sampai awal tahun 2016. Status Klinik Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) berubah menjadi
UPTD mulai tanggal 1 Februari 2016 dan menggunakan sarana Gedung P4TO sebagai
tempat pelayanan klinik sementara sampai akhir tahun 2017. Pelayanan Klinik Wisata
Kesehatan Jamu (WKJ) pindah ke Gedung baru sejak awal tahun 2018. Adapun jenis
pelayanan yang terdapat di WKJ meliputi:
1. Pelayanan Klinik Saintifikasi Jamu yaitu pelayanan rawat jalan, tindakan umum,
pelayanan laboratorium klinik (cek tekanan darah, gula darah, asam urat, dan kolesterol)
dan pelayanan griya jamu
2. Wisata Jamu, merupakan kegiatan wisata ilmiah yang dapat diikuti oleh pengunjung
WKJ
3. Etalase dan lahan produksi tanaman obat, tujuan etalase tanaman obat adalah
meningkatkan minat masyarakat terhadap pemanfaatan jamu yang aman dan berkhasiat
serta pelestarian tanaman obat yang dikemas secara edukatif dan rekreatif yang dapat
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang jenis tanaman, manfaat, dan
pengolahan jamu
4. Klinik Saintifikasi Jamu
5. Griya Jamu
6. Pengolahan Pasca Panen, merupakan kegiatan yang dilakukan mulai dari tanaman
dipanen sampai menjadi simplisia kering
Rencana pelayanan atau kegiatan ke depannya yang akan dilakukan oleh UPTD Wisata
Kesehatan Jamu (WKJ) untuk meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap jamu dan klinik
saintifikasi yaitu:
1. Mengembangkan Tanaman Produksi Jamu, untuk memasok kebutuhan pelayanan baik
di WKJ maupun di sarana pelayanan tradisional dan komplementer di tempat lain
(Puskesmas dan RS) baik dalam wilayah Kabupaten Tegal maupun daerah lain yang
membutuhkan.
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan bahan baku jamu seperti
pelayanan Spa, pelayanan Akupuntur, pelayanan Akupresur, dan cafe jamu.
3. Pelayanan Laboratorium WKJ.
4. Pusat Penelitian Jamu (Saintifikasi Jamu).
5. Pembangunan Rumah Sakit Jamu (sebagai pusat pelayanan rujukan pengobatan
tradisional dan komplementer.
3.4.2 Visi Misi Dan Motto UPTD Wisata Kesehatan Jamu Kabupaten Tegal
Visi UPTD Wisata Kesehatan Jamu (WKJ)
9. Menciptakan masyarakat yang sehat, mandiri, dan sejahtera dengan jamu
Misi UPTD Wisata Kesehatan Jamu (WKJ)
a. Mengenalkan dan mengajak masyarakat dalam penanaman TOGA
b. Menyediakan pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer yang dapat
dijangkau masyarakat
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui keitraan dalam sektor produksi,
edukasi, dan wisata
d. Menerapkan hasil LitBang tanaman obat dan obat tradisional
Motto UPTD Wisata Kesehatan Jamu (WKJ)
1. Ramah, Informatif, Edukatif, Produktif
3.4.3 Struktur Organisasi

Kepala Dinkes Kab. Tegal

Kepala UPTD WKJ

Jejaring dan Pengembangan


Jaringan
Unit Pelayanan Klinis

Griya Jamu Laboratorium

Saintifikasi Jamu
dan Tradkom
Keuangan Kepegawaian

Unit P4TO
Rumah Tangga

Etalase dan Lahan


Produksi

Keuangan Kepegawaian
Wisata dan
Promkes
Kebersihan
Lingkungan

3.4.4 Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala UPTD Wisata Kesehatan Jamu
a. Kepala UPTD WKJ mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Kesehatan
dalam melakukan pelayanan kesehatan tradisional komplementer yang berbasis
saintifikasi jamu.
b. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala UPTD WKJ mempunyai fungsi yaitu:
1) Penelaah data sebagai bahan penyusunan rencana kerja.
2) Penelaah data sebagai bahan perumusankebijakan teknis pengelolan WKJ.
3) Pelaksanaan kordinasi pengelolaan WKJ.
4) Pelaksanaan pelayanan klinik saintifikasi jamu.pelayanna pengobatantradisional
komplamenter, dan promosi kesehatan jamu.
5) Pembinaan pengelolaan penatausahaan UPTD WKJ.
6) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD WKJ.
1.5. UPTD Puskesmas Kedungbanteng
3.5.1 Visi dan Misi Puskesmas Kedungbanteng
a. Visi
Mewujudkan puskesmas yang berkualitas sebagai pusat pelayanan kesehatan terdepan
yang menyeluruh, profesional dan terjangkau
b. Misi
a) Memberikan pelayanan secara prima
b) Meningkatkan kualitas & kinerja karyawan
c) Meningkatkan cakupan program-program
d) Mengembangkan sarana & prasarana yang mengutamakan kuallitas pelayanan
e) Meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan
f) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap kesehatan
c. Motto
“Anda Sehat, Kami Puas”
d. Tata Nilai
- Cepat
- Akurat
- Cermat
- Akses mudah
- Berkualitas
- Aman
- Nyaman
e. Tugas pokok dan fungsi
Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerja, serta penyelenggaraan UKP
tingkat pertama di wilayah kerja.
3.5.2 Wilayah Kerja

Gambar 3. Wilayah Kerja PKM Kedungbanteng


a. Utara : Kecamatan Suradadi
b. Selatan : Kecamatan Jatinegara
c. Barat : Kecamatan Pangkah
d. Timur : Kecamatan Warureja
Puskesmas Kedungbanteng terletak di Jl. Tonggara No. 103, Karangmangu Kidul,
Tonggara, Kedungbanteng, Tegal Jawa Tengah dengan kode pos 52472. Puskesmas
Kedungbanteng berdasarkan pada tahun 2018 memiliki jumlah penduduk sebanyak
41.722 jiwa dengan luas wilayah 87,35 km2, serta memiliki wilayah kerja sebanyak 10
desa.
1.6. UPTD Puskesmas Tarub
UPTD Puskesmas Tarub terletak di Jl.Raya Tangkil no.96 Desa Minda kakecamatan
Tarub kabupaten Tegal. Puskesmas ini dibangun pada tahun 1986 dan diresmikan oleh
Bupati Tegal Hasyim Dirjo Subroto pada hari Rabu 7mei 1986 dengan luas tanah 2.221 m²
dan luas bangunan 864 m². UPTD Puskesmas tarub sebelumnya pernah dipimpin oleh
Dr.Wahyudin, Dr.BimoBayu Aji, Dr.Joko Wantoro, Dr.Hendadi Setiaji, Muchtar
Mawardi,SKM., Dr.Martono,MMR. dan sekarang dipimpin oleh Bapak Akhmad
Bukhori,SKM.,M.Kes. Sejak awal UPTD Puskesmas Tarub merupakan puskesmas induk
dan dari tahun ketahun mulai melakukan diversifikasi pelayanan kesehatan berupa
pelayanan dalam rawat jalan (balai pengobatan umum, gigi, KIA,laboratorium, konseling
gizi, kesehatan lingkungan dan kegiatan promotif lainnya). UPTD Puskesmas Tarub juga
sudah dilengkapi dengan pelayanan rawat inap dan PONED (pelayanan obstetric neonatus
emergency dasar).
3.6.1 Visi dan Misi Puskesmas Tarub
a. Visi
Terwujudnya pelayanan yang bermutu menuju masyarakat mandiri dan berperilaku
sehat
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga profesional
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dengan menumbuhkan
kebersamaan dan kesejahteraan berdasarkan iman dan takwa
3. Memelihara dan mengembangkan sarana dan prasarana kesehatan seduai kebutuhan
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, serta mendorong peran
serta masyarakat dalam kemandirian dan perilaku hidup bersih dan sehat
3.6.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tarub mencakup 12 Desa dengan luaswilayah 2682
hektar. UPTD Puskesmas Tarub mempunyai 12 Desa binaan yaitu Desa Kemanggungan,
Desa Setu, Desa Purbasana, Desa Karangmangu, Desa Jatirawa, Desa Karangjati, Desa
Bulakwaru, Desa Lebeteng, DesaTarub, Desa Brekat, Desa Kabukan dan Desa Mindaka
1.7. UPTD Puskesmas Dukuhturi
3.7.1 Visi dan Misi Puskesmas Dukuhturi
a. Visi
Terwujudnya Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Dukuhturi
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
2. Memberdayakan Masyarakat untuk Mampu berperilaku hidup sehat
3. Menyelenggarakan Manajemen Puskesmas yang baik
3.7.2 Wilayah Kerja

Gambar 4. Wilayah Kerja Puskesmas Dukuhturi

Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Debong Kidul


Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Talang
Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas Kupu
Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Kaladawa
Puskesmas Dukuhturi secara geografis terletak Puskesmas Dukuhturi terletak di jl. raya
No.48, Sukarinen, Pepedan, Kec. Dukuhturi, Tegal, Jawa Tengah dengan kode pos 52192 pada
koordinat 108*3'20" BT dan 6*33'51" LS dengan luas daratan 598 ha (desa kepandean 111 ha,
desa pagongan 84 ha, desa pepedan 36 ha, desa grogol 35 ha, desa debong wetan 35 ha, desa
pekauman kulon 36 ha, desa sutapranan 60 ha,desa bandasari 23 ha, desa karanganyar 61 ha,
desa kademangaran 56 ha dan desa pengabean 61 ha dengan jumlah 11 desa, jumlah Rt 188 dan
jumlah Rw 42.

Anda mungkin juga menyukai