Tugas Ii. Al-Qur'an. Faldi 102001057
Tugas Ii. Al-Qur'an. Faldi 102001057
“AL-QUR’AN”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Nama : Faldi
Kelas : B-Akutansi
Semester : II
Penulis
FALDI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
A. Simpulan........................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai
rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta, di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempelajarinya dan mengamalkannya. Bukan itu saja
tetapi juga Al quran adalah sebagai kitab suci terakhir di turunkan Allah SWT yang isinya mencakup
segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya.
Karena itu orang yang mempercayai Al quran akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk
membacanya, untuk mempelajarinya dan memahaminya serta untuk mengamalkannya dan
mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasakan oleh penghuni alam semesta. Sehubungan dengan
hal tersebut di dalam mukaddimah Al quran dan Terjemahnya juga ditegaskan bahwa:
Membaca Al quran, baik mengetahui artinya maupun tidak adalah termasuk ibadah, amal saleh
dan memberi rahmat serta menjadi manfaat bagi yang melakukannya, memberi cahaya ke dalam hati yang
membacanya sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga, rumah tangga tempat Al
quran itu dibaca.
Jadi, setiap mu’min harus yakin bahwa membaca Al quran saja sudah termasuk amal yang mulia
dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda sebab yang dibacanya adalah kitab suci dari Ilahi yang
diturunkan-Nya kepada umat manusia, Al quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min, baik
dikala susah, dikala gembira ataupun dikala sedih bahkan membaca Al quran itu bukan saja menjadi amal
ibadah tetapi juga menjadi obat penawar bagi orang yang yang sedang gelisah jiwanya, seperti firman
Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 82 yang berbunyi:
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat. Aktivitasnya dalam kehidupan
sehari-hari tidak akan terlepas dari berbagai macam aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek
keagamaan. Pembelajaran Al Qur’an Hadits merupakan bagian dari pelajaran agama yang menyangkut
pada bacaan surah-surah pendek/panjang. Berbagai inovasi pembelajaran telah muncul dalam rangka
upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode driil adalah
salah satu inovasi pembelajaran di mana peserta didik disuruh maju ke depan kelas untuk menghafal
surah-surah sesuai dengan hukum dan bacaan tajwidnya. Namun, kenyataan di lapangan bahwa
kemampuan siswa dalam menghafal pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits masih sangat rendah bahkan
di bawah target minimal yang harus dilampaui.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-qur’an
C. Mukjizat Al-qur’an
Mukjizat Alquran adalah kelebihan-kelebihan yang ada di dalam Alquran itu sendiri sebagai bukti
kebenaran. Dengan kata lain, bukti-bukti kebenaran yang datang dari luar Alquran bukanlah termasuk
mukjizat Alquran. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam salah satu surah Alquran, artinya:
Artinya: "Jika Kami menghendaki,niscaya kami turunkan kepada mereka mukjizat dari langit,
yang akan membuat tengkuk mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya." (QS. Asy-Syu’ara : 4)
Sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, Alquran menjadi kitab suci yang tidak pernah
kering dalam memecahkan segala masalah kehidupan. Alquran senantiasa menjadi petunjuk bagi kaum di
segala zaman dan tempat. Berikut macam-macam mukjizat Alquran yang dilansir dari jurnal.unisu.ac.id
Secara umum, mukjizat dibagi menjadi dua, yakni mukjizat material dan mukjizat immaterial. Untuk
lebih jelasnya, berikut penjelasan mengenai macam-macam mukjizat:
1. Mukjizat Meterial
Mukjizat material indrawi adalah didefinisikan sebagai kekuatan yang muncul dari segi fisik yang
memberi isyarat terkait kesaktian seorang nabi. Biasanya, mukjizat yang dimiliki oleh para nabi tersebut,
dapat dilihat secara langsung oleh mata telanjang atau ditangkap oleh indera mata, tanpa perlu dianalisa.
Kendati demikian, mukjizat tersebut hanya terbatas pada kaum di mana seorang nabi diutus.
Umumnya, mukjizat diberikan Allah kepada para nabi sebagai jawaban atas tantangan yang
dihadapkan kepada mereka oleh pihak-pihak lawan. Ada beberapa contoh mukjizat melalui para nabi
untuk menunjukkan kekuasaan Allah, seperti perahu Nabi Nuh dan tongkat Nabi Musa. Semua mukjizat
tersebut bersifat inderawi dan tidak bisa ditolak.
Salah satu contoh mukjizat immaterial yang bersifat immaterial logis adalah mukjizat yang diberikan
kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu Alquran. Mukjizat ini dimaksudkan bahwa Rasulullah diutus
kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Alquran juga menjadi bukti kebenaran ajarannya tanpa
mengenal waktu, situasi, dan kondisi apapun.
Seperti yang sudah diketahui, mukjizat adalah perkara luar biasa yang dilakukan oleh Allah untuk
membuktikan sebuah kebenaran, yang biasanya melalui para Nabi. Adapun secara bahasa, mukjizat
berasal dari kata Mukjiz yang berarti sesuatu yang mengalahkan atau melemahkan.
Mukjizat juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang luar biasa dan diperlihatkan Allah melalui
para Nabi dan Rasul-Nya sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian atau kerasulannya. Di dalam
Alquran, banyak menceritakan berita mengenai mukjizat dari Allah SWT melalui para Nabi-Nya.
Sementara itu, dapat dipahami bahwa mukjizat Alquran adalah kelebihan-kelebihan yang ada di
dalam Alquran sebagai bukti kebenaran. Sedangkan, bukti-bukti kebenaran yang datang dari luar Alquran
bukanlah termasuk mukjizat Alquran.
Hamka dalam bukunya Tafsir Al Azhar menyatakan bahwa ada empat rupa mukjizat Alquran, di
antaranya:
1. Salah satu mukjizat Alquran adalah diberitakan proses terjadinya bumi dan langit, bulan, bintang,
dan matahari. Selain itu, di dalam Alquran juga menyebutkan mengenai proses turunnya hujan
dan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah di bumi.
2. Alquran juga banyak menceritakan berita tentang masa lalu, seperti berita tentang Tasmud,
Kaum Luth, dan lainnya. Semua berita di dalam Alquran merupakan berketetapan dengan benar
dan seluruh ahli sejarah mengakuinya.
3. Mukjizat Alquran selanjutnya, yaitu terkait dengan Fashahah dan Balaghah. Di mana, Alquran
memiliki derajat yang tinggi dalam setiap susunan kata, irama, dan gaya bahasa. Susunan kalimat
Alquran bukan merupakan syair dengan rangkaian kata menurut suku kata bilangan tertentu,
bukan puisi apalagi sebuah prosa.
4. Alquran memberitakan segala sesuatu yang akan terjadi. Banyak ayat-ayat Alquran yang
memberitakan peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai kitab yang memberi petunjuk kepada umat manusia, Al-Qur’an memiliki beberapa pokok
kandungan, di antaranya adalah:
1. Akidah
Akidah secara etimologi bermakna kepercayaan dan keyakinan. Adapun kandungan aspek akidah
dalam Al-Qur’an adalah persoalan tauhid bahwa Allah Swt adalah yang maha segala-galanya.
Di samping itu, akidah di dalam Al-Qur’an juga meliputi rukun iman seperti keyakinan terhadap
Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat serta qada dan qadar.
"Rasul (Muhammad saw) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), ”Kami tidak membeda-bedakan seorang pun
dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, ”Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan
kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. al-Baqarah : 285)
Kandungan selanjutnya adalah persoalan ibadah (hubungan antara manusia dengan Allah Swt)
dan muamalah (hubungan antara manusia dengan manusia lainnya). Al-Qur’an memberi petunjuk dan tata
cara yang lengkap berkaitan dengan ibadah kepada Allah dan hubungan antar manusia.
3. Persoalan hukum
Hukum Allah Swt yang tertuang di dalam Al-Qur’an tentu merupakan hukum yang paling adil.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus selalu merujuk kepada Al-Qur’an dalam menetapkan
hukum tertentu.
Hal ini sejalan dengan QS. An-Nisa ayat 105 yang artinya, "Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran agar kamu mengadili antara manusia dengan
apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah), karena (membela) orang-orang yang berkhianat."
4. Sejarah dan kisah-kisah umat terdahulu
Selain mengandung perintah, Al-Qur’an juga menceritakan kejadian umat terdahulu agar kita
dapat mengambil pelajaran dari masa lalu. Salah satu contoh adalah yang tertulis dalam Surah Yusuf ayat
111 yang artinya,"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai
akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.”
Banyak ilmuwan yang telah membuktikan bahwa ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang
setiap zaman telah dibahas terlebih dahulu di dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu. Oleh sebab itu,
apa yang ada di dalam Al-Qur’an harus selalu dijadikan rujukan dalam penelitian ilmu pengetahuan
termasuk teknologi
Rasulullah mengatakan bahwa orang yang membaca satu huruf ayat Al-Qur’an akan diberikan
balasan 10 kali lipat oleh Allah.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan dari
satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu
huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. Bukhari).
7. Derajatnya Diangkat.
Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang selalu membaca Al-Qur’an dan mempelajari isi
kandungannya serta mengamalkannya setiap hari.
Salah satu keutamaan membaca Al-Qur’an akan mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari kiamat.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-Isra [17] ayat 82 bahwa Al-Qur’an diturunkan Allah SWT
untuk menjadi obat segala macam penyakit kejiwaan. Sehingga keutamaan membaca Al-Qur’an akan
mendapatkan ketenangan jiwa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an sebagai pedoman atau petunjuk bagi umat Islam yang selalu dikaji oleh umat manusia
terutama bagi umat Islam. Supaya dapat memahami upaya menafsirkan Al-Qur’an dengan berbagai
persepektif dan pendekatan untuk memperkaya hasanah intelektual Islam dengan adanya karya-karya
tafsir yang sudah dihidangkan oleh para ulama tafsir. Dari berbagai metode dan corak yang terdapat
pada karya tafsir, tafsir Nur-al-Ihsan Muhammad Sa’id bin Umar menggunakan metode ijmali.
Karena penilaian beliau pada masyarakat muslim disana waktu itu, masih lemah dari segi
keagamaan dan terdapat keistimewaan pada metode ijmali, maka metode ini sangat istimewa dan
cocok bagi masyarakat awam untuk lebih praktis dan mudah dipahami. Keistimewaan metode ijmali
adalah praktis dan mudah dipahami, tanpa berbelit-belit pemahaman Al-Qur’an segera dapat diserap
oleh pembacanya sebagai mana terlihat di dalam contoh yang telah di nukilkan. pola penafsiran
serupa ini lebih cocok untuk para pemula dan pendidikan dasar atau mereka yang baru belajar tafsir
Al-Qur’an, dikarenakan singkatnya penafsiran yang diberikan, tafsir Ijmali relatif lebih murni dan
terbebas dari pemikiran-pemikiran israilyat. Seperti yang di jelaskan pada bab 2 tentang keutamaan
membaca dan mengamalkan Al-Qur'an yaitu agar kita selalu mendapat ketenangan.
B. Saran
Bahwa betapa penting bagi seorang mufassir megetahui metode dan corak didalam menafsirkan
Al-Qur’an untuk bisa menyesuaikan dengan kondisi umat dan perubahan zaman. Kerena Al-Qur’an
adalah kalam Allah yang diyakini dan tempat berperan seluruh umat Islam .Maka berangkat dari
sinilah kesadaran seorang mufassir, mengunakan metode dan corak biar tepat, kerena tergatung maju
mundur bagi umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA