Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN R I 2006

615 Ind p

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya,
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas telah dapat diselesaikan.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
telah menyusun suatu pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas yang diharapkan dapat
melengkapi pedoman pengelolaan obat yang sudah ada. Pedoman ini memuat uraian tentang
pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan, administrasi, pelayanan resep, pelayanan informasi obat, monitoring dan
evaluasi penggunaan obat. Pedoman ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
tenaga farmasi yang bekerja di Puskesmas.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Saran serta kritik membangung tentunya
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi tenaga farmasi dalam memberikan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.

Jakarta, November 2006

Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik

Drs. Abdul Muchid Apt NIP. 140088411

KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk
didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota. Dengan makin kompleksnya upaya pelayanan kesehatan khususnya masalah
terapi obat, telah menuntut kita untuk memberikan perhatian dan orientasi pelayanan farmasi kepada
pasien. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, namun
kenyataannya dari monitoring yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pelayanan kefarmasian di
Puskesmas belum diterapkan secara optimal. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain
karena belum adanya standar, kemampuan tenaga farmasi serta pihak-pihak yang terkait tentang
pelayanan kefarmasian maupun kebijakan manajemen dari Puskesmas itu sendiri serta pelaksana
pelayanan kefarmasian di Puskesmas belum semuanya apoteker atau asisten apoteker sehingga
memberikan dampak terhadap mutu pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu tenaga farmasi dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat langsung berinteraksi dengan
pasien.

Buku ini sangat penting dalam rangka penerapan paradigma pelayanan kefarmasian, yaitu konsep
Pharmaceutical Care yang sesuai dengan tuntutan masyarakat yang mengharuskan adanya perubahan
pelayanan dari drug oriented ke patient orinted, namun dalam pelaksanaan pedoman ini juga sangat
perlu didukung oleh komitmen dan kemauan tenaga farmasi dalam menjalankannya.

Dengan tersusunnya buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan pengetahuan dan wawasan tenaga farmasi di Puskesmas dalam melaksanakan
pelayanan obat yang baik dan benar.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Pedoman Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas diucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya.

Jakarta, November 2006 Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKM NIP. 470034655

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN NOMOR:HK.00.DJ.II.924

TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

Menimbang : a.
bahwa pembangunan di bidang Pelayanan Kefarmasian bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
efisiensi pelayanan kesehatan ;

b. bahwa untuk meningkatkan mutu dan efisiensi Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas perlu disusun
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ; c. bahwa dalam penyusunan pedoman tersebut perlu
dibentuk Tim Penyusun Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas; Mengingat : 1. Undang –
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang – Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika; 3. Undang- Undang No.22 tahun 1997 tentang Narkotika; 4. Peraturan Pemerintah Nomor
72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3871); 5. Peraturan Pemerinath Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1747/Menkes/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota; 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


TENTANG TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

Pertama : Membentuk nama-nama anggota Tim Penyusunan Pedoman Pelayanan Kefarmasian di


Puskesmas dengan susunan sebagai berikut :

Penanggung jawab : Drs. Abdul Muchid, Apt Ketua : Sri Bintang Lestari, S,Si, Apt

Sekretaris : Dwi Retnohidayani Anggota : 1.Dra. Fatimah Umar, Apt, MM


2. Dra. Rida Wurjati, Apt, MKM 3.Dra. Siti Nurul Istiqomah, Apt 4.Dra. Nur Ratih
Purnama, Apt, M. 5.DR. Sudibyo Supardi, Apt, M.Kes 6.Drs. Masrul, Apt 7.Dra. Rostilawati Rahim, Apt
8. Dra. Kusumawati, Apt, M.Kes 9. Ully Adhie Mulyani, S.Si, Apt 10.Monita, S.Farm, Apt 11. Dra.
Hardiah Djuliani, Apt, M.Kes 12. Dra. Wirna Rabungan, Apt 13.Dra. Tisna Misnawati, Apt 14.Drs.
Gunawan Kartasasmita, Apt 15. Drs. Arel St. Iskandar, Apt, MM 16.Dra. Kapureni, Apt 17.Drs. Edward
Tudor Dwinov, Apt 18.Drs. Zulkifli, Apt, M.Kes 19.Andi Leny S, S.Si, Apt
20.Fachriah Syamsuddin, S.Si, Apt 21.Fitra Budi Astuti, S.Si, Apt 22.Yuyun Yuniar,
S.Si, Apt Sekretariat : Chaeruddin Yully E. Sitepu, B.Sc Siti Martati
Kedua : Tugas – tugas Tim : a. Mengadakan rapat-rapat persiapan dan koordinasi pihak terkait b.
Menyusun draft Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas c. Menyelenggarakan pertemuan
penyempurnaan draft
Ketiga : Dalam menjalankan tugas-tugasnya Tim dapat mengundang pihak-pihak lain yang terkait
untuk mendapat masukan dalam penyempurnaan guna mendapat hasil yang optimal.

Keempat : Biaya Penyelenggaraan kegiatan dibebankan pada DIPA Peningkatan

Anda mungkin juga menyukai