Anda di halaman 1dari 11

KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN

I. Data Subjektif

1) Biodata

Nama : Agar mengenal pasien dan tidak ada kesalahan

dengan pasien yang lain


Umur : untuk mengetahui keadaan apakah ibu multipara

dengan usia di atas 35 tahun


Agama : untuk memudahkan bidan melakukan pendekatan

di dalam melaksanakan asuhan kebidanan

Suku : Untuk mengetahui dari suku mana pasien berasal


Pendidikan : untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat

pendidikannya
Pekerjaan : untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal ibu.
2) Keluhan utama

Keluhan ibu yang dirasakan saat pertama kali datang (keluar lendir darah dan

kenceng-kenceng sejak pukul berapa)

3) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui HPHT, kapan ibu haid pertama, siklus haid, lama haid, keluhan

selama haid, dan keputihan

4) Riwayat perkawinan

Meliputi berapa kali menikah, berapa lama dan berapa usia pertama kali menikah

dan status perkawinan

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu

apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan

persalinan yang akan dialami ibu nanti

Kehamlan Persalinan Anak Nifas


Hamil UK Kompli Cara Penol Tempat kom BB/PB JK umur meny kom
ke kasi persalin ong persalina plika usui plika
an n si si
6) Riwayat kehamilan sekarang

Ditanyakan berapa kali ibu periksa hamil, dimana, dengan siapa ibu periksa hamil

dan waktu hamil diberikan obat apa saja. Keluhan yang dirasakan ibu sewaktu

hamil.

7) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti

penyakit kuning, batuk tidak sembuh-sembuh ±1 bulan, ataupun penyakit

keturunan seperti, jantung, darah tinggi, dan kencing manis

8) Riwayat kesehatan yang lalu

Hal ini penting di ketahui untuk melihat kemungkinan adanya penyakit-penyakit

yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi kehamilannya

9) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui adanya penyakit keluarga yang berpengaruh kepada klien

misalnya penyakit menular seperti HIV, ataupun penyakit keturunan seperti

jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, dan mempunyai riwayat kembar, atau

riwayat penyakit jiwa

10) Riwayat Keluarga Berencana (KB)

Untuk mengetahui jenis kontrasepsi apa yang pernah digunakan ibu sebelumnya

dan keluhan pada kontrasepsi saat itu

11) Pola kebiasaan sehari-hari

Sangat penting ditanyakan untuk mengetahui pola nutrisi, eliminasi, istirahat,

aktifitas, personal hygine, dan kebiasaan yang dilakukan ibu selama ibu dirumah

dan dirumah sakit

12) Keadaan psikososial


Bagaimana tanggapan ibu dan suami tentang kehamilan dan bagaimana

dukungannya

13) Latar belakang sosial budaya

Kepercayaan terhadap takhayul, upacara adat yang pernah dilakukan, ada pantang

makan atau tidak

II. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum

untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik/ sedang/ buruk

b. Kesadaran

untuk mengetahui kesadaran ibu apakah composmentis/ samnolen/ apatis

c. Tanda-tanda vital :

1) Tekanan darah : 90/60-140/90 mmHg

2) Nadi : 60-90x/ menit

3) Suhu : 36,1°-37,5°C

4) Pernafasan : 16-20x/ menit

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : tidak tampak benjolan abnormal


Wajah : tidak pucat, dan tidak oedem
Mata : simetris, sklera putih atau kuning, konjungtiva

merah muda atau pucat


Leher : tidak tampak pembesaran limfe, kelenjar tiroid

dan vena jugularis


Payudara : simetris, puting susu menonjol, ada

hiperpigmentasi pada areola mammae,

kolostrum sudah keluat atau belum


Abdomen : tidak tampak benjolan abnormal, tidak ada bekas

luka operasi sectio caesarea (SC), dan

pemeriksaan leopold I-IV, DJJ, TBJ


Genetalia : tidak tampak odem, varises, keluar atau tidaknya

lendir darah
VT:

a. V/V : lendir darah

b. Ø : 10 cm (Lengkap)

c. Eff : 100 %

d. Ket : + (ada)

e. Bag Terendah : Kepala

f. Bag Terdahulu : UUK pukul 12.00,

11.00, 01.00

g. Moulage : 0-3

0 : sutura terpisah

1 : tulang-tulang kepala janin saling

bersentuhan

2: sutura tumpang tindih tapi masih dapat

dipisahkan

3: sutura tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan

h. Hodge : H I- IV

Untuk menentukan berapa jauh bag

depan anak turun ke dalam rongga

panggul

H I : sama dengan P.A.P

H II : sejajar H I melalui pinggir bawah

symphysis

H III: sejajar H I melalui spine

ischiadicae

H IV : sejajar H I melalui ujung oc.

coccygus

i. Tidak ada bag terkecil pada bag

terdahulu
Ekstremitas : Atas dan bawah : tidak tampak odem, varises,

keluar atau tidaknya lendir darah

3. Data penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaandiagnostik (USG, NST dll),

laboratorium untuk mengetahui reduksi dan protein urine, kadar Hb, serta

golongan darah dll

III. Analisa Data

Ny “...” G... P... AB... UK... minggu janin Intrauterin, Tunggal/ganda, Hidup/mati,

letak/Presentasi ...., dengan inpartu kala 1 fase laten/ aktif akselerasi, Dilatasi

maksimal, deselarasi.

IV. Penatalaksanaan

Kala I

1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga

mengerti atas penjelasan yang diberikan

2) Melakukan observasi kala I

a. Memantau TTV

b. Memantau kontraksi uterus

Pemantauan kontraksi uterus menggunakan jarum detik yang ada pada jam

tangan untuk mamntau kontraksi uterus. Jumlah kontraksi yang terjadi dalam

kurung waktu 10 menit. Pada fase aktif, minimal terjadi dua kontraksi dalam

10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih

c. Memantau DJJ

Dilakukan setiap 30 menit sekalimenggunakan doppler untuk mendengarkan

DJJ selama minimal 60 detik

d. Pemeriksaan dalam

Dilakukan setiap 4 jam sekali untuk mengetahui keluar atau tidaknya lendir

darah, pembukaan berapa, berapa effisemen, ketubannya masih utuh atau

sudah pecah, bagian terdahulu kepala atau bagian yang lainnya, adakah
bagian terkecil, bagian terendah ubun-ubun kecil atau ubun-ubun besar,

penurunan kepala pada hodge berapa, molase teraba bertindihan atau tidak

3) Memberitahu ibu cara relaksasi, ibu melakukan anjuran yang diberikan

4) Menjaga intake cairan dan nutrisi ibu, ibu minum....cc, makan sebanyak ...

5) Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, jongkok, berjalan-jalan, Ibu

melakukan anjuran yang diberikan

6) Memberikan dukungan terhadap ibu, ibu tampak lebih tenang

Kala II

1) Melihat tanda dan gejala kala dua

e. Ada dorongan meneran

f. Tekanan anus

g. Perinium menonjol

h. Vulva membuka

2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan

ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam

wadah partus set.

3) Memakai celemek

4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun

dan air mengalir

5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan

pemeriksaan dalam

6) Menggambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan

oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.

7) Membersihkan vilva dan perinium dengan kapas bahas dengan gerakan vulva

periinium

8) Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap dan

selaput ketuban sudah pecah)


9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin

0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya.

10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan

DJJ dalam batas normal (120-160 x/ menit))

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan janin dalam keadaan baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin

meneran.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada

saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa

nyaman)

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran

14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi

nyaman, jika ibu belum meras ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15) Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala

bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16) Meletakan kain bersih yang dilipat sepertiga bagian bawah bokong ibu.

17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan

bahan.

18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 6-5 cm, memasang

handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.

20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

21) Menunggu hingga kepala janin selesai putar paksi luar secara spontan.

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara bipariental

menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi dengan lembut

gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah

arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan

bahu belakang.
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perinium ibu untuk

menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas

untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah

bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan

jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin), Tgl....jam....bayi lahir

spt, JK...

25) Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan

b. Apakah bayi bergerak aktif

Hasil : bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan dan gerak aktif

26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka kepala dan bagian tubuh lainnya

kecuali baian tangan tanpa membersihkan bagian verniks. Ganti handuk

basah dengan handuk atau kain yang kering, membiarkan bayi di atas perut

ibu.

Manajemen aktif kala III

27) Memeriksa kembali uterus memastikan tidak ada lagi dalam uterus.

28) Memberitahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterusnya

berkontraksi baik.

29) Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM

( intra musculer) di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikan oksitosin)

30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm

dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali

tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31) Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi)

dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.


32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengingatnya dengan simpul

kunci pada sisi lainnya.

33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala

bayi.

34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

35) Meletakan sapu tangan di atas kain pada perut ibu di tepi atas sympisi, untuk

mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,

plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan

menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

37) Melakukan penegangan dan dorso kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu

meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan

kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan

dorso kranial).

38) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan

hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan) pegang plasenta dengan kedua

tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan

mencegah robeknya selaput plasenta., Hasil : tgl....jam....plasenta lahir

lengkap, kotiledon, selaput...., panjang talpus....

39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan

menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar empat

jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40) Periksa bagian maternal dan bagian vetal plasenta dengan tangan kanan untuk

memastikan bahwa seluruh kotilidon dan selaput plasenta sudah lahir lengkap

dan masukkan ke dalam gendok.

41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium. Melakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan pendarahan.


42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam

43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin

0,5% , bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan

rendam sarung tangan dalam larutan klorin selama 10 menit. cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan handuk yang

bersih dan kering. Kemudian pakai sarung tangan untuk melakukan

pemeriksaan fisik bayi.

44) Membiarkan bayi tetap kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

45) Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran, beri salep mata, dan VIT K

1 mg intramuskuler di paha kiri antero lateral., tgl....jam....diberikan vit K

46) Setelah satu jam pemberian Vit K 1 mg berikan suntikan imunisasi HB 0 di

paha kanan antero lateral

47) Celupkan tangan di larutan klorin 0,5% dan lepaskan secara terbalik dan

rendam, kemudian cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,

keringkan dengan handuk

48) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

49) Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai

kontraksi.

50) Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan .

51) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1

jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca

persalinan.

52) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik.

53) Menempatkan peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

54) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.


55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan

ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.

56) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu kepada keluarga untuk

membantu apabila ibu ingin minum.

57) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

58) Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan

sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan

klorin.

59) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. (tidak dilakukan)

60) Melengkapi partograf (Saifuddin, 2010).

Kala IV

Pemantauan kala IV dilakukan selama 2 jam post partum dengan

pemeriksaan 1 jam pertama setiap 15 menit sekali, dan setiap 30 menit pada 1 jam

selanjutnya dan yang dipantau pada kala IV adalah serviks, perdarahan, perineum,

dan kontraksi uterus, pemantauan dan evaluasi TTV ibu (Prawirohardjo, 2015).

S : ibu lega telah bersalin dengan normal

O : keadaan umum : TTV, kontraksi uterus, perdarahan

A : Ny .... P1001 Ab000 inpartu kala IV

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaaan, .......

4. Melakukan observasi kala IV

5. Memberi KIE ttg ASI

eksklusif, tanda bahaya nifas,

dll

Anda mungkin juga menyukai