Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan umum : mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan PER
Tujuan khusus :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan PER
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa aktual pada pasien dengan PER
c. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan pada pasien dengan PER
d. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan yang dibuat pada pasien dengan
PER
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan yang diberikan
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada pasien PER dengan
SOAP
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1.2 Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori-teori dikemukakan para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya,
namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dipakai
sebagai penyebab preeklampsia dan eklampsia adalah teori iskemia plasenta.
Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan
panyakit ini. Beberapa teori yang dikemukakan adalah:
a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-
cabang arter uterina dan artetri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut
menembus miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkuarta memberi
cabang arteri radialis. Arteria radialis menembus endometrium menjadi arteri
basalis yang kemudian memberi cabang arteri spiralis.
Pada hamil normal yang belum jelas sebabnya terjadi invasi trofoblas ke dalam
lapisan tot yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi
dilatasi. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis sehingga
mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini memberikan dampak penurunan
tekanan darah, penurunan resistensi vaskular dan peningkatan aliran darah
menuju uteroplasenter sehingga aliran ke janin juga baik.
Pada preeklampsia tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot
sehingga menjadi tetap kaku dan keras atau mengalami vasokonstriksi yang
berakibat aliran ke janin berkurang/hipoksia
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan pembentukan oksidan
Sebagaiman dijelaskan dalam teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam
kehamilan terjadi kegagalan proses aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin
dengan baik, akibatnya plasenta mengalami iskemia.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Dugaan bahwa faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi
dalam kehamilan terbukti dengan fakta:
- Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi kehamilan
jika dibandingkan dengan multigravida
- Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih besar
terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami
sebelumnya
- Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam
kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah
makin lama periode ini, makin kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Pada perempuan hamil normal, respon imun tidak menolak adanya “hasil
konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya human leukosit
antigen protein 6 yang berperan penting dalam modulasi respon imun, sehingga
ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta).
Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekskresi HLA-6
sehingga menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas
sangat penting agar jaringan desidua ibu menjadi lunak sehingga memudahkan
terjadnya dilatasi arteri spiralis juga merangsang produksi sitikon. Sehingga
memudahkan terjadinya reaksi inflamasi. Kemungkinan terjadi imun
maladaptation pada preeklampsia.
d. Teori adaptasi kardiovaskular
Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopresor.
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan
vasokonstriktor dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-
bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pebuluh darah terhadap bahan
vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap
bahan vasopresor.
e. Teori genetik
Genotipe ibu lebih menetiukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara
familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti bahwa pada
ibu yang mengalami preeklampsia 26% anak perempuannya akan mengalami
preeklmapsia pula, segdangkan hanya 8% anak menantu mengalami
preeklmapsia.
f. Teori diet (defisiensi gizi)
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan gizi berperan dalam
terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa
konsumsi minyak ikan dapat mengurangii preeklampsia.
Beberapa juga menganggap bahwa defisiensi kalsium pada diet perempuan
hamil mengakibatkan tresiko terjadinya preeklampsia/eklampsia. Dari
penelitian diketahui bahwa ibu hamil yang diberi suplemen kalsium cukup,
kasus yang mengalami preeklampsia adalah 14% sedang yang diberi glukosa
17%.
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi
darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Pada
kehamilan normal plasenta juga melepaskaan debris trofoblas, sebagai sisa-sisa
proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibat reaksi stress oksidatif bahan-
bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang timbulnya proses
inflamasi.
Pada kehamilan normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar,
sehingga reaksi inflamasi juga masih dalam batas normal. Berbeda dengan
proses apoptosis pada preeklampsia, dimana pada PE terjadi peningkatan stress
oksidatif sehingga produksi trofoblas meningkat sehingga beban reaksi
inflamasi pada ibu juga meningkat.
2.1.3 Patofisiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan resiko
retensi garam dan air. Pada biopsi ditemukan spasme hebat arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu darah merah. Jadi, jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai
usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh
penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui
sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh
spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Rustam Muchtar,
1998)
2.2.2 Etiologi
Kadar albumin sangat tergantung dari asupan protein yang masuk dalam tubuh.
Hipoalbumin atau kadar albumin rendah disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
antara lain:
a. Berkurangnya sintesis (produksi) karena asupan protein kurang (malnutrisi),
kelainan genetic, kerusakan jaringan, gangguan penyerapan protein
(malabsorbsi), penyakit hati sehingga tempat produksi protein/albumin
terganggu, kebocoran protein melalui ginjal, dan lain-lain.
b. Peningkatan ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usu,
nefrotik syndrome (penyakit ginjal)
2.2.4 Penanganan
Albumin dapat kembali ke batas normal atau meningkat jika penyebab yang
menurunkan kadar albumin dihilangkan. Untuk perbaikan tahap demi tahap dapat
diberikan protein albumin, baik dalam bentuk kapsul albumin atau serum
albumin. Tujuannya adalah untuk mengembalikan tekanan osmotik darah dengan
memberikan asupan protein yang cukup.
1. PENGKAJIAN
Tanggal/jam pengkajian : Tempat :
Tanggal/jam MKB : Oleh :
No register :
DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : nama digunakan untuk membedakan pasien satu dengan yang lainnya
Umur : menentukan resiko kejadian PE. Umur < 16 th dan > 35 th adalah resiko tinggi
terjadinya PE
Agama : sesuai agama pasien (membedakan cara pendekatan)
suku bangsa : memudahkan komunikasi dengan pasien
Pendidikan : tingkat pendidikan mempengaruhi cara pemberian KIE
Pekerjaan : menentukan status ekonomi pasien. Status ekonomi rendah, cenderung
menjadi etiologi PE
2. keluhan utama
ibu hamil anak ke ... mengeluh pusing dan kakinya bengkak
3. riwayat menstruasi
HPHT : menentukan UK
HPL : menentukan taksiran persalinan
4. riwayat obstetri
Ada nya riwayat penyulit PE / eklamsia pada kehamilan, persalinan atau nifas yang lalu
5. riwayat hamil ini
Primigravida atau multigravida merupakan risiko PE
6. riwayat KB
Pemakaian KB hormonal yang dapat menaikkan tekanan darah
7. riwayat kesehatan
Menderita tekanan darah tinggi sebelum hamil
8. riwayat kesehatan keluarga
Ibu, ayah atau keluarga menderita tekanan darah tinggi, saudara kandung yang pernah
PE / eklamsia pada kehamilan, persalinan atau nifas
9. riwayat Psikososial, sosial dan budaya
Perkawinan : menikah 1 kali atau 2 kali
Psikologi : psikologi yang buruk akan berpengaruh pada tekanan darah ibu (menaikkan
tekanan darah)
10. pola fungsional
Kebutuhan dasar manusia
Nutrisi : makan teratur 3 X 1 sehari atau secukupnya dan minum 8 gelas / hari
Eliminasi : BAK 4-5 kali/hari dengan jumlah urine > 500 cc/24 jam
Aktivitas dan istirahat
Melakukan aktivitas seperti biasa. Istirahat lebih sering. 2 jam pada siang 5-6 jam
pada malam hari
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah – baik
Kesadaran : compos mentis
TD : > 140/90 - < 160/110 mmHg
Nadi : 80 – 110 x/menit
Pernapasan : < 16 x/menit, 16 – 24 x/menit
BB : kenaikan < 11 – 13 kg
2. pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi
Muka : terdapat cloasma, terdapat oedema papelbra
Mata : conjungtiva bisa merah muda bisa pucat, sklera putih, tidak ada
gangguan visus
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid ataupun kelenjar limfe, tidak
ada bendungan vena jugularis
Dada : payudara membesar dan terdapat terdapat hyperpigmentasi pada
payudara dan areola
Perut : tidak ada nyeri epigastrium saat ditekan, perut membesar, terdapat
linea
Leopold I : TFU bisa sesuai UK bisa > besar atau bisa lebih kecil.
Bagian yang terdapat di fundus bisa kepala, bokong atau
kosong
Leopold II : bisa teraba bagian kepala, bokong atau punggung ataupun
bagian kecil janin
Leopold III : bisa teraba bokong, kepala atau kosong. Bisa digoyangkan
ataupun tidak bisa digoyangkan
Leopold IV : bisa konvergen / divergen
Genetalia : vulva vagina tidak oedem, tidak ada varices, bila dilakukan VT bisa
terdapat pembukaan bisa tidak ada
Ekstremitas : bisa oedema atau tidak oedema reflek patella bisa +/-
Auskultasi : DJJ (+) 120 – 160. Bisa < 120 atau > 160 x/menit
Perkusi : Reflek patella bisa (+) atau (-)
3. pemeriksaan penunjang
Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter
Proteinuria kualitatif +1 atau +2 pada urin kateter
USG, DL, SGOT, SGPT, Fungsi ginjal hipoalbumin.
4. Data riwayat perawatan
VI. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu yang mengacu pada Planning.
VII. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil dari implementasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Tanggal/ Jam Pengkajian : 09 Juli 2012/ 11.00
Tanggal/ Jam MKB : 09 Juli 2012/ 10.30
Tempat : Ruang VK RSU Haji Surabaya
Oleh : Ratih Mega S
NO. Register : 623500
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama : Tn. D
Umur : 29 th Umur : 36 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Guru Pekerjan : Swasta
Suku Bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Lebak Rejo 132 A, Surabaya
2). Alasan Kunjungan:
Kontrol ulang
Keluhan Utama Pasien :
Hamil anak kedua datang ke poli hamil RSU Haji Surabaya untuk kontrol. Karena
tensi naik dan kaki bengkak, langsung dibawa ke Ruang VK RSU Haji Surabaya
3). Riwayat Menstruasi :
HPHT : 24-10-2011
HPL : 01-08-2012
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 5-6 hari.
Banyaknya : biasa, ganti pembalut 3-4x /hari
Dismenorhea. : ada
Sifat Darah : encer
Flour Albus : tidak ada
4). Riwayat Obstetri:
Nifa
Kehamilan Persalinan Anak KB ket
s
Hml Se Lama
UK Penyul Penol jenis Penyul BB M H
ke ks netek
1 9 dokter Spt. Eklam- TA P 3000 M
bln B si K
2 H A M I L I N I
B. Data Obyektif
1). Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : composmentis
Tensi : 160/100 mmHg Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,70C Pernafasan : 18 x/menit
TB : 156 cm
2). Pemeriksaan Fisik :
a. Muka : terdapat cloasma gravidarum, tidak nampak oedema, bibir kering,
terdapat bekas luka
b. Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih, mata minus 5
c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan bendungan vena jugularis.
d. Dada :Simetris, payudara membesar, terdapat hiperpigmentasi, serta areola
bertambah gelap,
e. Perut : Tampak membesar, terdapat linea nigra, nyeri tekan pada perut kiri,
tidak ada bekas luka operasi, ada pembengkakan pada perut bagian kiri.
Pemeriksaan leopold :
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat, lunak, tidak
melenting dibagian fundus (bokong)
Leopold II : Teraba bagian yang keras dan memenjang di
bagian kiri dan bagian kecil janin di perut bagian kanan
Leopold III : Teraba bulat, keras, dan melenting di bagian
terbawah dan tidak dapat digoyangkan (kepala)
Leopold IV : Divergen 4/5
Tidak ada HIS
Hasil pemeriksaan auskultasi :
Terdengar DJJ dengan frekwensi 12-13-12 = 148 X/menit
f. Genetalia : vulva vagina tidak oedema, tidak ada varicess, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholin dan skene, tidak ada pengeluaran, tidak ada
condiloma akuminata
VT tidak dilakukan
g. Ekstremitas atas: Tidak ada edema.
Bawah: terdapat edema pada paha serta tungkai kanan dan kiri
Reflek patella : kanan, kiri : positif +/+
C. ANALISIS
Diagnosis:
GIIP1000 hamil 36-37 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, Presentasi kepala,
keadaan jalan lahir normal, KU ibu lemah dan janin baik dengan PER
Masalah : Ketidaknyamanan pembengkakan pada kaki
D. PELAKSANAAN
N= 88 x/mnt
RR= 20x/mnt
S= 36,6 C
Kimia Klinik:
GDA 98 50-140
BUN 5 10-20
SGOT 33 < 38
SGPT 22 < 41
Urine Lengkap:
18.45
19.15
21.00
N= 88 x/mnt
RR= 20x/mnt
S= 36,7 C
DJJ 145
Kimia Klinik:
A : GIIP1000 hamil 36-37 minggu, janin tunggal, hidup, Presentasi kepala, intrauterine,
keadaan jalan lahir normal, KU ibu lemah dan janin baik dengan PER dan
Hipoalbumin
P :
Tanggal/Jam Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Petugas
10-7-2012 1. Mengganti RD5 flash I
dengan flash ke-2 17/tpm
02.30
2. Mengobservasi TTV, DJJ
3. Mengecek ulang albumin
4. Memberikan nifedipin
05.00
10mg
06.00 5. Mengobservasi TTV, HIS,
DJJ, UP
6. Berkolaborasi dengan dr.
Sp.OG
7. Berkolaborasi dengan dr
Bedah
07.00
8. Mendiskusikan dengan ibu
agar ibu mengkonsumsi
tinggi protein
E/ ibu makan putih telur
09.00 dan ekstrak sari kutuk Cek Lab Albumin darah dan
urine
a.p pro SC
09.15
N= 88 x/mnt
RR= 20x/mnt
S= 36,7 C
DJJ 145
Kimia Klinik:
A : GIIP1000 hamil 36-37 minggu, janin tunggal, hidup, Presentasi kepala, intrauterine,
keadaan jalan lahir normal, KU ibu lemah dan janin baik dengan PER dan
Hipoalbumin
P :
Tanggal/Jam Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Petugas
1.
hasil pemeriksaan
E/ Ibu memahami
2.
telur
E/ Ibu meminum ekstrak
putih telur
3.
operasi SC untuk terminasi
kehamilan
E/ Ibu dan keluarga
memahami dann bersedia
4.
pre-op
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengumpulan data
Pada data subjektif didapatkan keluhan utama adalah kaki bengkak sesuai dengan teori
tanda gejala PER dan hipoalbumin adalah terjadi pembengkakan pada tangan/ kaki/ perut/
muka/ generalia. Pada riwayat obstetri persalinan yg lalu terjadi eklampsia, hal ini sesuai
teori bahwa jika pada riwayat obstetri yang lalu terdapat PE-eklampsia maka kehamilan/
persalinan/ nifas sekarang beresiko terjadinya PE-eklampsia.
Pada data objektif , didapatkan TD 160/100 mmHg tetapi proteinuria (-) ,kadar albumin yg
kurang dari normal yaitu 2,5 gr/dl, hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu tanda PER
adalah TD : >140/90 - < 160/110 mmHg dan kadar albumin normal pd org dewasa
adalah : 3,8-5,1 gr/dl
2. Analisis
Tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan fakta. Diagnosis dan masalah diambil
berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif, sesuai dengan teori bahwa jika ada
salah satu tanda dari hipertensi, proteinuria, edema sudah dapat diambil diagnosis PE
pengambilan diagnosis PER berdasarkan TD diastolik 100 mmHg sesuai teori bahwa pada
PER tekanan diastolik < 110 mmHg, meskipun tekanan sistolik 160 mmHg (merupakan
tanda PEB) dan protein uria (-)
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan diagnosis dan masalah yang ada dan sesuai teori
yaitu pada PER dilakukan konservatif rawat inap dan pada albumin diberikan diit putih
telur, pemberian sari kutuk dan serum albumin 20% karena keadaan tidak membaik
dilakukan terminasi.
BAB V
PENUTUP
Dari hasil penyelesaian asuhan kebidanan pada Ny S GIIP1000 hamil 36-37 minggu dengan
PER dan Hipoalbumin, didapatkan:
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan diagnose bahwa Ny S mengalami PER
karena mempunyai tanda dan riwayat yang sesuai dengan teori yang ada. Diagnosis dan
masalah diambil berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif, sesuai dengan teori
bahwa jika ada salah satu tanda dari hipertensi, proteinuria, edema sudah dapat diambil
diagnosis PE.
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan diagnosis dan masalah yang ada dan sesuai
teori yaitu pada PER dilakukan konservatif rawat inap dan pada albumin diberikan diit
putih telur, pemberian sari kutuk dan serum albumin 20% karena keadaan tidak membaik
dilakukan terminasi dengan SC.
5.2 Saran
5.1.1 Bagi Lahan Praktek
Pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan yang sesuai hendaknya selalu
dikerjakan agar dapat memberikan asuhan yang berkualitas.
5.1.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dalam pemberian asuhan kebidanan memerlukan berbagai sumber kepustakaan.
Untuk menambah pengetahuan dan materi tentang asuhan kebidanan Patologi
5.1.3 Bagi Penulis
Keseriusan dalam belajar, kemauan untuk lebih memperdalam ilmu pengetahuan
sangat diperlukan guna mempertinggi kwalitas ilmu dan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA