Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan fungsi dan kedudukan filsafat dalam peradaban Cina.

Berikan pula
contohnya masing – masing!

Jawaban

Kedudukan filsafat dalam peradaban Cina sering disamakan dengan agama, terutama
di kalangan kaum cerdik pandai. Hampir setiap agama yang timbul di Cina
mengandung ajaran filsafat yang tinggi. Bagi orang cina filsafat dapat membawa
manusia kepada kepuasan terhadap keinginan untuk mengerti dan memahami sesuatu
yang ada di balik dunia ini (Lasiyo, 1982: 24). Dengan kata lain, filsafat dijadikan
sebagai sistem yang mengatur hidup dan membawa manusia untuk memahami dunia,
misalnya Buddhisme, merupakan aliran atau filsafat sekaligus agama yang terkenal
dengan sebutan agama Buddha. Sejalan dengan kedudukan filsafat di Cina, bahwa
Buddhisme mengedepankan humanisme, bersifat demokratis (semua orang memiliki
hak yang sama unruk masuk nirvana), membahas adikodrati, dan memjunjung tinggi
rasa hormat kepada orang tua.

Fungsi filsafat menurut tradisi Cina digunakan untuk; meningkatkan kejiwaan


manusia, misalnya Taoisme yang menekankan hiduplah sejalan dengan alam;
memahami segala sesuatu yang ada di dunia ini, misalnya pengertian Li dan Chi
untuk memahami diri sendiri dan orang lain; dan mencapai nilai yang lebih tinggi
daripada nilai moral, misalnya kebebasan atau nirvani dalam ajaran Buddhisme.

2. Uraikan kritik Ku Yen Wu terhadap Neo-Confucianisme dengan contoh – contohnya!

Jawaban

Ku Yen Wu mengkritiki Neo-Confucianisme yang bertentangan dengan ajaran


Confucianisme. Terutama dalam hal Li. Menurutnya, jika hanya memperlajari Li saja,
tidak akan menghasilkan apa apa dan tidak akan memperbaiki ekonomi Cina
sebagaimana tujuan lahirnya Neo-Confucianisme karena manusia menjadi malas.
Confucianisme yang mengajarkan bagaimana manusia ber-aksi seharusnya
mempelajari dunia Chi atau hal yang bersifat empiris. Tentunya hal ini sangat
berbanding terbalik dengan filsuf sebelumnya yang ia kritik, yaitu Wang Sung Yen
yang mengedepankan Li. Misalnya Ku Yen Wu mengartikan Yi adalah perbuatan
yang layak, contohnya dokter yang mengobati ataupun anak yang menaati orangtua.
3. Uraikan kritik Tai Chen terhadap ajaran Neo-Confucianisme serta uraikan pula
pemikirannya tentang ilmu pengetahuan!

Jawaban

Tai Chen menentang ajaran Neo-Confucianisme mengenai Li. Menurtnya para kaisar
dinasti Manchu menggunkan Li untuk membodohi rakyat, yang harus ditaati
seutuhnya dan tidak boleh diubah dalam hal konstitusi. Ia berpendapat bahwa yang
ada hanya Chi saja, tidak ada Li. Yang ada hanya yang tampak saja atau materialis. Ia
juga menggap bahwa Neo-Confucianismetidak kritis dan mengandung paham
Buddhisme (hawa nafsu harus di hilangkan). Bila begitu, menurut Tai Chen, manusia
tiak akan mengalami perkembangan dan tidak maju. Hawa nafsu seharusnya dikontrol
secara rasional lalu disalurkan secara empiris.
Tai Chen sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Ia sangat setuju
dengan confucius dan mensius. Ia sangat berjiwa empiris. Pengalaman adalah sebagai
bukti berdasarkan indera. Menurutnya, dalam ilmu pengetahuan ada unsur
rasionalitas. Rasionalitas dan empiris haruslah bekerja sama. Contohnya, semua benda
langka bernilai mahal. Krikil segitiga langka. Maka krikil segitiga bernilai mahal.
Manusai haruslah kritis. Dengan begitu perkembangan ilmu pengetahuan akan
mengelami pembaharuan menuju kebenaran. Misalnya teori peredaran bumi dan
matahari yang awalnya geosentris menjadi heliosentris.

4. Jelaskan yang dimaksud Huang Tsung-Hsi banwa Confucius adalah pembaharu yang
praktis dengan berbagai contohnya. Berikan pula evaluasi kritis saudara!

Jawaban

Confucius adalah pembaharu yang praktis maksudnya adalah banwa Confucius tidak
hanya teori atau omongan saja, tetapi ada aksi yang diperjuangkan untuk mewujudkan
ide - idenya. Hal ini yang memberi dampak pemikiran Huang Tsung-Hsi bahwa
manusia harus menedepankan Chi. Ajaran-ajaran Confusius mengedepankan praktik
dalam kehidupan. Ia juga menekankan bahwa manusia harus kritis dan berpendidikan.
Seseorang dapat menjadi pemimpin bukan kerena keturunan tetapi karena keagungan
watak dan tingkah laku yang baik. setiap individu juga harus menyesuaikan dirinya
dengan kewajiban dalam masyarakat. Contohnya, Penguasa sebagai penguasa,
menteri sebagai menteri, dan seterusnya. Huang Tsung-Hsi juga melihat Confucius
adalah pembaharu budaya bukan pencipta budaya. Misalnya, istilah “Li” diambil dari
masyarakat yang dulu artinnya upacara kurban. Lalu diubah maknanya menjadi etika
atau etiket atau sopan santun.

5. Tulis judul makalah saudara (Tugas yang sudah dikumpul), uraikan garis besar isinya
dengan diberikan evaluasi saudara!

Jawaban

Relevansi Kritik Huang Tsung-Hsi Dengan Teori Demokrasi Kedaulatan Rakyat: Indonesi

Secara garis besar, penulis memaparkan kesinambungan antara kritik Huang Tsung-
Hsi dengan teori demokrasi kedaulatan rakyat, terutama di dindonesia. Indonesia yang
menganut sistem demokrasi berkedaulatan rakyat, menjadikan rakyat sebagai sumber
kekuasaan tertinggi sebagaimana yang tertulis dalam UUD 1945. Hal ini memiliki kesamaan
dengan kritik Huang Tsung-Hsi terhadap kekaisaran pada waktu itu yang cenderung
merugikan rakyat, yang mana seharusnya rakyatlah yang memiliki negara dan raja hanya
sebagai tamu atau pendatang.
Secara tidak langsung, sistem demokrasi kedaulatan rakyat berdasarkan pancasila di
indonesia memiliki kesamaan dengan sistem yang diperjuangkan Huang, yaitu kesejahteraan
rakyat yang paling utama, seperti cita-cita Indonesia yang tersebut dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Setelah kematiannya, Kritik Huang Tsung-Hsi mempengaruhi sistem
pemerintahan tidak hanya di Cina tetapi juga membuka pikiran dunia. salah tunya adalah
Indonesia.

Aqilla Fadia Haya


20/458547/FI/04783

Anda mungkin juga menyukai