Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME

DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd.


Dr. Yeri Sutopo, M. Pd., M. T.

Disusun oleh:

Nur Laili Septiani


NIM. 0103520059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I 1PENDAHUALUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………2

C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASA .......................................................................................................... …3

A. Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan…………………………..................3


B. Ciri utama Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan…………………………..4
C. Progresivisme dalam PendidikanModern………………………………………………4
D. Implementasi Filsafat Pendidikan Progresivisme dalam Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Dasar………………………………………………………………………..5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..8

A. Simpulan………………………………………………………………………….................8

B. Saran……………………………………………………………………………………….…8

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam segala kehidupan manusia. Pendidikan


bercirikan interaksi antar manusia, terutama antara pendidik dan peserta didik demi
mencapai tujuan pendidikan Nasional.
Pendidikan merupakan pelaksanaan dari ide-ide filsafat. Filsafat telah memberikan
asas sistem nilai atau normatif bagi peranan pendidikan yang telah melahirakan ilmu
pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan, dan dengan segala aktivitasnya. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa filsafat pendidikan sebagai pedoman atau pendorong adanya pendidikan,
termasuk didalamnya yaitu kurikulum pedidikan, dalam hal ini fsafat pendidikan juga
memiliki peran dalam pengembangan kurikulum pendidikan.. Kurikulum merupkan salah satu
komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum berfungsi sebagai acuan
dan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan, baik oleh pengelola maupun pelaksana
pendidikan.
Dalam proses pendidikan, banyak aliran filsafat pendidikan yang tumbuh dan
berkembang dalam perananannya membangun pendidikan. Salah satunya adalah aliran
progresivisme, dalam pendidikan aliran progresivisme menghendaki agar peserta didik dapat
menggunakan kemampuannya secara konstruktif dan komprehensif untuk menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi. Peserta didik harus aktif dalam
mengembangkan pengetahuan, bukan hanya menunggu arahan dan petunjuk dari guru atau
sesama siswa, aliran filsafat progresivisme ini mengutamakan peran peserta didik dalam
berinisiatif dan juga mengembangkan potensinya.
Kurikulum pendidikan dasar di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan.
Perubahan kurikulum tersebut dilakukan guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pendidikan Perkembangan kurikulum 2013 saat ini, tak lepas dari campur tangan filsafat
pendidikan. Terlebih dari aliran-aliran dalam filsafat pendidikan. Aliran filsafat progresivime
turut berperan dalam pengembangan kurikulum pendidikan dasar Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan?
2. Apa ciri utama Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan?
3. Bagaimana Progresivisme dalam Pendidikan Modern?
4. Bagaimana implementasi Filsafat Pendidikan Progresivisme dalam Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Dasar?

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini berdasarkan pada rumusan masalah
di atas yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan.
2. Untuk mengetahui ciri utama Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan.
3. Untuk mengetahui Progresivisme dalam Pendidikan Modern.
4. Untuk mengetahui implementasi Filsafat Pendidikan Progresivisme dalam
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan


Menurut Djumransah (2006) Aliran Progresivisme ini merupakan salah satu aliran
filsaFat pendidikan yang berkembang pesat pada permulaan abad ke XX dan sangat
berpengaruh dalam pembaruan pendidikan. Perkembangan tersebut terutama didorong oleh
terutama aliran naturalisme dan eksperimentalisme, instrumentalisme, evironmentalisme, dan
pragmatisme sehingga progresivisme sering dis but sebagai salah satu dari aliran
progresivisme.
Aliran progresivisme dalam filsafat pendidikan menekankan bahwa proses
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Perserta didik berperan aktif sedangkan
pendidik berperan sebagai fasilitator dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan
dilakukannya metode pembelajaran student centered learning dapat menumbuhkan
kemampuan peserta didik dalam berpikir kreatif serta mengelola kemampuan dalam
menyelesaikan masalah. Progresivisme dalam hal ini peserta didik diberikan kemerdekaan
baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang
terpendam dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain.
Kurikulum dalam aliran progrsivisme dipusatkan pada pengalaman yang didasarkan atas
kontekstual atau kehidupan manusia berinteraksi dengan lingkungan yang kompleks.
Kurikulum terintegrasi dengan masalah yang ada di masyarakat dengan menggunakan
metode problem solving dalam pembelajaran sehari-hari. Pandangan aliran progresivisme ini
mengembangkan kemampuan soft sklill dan hard skill yang berupa sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
Dalam pandangan Progresivisme, manusia harus selalu maju (progress) bertindak
konstruktif, inovatif, reformatif, aktif dan dinamis. Sebab manusia mempunyai naluri selalu
menginginkan perubahan-perubahan. Menurut Imam Barnadib, Progresivisme menghendaki
pendidikan yang progresif (maju), semua itu dilakukan oleh pendidikan agar manusia dapat
mengalami kemajuan (Progress), sehingga orang akan bertindak dengan intelegensinya
sesuai dengan tuntutan dan lingkungan (Nursikin, 2016).

3
B. Ciri utama Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan
Aliran Progresivisme memiliki konsep yang mempercayai manusia sebagai subjek
yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya, mempunyai
kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan mengancam manusia itu
sendiri. Pendidikan dianggap mampu mengubah dan menyelamatkan manusia demi masa
depan. Tujuan pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi penga laman yang terus
menerus dan bersifat progresif. Dengan demikian, progresif merupakan sifat positif dari
aliran progresivisme, sedangkan sitat negatifnya adalah aliran ini kurang me nyetujui adanya
pendidikan yang bercorak otoritas dan absolut dalam segala bentuk seperti terdapat dalam
agama, moral, politik, dan ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini, bahwa progres atau kemajuan, lingkungan dan pengalaman menjadi
perhatian dan progresivisme, tidak hanya angan-angan dalam dunia ide, teori, dan cita-cita
saja. Progress dan kemajuan harus dicari dengan memfungsikan jiwa sehingga menghasilkan
dinamika yang lain dalam hidup ini. Semuanya itu diperlukan oleh pendidikan agar orang
dapat maju, dan berbuat sesuatu sehingga mampu mengadakan penyesuaian dengan
lingkungan. Karena itu, pendidikan tidak hanya menyampakan pengetahuan kepada peserta
didik, namun hal yang lebih penting dari itu adalah melatih kemampuan berpikir dengan
membernkan rangsangan dengan cara-cara ilmiah, seperti kemampuan menganalısis dan
memilih secara rasional di antara beberapa alternatit yang tersedia.
Tugas pendidikan, menurut pragmatisme progresivisme ialah mengadakan
penelitian atau pengamatan terhadap ke mampuan manusia dan menguji kemampuan-
kemampuan ter sebut dalam pekerjaan praktis. Dengan kata lain, manusia hendaknya
mengaktualisasikan ide-idenya dalam kehidupan nyata, berpikir, dan berbuat.

C. Progresivisme dalam Pendidikan Modern


Istilah progresivisme dalam uraian ini akan dikaitkan degan pendidikan, terutama
pendidikan modern abad ke XX. Pada pendidikan modern itu, rekonstruksi dunia pendidikan
telah banyak dilakukan oleh aliran ini melalui inisiatıf dan karya nyata. John Dewey, tokoh
yang berpengaruh di Amerika Serikat melalui "Sekolah kerja" yang ia dirikan

4
mempraktikkan pandangan-pandangannyya dalam dunia pendidikan. Pandangan tersebut
mengenai kebebasan dan kemerdekaan pe serta didik agar dapat mencapai tujuan pendidikan
dalam peme bentukan warga negara yang demokratis.
Progresivisme juga tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang terpisah dalam
kurikulum, melainkan harus diusahakan menjadı satu unit dan terintegrasi. Misalnya, dalam
bidang studi IPA, sejarah, dan keterampilan serta hal-hal yang bermanfaat dan dirasakan oleh
masyarakat. Seperti halnya dalam tematik pada kurikulum 2013. Praktik kerja di
laboratorium, bengkel, dan kebun merupakan kegiatan-kegiatan yang dianjurkan dalam
rangka terlaksananya learnngbydomg atau belajar untuk bekerja.

D. Implementasi Filsafat Pendidikan Progresivisme dalam Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Dasar

Dalam pandangan filsafat pendidikan progresivisme kurikulum merupakan


serangkaian program pengajaran yang dapat mempengaruhi anak belajar secara edukatif,
baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Amir Ma’ruf (2012)
kurikulum dalam padangan progresivisme ialah sebagai pengalaman mendidik,
bersifat eksperimental, dan adanya rencana serta susunan yang teratur. Pengalaman
belajar merupakan pengalaman apa saja yang serasi dengan tujuan menurut prinsip -
prinsip yang telah digariskan dalam pendidikan, dimana setiap proses belajar yang
ada membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Artinya, kurikulum
harusnya dirancang untuk mengembangkan berbagai potensi peserta didik, serta
dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi kehidupan anak didik.

Aliran progresivisme menghendaki kurikulum dipusatkan pada pengalaman peserta


didik yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan
yang kompleks (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:91). Namun, dalam hal ini
progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah,
tetapi harus terintegrasi dalam unit. Zuhairini (1991:24) menyebutkan core
curriculum harus mengandung integrated curriculum dengan mengutamakan metode
problem solving.

5
Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Kilpatrick sebagaimana dikutip
Jalaluddin dan Abdullah Idi (2012:93) mengatakan suatu kurikulum dianggap memiliki
kualitas yang baik dapat didasarkan atas tiga prinsip, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas hidup anak pada tiap jenjang.
b. Menjadikan kehidupan aktual anak ke arah perkembangan dalam suatu
kehidupan yang bulat dan menyeluruh.
c. Mengembangkan aspek kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas keberhasilan
sekolah, sehingga kemampuan anak didik dapat berkembang secara aktual dan
aktif memikirkan hal- hal baru yang baik untuk diamalkan.

Dalam rangka mewujudkan ketiga prinsip tersebut, Kilpatrick


mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diungkapkan, di antaranya:
a. Kurikulum harus dapat meningkatkan kualitas hidup anak didik sesuai
dengan jenjang pendidikan.
b. Kurikulum yang dapat membina dan mengembangkan potensi anak didik.
c. Kurikulum yang mampu mengubah perilaku anak didik menjadi kreatif, adaptif,
dan mandiri.
d. Kurikulum berbagai macam bidang studi itu bersifat fleksibel.

Adapun lima aspek kurikulum dalam aliran Progresivisme, yang berperan dalam
pengambangan kurikulum pendidikan dasar, yaitu :
1. Reorganisasi di dalam suatu subyek khusus sebagai langkah pertama mencari pola dan
design yang baru dalam pendidikan
2. Korelasi antara dua atau lebih mata pelajaran , misalnya antara bahasa nasional dengan
social-studies
3. Pengelompokan dan hubungan integratif dalam satu bidang pengetahuan, misalnya
“pendidikan umum” dalam ilmu pengetahuan alam
4. “Core-curriculum” suatu kelompok mata pelajaran yang memberi pengalaman dasar dan
sebagai kebutuhan umum yang utama
5. “Experience-centered curriculum” yakni kurikulum yang mengutamakan pengalaman
dengan menekankan pada unit – unit tertentu.

6
Dalam hal ini, kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu
sekolah (child centered). Mereka kemudian berupaya mengembangkan kurikulum dan
metode pengajaran yang berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik.

Gambaran tersebut merupakan salah satu karakteristik kurikulum menurut


pandangan aliran progresivisme. Yang mana intinya kurikulum harus terintegrasi
antara masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dengan model belajar sambil
berbuat, serta menggunakan metode problem solving dalam kegiatan pembelajaran sehari
hari. Berkaitan dengan hal tersebut, kurikulum aliran progresivisme dapat
dilihat melalui pengembangan yang dilakukan oleh Junius L. Meriam. Ia
mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan kehidupan anak dan
mengikutsertakan darmawisata, pekerjaan konstruktif, observasi, dan diskusi.

Pandangan aliran progresivisme tersebut sangat relevan dan mempengaruhi,


bahkan menjadi salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum yang sat ini
diterapkan pada pendidikan dasar di Indonesia. Kurikulum yang dimaksud ialah
Kurikulum 2013, kurikulum ini dimaknai sebagai kurikulum yang dikembangkan dalam
rangka meningkatkan dan menyeimbangkan antara kemampuan soft skill dan hard skill
yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, :16). Dengan kata lain,
Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai - nilai yang tercermin pada
sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui
pengetahuan di bangku sekolah.

Aliran progresivisme disebutkan sebagai salah satu yang mendasari


pengembangan Kurikulum 2013, karena dalam Kurikulum 2013 pendekatan
pembelajaran yang digunakan ialah pendekatan saintifiks. Di mana pendekatan
saintifiks ini lebih menekankan pada pemecahan sebuah masalah ( problem solving).
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kurikulum 2013 sangat cocok dengan
pandangan aliran progresivisme

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Aliran progresivisme merupakan suatu aliran dalam filsafat pendidikan
yang menghendaki adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke
arah yang positif. Aliran Progresivisme memiliki konsep yang mempercayai manusia
sebagai subjek yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan
hidupnya, mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan
mengancam manusia itu sendiri.
Adapun implementasi aliran progresivisme dalam pengembangan kurikulum
pendidikan dasar yaitu (1)Reorganisasi di dalam suatu subyek khusus sebagai langkah
pertama mencari pola dan design yang baru dalam pendidikan; (2)Korelasi antara dua atau
lebih mata pelajaran , misalnya antara bahasa nasional dengan social-studies;
(3)Pengelompokan dan hubungan integratif dalam satu bidang pengetahuan, misalnya
“pendidikan umum” dalam ilmu pengetahuan alam; (4)“Core-curriculum” suatu kelompok
mata pelajaran yang memberi pengalaman dasar dan sebagai kebutuhan umum yang utama;
dan (5)“Experience-centered curriculum” yakni kurikulum yang mengutamakan
pengalaman dengan menekankan pada unit – unit tertentu.

B. Saran

Kurikulum dikatakan berhasil apabila tercapai indikator –indikator pengeukur

keberhasilan kurikulum itu sendiri. Dan sebagai guru diharapkan selalu up to date dalam

pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian, guru

perlu mempelajari dan menguasai aliran-aliran filsafat pendidikan yang mendukung dalam

pengemabangan kurikulum pendidikan dasar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. (2017). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam
Futura, 11(1), 15-34.

Djumransjah. (2006). Filsafat Pendidikan. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Fadlillah, M. (2017). Aliran Progresivisme dalam Pendidikan di Indonesia. Jurnal Dimensi


Pendidikan dan Pembelajaran, 5(1), 17-24.

Jalaluddin dan Abdullah Idi. (2012).Filsafat Pendidikan; Manusia, Filsafat dan


Pendidika. Jakarta: Rajawali Press

Nursikin, M. (2016). Aliran-aliran Filsafat Pendidikan dan Implementasinya dalam


Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture
and Education, 1(2), 303-334.

Wikandaru, R. (2012). Aliran Pendidikan Progresivisme dan Kontribusinya dalam


Pengembangan Pendidikan Pancasila di Indonesia. CIVIS, 2(1/Januari).

Anda mungkin juga menyukai