MAKALAH
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
2020
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2
A. Simpulan………………………………………………………………………….................8
B. Saran……………………………………………………………………………………….…8
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan?
2. Apa ciri utama Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan?
3. Bagaimana Progresivisme dalam Pendidikan Modern?
4. Bagaimana implementasi Filsafat Pendidikan Progresivisme dalam Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Dasar?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini berdasarkan pada rumusan masalah
di atas yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan.
2. Untuk mengetahui ciri utama Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan.
3. Untuk mengetahui Progresivisme dalam Pendidikan Modern.
4. Untuk mengetahui implementasi Filsafat Pendidikan Progresivisme dalam
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Ciri utama Aliran Progresivisme dalam Filsafat Pendidikan
Aliran Progresivisme memiliki konsep yang mempercayai manusia sebagai subjek
yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya, mempunyai
kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan mengancam manusia itu
sendiri. Pendidikan dianggap mampu mengubah dan menyelamatkan manusia demi masa
depan. Tujuan pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi penga laman yang terus
menerus dan bersifat progresif. Dengan demikian, progresif merupakan sifat positif dari
aliran progresivisme, sedangkan sitat negatifnya adalah aliran ini kurang me nyetujui adanya
pendidikan yang bercorak otoritas dan absolut dalam segala bentuk seperti terdapat dalam
agama, moral, politik, dan ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini, bahwa progres atau kemajuan, lingkungan dan pengalaman menjadi
perhatian dan progresivisme, tidak hanya angan-angan dalam dunia ide, teori, dan cita-cita
saja. Progress dan kemajuan harus dicari dengan memfungsikan jiwa sehingga menghasilkan
dinamika yang lain dalam hidup ini. Semuanya itu diperlukan oleh pendidikan agar orang
dapat maju, dan berbuat sesuatu sehingga mampu mengadakan penyesuaian dengan
lingkungan. Karena itu, pendidikan tidak hanya menyampakan pengetahuan kepada peserta
didik, namun hal yang lebih penting dari itu adalah melatih kemampuan berpikir dengan
membernkan rangsangan dengan cara-cara ilmiah, seperti kemampuan menganalısis dan
memilih secara rasional di antara beberapa alternatit yang tersedia.
Tugas pendidikan, menurut pragmatisme progresivisme ialah mengadakan
penelitian atau pengamatan terhadap ke mampuan manusia dan menguji kemampuan-
kemampuan ter sebut dalam pekerjaan praktis. Dengan kata lain, manusia hendaknya
mengaktualisasikan ide-idenya dalam kehidupan nyata, berpikir, dan berbuat.
4
mempraktikkan pandangan-pandangannyya dalam dunia pendidikan. Pandangan tersebut
mengenai kebebasan dan kemerdekaan pe serta didik agar dapat mencapai tujuan pendidikan
dalam peme bentukan warga negara yang demokratis.
Progresivisme juga tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang terpisah dalam
kurikulum, melainkan harus diusahakan menjadı satu unit dan terintegrasi. Misalnya, dalam
bidang studi IPA, sejarah, dan keterampilan serta hal-hal yang bermanfaat dan dirasakan oleh
masyarakat. Seperti halnya dalam tematik pada kurikulum 2013. Praktik kerja di
laboratorium, bengkel, dan kebun merupakan kegiatan-kegiatan yang dianjurkan dalam
rangka terlaksananya learnngbydomg atau belajar untuk bekerja.
5
Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Kilpatrick sebagaimana dikutip
Jalaluddin dan Abdullah Idi (2012:93) mengatakan suatu kurikulum dianggap memiliki
kualitas yang baik dapat didasarkan atas tiga prinsip, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas hidup anak pada tiap jenjang.
b. Menjadikan kehidupan aktual anak ke arah perkembangan dalam suatu
kehidupan yang bulat dan menyeluruh.
c. Mengembangkan aspek kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas keberhasilan
sekolah, sehingga kemampuan anak didik dapat berkembang secara aktual dan
aktif memikirkan hal- hal baru yang baik untuk diamalkan.
Adapun lima aspek kurikulum dalam aliran Progresivisme, yang berperan dalam
pengambangan kurikulum pendidikan dasar, yaitu :
1. Reorganisasi di dalam suatu subyek khusus sebagai langkah pertama mencari pola dan
design yang baru dalam pendidikan
2. Korelasi antara dua atau lebih mata pelajaran , misalnya antara bahasa nasional dengan
social-studies
3. Pengelompokan dan hubungan integratif dalam satu bidang pengetahuan, misalnya
“pendidikan umum” dalam ilmu pengetahuan alam
4. “Core-curriculum” suatu kelompok mata pelajaran yang memberi pengalaman dasar dan
sebagai kebutuhan umum yang utama
5. “Experience-centered curriculum” yakni kurikulum yang mengutamakan pengalaman
dengan menekankan pada unit – unit tertentu.
6
Dalam hal ini, kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu
sekolah (child centered). Mereka kemudian berupaya mengembangkan kurikulum dan
metode pengajaran yang berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Aliran progresivisme merupakan suatu aliran dalam filsafat pendidikan
yang menghendaki adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke
arah yang positif. Aliran Progresivisme memiliki konsep yang mempercayai manusia
sebagai subjek yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan
hidupnya, mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan
mengancam manusia itu sendiri.
Adapun implementasi aliran progresivisme dalam pengembangan kurikulum
pendidikan dasar yaitu (1)Reorganisasi di dalam suatu subyek khusus sebagai langkah
pertama mencari pola dan design yang baru dalam pendidikan; (2)Korelasi antara dua atau
lebih mata pelajaran , misalnya antara bahasa nasional dengan social-studies;
(3)Pengelompokan dan hubungan integratif dalam satu bidang pengetahuan, misalnya
“pendidikan umum” dalam ilmu pengetahuan alam; (4)“Core-curriculum” suatu kelompok
mata pelajaran yang memberi pengalaman dasar dan sebagai kebutuhan umum yang utama;
dan (5)“Experience-centered curriculum” yakni kurikulum yang mengutamakan
pengalaman dengan menekankan pada unit – unit tertentu.
B. Saran
keberhasilan kurikulum itu sendiri. Dan sebagai guru diharapkan selalu up to date dalam
pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian, guru
perlu mempelajari dan menguasai aliran-aliran filsafat pendidikan yang mendukung dalam
8
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. (2017). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam
Futura, 11(1), 15-34.