Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

KONSEP DIAGNOSA KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH
FARADELLA NIKEN ANDARIKE
18101050009

PROGRAM KHUSUS PRODI S1 KEPERAWATAN


STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN 2018/2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan

pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu.

Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, seorang perawat akan

melewati lima tahap, yakni pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,

implementasi, dan pendokumentasian.

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap

pengalaman atau respon individu, keluarga atau komunitas pada masalah

kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada prose kehidupan.

Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan

keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang

optimal. Mengingat pentingnya diagnosis keperawatan dalam pemberian

asuhan keperawatan, maka dibutuhkan standar diagnosisi keperawatan yang

dapat diterapkan secara nasional di Indonesia dengan mengacu pada standar

diagnosis internasional yang telah dibakukan sebelumnya.

Pada dasarnya diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan

intervensi yang menjadi  tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa

keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam

proses pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai

masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping

itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat

2
dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan

menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.

Diagnosis keperawatan telah diterapkan di berbagai rumah sakit dan

fasilitas kesehatan lainnya, namun diperlukan terminologi dan indikator

diagnosis keperawatan yang terstandarisasi agar penegakkan diagnosis

keperawatan menjadi seragam, akurat untuk menghindari ketidaktepatan

pengambilan keputusan dan ketidaksesuaian asuhan keperawatan yang

diberikan kepada klien ( Lunney, 2006; Muller-Staub etal, 2007, Muller-

Staub et al, 2010).

Dewasa ini tak jarang ditemukannya kesalahan dalam perumusan

diagnosa keperawatan baik oleh mahasiswa keperawatan yang sedang

melakukan praktik maupun oleh perawat professional. Hal ini dapat

diakibatkan oleh banyak factor diantaranya data yang kurang akurat,

pengetahuan pelaku perumus diagnosa yang kurang, dan masih banyak lagi.

Terlebih lagi banyak kalangan yang berpikir bahwa diagnosa keperawatan

serupa dengan diagnosa medis dan tak jarang beberapa perawat menetapkan

diagnosa keperawatan dengan menambahkan diagnosa medis didalamnya dan

melupakan syarat serta komponen yang seharusnya terdapat dalam diagnosa

keperawatan sehingga berdampak pada pelayanan keperawatan yang diterima

oleh klien.

3
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, adalah:

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan?

1.2.2 Apakah Tujuan dari Diagnosis Keperawatan ?

1.2.3 Apa sajakah syarat dan komponen dari diagnosa keperawatan?

1.2.4 Bagaimanakah proses perumusan diagnosa keperawatan?

1.2.5 Apa sajakah macam-macam diagnosa keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan.

1.3.2 Untuk Mengetahui Tujuan Diagnosis Keperawatan

1.3.3 Untuk mengetahui mengenai syarat dan komponen dari diagnosa

keperawatan.

1.3.4 Untuk memahami mengenai proses perumusan diagnosa keperawatan.

1.3.5 Untuk mengetahui mengetahui macam-macam diagnosa keperawatan

1.4 Manfaat Penulisan

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca baik

dari kalangan mahasiswa kesehatan, perawat professional maupun masyarat

dalam memahami diagnosa keperawatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons

individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang actual

dan potensial, atau proses kehidupan (NANDA International,2007). Diagnosa

keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia

(status kesehatan atau risiko perubahan pola ) dari individu atau kelompok

dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan

intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi,

mencegah, atau mengubahnya (Carpenito,2000), Menurut Shoemaker (1984)

mendefinisikan diagnosa keperawatan sebagai keputusan klinis mengenai

individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar

pembuatan ketentuan-ketentuan untuk terapi yang pasti dimana perawat

bertanggung jawab.

Menurut (SDKI, 2017) Diagnosis Keperawatan merupakan suatu

penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual maupun

potensial. Diagnosis Keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon

klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan

dengan kesehatan.

Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosa

keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon individu, keluarga,

5
atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap

masalah kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status

kesehatan.

2.2 Tujuan Diagnosis keperawatan

1. Menjadi panduan atau acuan bagi perawat dalam menegakkan diagnosis

keperawatan.

2. Meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan

3. Memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofesional dengan

penggunaan istilah yang seragam dan terstandarisasi

4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

5. Mengukur beban kerja dan reward perawat

2.3 Komponen dan Syarat Diagnosa Keperawatan

2.3.1. Komponen Diagnosa Keperawatan

1) Problem (Masalah)

Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan

keperawatan dapat diberikan.Masalah adalah kesenjangan atau

penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.

Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan

klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan

disusun dengan menggunakan standar yang telah disepakati

(NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon), supaya :

a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti

secara umum

b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan

6
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah

keperawatan dengan masalah medis

d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan

diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan,

sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

2) Etiologi (E/penyebab)

Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah

kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.

Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara

perilaku dan lingkungan.

Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi:

a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut

atau kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.

b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan,

isolasi sosial)

c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan atau

perawatan): keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga

tidak mampu memberikan perawatan.

d. Maturasional :

o Adolesent : ketergantungan dalam kelompok

o Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua

o Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas

7
3) Sign dan symptom (S/tanda dan gejala)

Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi

yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.

Menurut NANDA-I Komponen Diagnosa Keperawatan

Sebagai Berikut:

a. Label Diagnosis yang merupakan nama diagnosa keperawatan

yang disetujui oleh NANDA International, menggambarkan inti

dari respon klien terhadap kondisi kesehatan dalam kata-kata

yang sedikit mungkin dan melibatkan pengunaan kata penjelas

atau descriptor sebagai contoh, diagnosis gangguan mobilitas

fisik disini yang termasuk descriptornya adalah gangguan untuk

menjelaskan keaslian ataupun perubahan mobilitas yang

mengambarkan dengan baik respon klien.

b. Faktor Terkait adalah kondisi atau etiologi yang ditemukan

dari data pemeriksaan klien berhubungan dengan respons

potensial atau aktual klien terhadap masalah kesehatan dengan

menggunakan intervensi keperawatan.

c. Definisi mengambarkan karakteristik identitas respons manusia,

sebagai contoh, definisi label diagnosa keperawatan

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah

ketidakmampuan memakan makanan.

d. Faktor Resiko adalah elemen lingkungan, fisiologis, psikologis,

genetic, atau kimia yang meningkatkan kerentantan individu,

keluarga, atau komunitas terhadap kejadian yang tidak sehat

8
(NANDA Internasional,2007). Faktor resiko merupakan

petunjuk yang menunjukan diagnosa keperawatan risiko dapat

ditegakkan pada kondisi klien, factor risiko membantu dalam

memilih diagnosa risiko yang benar sama halnya dengan

karakteristik definisi dalam hal diagnosa keperawatan aktual.

Menurut SDKI ( 2017) Komponen Diagnosis Keperawatan :

Diagnosis Keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu

Masalah (Problem) atau Label Diagnosis dan Indikator Diagnostik.

Masing-masing komponen diagnosis diuraikan sebagai berikut :

1. Masalah (Problem)

Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang

menggambarkan inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan atau

proses kehidupannya. label Diagnosis terdiri dari atas Deskriptor atau

penjelas dan Fokus Diagnostik.

Tabel Contoh Deskriptor dan Fokus Diagnostik pada


Diagnosis Keperawatan

No Deskriptor Fokus Diagnostik

1 Tidak Efektif Bersihan Jalan Nafas

2 Gangguan Pertukaran Gas

3 Penurunan Curah Jantung

4 Intoleransi Aktivitas

5 Defisit Pengetahuan

9
Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana

suatu focus diagnosi terjadi. Beberapa Deskriptor yang digunakan dalam

Diagnosis Keperawatan diuraikan pada Tabel dibawah ini :

Tabel Deskriptor dan Definisi Deskriptor pada Diagnosis


Keperawatan

No Deskriptor Definisi

1 Defisit Tidak cukup, tidak adekuat

2 Disfungsi Tidak berfungsi secara normal

3 Efektif Menimbulkan efek yang diinginkan

4 Gangguan Mengalami hambatan atau kerusakan

5 Lebih Berada di atas nilai normal atau yang


diperlukan

6 Penurunan Berkurang baik dalam ukuran, jumlah


maupun derajat

7 Rendah Berada dibawah nilai normal atau yang


diperlukan

8 Tidak Efektif Tidak menimbulkan efek yang diinginkan

2. Indikator Diagnostik

Indikator Diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala dan faktor

risiko dengan uraian sebagai berikut :

a. Penyebab (Etiology) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan status kesehatan. Etiologi dapat mencakup empat kategori

yaitu : a) Fisiologis, Biologis atau Psikologis; b) Efek

Terapi/tindakan; c) Situasional (lingkungan atau personal), d)

Maturasional.

10
b. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom). Tanda merupakan data

objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium dan prosedur diagnostic, sedangkan gejala merupakan

data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis.

Tanda/Gejala dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu :

1). Mayor : Tanda/gejala ditemukan sekitar 80% - 100% untuk

validasi diagnosis.

2). Minor : Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika

ditemukan dapat mendukung penegakkan diagnosis.

c. Faktor Risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat

meningkatkan kerentanan klien mengalami masalah kesehatan.

Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab

dan tanda/gejala. Pada diagnosis risiko tidak memiliki penyebab dan

tanda/gejala, hanya memiliki faktor risiko. Sedangkan pada

diagnosis promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang

menunjukkan kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih

optimal.

2.3.2 Persyaratan diagnosa keperawatan

1. Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap

situasi atau keadaan yang dihadapi

2. Spesifik dan akurat (pasti)

3. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab

4. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan

11
5. Dapat dilaksanakan oleh perawat

6. Mencerminan keadaan kesehatan klien

2.3.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan diagnosis

keperawatan

1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat

2. Bersifat aktual atau potensial

3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan

4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat, serta faktor-faktor penyebab timbulnya masalah

tersebut

2.4 Proses Perumusan Diagnosa Keperawatan

2.4.1 Klasifikasi & Analisis Data

 Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau

keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan

atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.

 Pengelmpkkan data dapat disusun berdasarkan pola respon manusia

(taksonomi NANDA) dan/atau pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)

2.4.2 Mengindentifikasi masalah klien

 Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu

bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status

kesehatannya, atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan

oleh perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang

dimilikinya

12
 Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah,

pasien yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang

mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar

mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.

2.4.3 Memvalidasi diagnosis keperawatan

 Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda

yang kemudian merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data.

Untuk kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien

sangat penting untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data

yang tepat.

 Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat,

yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat.

Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau

pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan

interpretasi data. Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus

dilakukan validasi.

2.4.4 Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya

 Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan

memvalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada

tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosis keperawatan. Diagnosa

keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan

dan wellness.

Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan Menurut SDKI

13
Proses Penegakan Diagnosis (diagnostic process) atau mendiagnosis

merupakan suatu proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap, yaitu

Analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis.

Skema Tahap Proses penegakkan Diagnosis (Diagnostic Process)

Diadaptasi dari : Ackley, Ladwing & Makic (2017); Berman, Synder

& Frandsen (2015); Potter & Perry (2013)

Analisi Data  Bandingkan dengan nilai normal

 Kelompokkan Data

Identifikasi
Masalah
 Masalah Aktual, Risiko dan/atau

Promosi Kesehatan
Perumusan
Diagnosis

 Aktual : Masalah b.d. Penyebab d.d. Tanda/Gejala

 Risiko : Masalah d.d. Faktor risiko

 Promkes : Masalah d.d. Tanda/Gejala

Proses penegakan Diagnosis diuraikan sebagai berikut :

1. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Bandingkan data dengan nilai normal

14
Data-data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan

nilai-nilai normal dan identifikasi tanda/gejala yang bermakna

(significant cues)

b. Kelompokkan Data

Tanda/gejala yang dianggap bermakna dikelompokkan berdasarkan

pola kebutuhan dasar yang meliputi respirasi, sirkul;asi,

nutrisi/cairan, eliminasi, aktivitas/istirahat, neurosensori,

reproduksi/seksualitas, nyeri/kenyamanan, integritas ego,

pertumbuhan/perkembangan, kebersihan diri,

penyuluhan/pembelajaran, interaksi sosial, keamanan/proteksi.

Proses pengelompokkan data dapat dilakukan baik secara induktif

maupun deduktif. Secara Induktif dengan memilah data sehingga

membentuk sebuah pola, sedangkan secara deduktif dengan

menggunakan kategori pola kemudian mengelompokkan data

sesuai kategorinya.

2. Identifikasi Masalah

Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama

mengidentifikasi masalah aktual, risiko dan/atau promosi kesehatan

3. Perumusan Diagnosis Keperawatan

Perumusan atau Penulisan diagnosis disesuaikan dengan jenis

diagnosis keperawatan. Terdapat dua metode Perumusan Diagnosis

yaitu :

a. Penulisan Tiga Bagian (Three Part)

15
Metode penulisan ini terdiri atas masalah, penyebab dan

tanda/gejala. Metode penulisan ini hanya dilakukan pada diagnosis

aktual, dengan formulasi sebagai berikut :

Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan Tanda/Gejala


Frase’ berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d. dan ‘dibuktikan dengan

‘dapat disingkat d.d.

Masalah b.d. Penyebab d.d. Tanda/Gejala

Contoh penulisan :

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas

dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea,

gelisah.

b. Penulisan dua bagian (Two Part)

Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosi promosi

kesehatan, dengan formulasi sebagai berikut :

1). Diagnosis Risiko

Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko


Contoh Penulisan Diagnosis :

Risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.

2). Diagnosis Promosi Kesehatan

Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala

16
Contoh Penulisan Diagnosis :

Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien ingin

meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal.

Komponen-komponen diagnosis pada masing-masing jenis diagnosis

keperawatan dan metode penulisan diagnosisnya :

No Jenis Diagnosis Komponen dan Penulisan Diagnosis


Keperawatan

1 Diagnosis Aktual Masalah b.d. Penyebab d.d. Tanda/Gejala

2 Diagnosis Risiko Masalah d.d. Faktor Risiko

3 Diagnosis Promosi Masalah d.d. Tanda/Gejala


Kesehatan

2.5 Macam-macam Diagnosa Keperawatan

2.5.1 Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses)

Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara

klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat

diidentifikasi.Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat

komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor

yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

2.5.2 Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-

Risk Nursing Diagnoses)

Keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat

sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh

17
tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau

hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

2.5.3 Diagnosa keperawatan kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses)

Pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih

memerlukan data tambahan.Namun banyak perawat-perawat telah

diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan

NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini

(Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

2.5.4 Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses)

Ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat

dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang

lebih baik.Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera

merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label.

Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”,

diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh

individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses

keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).Diagnosa

keperawatan sejahtera menggambarkan respon manusia terhadap

tingkat kesejahteraan dalam individu, keluarga, atau komunitas yang

memiliki kesiapan untuk peningkatan (NANDA International, 2007).Ini

merupaka penilaian klinis tentang individu, keluarga, atau komunitas

dalam transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke tingkat

kesejahteraan yang lebih tinggi.Perawat memilih tipe diagnosis ini

18
ketika klien berharap atau telah mencapai tingkat kesehatan yang

optimal.Sebagai contoh, potensial peningkatan adaptasi yang terkait

dengan keberhasilan pengobatan kanker adalah diagnosis kesejahteraan,

dan perawat beserta keluarga bekerjasama untuk beradaptasi dengan

stresor yang berhubungan dengan kelangsungan hidup penderita

kanker.Dalam pelaksanaanya, perawat menggabungkan kekuatan klien

dan sumber daya yang ada ke dalam rencana perawatan, dengan tujuan

untuk meningkatkan tingkat adaptasi.

2.5.5 Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses)

Terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko

tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi

tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom

yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom

disuse” (Carpenito,1997).

2.5.6 Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan

Diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah penilaian

klinis terhadap motivasi individu, keluarga, atau komunitas serta

keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan aktualisasi potensi

kesehatan manusia sebagai ungkapan kesiapan mereka untuk

meningkatkan perilaku kesehatan tertentu, seperti nutrisi dan

olahraga.Diagnosis promosi kesehatan dapat digunakan pada berbagai

bidang kesehatan dan tidak membutuhkan tingkat kesejahteraan tertentu

19
(NANDA International, 2007).Potensial peningkatan kenyamanan

merupakan contoh diagnosis promosi kesehatan.

Jenis Diagnosis Keperawatan Menurut SDKI :

Diagnosis Keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosis

Negatif dan Diagnosis Positif. Diagnosis Negatif menunjukkan bahwa klien

dalam kondisi sakit atau berisiko mengalami sakit sehingga penegakkan

diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang

bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas

Diagnosis Aktual dan Diagnosis Risiko. Sedangkan Diagnosis Positif

menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi

yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan Diagnosis

Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia –

PPNI, 2005)

Skema Jenis Diagnosis Keperawatan

Negatif Aktual

Diagnosis Risiko
Keperawatan

Positif Promosi
Kesehatan

Jenis-jenis diagnosis Keperawatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

(Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013) :

1. Diagnosis Aktual

20
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan

atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah

kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi

pada klien.

2. Diagnosis Risiko

Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan

atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien berisiko mengalami

masalah kesehatan. Tidak ditemukan Tanda/gejala mayor dan minor pada

klien, namun klien memiliki faktor risiko mengalami masalah kesehatan.

3. Diagnosis Promosi Kesehatan

Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk

meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau

optimal.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon

individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses

pengumpulan data terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun potensial

guna menjaga status kesehatan. Dalam merumuskan diagnosa komponen

yang harus diperhatikan adalah problem, etiologi, dan sign atau symptom

dengan syaratnya, yakni:

 Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau

keadaan yang dihadapi

 Spesifik dan akurat (pasti)

 Dapat merupakan pernyataan dari penyebab

22
 Memberikan arahan pada asuhan keperawatan

 Dapat dilaksanakan oleh perawat

 Mencerminan keadaan kesehatan klien

Proses yang terdapat dalam merumuskan diagnosa adalah sebagai berikut:

 Klasifikasi & Analisis Data

 Mengindentifikasi masalah klien

 Memvalidasi diagnosis keperawatan

 Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini dapat , hal yang dapat kami sarankan

baik untuk mahasiswa keperawatan maupun perawat professional untuk dapat

lebih berhati-hati dalam menentukan diagnosa keperawatan pada klien guna

memberikan pelayanan keperawatan yang tepat pada klien.

23
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi

13.Jakarta: EGC.

Effendi, Ferry.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Herdman,T.Heather.2012.NANDA International,Diagnosis Keperawatan:

Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta: EGC

Potter&Perry.2009.Fundamental of Nursing,7th Edition.Jakarta:Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Edisi II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI

24

Anda mungkin juga menyukai