Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL NASIONALISME

 
Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : VIII

Mata Pelatihan : Nasionalisme

Widyaiswara : Yetti Seprianti Br. Sembiring, S.STP

Nama Peserta : Gugun Gunawan, A.Md.Kep


NIP 199804162020121004

Lembaga Penyelenggara : PPSDM Kemendagri Regional Bandung

A.    Pokok Pikiran

Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan
"Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme
adalah paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita
sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap mencintai yang wajar
terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Sikap
nasionalisme tidak boleh terlalu berlebihan sampai menganggap bangsa atau
negara lain itu lebih rendah. Sebelum memiliki jiwa nasionalisme, seseorang
harus terlebih dahulu memiliki rasa kebangsaan yakni rasa yang lahir secara
alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan,
sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam
menghadapi tantangan sejarah masa kini. Sikap nasionalisme juga sikap yang
menghargai persamaan suku-suku bangsa dan memiliki rasa senasip
sepenanggungan diantara sesama bangsa. 

Rasa Nasionalisme memberikan dorongan untuk mempertahankan


negara dari kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun
gangguan (ATHG) sehingga bangsa kita harus berkarakter kuat. Secara khusus
bagi kita Warga Negara Indonesia, kita harus memiliki sikap Nasionalisme
dengan cara mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta melestarikan budaya yang sangat beragam. Dinamisasi rasa kebangsaan
ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan,
yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-
cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham
kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai
rakyat Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada nilai-
nilai Pancasila. Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai
jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan
tumpah darahnya maka tugas kita melanjutkan perjuangan dan mempertahankan
kedaulatan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan. Sebagai ASN
kita harus memiliki rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat yang
kemudian diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila
dan UUD 1945. Selanjutnya diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita
sebagai ASN yang berorientasi pada kepentingan publik, bangsa, negara, dan
menghindari pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai


dasar dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila
dari Pancasila.

1.     Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan,


etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.

2.     Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang


rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.

3.     Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban,


menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.

4.     Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat,
kekeluargaan, menghargai pendapat, dan bijaksana.

5.     Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil,


tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.

ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki


kesadaran unttuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan
tugas jabatannya. Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan
fungsi dan tugas antara lain pada ranah berikut:

1.     Pelaksana Kebijakan Publik: Pelaksana kebijakan publik merupakan salah


satu fungsi ASN (pasal 10 UU No. 5 tahun 2010 tentang Aparatur Sipil
Negara. ASN sebagai eksekutor yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai
bidang dan sektor pemerintahan. Sebagai pelaksana kebijakan publik ASN
harus memiliki karakter dan orientasi kepublikan yang kuat yaitu nilai
kepublikan yang berorientasi pada kepentingan publik, menempatkan
kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya,
kepentingan nasional diatas kepentingan sektoral atau golongan, dan
berintegritas tinggi (konsisten/istiqomah dalam tindakan, nilai, prinsip, dlsb
menjadi pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat) dan mampu
mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan
kebijakan publik.

2.     Pelayanan Publik

Unsur-unsur dalam pelayanan publik adalah adanya organisasi


penyelenggara, penerima layanan, dan kepuasan pelanggan. ASN harus
memiliki integritas tinggi dalam melayani publik yang disesuaikan dengan kode
etik dan kode perilaku ASN. Sebagai pelayan publik kita harus bersikap adil
dan tidak diskriminatif; profesional dan berintegritas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.  Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai-
nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan,
akuntabel, dan memiliki kinerja yang memuaskan publik dengan motto
“melayani dengan amanah memberikan yang terbaik”. Untuk menjadi ASN
Profesional tentunya memerlukan keahlian khusus. ASN menjadi perhatian
dan sorotan masyarakat maka harus diketahui diera keterbukaan informasi ini
adanya tuntutan masyarakat agar bebas KKN, adanya kritik
masyarakat untuk bekerja secara professional dan memahami situasi
krisis dengan memperhatikan aspirasi Masyarakat.

3.     Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya


kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014
pasal 66 ayat 1-2). Adanya Potensi Perusak Persatuan harus diwaspadai
ditanggulangi seperti adanya kelompok yang tidak setuju dengan ideologi
negara Pancasila, penyalahgunaan kemajuan tekonologi informasi
dan komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada, pilpres, daerah
perbatasan dst. Sebagai ASN kita harus memiliki jiwa nasionalisme dan
wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk
menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa
serta mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan
terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Peran ASN dalam menciptakan kondisi damai adalah dengan
bersikap netral dan adil, mengayomi kepentingan kelompok
minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif, dan menjadi figur
teladan di lingkungan masyarakat. Pada akhirnya, rasa nasionalisme yang kuat
ini menjadikan ASN  yang  mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan
dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayanan
publik yang berintegritas
Profil Tokoh
Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Sebelum
berkarier di Indonesia bapak B.J. Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan,
spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische Tehnische
Hochscule Jerman. Ia pun menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar
Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude dari Technische
Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Beliau menemukan
rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan
atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang.
Sehingga beliau pun dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya itu.
Ada banyak pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari beliau.
Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya
terlihat saat berada di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan potensinya,
beliau sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain untuk
menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama datang datang dari
Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak Habibie bukan orang biasa, langsung saja
menawarinya dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya senang
dengan status yang jarang diberikan Jerman, beliau justru menolak. Karena rasa
nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih pulang ke Indonesia untuk
mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya, walaupun beliau tidak
mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika melanjutkan studi di
Jerman. Ada banyak terobosan dan sumbangsih yang beliau buat sejak di
Indonesia, salah satunya ketika memegang jabatan Menteri Riset dan Teknologi.
Beliau berhasil membuat pesawat terbang N250 yang ditujukan sebagai alat
transportasi utama di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, walaupun
cita-cita tersebut tidak kesampaian karena adanya krisis moneter tahun 1998. B.J.
Habibi ini menunjukkan rasa memiliki serta rasa cinta tanah air dan bangsa.

B.    Penerapan

Nasionalisme adalah sebuah rasa yang ada didalam hati warga negara
Indonesia untuk selalu mencintai tanah air dan memegang teguh pancasila
dimanapun dan kapanpun yang ditunjukan melalui perilaku dan
tindakan. Penerapan Nasionalisme dapat dilakukan misalnya dalam mata kuliah
dan praktikum. Sebagai Perawat, nilai-nilai nasionalisme secara utuh dapat
diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang didasari penerapan sila pertama
sampai sila kelima. Melayani pasien dengan baik , perawat juga menghargai
agama yang di anut oleh pasien sehingga tidak membeda bedakan pelayanan,
perawat juga memberikan informasi kepada pasien atau keluarga pasien dan
memberikan inform konsen sebelum dilaksanakan Tindakan kepada pasien
maupun keluarganya. kemudian berlaku adil kepada setiap pasien dalam
memberikan pelayanan Kesehatan walaupun berbeda beda suku, agama , bangsa
dll.
Perilaku yang mencerminkan nasionalisme adalah nasionalisme yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan
atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.

Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus
menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak-langkah dan semangat bekerja untuk
bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari
ASN harus menantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila dan
mengaktualisasikannya dengan semangat nasionalisme yang kuat menjalankan
tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan
pemersatu bangsa.

Terkait dengan tugas PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa, setiap PNS
harus:

• Memiliki jiwa nasionalisme yang kuat

• Memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara

• Menjadi pemersatu bangsa

• Mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia

• Menjaga keutuhan NKRI

Adapun pelaksanaan mata kuliah praktikum untuk mengimplementasikan


nilai nasionalisme dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut:

1.     Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu setiap melakukan pelayanan


kepada masyarakat diawali dengan berdoa sebagai penenaman nilai-
nilai religius. Selain itu, perawat  transparan dalam memberikan penjelasan
Kesehatan kepada pasien, kemudian melalui inform konsen sebelum
dilaksanakan nya Tindakan medis.
2.     Melakukan penerapan pentingnya nilai-nilai karakter dan moral selama
memberikan pelayanan Kesehatan . Perawat diberikan arahan bagaimana
membangun percaya diri, etos kerja, amanah, memiliki rasa tanggung
jawab dan disiplin dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
sehat maupun yang sakit.

3.     Selama melaksanakan asuhan keperawatan , perawat  harus menghormati


dan menghargai profesi lain seperti dokter, bidan, staf lain. satpam, analis,
hingga clining service, sebagai penanaman nilai sila kedua kemanusiaan
khususnya persamaan derajat dan saling menghormati. Selain itu, perawat
dalam memperlakukan dan melayani pasien  tidak diskriminatif membedakan
SARA.

4.     Penguatan rasa bangga dan cinta kepada tanah air, dengan menggunakan


bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, sebagai Perawat kita
harus bersifat demokratis, menghindari sikap otoriter  selama pelayanan
perkuliahan serta memberikan kesempatan kepada rekan se profesi maupun
profesi lain untuk mengemukanan pendapat, musyawarah dan
mufakat mengenai rencana Tindakan dalam merawat pasien. menghargai
pendapat dan bijaksana serta berlapang dada menanggapi kritik dan saran
mahasiswa terhadap evaluasi pelayanan kesehatan untuk perbaikan kedepan
sebagai bentuk mengalaman nilai sila ke-4 kerakyatan.

6.     Sebagai pelaksana kebijakan publik, saya siap melaksanakan hasil


keputusan rapat atau kebijakan puskesmas; sebagai pelayan publik, siap
melayani masyarakat dalam Kesehatan, konsultasi dll tanpa membeda-
bedakan SARA, serta sebagia perekat dan pemersatu bangsa senantiasa
bersikap netral dan adil; mengayomi kepentingan kelompok
minoritas dengan tidak diskriminatif kepada pasien yang berbeda suku,
agama, bangsa; dan menjadi figur teladan bagi masyarakat demi terciptanya
Kesehatan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai