Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya uraian mengenai bab yang menerangkan tentang berbagai aspek dari
operasi suatu system ekonomi pasar bebas. Dalam teori permintaan dan penawaran dan
dalam analisis mengenai kelakuan konsumen telah diterangkan interaksi di antara penjual
dan pembeli di dalam menentukan jenis barang dan jumlah barang yang perlu di
produksikan. Dalam analisi struktur pasar diterangkan pula mengenai kelakuan produsen-
produsen menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungannya.
Manakala dalam teori distribusi, atau teori mengenai penentuan harga factor-faktor
produksi, diterangkan mengenai interaksi di antara perusahaan-perusahaan dan pemilik
factor produksi dalam menentukan ganjaran yang diberikan kepada berbagai factor
produksi.
Ditinjau secara keseluruhan teori-teori tersebut yang membentuk mikro ekonomi,
dapat dipandang sebagai teori yang menggambarkan bagaimana suatu system mekanisme
pasar beroperasi.1 Maka untuk melengkapi pengetahuan perlulah dibuat penilaian tentang
mekanisme pasar yang terdiri dari teori pasar bebas, dibawah pemerintahan dan
kolaborasi keduanya. Serta tak lupa mengkaji mekanisme pasar dalam sisi perspektif
Islam yaitu teori yang dikemukaan oleh para Ekonom muslim seperti Al-Ghazali, Ibnu
Khaldun dan Ibnu Thaimiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pasar?
2. Bagaimana mekanisme pasar Islam dan konvensional?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pasar.
2. Mengetahui mekanisme pasar baik perspektif Islam maupun konvensional.

1
Sadono Sukirno. 2005. Mikroekonomi Teori Pengantar. (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada). Hlm. 393.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar

Pasar merupakan wadah yang dapat mempertemukan pihak penjual dengan pembeli
untuk melakukan transaksi atas barang dan jasa. Dalam perekonomian, pasar mempunyai
peranan yang penting untuk menggerakkan roda kehidupan ekonomi masyarakat. Sejatinya,
pasar merupakan elemen ekonomi yang dapat mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan
hidup manusia.
Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dan melakukan transaksi
barang atau jasa. Pasar merupakan sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang
alamiah dan telah berlangsung sejak awal pradaban manusia. Dalam Islam pasar sangatlah
penting dalam perekonomian. Pasar telah terjadi pada masa rasulullah dan khulafaurrasidin
yang menjadi sunnatullah yang telah dijalani selama berabad-abad. (P3E,2011)
Al-Ghozali dalam kitab ihya’ menjelaskan tentang sebab timbulnya pasar, “dapat saja
petani hidup dimana alat-alat petanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai besi dan tukang
kayu hidup di lahan pertanian tida ada. Namun, secara alami mereka akan saling memenuhi
kebutuhan masing-masing. Dapat saja terjadi tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi
petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut. Keadaan ini menimbulkan masalah karenanya
secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan alat-alat di
satu pihak, dan penyimpanan hasil pertanian di pihak lain. Tempat inilah kemudian di
datangi pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar”.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pasar adalah tempat yang menampung hasil produksi
dan menjualnya kepada mereka yang membutuhkan. Pernyataan tersebut juga menyebutkan
bahwa pasar timbul dari adanya double coincidence yang sulit bertemu. Maka, untuk
memudahkan adanya tukar menukar dalam memenuhi kebutuhan diciptakanlah pasar.2
Pasar sangat diatur dalam Islam. Sehingga Islam melarang setiap bentuk kegiatan yang
mendatangkan ketidakadilan, diantaranya adalah :

2
1. Talaqqi rukban dilarang karena pedagang yang menyongsong di pinggir kota mendapat
keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampong akan harga yang berlaku di Kota.
Mencegah masuknya pedagang desa ke kota ini (entry barrier) akan menimbulkan pasar
yang tidak kompetitif.
2. Mengurangi timbangan dilarang karena barang dijual dengan harga yang sama untuk
jumlah yang lebih sedikit.
3. Menyembunyikan barang cacat dilarang karena penjual mendapatkan harga yang baik
untuk kualitas yang buruk.
4. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang, karena takaran kurma basaj ketika
kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang ditukar.
5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang
dilarang karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasarnya. Rasulullah menyuruh
menjual kurma yang satu, kemudian membeli kurma lain dengan uang.
6. Transaksi Najasy dilarang karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau
menwar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.
7. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan
menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.
8. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang yaitu menjual di atas harga pasar.3
B. Mekanisme Pasar dalam Sistem Ekonomi Konvensional
Dalam sistem ekonomi konvensional terjadi perbedaan pendapat tentang posisi
pemerintah dalam mekanisme pasar. Perbedaan ini memunculkan sistem pasar itu sendiri.
Ada beberapa pendapat, bahwa pemerintah tidak perlu aktif melakukan kegiatan-kegiatan
ekonomi dan diserahkann pada swasta. Di pihak lain sangat menekankan peranan penting
pemerintah dalam mengatur dan menjalankan kegiatan ekonomi. Dari pandangan ini, para
ahli ekonomi membedakan mekanisme pasar pada tiga bentuk, yaitu ekonomi pasar bebas,
ekonomi campuran, dan ekonomi perencanaan pusat.4

1. Sistem Ekonomi Pasar Bebas


3
Adiwarman A. Karim. 2008. Ekonomi Mikro Islam. (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada). Hlm. 153.

4
Rozalinda. 2015. Ekonomi Islam “Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi”. (Jakarta : Rajawali Pers).
Hlm. 143.

3
Permulaan abad ke-18 kebanyakan ahli ekonomi berkeyakinan, bahwa sistem
ekonomi dapat mewujudkan kegiatan ekonomi yang paling efisien demi mewujudkan
kemakmuran masyarakat yang paling optimum adalah sistem pasar bebas. Keyakinan ini
dipelopori oleh Adam Smith yang dikemukakan dalam bukunya An Inquiry into the
Nature and Cause of the Wealth of Nations yang diluncurkan pada tahun 1776.
Adam Smith mengemukakan bahwa kegiatan dalam perekonomian tidak perlu diatur
oleh pemerintah. Apabila setiap individu diberi kebebasan melakukan kegiatan ekonomi
yang mereka inginkan. Kebebasan itu akan mewujudkan efisiensi yang tinggi dalam
kegiatan ekonomi Negara. Dalam jangka panjang, kebebasan itu akan mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang kokoh. Masalah posisi pemerintah, Adam Smith pada
dasarnya mengakui bahwa pemerintah mempunyai peranan yang cukup penting dalam
perekonomian suatu Negara. Akan tetapi, peranannya terbatas pada penyediaan dan
pengembangan infrastruktur dalam menjalankan administrasi pemerintah. Adam Smith
berpendapat, campur tangan pemerintah yang aktif dalam perekonomian akan
mengurangi efisiensi kegiatan ekonomi. Masalah tidak aktifnya pemerintah terlibat dalam
memengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut Adam Smith, perekonomian tersebut dengan
sendirinya mengatur dan membuat penyesuaian dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi.
Pengaturan yang bebas dan campur tangan pemerintah akan mewujudkan kegiatan
ekonomi yang efisien.
Dalam sistem ekonomi ini, kegiatan-kegiatan dalam perekonomian sepenuhnya diatur
oleh mekanisme pasar (invisible hand). Interaksi penjual dan pembeli di pasar akan
menetukan corak produksi nasional yang akan diwujudkan. Sistem ekonomi pasar
diyakini oleh penganutnya mempunyai beberapa kelebihan dan keistimewaan
dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya, yaitu faktor-faktor produksi akan
digunakan secara efisien. Kegiatan ekonomi dalam pasar bebas diatur dan diselaraskan
dengan efisien. Pertumbuhan ekonomi yang teguh dapat diwujudkan dan pelaku kegiatan
ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang disukai.5
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pasar dapat merealisasikan tujuan yang ada jika
kondisi pasar dalam keadaan perfect competition (persaingan sempurna). Perfect
Competition dapat diraih apabila dalam mekanisme pasar tersebut terdapat penjual dan

5
Ibid; hlm. 144.

4
pembeli dalam jumlah yang sangat besar. Mereka melakukan transaksi terhadap
komoditas yang beragam serta mendapat informasi yang sempurna dalam mekanisme
pasar. Selain itu, ada kebebasan dalam melakukan transaksi atas segala komoditas dan
tidak ada hambatan pasar bagi penjual maupun pembeli.
Teori mikro ekonomi memberikan gambaran tentang bagaimana suatu pasar bebas
beroperasi. Analisisnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1) partial equilibrium
analysis (analisis kegiatan ekonomi yang dibuat secara parsial tanpa memperhatikan
hubungan kait-mengait antara berbagai aspek kegiatan ekonomi tersebut). Teori
permintaan dan penawaran, teori struktur pasar dan teori penetuan harga, dan faktor
produksi menjadi bagian analisis ini. 2) general equilibrium analysis (analisis yang
merangkum interaksi berbagai kegiatan ekonomi). Analisis ini menrangkan bagaimana
perubahan dalam pasar barang akan berpengaruh terhadap perubahan di pasar faktor, dan
perubahan dalam pasar barang terhadap pasar barang lainnya.
Pasar memainkan peranan penting dalam sistem ekonomi bebas. Dalam sistem ini,
pasarlah yang menentukan jenis dan jumlah komoditi yang akan diproduksi. Konsumen
juga merupakan faktor yang sangat menentukan keberadaan pasar. Konsumen akan
menetukan barang dan jasa yang mereka kehendaki. Disinilah terjadinya saling
ketergantungan antara pengusaha dan konsumen.
Dalam sistem perekonomian pasar, keinginan konsumen sangat penting peranannya
dalam menentukan corak kegiatan ekonomi. Keinginan konsumen akan memberikan
petunjuk kepada perusahaan-perusahaan dalam menentukan jenis barang dan jasa yang
perlu diproduksikan di pasar. Dengan perkataan lain, keinginan konsumen akan
menjawan persoalan pokok pertama, yaitu barang apakah yang perlu diproduksikan di
pasar. Oleh karena keinginan konsumen dalam pasar tidak terbatas, sedangkan faktor-
faktor produksi terbatas, maka perusahaan-perusahaan haruslah memikirkan cara terbaik
dan cara yang paling efisien untuk mengatasi masalah pokok kedua, yaitu bagaimanakah
barang-barang yang diperlukan rumah tangga dalam perekonomian akan diprosuksi.6
Jawaban tentang bagaimana barang-barang produksi yang diperlukan rumah tangga
diproduksi akan mengarahkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor
produksi. Penggunaan faktor-faktor produksi akan menimbulkan pendapat kepada

6
Ibid; hlm. 145-146.

5
pemilik-pemiliknya. Pendapatan ini akan mereka gunakan untuk memilih barang-barang
dan jasa yang mereka perlukan. Ini berarti interaksi di antara perusahaan dan rumah
tangga di pasar faktor akan menetukan jumlah faktor produksi yang digunakan dan
pendapatan yang mereka terima. Seterusnya, pendapatan berbagai faktor produksi ini
akan dibelanjakan oleh pemilik faktor produksi (rumah tangga) membeli barang dan jasa.
Interaksi antara sector perusahaan dan sector rumah tangga di pasar faktor pada akhirnya
akan memberi jawaban persoalan untuk siapakah barang-barang dan jasa akan
diproduksi.
Namun, ternyata sistem pasar ini dinilai mempunyai kegagalan karena sistem pasar
bebas yang diusung oleh kapitalisme ini dalam perkembangannya telah memunculkan
monopoli dalam pasar di mana para pengusaha dan pemilik modallah yang
mengendalikan harga sesuai dengan kebutuhan mereka. Harga yang terbentuk dalam
pasar, bukanlah hasil supply dan demand, melainkan ketentuan dari pemilik modal.
Disamping itu sistem pasar bebas juga menimbulkan distribusi pendapatan tidak merata.
Akhir abad ke-19, muncul kritik terhadap sistem pasar bebas ini karena melihat
kelemahan-kelemahannya. Keadaan ini mendorong pemerintah untuk melakukan campur
tangan dalam kegiatan ekonomi. Kritik ini memunculkan sistem ekonomi perencanaan
pusat.7
2. Sistem Perekonomian Perencanaan Pusat
Dalam perencanaan pusat, penentuan corak kegiatan ekonomi dan jenis barang yang
akan diproduksi sepenuhnya ditentukan oleh perencanaan pusat. Kegagalan Negara-
negara komunis dalam membangun ekonominya dan keruntuhan sistem tersebut pada
akhir tahun 1980-an dan permulaan tahun 1990-an, membuktikan bahwa sistem tersbut
bukanlah pilihan yang baik menggantikan sistem pasar bebas.8
3. Sistem Ekonomi Campuran
Dalam praktiknya, tidak satu pun Negara yang kegiatan ekonominya diatur oleh
mekanisme pasar. Apabila diperhatikan corak pengaturan kegitan ekonomi yang
dijalankan di berbagai Negara, sebagian besar mempraktikkan sistem ekonomi campuran.
Ini berarti di kebanyakan Negara kegiatan ekonominya diatur dan ditentukan oleh sistem

7
Ibid; hlm. 146-147.
8
Ibid; hlm. 147.

6
pasar. Akan tetapi, secara langsung dan tidak langsung pemerintah ikut campur di dalam
berbagai kegiatan ekonomi.
Dari beberapa kegagalan mekanisme pasar, memunculkan kebutuhan campur tangan
pemerintah dalam memperbaiki pengaturan kegiatan ekonomi. Campur tangan
pemerintah mempunyai tujuan, yakni :
a. Mengawasi agar eksistensi kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari atau
akiba buruk dapat dikurangi.
b. Menyediakan barang public yang cukup sehingga masyarakat dapat memperoleh
barang tersebut dengan mudah dan dengan harga yang murah.
c. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar
yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak mempunyai kekuasaan monopoli
yang merugikan khalayak ramai.
d. Menjamin agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak menimbulkan penindasan dan
ketidaksetraan di dalam masyarakat.
e. Memastikan agar pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan dengan efisien.
Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga
bentuk: 1) Membuat dan melaksanakan peraturan dan undang-undang; 2) Secara
langsung melakukan beberapa kegiatan ekonomi (membuat perusahaan); 3)
Melakukan kebijakan fiskal dan moneter. Unsur penting terciptanya pasar persaingan
sempurna adalah banyaknya jumlah pembeli dan penjual di pasar, barang yang
homogen, kebebasan untuk keluar dan memasuki suatu perusahaan, gerakan bebas
faktor produksi, dan informasi yang terbuka mengenai keadaan pasar.
Persaingan yang tersembunyi dalam mekanisme pasar harus dilengkapi dengan
pengendalian, pengawasan, dan kerja sama yang seksama. Bila melibatkan
kesejahteraan bersama, distribusi tidak bisa diserahkan kepada kehendak perorangan.
Yang diperlukan adalah tanda-tanda harga dan paket intensif ekonomi yang diiringi
dengan perbaikan lembaga penting dan cara-cara pendistribusian barang-barang.9

C. Mekanisme Pasar dalam Islam

9
Ibid; hlm. 147-148.

7
Pada dasarnya dalam sistem ekonomi Islam, mekanisme pasar dibangun atas dasar
kebebasan, yakni kebebasan individu untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Sistem
ekonomi Islam menempatkan kebebasan pada posisi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi,
walaupun kebebasan itu bukanlah kebebasan mutlak seperti dianut paham kapitalis. Namun,
kebebasan itu diikat oleh aturan. Yaitu tidak melakukan kegiatan ekonomi yang bertentangan
dengan aturan syariat, tidak menimbulkan kerugian bagi pihak yang bertransaksi, dan
senantiasa melakukan kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan kemaslahatan.10
1. Mekanisme pasar menurut Abu Yusuf
Abu yusuf mengarang beberapa buku, pembahasan tentang mekanisme pasar
terdapat dalam karyanya yang menumental yang berjudul “al-Kharaj” (buku tentang
perpajakan). Menurut azmi (2002) dalam Adiwarman (2010), pra sejahrarawan Muslim
sepakat bahwa orang pertama yang menulis kitab dengan mengangkat tema “al-
Kharraj”adalah Mu’awiyah bin Ubaidillah bin Yasar, seorang yahudi yang memeluk
islam dan menjadi sekretaris khalifah Abu Abdillah Muhammad al-Mahdi. Namun
sayang, karya pertama di bidang perpajakan tersebut hilang ditelan zaman. Catatan yang
paling awal yang dapat ditemukan mengenai penambahan dan pengurangan produksi
akibat perubahan harga adalah Abu Yusuf. Abu yusuf mengatakan :
“Tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal
tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak dapat diketahui. Murah bukan karena
melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan oleh kelangkaan
makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah. Terkadang makanan berlimpah
tetapi tetap mahal, dan terkadang makanan sangat sedikit tetapi murah.”
Dari pernyataan tersebut, Abu Yusuf tampaknya menyangkal pendapat umum
mengenai hubungan terbalik antara penawaran dan harga. Pada kenyataannya, harga tidak
tergantung pada penawaran saja, tetapi juga tergantung pada kekuatan permintaan.
Karena itu, peningkatan ataupun menurunan harga tidak selalu berhubungan dengan
penurunan atau peningkatan produksi. Abu Yusuf menjelaskan bahwa ada variabel yang
lainnya yang memengaruhi. Tetapi ia tidak menjelaskan secara perinci. Bisa jadi, variabel
itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di suatu negara,
atau penimbulan atau penahanan barang, atau semua hat tersebut. Patut dicacat, bahwa

10
Ibid; hlm. 148.

8
Abu Yusuf menuliskan teorinya sebelum Adam Smith menulis The Wealth of Nations,
yang berkaitan dengan pembhasan tentang invisible hand, tepatnya di tahun 1977.11
2. Evolusi pasar menurut Al-Ghazali
Al-ghazali merupakan sosok ilmuwan yang sangat produktif sekali. Banyak
tulisannya yang menarik perhatian dunia, baik Muslim maupun non-Muslim. Para
pemikir Barat Abad Pertengahan, seperti Raymond Martin, Thomas Aquinas, dan Pascal,
ditengarai banyak dipengaruhi oleh pemikiran al-Ghazali. Berbagai karyanya telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Spanyol, Yahudi, Perancis, Jerman, dan Inggris.
Ghazali diperkirakan menulis 300 buah karya tulis yang meliputi bahasan tentang logika,
filsafat, moral, tafsir,fiqih, ilmu Al-Quran, tasawuf, politik, administrasi, dan perilaku
ekonomi. Namun demikian, bukunya yang tersisa kini hanya hanya 84 buku, yang
lainnya hilang ditelan zaman.
Dalam kitabnya yang berjudul Ihya Ulumuddin Ghazali sudah menyajikan
penjabaran yang terperinci akan peranan aktivitas perdagangan dan timbulnya pasar yang
harganya bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran. Bagi Ghazali,
pasar meupakan bagian dari “keteraturan alami.” Secara perinci ia juga menerangkan
bagaimana evolusi terciptanya pasar. Ghazali menyebutkan ;
“Dapat saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia. Sebaliknya,
pandai besi dan tukang kayu hidup dimana lahan pertanian tidak ada. Namun secara
alami, mereka akan saling memenuhi kebutuhannya masing-masing. Dapat pula terjadi
tukang ayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut
atau sebaliknya. Keadaan in menimbulkan masalah. Oleh karena itu, secara alami pula
orang akan terdorong menyediakan tempat penyimpanan hasil pertanian di pihak lain.
Tempat inilah kemudian yang didatangi pembeli sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing, sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang kayu dan pandai besi yang tidak
dapat langsung melakukan barter juga terdorong pergi ke pasar ini. Bila di pasar juga
tidak di temukan orrang yang mau melakukan barter, ia akan menjual pada pedagang
dengan harga yang reltif murah untuk kemudian disimpan sebagai persediaan. Pedagang
kemudian menjualnya dengan suatu tingkatan keuntungan. Hal ini berlaku untuk setiap
jenis barang.”
11
Ika Yunia Fauzia dkk. 2015. Prinsip Dasar Ekonomi Islam “Perspektif Maqasihid al-Syari’ah”. (Jakarta :
Prenadamedia Group). Hlm. 216-217.

9
Ghazali juga menekankan tentang pentingnya keamanan jalur perdagangan dan
infrastruktur yang baik, demi adanya pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut sesuai dengan
apa yang dilakukan oleh khalifah Utsman bin Affan, yaitu dalam rangka pengembangan
sumber daya alam, ia melakukan pembuatan saluran air, pembangunan jalan-jalan, dan
pembentukan organisasi kepolisian secara permanen untuk mengamankan jalur
perdagangan. Utsman juga membangun armada laut yang mempunyai supremasi kelautan
di wilayah Mediterania, Laodicea, wilayah di semenanjung Sriyia, Tripoli, dan Barca di
Afrika Utara yang menjadi pelabuhan pertama dalam wilayah Islam.
Selanjutnya Ghazali juga memperkenalkan konsep elastisitas permintaan, yaitu
dengan mengurangi margin keuntungan dengan menjual harga yang lebih murah. Hal ini
akan meningkatkan volume penjualan, dan ini pada gilirannya akan meningkatkan
keuntungan. Kemudian ia juga mengidentifikasi makanan sebagai komoditas dengan
kurva permintaan yang inelastisitas. Ia berpendapat bahwa sebaiknya laba di perkecil
(dari makanan) dan mencari laba selain dari makanan. Menurut Ghazali. Keuntungan
adalah kompensasi dari kepayahanperjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan
pedagang.12
3. Mekanisme pasar menurut Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah memiliki pandangan dengan menyatakan mekanisme pasar dalam
Islam adalah pasar bebas, harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Kenaikan
harga tidak selalu disebabkan oleh ketidakadilan dari para pedagang, harga merupakan
hasil interaksi antara permintaan dan penawaran yang terbentuk karena factor komplek.
Terkadang naik turunnya harga disebabkan oleh defisiensi produksi atau penurunan
terhadap barang permintaan atau tekanan pasar. Jika permintaan terhadap barang
meningkat, sedangkan ketersediaan barang menurun, maka harga akan naik. Sebaliknya,
jika ketersediaan barang-barang meningkat, sedangkan permintaan terhadap barang
tersebut menurun, maka harga akan turun. Kelangkaan atau melimpahnya barang kadang
bukan disebabkan oleh ketidakadilan tetapi karena kehendak Allah. Ibnu Taimiyah secara
prinsipnya menghargai pentingnya harga yang terjadi karena mekanisme pasar berjalan
secara alami. Karena itu, ia menolak campur tangan pemerintah menetapkan atau
menekan harga (price intervention) selama naik turunnya harga disebabkan oleh factor-

12
Ibid; hlm. 218-220.

10
faktor alami. Hal itu akan mengganggu mekanisme pasar. Ia menyatakan intervensi
hanya dapat dilakukan pada kasus-kasus tertentu seperti ikhtiar dan bencana alam. 13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
13
Ibid; hlm. 220-222.

11
Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, Negara, dan individu berada dalam
keseimbangan (iqtishad) tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunyamenjadi
dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam Islam. Pasar bebas
menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang melibatkan
rusaknya keseimbangan pasar.
Tetapi oleh karena sulitnya ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil
(fair) dan distorsi pasar sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak, maka Islam
membolehkan adanya intervensi pasar oleh Negara untuk mengembalikan agar pasar
kembali normal. Pasar yang dibiarkan berjalan sendiri tanpa ada yang mengontrol
ternyata telah menyebabkan penguasaan pasar sepihak oleh pemilik modal (capitalist),
penguasa infrastruktur dan pemilik informasi. Kemudian muncullah pemerintah sebagai
pengawas ketika terjadinya distorsi pasar.
Konsep mekanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadist Rasullullah
dengan demikian, Islam jauh mendahului barat dalam merumuskan konsep mekanisme
pasar. Konsep mekanisme pasar selanjutnya dikembangkan oleh ulama yang dibahas
secara komprehensif. Mereka membahas kekuatan supply and demand. Kajian mereka
juga sampai pada factor yang mempengaruhi pasar. Dalam ekonomi Islam harga
ditentukan oleh kekuatan supply and demandi, jika terjadi distorsi pasar maka pemerintah
boleh intervensi pasar. Namun, ekonomi Islam menentang adanya intervensi pemerintah
dengan peraturan yang berlebihan saat kekuatan pasar secara bebas bekerja untuk
menentukan harga yang komprehensif.
B. Saran
Mekanisme pasar Islam yang benar diharapkan menciptakan pasar dengan fungsi
yang semestinya dan mendapat keseimbangan (iqtisadh). Menjaga kestabilan harga
dengan tidak melakukan distorsi pasar. Sehingga tidak terjadi intervensi harga karena
permintaan dan penawaran yang tak sepadan dan seimbang.

12

Anda mungkin juga menyukai