Anda di halaman 1dari 7

SMAN 1 SIDOARJO

SEL BAHAN BAKAR


(FUEL CELL)
SEBUAH ENERGI ALTERNATIF BERKELANJUTAN
DAN RAMAH LINGKUNGAN

Fithrie Nur Adelina

XI-IA-5 / 13
SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL)

SEBUAH ENERGI ALTERNATIF BERKELANJUTAN DAN RAMAH


LINGKUNGAN

Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan


masalah besar yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia ini. Bahan
bakar fosil, terutama minyak bumi masih menjadi konsumsi energi utama.
Penelitian mengenai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil
terus dilakukan. Parameter keberhasilan bahan bakar alternatif ini adalah
dapat diperbarui (renewable energy), ramah lingkungan, dan biaya yang
murah.

Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring


pesatnya teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell,
yang diharapkan dapat menghasilkan energi listrik dengan efisiensi tinggi
dan gangguan lingkungan yang minimal.

Fuel cell menggunakan reaksi kimia, lebih baik daripada mesin


pembakaran, untuk memproduksi energi listrik Istilah fuel cell sering
dikhususkan untuk hidrogen-oksigen fuel cell. Prosesnya merupakan
kebalikan dari elektrolisis. Pada elektrolisis, arus listrik digunakan untuk
menguraikan air menjadi hidogen dan oksigen. Dengan membalik proses ini,
hidrogen dan oksigen direaksikan dalam fuel cell untuk memproduksi air dan
arus listrik.

Konversi energi fuel cell biasanya lebih effisien daripada jenis


pengubah energi lainnya. Efiensi konversi energi dapat dicapai hingga 60-
80%. Keuntungan lain fuel cell adalah mampu menyuplai energi listrik dalam
waktu yang cukup lama. Tidak seperti baterai yang hanya mampu
mengandung material bahan bakar yang terbatas, fuel cell dapat secara
kontinu diisi bahan bakar (hidrogen) dan oksigen dari sumber luar. Fuel cell
merupakan sumber energi ramah lingkungan karena tidak menimbulkan
polutan dan sungguh-sungguh dapat digunakan terus-menerus jika ada
suplai hidogen yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui.
Keuntungan fuel cell yaitu, efisiensi tinggi dapat mencapai 80%, tidak
bising dan gas buang yang bersih bagi lingkungan.

Kendala yang masih membatasi pengguanaan fuel cell adalah :

- Apabila digunakan bahan bakar hidrogen, maka dibutuhkan tanki


pengaman yang berdinding tebal dan memiliki katup pengaman.
Selain itu diperlukan kompresor untuk memasukan ke adalam tanki.

- Apabila yang dibawa adalah hidrogen cair, maka akan timbul kesulitan
karena harus dipertahankan pada temperatur -253,15oC pada tekanan
105Pa.

- Apabila digunakan metanol sebagai pengganti hidrogen, maka


dibutuhkan reformer. Tetapi efisiensi menjadi menurun.

- Temperatur yang cukup tinggi saat pengoperasian antara 60o-120oC

Teknologi baru menggunakan prinsip mirip fuel cell untuk


menghasilkan energi listrik menggunakan sumber alami, yaitu biofuel cell.
Biofuel cell adalah alat untuk mengkonversi energi kimia menjadi energi
listrik dengan bantuan biokatalis dari enzim atau mikroorganisme. Berikut ini
sedikit ulasan mengenai beberapa jenis sel bahan bakar :

1. Fuel Cell

Fuel cell adalah alat yang mampu menghasilkan listrik arus searah.
Alat ini terdiri dari dua buah elektroda, yaitu anoda dan katoda yang
dipisahkan oleh sebuah membran polimer yang berfungsi sebagai elektrolit.
Membran ini sangat tipis, ketebalannya hanya beberapa mikrometer saja.
Hidrogen dialirkan ke dalam fuel cell yaitu ke bagian anoda, sedang oksigen
atau udara dialirkan ke bagian katoda, dengan adanya membran, maka gas
hidrogen tidak akan bercampur dengan oksigen. Membran dilapisi oleh
platina tipis yang berfungsi sebagai katalisator yang mampu memecah atom
hidrogen menjadi elektron dan proton. Proton mengalir melalui membran,
sedang elektron tidak dapat menembus membran, sehingga elektron akan
menumpuk pada anoda, sedang pada katoda terjadi penumpukan ion
bermuatan positif. Apabila anoda dan katoda dihubungkan dengan sebuah
penghantar listrik, maka akan terjadi pengaliran elektron dari anoda ke
katoda, sehingga terdapat arus listrik. Elektron yang mengalir ke katoda
akan bereaksi dengan proton dan oksigen pada sisi katoda dan membentuk
air.

Reaksi kimia yang terjadi pada fuel cell :

Anoda : 2H2 4H+ + 4e-

Katoda : 4e- + 4H+ + O2 2H2O

Jenis fuel cell ditentukan oleh material yang digunakan sebagai


elektrolit yang mampu menghantar proton. Pada saat ini ada 6 jenis fuel cell
yaitu:

- Alkaline (AFC)

- Proton exchange membrane, juga disebut Proton Electrolyt


Membrane(PEM)

- Phosphoric Acid(PAFC)

- Molten carbonate(MCFC)

- Solid oxide(SOFC)

- Direct methanol fuel cells (DMFC)

- Regenerative fuel cells

2. Biofuel Cell

Biofuel cell adalah sebuah perlalatan yang mengubah secara langsung


energi biokimia menjadi energi listrik. Energi penggerak biofuel cell adalah
reaksi redoks dari substrat karbohidrat seperti glukosa dan metanol
menggunakan mikroorganisme atau enzim sebagai katalis, yang
menggunakan mikroorganisme disebut Microbial Fuel Cell (MFC), sedangkan
yang menggunakan enzim disebut Enzymatic Fuel Cell (EFC). Prinsip
kerjanya mirip dengan fuel cell. Perbedaan utamanya adalah katalis pada
biofuel cell adalah mikroorganisme atau enzim, oleh karena itu logam mulia
tidak diperlukan, dan kondisi kerja dilakukan pada larutan netral dan
temperatur kamar. Sebagai contoh, oksidasi sempurna satu gram metanol
dengan bantuan enzim secara teoritis memberi energi listrik 5000 mAh.
Oksidasi sempurna satu mol glukosa akan melepaskan 24 mol elektron.

C6H12O6 + 6H2O 6CO2 + 24H+ + 24 e-

Oleh karena itu muatan 2,32 x 106 C per mol glukosa berpotensi untuk
disambungkan melalui sirkuit elektronik. Besarnya arus yang dihasilkan dari
proses oksidasi ini akan bergantung pada besarnya :

1.Angka metabolisme

2.Efisiensi transer elektron menuju elektroda

3. Microbial Fuel Cell (MFC)

MFC terdiri atas dua ruang yang dipisahkan oleh membran penukar
proton/ Proton Exchange Membrane (PEM). Satu ruangan menjadi tempat
untuk anoda dan ruangan lainnya untuk katoda. Prinsip penggunaan MFC ini
erat berhubungan dengan proses biokimia yang terjadi dengan melibatkan
mikroba yang disebut glikolisis, siklus asam sitrat, dan rantai transfer
elektron.

Glikolisis adalah suatu proses penguraian molekul glukosa yang


memiliki enam atom karbon, secara enzimatik untuk menghasilkan dua
molekul piruvat yang memilki tiga atom karbon. Selama reaksi-reaksi
glikolisis yang berurutan banyak energi bebas yang diberikan oleh glukosa
yang disimpan dalam bentuk ATP.

Mediator elektron berperan selama proses transportasi elektron,


membawa elektron dari membran plasama bakteri ke anoda. Elektron-
elektron ini bergerak melewati sirkuit elektrik dan setelah itu mereduksi ion
ferisianida menjadi ion ferosianida pada katoda. Proton dipompakan dari
bakteri ke lingkungan anoda melewati membran penukar proton (PEM) ke
ruang katoda. Ferosianida dioksidasi kembali menjadi ferisianida. Sedangkan
ion hidrogen beraksi dengan oksigen membentuk air.

4 Fe(CN)63- + 4 e 4 Fe(CN)64-

4 Fe(CN)64- + 4 H+ + O2 4 Fe(CN)63- + 2 H2O


Berdasarkan pada pengetahuan pada fungsi biofuel cell usaha-usaha
sudah banyak dilakukan untuk memaksimalkan arus dan daya keluaran pada
MFC, antara lain (1) :

- Membandingkan dan menggunakan kombinasi berbeda bakteri dan


mediator elektron.

- Menggunakan kultur bakteri campuran.

- Menggunakan lingkungan anaerobik di anoda.

- Meningkatkan angka suplai bahan bakar.

- Modifikasi elektroda

- Memompakan oksigen melewati ruangan katoda.

Microbial Fuel Cell didasari coupling oksidasi glukosa menjadi molekul


oksigen dan air. Bakteri Escherichia Coli (E. Coli) dapat digunakan untuk
eksperimen ini, suatu mikroorganisme yang sering ditemukan pada usus
manusia. Bakteri seperti E. Coli menguraikan glukosa menghasilkan ATP
yang dimanfaatkan sel untuk sumber energi. Methylene blue (MB) digunakan
sebagai mediator elektron atau electronophore untuk sarana efisiensi
transfer elektron dari mikroorganisme ke elektroda.

Mediator elektron yang ideal seharusnya :

1.Dapat membentuk pasangan redoks reversibel pada katoda

2.Terhubung dengan NADH dan memiliki angka potensial reduksi standar


yang sangat negatif dalam rangka untuk memaksimalkan produksi energi
listrik.

3.Stabil pada bentuk oksidasi maupun bentuk reduksi.

4.Tidak terdekomposisi selama reaksi redoks yang berulang-ulang dalam


jangka waktu lama.

5.Memiliki polaritas sehingga mediator dapat larut dalam air dan dapat
diserap oleh membran mikroba.
Methylene blue dan neutral red adalah dua jenis mediator elektron
yang biasa digunakan dalam MFC karena toksisitas yang rendah.

Mediator elektron membuka jalan ke dalam rantai transfer elektron,


secara kimiawi mereduksi NAD+ menjadi NADH. Mekanisme nyata transfer
elektron melalui mediator elektron masih belum jelas. Bagaimanapun juga,
ini diketahui bahwa elektron memasukan diri ke dalam membran bakteri dan
pada dasarnya “membajak” proses transportasi elektron metabolisme
glukosa.

Table 1. Karakteristik Umum Fuel Cell Kimiawi dan Biologis.

N Fuel Cell Kimiawi Fuel Cell Biologis


o
1 Katalis Logam mulia Mikroorganisme /
enzim
2 pH Larutan asam Larutan netral pH
(pH<1) 7.0-9.0
3 Temperatur lebih dari 200 ° C Temperatur 22-25 ° C
4 Elektrolit Asam fosfat Larutan fosfat
5 Kapasitas Tinggi Rendah
6 Efisiensi 40 – 60 % Lebih dari 40 %
7 Tipe Bahan Bakar Gas alam, H2, dll. Karbohidrat dan
hidrokarbon

Table 2. Energi Teoritis Kandungan Metanol, Etanol, Dan Glukosa.


Perhitungan Didasari Asumsi Dari Konversi Sempurna; Kemungkinan Besar
Angka Konversi Dalam Praktek Sekitar 50%.

N Metanol Etanol Glukosa


o (1g/10 ml (1g/10 ml (3g/10 ml
H2O) H2O) H2O)
1 Kapasitas (mAh) 5025 (2512*) 3500 893 (446*)
(1750*)
2 H2O yang terbentuk 1,125 0,391 0,300
(g)
3 CO2 yang terbentuk 1,375 0,956 2,97
glucono-
lactone

*angka konversi 50%

(Tata Chemiawan, diolah dari berbagai sumber)

Ditulis dalam ENERGI

Anda mungkin juga menyukai