Anda di halaman 1dari 11

KENDALA ORANG TUA DALAM MENDAMPINGI ANAK

SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-


19

Putri Nur Ellyza1, Desi Oktarina2 , Siska Ardawati3, Normilah4, Noor Hikmah5
12345
Pendidikan Guru pendidikan Anak Usia Dini - Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan - Universitas Lambung Mangkurat

2010126120005@mhs.ulm.ac.id

Abstrak

Tulisan ini berisikan tentang hambatan/kendala para orang tua yang berperan sebagai
guru di rumah saat covid-19. Dan untuk mengetahui lebih dalam terkait problematika
yang dirasakan oleh para orang tua saat mendampingi anak belajar di rumah dengan
menggunakan jenis Penelitian Kualitatif, dalam penggalian data dari penelitian ini
mampu menghasilkan dan menunjukkan gambaran secara umum yang dialami oleh para
orang tua ( responden ) dalam mendampingi nak belum maksimal belajar di rumah
dimasa covid-19 ini sangat luar biasa dengan mengurasnya nafsu amarah yang tinggi
dalam rentang waktu cukup sering keterbatasan kuota, bahkan para orang tua khususnya
para ibu sangat mengeluh dengan belajar yang diberikan secara virtual . Hal ini
mengakibatkan kebingungan para orangtua yang Pendidikan belum bisa disamaratakan
dengan dunia sekarang ( Modern ) dengan mempergunakan teknologi ( media
pembelajaran ), seperti menggunakan HP android, gadget. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan mampu untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi oleh para orang tua.

Kata kunci : Belajar, COVID-19, Kendala, orang tua

Abstract
This paper contains the obstacles / constraints of parents who act as teachers at home
during covid-19. And to find out more about the problems felt by parents when
accompanying children to study at home using this type of qualitative research, in
extracting data from this study it is able to produce and show a general picture
experienced by parents (respondents) in accompanying their children. Not optimally
studying at home during the Covid-19 period was extraordinary by draining high
anger in a period of time, quite often having limited quotas, even parents, especially
mothers, complained about learning given virtually. This results in confusion for
parents whose education cannot be equated with today's world (Modern) by using
technology (learning media), such as using Android cellphones, gadgets. With this
research, it is expected to be able to overcome the various obstacles faced by parents.

Keywords: Learning, COVID-19, Constraints, parents


PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya mendidik anak, sehingga
kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa perkembangannya. Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
angka 14 menyatakan bahwa: “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
ada berbagai jenjang, pendidikan diantaranya adalah jenjang pendidikan anak usia
dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Sebelum pelaksanaan pendidikan dasar dilaksaksanakan pendidikan anak usia dini.
PAUD dapat diselenggarakan melalui beberapa jalur yaitu jalur formal, nonformal
dan informal.

Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan oleh para orang
tua. masyarakat semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik
kepada anak-anak mereka sejak dini. Untuk itu orang tua memegang peranan yang
sangat penting dalam membimbing dan mendampingi anak dalam kehidupan sehari-
hari. Sudah merupakan kewajiban para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif sehingga memancing potensi anak.

Hal ini ternyata berdampak pada berbagai aktivitas termasuk diantaranya aktivitas
belajar mengajar. Pemerintah telah menetapkan kebijakan belajar dari rumah atau
biasa disingkat BDR melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 yang berisikan bahwa pembelajaran harus dilakukan secara
daring supaya Corona Virus Desease (Covid-19) dapat dicegah penyebarannya.
(Karnawati & Mardiharto, 2020)

Pembelajaran daring yang ditetapkan pemerintah, ditujukan kepada


seluruh jenjang pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi. Dipilihnya alternatif ini
dikarenakan berkembangnya revolusi industri 4.0. Berkembangnya revolusi industri
sangat mendukung terlaksananya pembelajaran daring dari rumah, karena
pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mengeliminasi waktu dan jarak
dengan bantuan platform digital berbasis internet yang mampu menunjang
pembelajaran untuk dilakukan tanpa  adanya  interaksi fisik antara pendidik dan
peserta didik (Putra & Irwansyah, 2020), sehingga kecanggihan teknologi jaman
sekarang diharapkan mampu menunjang kegiatan daring tersebut. Namun pada
jenjang pendidikan TK, pembelajaran daring memerlukan keterlibatan orang tua
langsung dalam pelaksanaannya.

Pembelajaran daring adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar


dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan) yang dimungkinkan
melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan
proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti.(Dabbagh &
Ritland, 2015:15).

Orang tua adalah “pendidik pertama, utama dan kodrat.”(Suwarno, 1982: 90).
Sedangkan murid adalah orang (anak) yang lagi berguru atau belajar
(Poerwadarminta,: 664). Dengan demikian dapat diartikan bahwa orang tua murid
adalah orang tua dari anak yang lagi berguru atau belajar atau bersekolah. Pada fase
pertama dalam pertumbuhannya, keadaan anak amat tergantung pada orang tuanya
dalam pelayanan. Pada hakikatnya pelayanan tersebut merupakan suatu proses
pendidikan. Untuk itulah maka orang tua disebut sebagai pendidik pertama.

Anak adalah tanggung jawab orang tua. Pemenuhan kebutuhan makanan,


minuman, pakaian, rekreasi maupun kebutuhan pendidikan merupakan tanggung
jawab orang tua. Dan Sekarang kita sedang di hebohkan oleh pandemi covid-19 yang
berdampak pada semua aktivitas, Terutama Dunia Pendidikan. Dan pemerintah
mengharuskan Proses pembelajaran dilakukan dirumah.

Dampak menonjol adalah bidang Pendidikan di semua tingkatannya. Pendidikan


di masa covid -19 ini memberikan dampak yang buruk bagi  kehidupan anak bangsa
mulai dari TK, SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa (Perguruan Tinggi) (Purandina &
Winaya, 2020). Santoso juga menggambarkan perubahan drastis pada pola
pembelajaran dan seleksi material yang relevan dalam pembelajaran hokum Islam
online di PTKI secara cepat dan tepat sasaran guna memantapkan masa depan
keilmuan tersebut di Indonesia.(Santoso, 2020).

Segala aktivitas menjadi terhambat dan terbatas yang dilaksanakan dari rumah,
khususnya di jenjang pendidikan dasar menengah, semua siswa harus dan wajib
melaksanakan berbagai aktivitas di rumah. Guncangannya telah merubah berbagai
system pendidikan dan pengajaran pun sudah harus dimulai untuk berinovasi dalam
kegiatan belajar mengajar. Kementrian berwenang kemudian menguatkan dengan
peraturan dengan nomor 4 tahun 2020 yang isinya adalah untuk menganjurkan
seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dilaksanakan dengan jarak jauh dimana
proses transformasi ilmu pengetahuan harus tidak dalam kelas offline melainkan
secara virtual antar rumah tempat tinggal para guru dan muridnya (Sevima.com,
2020), isi dari peraturan menteri ini seluruh lembaga atau intansi untuk mencari
berbagai inovasi terkait dengan kegiatan proses belajar mengajar yang terbaru.

METODE PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian kualitatif. Alasan
mendasar untuk mempergunakan berbagai macam penelitian kualitatif adalah untuk
mendapatkan pemahaman yang kaya detail tentang topik, masalah, atau makna
tertentu berdasarkan pengalaman tangan pertama. Melalui pendekatan pustaka yang di
ambil dari sumber di artikel jurnal yang tersedia dimedia online Ini dicapai dengan
memiliki basis sampel yang relatif kecil tetapi terfokus karena mengumpulkan data
dapat memakan waktu agak lama. Mengutip salah seorang pakar metode penelitian,
Lexy J. Moleong, teknik analisis data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian
yang dikerjakan dengan memeriksa seluruh data dari instumen penelitian, seperti
catatan, dokumen, hasil tes, rekaman, dan lain-lain.
Kegiatan ini dilakukan agar data lebih mudah dipahami, sehingga diperoleh suatu
kesimpulan. Pada penelitian ini Teknik analisis naratif lebih cocok digunakan dengan
mempertimbangkan teknik pengambilan data sebelumnya yang digunakan. Clandinin
(2007) Penelitian naratif ialah laporan bersifat narasi yang menceritakan urutan
peristiwa secara terperinci. Pada desain penelitian naratif, peneliti berupaya untuk
menggambarkan kehidupan individu, mengumpulkan cerita tentang kehidupan orang-
orang, dan menuliskan cerita tentang pengalaman individu. Teknik analisis naratif
terfokus pada bagaimana suatu ide atau cerita dikomunikasikan kepada seluruh bagian
terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama pandemi Covid-19 berlangsung, pembelajaran secara daring telah


dilakukan hampir diseluruh penjuru dunia, namun sejauh ini pembelajaran dengan
sistem daring belum pernah dilakukan secara serentak, sehingga dalam proses
pembelajaran yang dilakukan secara daring ini, semua elemen pendidikan diminta
untuk mampu dalam memberikan fasilitas-fasilitas pembelajaran agar tetap aktif
walaupun dilakukan tanpa tatap muka secara langsung. Orang tua dituntut mampu
membimbing anak belajar dari rumah dan mampu menggantikan guru disekolah,
sehingga peran orang tua dalam tercapainya tujuan pembelajaran daring dan
membimbing anak selama belajar dirumah menjadi sangat penting.

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk belajar dirumah secara daring, maka
peran yang biasanya dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sekarang telah berganti
fungsi di satuan keluarga. Artinya saat ini rumah menjadi pusat kegiatan bagi semua
anggota  keluarga. Hal ini bisa jadi berdampak positif, karena pusat kegiatan kembali
ke asalnya, yaitu rumah. Keadaan pandemi Covid-19 dengan aturan protokol
kesehatan yang ketat tentu putra-putri kita tidak bisa leluasa lagi bermain di luar
rumah dan bertemu dengan teman sebayanya. Apalagi banyak tempat rekreasi pada
masa pandemi ini banyak yang ditutup untuk menghindari peyebaran covid 19. Hal
ini menimbulkan anak yang suka bermain dan berekreasi tidak bisa mengunjungi dan
menikmati tempat wisata. 
Perubahan kebiasaan yang cukup mendadak ini menimbulkan dampak berupa
kecemasan dan stres pada anak juga orangtua. Berbagai kendala yang dialami orang
tua ketika mendampingi anak saat belajar dirumah, seperti minimnya pemahaman
orang tua terhadap materi yang akan diajarkan keda si anak, kurangnya waktu dalam
mendampingi anak belajar dirumah dikarenakan harus berkerja, ataupun faktor dari si
anak sendiri yang tidak selalu dalam keadaan yang baik untuk belajar (moody), dan
kendala fasilitas teknologi atau layanan internet yang kurang mendukung.
Kurangnya Pemahaman Materi Oleh Orang Tua
Pemahaman meteri oleh orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah
dimasa pandemi menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran dari
rumah ini. Penyampaian ilmu kepada anak, terutama anak usia dini ataupun sekolah
dasar membutuhkan kemampuan yang memang sudah dilatih khusus dan betul-betul
mengerti bagaimana cara penyampaian materi yang sesuai kepada anak (Cahyati &
Kusumah, 2020). Anak usia dini tidak sama persis seperti anak di sekoah tingkat
menengah yang sudah mampu berpikir dan memahami sendiri materi yang akan
dipelajarinya. Hal inilah yang mengharuskan para orangtua memang betul-betul
memahami terlebih dahulu materi aa yang akan diberikan kepada sang anak. Saat ini
masih banyak orang tua yang kurang mengerti terhadap materi yang ingin
disampaikan kepada anak, padahal pemahaman materi yang luas yang dimiliki oleh
orang tua sangat bermanfaat dalam membantu anak belajar dirumah. Orang tua
membantu anak belajar dirumah berdasarkan kegiatan yang ada disekolah, seperti
membacakan buku cerita yang mendidik dan membantu anak mengerjakan tugas-
tugas dari sekolah (Diadha, 2020).
Pembelajaran tidak bisa maksimal jika orang tua belum sepenuhnya memahami
materi yang diberikan oleh guru untuk diajarkan kepada anak. Orang tua harus benar
benar menguasai materi pembelajaran yang diberikan oleh guru agar terlaksananya
pendidikan dirumah menjadi sukses (Irma et al., 2019). Dalam hal ini, peran orang tua
dalam memahami materi yang di berikan dari pihak sekolah kepada anak sangat
penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran anak. Kendala kurangnya
pemahaman materi oleh orang tua ini daat terjadi dikarenakan beberapa hal, seperti
belum pernah mendapatkan pelatihan, belum berpengalaman, dan belum mendapatkan
pendampingan (Muhdi, 2021). Sebenarnya kendala kurangnya pemahaman materi
oleh orang tua bisa diatasi dengan lebih memperbanyak komunikasi atau musyawarah
antara orang tua dan guru, supaya guru bisa memberikan alternatif lain kepada orang
tua.
Waktu Dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah
Seperti yang sudah diketahui, bahwa di masa pandemi ini peran orang tua
sangatlah penting dalam pelaksanaan belajar dirumah. Sebab saat ini orangtua adalah
tenaga pendidik utama bagi anak di dalam lingkup keluarga. Oleh sebab itu, orang tua
harus berupaya semaksimal mungkin untuk membimbing anak ketika belajar dirumah
(Irhamnna, 2016.). Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kendala waktu dalam
mendampingi anak belajar di rumah ini juga menjadi suatu masalah yang banyak
dihadapi oleh orang tua. Kini, selain harus bekerja, orang tua juga harus membagi
waktu dalam mendampingi anak belajar setiap harinya. Tentu sebagai orang tua harus
pandai dalam membagi waktu untuk bekerja maupun mendampingi anak belajar.
Namun, terkait dengan masalah keterbatasan waktu dalam mendampingi anak
belajar ini seharusnya tidak menjadi suatu kendala yang serius dikarenakan
pemerintah sudah mengeluarkan Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 mengenai kebijakan
kegiatan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 menjadi lebih fleksibel dan
menyesuaikan dengan keadaan di masa sekarang, sehingga masalah ketebatasan
waktu orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah seharusnya juga dapat
diatasi.
Fasilitas Teknologi dan Layanan Internet Yang Kurang Mendukung
Kesulitan dalam mengoperasikan gawai (gadget) juga menjadi kendala yang
dihadapi orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah dimasa pandemi Covid-
19. Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa dalam
pembelajaran daring, tidak semua orang tua mampu mengoperasikan gadget karena
ada beberapa orang tua yang keadaanya masih belum mengerti atau paham akan
teknologi (Lestari & Gunawan, 2020). Penguasaan teknologi yang rendah oleh orang
tua saat pembelajaran daring juga disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Karnawati & Mardiharto (2020). Mereka berpendapat bahwa hal ini merupakan
kendala yang paling sering ditemui dalam pembelajaran daring. Mengingat bahwa
didalam pembelajaran daring, tidak semua orang tua mampu menggunakan gadget,
sehingga penting untuk diperhatikan bahwa komunikasi antara orang tua dan guru
sangat dibutuhkan (Herliandry et al., 2020). Guru bisa memberikan pekerjaan siswa
melalui pesan singkat kepada orang tua dan membantu anak untuk menyelesaikannya,
sehingga mengurangi kesulitan dalam mengoperasikan gadget dapat teratasi seperti
yang tertera dalam Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 terkait kegiatan pembelajaran
yang menyesuaikan dengan fasilitas belajar di rumah.
Di samping masalah kurangnya pemahaman orang tua terhadap teknologi sebagai
alat penunjang kegiatan pembelajaran, faktor layanan koneksi internet juga menjadi
salah satu kendala yang di hadapi. Dikarenakan letak kepulauan Indonesia yang
beragam neyebabkan tidak semua wilayah memiliki akses penuh terhadap layanan
internet ini. Hal inilah yang menyebabkan koneksi internet dapat menjadi lamban
sewaktu-waktu (Ratu et al., 2020). Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk
pengguanaan jaringan internet ini juga tidak sedikit (Jones & Sharma, 2019). Oleh
karena itu, agar masalah layanan internet ini dapat di minimalisir, pemerintah ataupun
para tenaga pendidik dapat melakukan pembelajaran online sesuai dengan kondisi
setempat (Zhang et al.,2020.), apalagi di negara Indonesia yang masih banyak daerah-
daerah dengan minimnya jangkauan internet.
Kondisi Anak Yang Tidak Selalu Dalam Keadaan Baik Untuk Belajar
Selama kegiatan belajar di rumah sudah tentu anak akan mengalami rasa bosan,
jenuh, stress, sedih, atau bahkan tidak bersemangat saat belajar di rumah. Anak lebih
menyukai belajar di sekolah dan berinteraksi langsung dengan guru dan teman-
temannya. Hal ini tentu menjadi hambatan yang berarti, mengingat perasaan anak
sangat mudah berubah terhadap sesuatu, dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi
orang tua dalam mengelola kegiatan belajar di rumah agar lebih kondusif dan tidak
membosankan. Hal pertama yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan semangat
anak dalam belajar adalah dengan memancing minat anak untuk belajar (Hurlock,
1978). Maka, dalam hal ini sekali lagi, kemampuan orang tua dalam memilih metode
belajar serta bagaimana cara penyampaian materi kepada anak sangat menentukan
keberhasilan anak belajar selama di rumah. Orang tua yang memiliki pemahaman
tentang apa saja yang harus dilakukan dalam hal mengelola kegiatan belajar dan
mendampingi anak selama di rumah sudah tentu akan menjadi salah satu faktor
pendorong terlaksananya kegiatan belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Dalam menghadapi kebiasan belajar yang tidak biasa ini sudah tentu memiliki
hambatannya tersendiri. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, mengenai kendala-
kendala yang sering dihadapi orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah.
Pembelajaran daring, atau pembelajaran yang dilakukan dirumah dengan bimbingan
orang tua pada anak usia dini memiliki beberapa kendala, sehingga tidak sedikit orang
tua yang meminta pihak sekolah untuk dapat dengan segera melaksanakan
pembelajaran secara tatap muka. Namun, dalam mengantisipasi hambatan yang
dihadapi dalam mendampingi anak belajar, berikut ini beberapa tips bagi orang tua
dalam mendidik anak saat Pandemi Covid- 19.
Pastikan anda selalu dalam keadaan yang bahagia
Orang tua yang terlalu fokus dalam mendidik anak sering melupakan dirinya
sendiri. Padahal kebahagiaan orang tua akan menular pada anak-anak.
Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak
Orang tua adalah teladan pertama bagi anak-anak. Untuk itu orang tua harus
senantiasa berakhlak mulia, jujur, disiplin, konsisten, bertanggungjawab, dan mampu
mendampingi anak-anak dalam proses menuju manusia dewasa yang berakhlak.
Tetap tenang dan jangan menunjukkan kepanikan
Emosi tidak memiliki batas. Sama seperti virus, emosi juga dapat menyebar.
Contohnya, ketika membagikan ketakutan, kepanikan, prasangka, dan hal-hal negatif
di media sosial, orang yang jauh pun dapat terpengaruh serta ikut takut dan panik
hanya dengan melihat atau membaca hal-hal negatif yang dibagikan tersebut dan itu
tidak membantu melewati masa sulit ini.
Lakukan kegiatan yang disenangi anak
Pada masa pandemi Covid-19 maka kegiatan anak menjadi terbatas. Carilah
kegiatan yang dapat dilakukan dirumah yang disenangi oleh anak-anak. Ajaklah anak
untuk melakukan kegiatan yang disukainya bersama-sama. Sehingga anak tidak bosan
dan selalu bersemangat walaupun hanya didalam rumah.
Pantau anak saat melakukan pembelajaran daring.
Dengan adanya pandemi covid 19 pelaksanaan pembelajaran yang biasanya
dilakukan disekolah maka dilakukan dirumah dengan sistem daring. Maka pantau
anak dalam penggunaan smartphone dan dalam mengikuti pembelajaran daring.
Mengetahui peran orang tua dalam mendidik anak zaman now
Dalam mendidik anak zaman now ada beberapa peran yang harus orang tua
ketahui dan kuasai yaitu sebagai berikut. (a) Orang tua sebagai trainer, adalah
orangtua memberikan pelatihan pengetahuan dan ketrampilan kepada anak. (b) Orang
tua sebagai coach, adalah orangtua harus membantu anak-anak dalam mencapai
tujuannya dengan memaksimalkan potensi yang ada pada diri anak-anak. (c) Orang
tua sebagai terapis, peran orangtua disini adalah jika memiliki anak dengan mental
lemah, kurang percaya diri, gugup, ragu, malas, trauma, depresi dan lain-lain, maka
orangtua harus mampu melakukan segala hal agar anak jadi lebih baik dan maju.
KESIMPULAN

Kendala-kendala yang dialami orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah
meliputi kurangnya pemahaman materi oleh orang tua, kesulitan orang tua dalam
menumbuhkan minat belajar anak, tidak memiliki cukup waktu untuk mendampingi
anak karena harus bekerja, orang tua tidak sabar dalam mendampingi anak saat
belajar dirumah, kesulitan orang tua dalam mengoperasikan gadget, dan kendala
terkait jangkauan layanan internet. Selain itu, dampak pembelajaran daring juga
menimbulkan efek psikosomatis, yakni perilaku anak yang cenderung lebih rewel
karena sudah bosan dengan pembelajaran daring. Peran orangtua dalam mendampingi
kegiatan belajar anak dirumah menjadi sangat diperhatikan agar tercipta kegiatan
belajar yang menyenangkan. Ada beberapa tips bagi orang tua dalam mendidik anak
saat Pandemi Covid- 19, diantaranya:
1. Pastikan anda selalu dalam keadaan yang bahagia.
2. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak
3. Tetap tenang dan jangan menunjukkan kepanikan
4. Lakukan kegiatan yang disenangi anak
5. Pantau anak saat melakukan pembelajaran daring.
6. mendidik anak zaman now
DAFTAR PUSTAKA

Ariadi, D. (2020). Tips Orang Tua Mendidik Anak Di Masa andemi Covid-19 . hal. 1.
Ayriza, Y., & Wardani, A. ((2021)). Analisis Kendala Orang Tua dalam
Mendampingi Anak Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 775-779.
Ekayanti, N. W., & Puspawati, D. A. (2021). PERAN ORANTUA DALAM
MENDIDIK ANAK DITENGAH PANDEMI COVID-19. Peranan
Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi Covid-19,
hal. 7.
Kurniati, E. (2021). Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 16.
Lilawati, A. (2020). Peran Orangtua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di
Rumah pada Masa Pandemi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 10.

Anda mungkin juga menyukai