Mata Kuliah BROADCASTING RADIO Penyiaran radio Mula Mula dan Profesi Penyiar Radio
Oleh Endang Rahmawati, M.Kom.I
Audience: Mahasiswa KPI Universitas Muhammadiyah Mataram Karakteristik Radio Siaran Sama seperti teknologi komunikasi lainnya, Radio sendiripun memiliki karakteristik tersendiri. Mark W. Hall dalam buku broadcast journalism mengemukakakn bahwa perbedaan mendasar antara media cetak dengan radio siaran ialah media cetak dibuat untuk konsumsi mata, sedangkan radio siaran untuk konsumsi telinga. Pada surat kabar dan majalah, komunikan hanya dapat melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, komunikan hanya mendengar, pada televisi dan film komunikan dapat melihat dan mendengar. Perbedaan inilah yang membuat masing masing media massa memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik Radio Siaran • Auditori • Radio Is The Now • Imajinatif • Akrab • Gaya Percakapan • Menjaga Mobilitas PROFESI PENYIAR RADIO Secara singkat announcer adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiar, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, acting, acara olahraga, pewawancara, diskusi, kuis dan narasi. Dasar – Dasar Menjadi penyiar Radio • Bekali Diri • Banyak mencari tahu • Cinta musik • Perhatikan attitude • Latihan vokal • Gaul • Berdoa Hal – hal teknis yang perlu diperhatikan untuk menjadi penyiar Radio • Artikulasi yang jelas • Pernapasan yang baik • Mengerti musik • Mood • Pengetahuan yang luas Langkah-langkah agar bisa Tercapai Suasana Nyaman dalam Menyiar • Olahraga • Lion Face (senam wajah) • Berbicara di atas lagu Manfaat menjadi Penyiar Radio • Relasi • Pengetahuan luas • Disenangi dan dihormati Kemampuan dasar seorang Broadcaster/Newscaster Kemampuan vokal • Kualitas vokal Penyiar radio harus memiliki suara yang bulat, bersih dan tidak cempreng. Kualitas vokal bisa di dapat dengan latihan yang rutin saat berbicara. • Artikulasi yang jelas • Bisa berekspresi melalui suara Berekspresi melalui suara berarti kita bisa menggambarkan ekspresi kita dengan suara. Ini dikarenakan penyiar radio dinikmati suaranya saja, buka visualnya. Oleh karena itu permainan ekspresi melalui suara sangat menarik. Misalnya suara untuk ekspresi sedih, senang, marah, tertawa, lucu, dll. • Bisa memainkan intonasi suara Sama seperti permainan ekspresi suara, penyiar radio harus pandai memainkan intonasi suara. Tinggi rendahnya suara turut menjadikan percakapa atau pembicaraan menjadi menarik untuk didengar. Beda halnya dengan suara yang datar. • Bisa mengatur kecepatan suara Kemampuan personal • Suka bicara dan bisa menjadi pendengar yang baik jika berhadapan dengan narasumber saat melakukan wawancara. Penyiar radio haruslah orang yang cerewet (pada tempatnya). Kita dituntut untuk pandai berkata-kata, pandai berbicara, dan pandai menjadi pendengar yang baik. Loh? Kok penyiar malah jadi pendengar? Begini sahabat, saat siaran, tidak selamanya yang berbicara adalah penyiar. Ada saat dimana penyiarlah yang giliran menjadi pendengar. Saat kita siaran 2 arah, yaitu ada umpan balik untuk pendengar dengan line interaktif, saat pendengar sedang berbicara, kita harus menanggapi kata-katanya. Misalnya dengan “iyaa…. Teruss.. … dan..” dsb. Hal ini agar pendengar merasa akrab dengan kita. Jika kita tidak melakukan hal tersebut, pembicaraan cenderung akan datar dan hampa. • Spontanitas yang baik • Memiliki kepekaan situasi Wajib hukumnya seorang penyiar untuk peka sesuatu. Misalnya peka pada cuaca. Karena terkadang penyiar yang berada dalam studio, tidak tahu cuaca di luar bagaimana. Ketika siaran akan fatal jika salah bilang cuaca. Contoh lainnya adalah peka pada situasi percakapan, arah pembicaraan, suasana hati narasumber dsb. • Menjaga emosi saat siaran Sering kali sebelum siaran, kita memiliki masalah pribadi diluar. Dan buruknya seringkali pula masalah ini dibawa hingga saat siaran. Hal ini akan mempengaruhi mood kita dan akhirnya membuat performance suara kita menurun dan kelihatan bad mood. Ini tidaklah baik untuk penyiar radio. Contoh lainnya dalah ketika membuka line interaktif, tidak dapat dipungkiri bahwa ada pendengar-pendengar yang usil. Sering memancing emosi marah penyiar. Maka dari itu perlu untuk menjaga emosi saat siaran. • Percaya diri saat siaran Mungkin masalah dengan percaya diri akan dihadapi hamper semua orang ketika akan siaran perdana (seperti saya dulu). Tapi dibawa enjoy saja. Setelah beberapa kali siaran, kita akan terbiasa juga. Setelah terbiasa, kita akan berbicara dengan lancar dan tidak kaku, serta lebih rileks. • Rasa ingin tahu • Konsentrasi Wajib untuk penyiar radio. Meski saat siaran kita mengalir dengan situasi, kita harus tetap konsentrasi. Konsen pada acara, waktu, dll. (pengalaman pribadi, saya pernah bilang salah acara :’( ) • Sense of humor untuk menciptakan suasana yang tidak garing, tidak membosankan, sense of humor diperlukan penyiar saat sedang siaran. Prinsip dasar penyiaran • Talk to one person Saat sedang siaran, hendaknya penyiar menyapa pendengar dengan sapaan tunggal. Seperti “selamat pagi pendengar *** FM, apa kabar ANDA di pagi ini……” kata anda, akan langsung menuju ke pribadi seseorang yang mendengar. Sehingga orang tersebut akan terasa sedikit akrab. • Smiling voice Berbicara dengan senyum adalah hal yang baik. • Jadi pendengar yang baik Menjadi pendengar yang baik saat narasumber atau orang yang menelpon anda saat siaran sedang berbicara, dengarkan dengan seksama apa yang dibicarakannya. Responlah sesekali pembicaraannya dengan kata-kata seperti “iyaa, terusss,, dan,, dsb”. • Update lagu dan info terbaru Penyiar radio harus selalu unggul selangkah dari para pendengar. Untuk itulah kita harus mencari tau info-info terbaru. • Pelajari script Ketika siaran, kita akan diberi script (tergantung radio). Script ini dapat berupa seperti sebuah petunjuk acara, ataupun materi acara yang akan dibawakan, dibagian mana harus break, dll. Contoh Script Opening Siaran Radio