Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS 28 Juli 2017

Dermatitis Numularis

OLEH:
Aulia Agma Darwis, S.Ked
N 111 17 081

PEMBIMBING KLINIK:
dr. Diany Nurdin, Sp.KK., M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
2017

STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUANUTAPURA PALU
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. L
2. Umur : 57 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Perumahan Dosen
5. Agama : Islam
6. Status : Menikah
7. Tanggal pemeriksaan : Selasa, 25 Juli 2017
8. Ruangan : Poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin RSUD UNDATA

II. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS DAN HETEROANAMNESIS)


1. Keluhan Utama:
Gatal pada area punggung kaki sebelah kiri dan area betis sebelah kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya muncul gatal, dan benjolan kecil
disertai kemerahan pada permukaan kulit di area sekitar mata kaki bagain kiri. Akibat dari
gatalnya pasien menggaruk-garuk benjolan pada area mata kaki sehingga muncul
perdarahan kecil dan kemerahan diarea sekitar mata kaki. Awalnya luka yang muncul
berukuran kecil tetapi lama-kelamaan membesar dan menyebar ke area betis sebelah
kanan. Pasien sempat mengobati lukanya menggunakan salep arab yang dioleskan pada
luka, tetapi tidak mengalami perubahan .
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien baru pertama kali menderita keluhan seperti ini. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi obat, tetapi pasien belum mengetahui apakah memiliki riwayat alergi makanan atau
kontak dengan benda-benda tertentu. Pasien juga tidak mengalami riwayat penyakit
diabetes.
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Status Generalis
Kondisi Umum : Sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Baik
2. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 130/100 mmHg
b. Nadi : 72x/menit
c. Pernafasan : tidak dilakukan pengukuran
d. Suhu : tidak dilakukan pengukuran
3. Status Dermatologis/Venereologis
1) Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
2) Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
3) Thoraks : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
4) Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
5) Abdomen : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
6) Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
7) Glutea : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
8) Ekstremitas Superior : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
9) Ekstremitas Inferior : Tampak plak, likenifikasi, skuama, erosi dan ulkus pada
regio dorsalis pedis anterior dan penyebaran serta lokalisasinya simetris. Ukurannya
tampak nummular dan bentuknya tampak anular atau sirsinar. Pada region cruris
lateral tampak plak, papul, likenifikasi, dan erosi. Ukurannya tampak nummular dan
bentuknya seperti anular atau sirsinar
10) Kel. Getah Bening : Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. G AMBAR
• Gambar 1. Tampak plak, likenifikasi, skuama, erosi dan ulkus pada regio dorsalis
pedis anterior dan penyebaran serta lokalisasinya simetris. Ukurannya tampak
nummular dan bentuknya tampak anular atau sirsinar.

Gambar 2. tampak plak, papul, likenifikasi, dan erosi pada region cruris
lateral. Ukurannya tampak nummular dan bentuknya seperti anular atau
sirsinar.
V. RESUME
Seorang Laki-laki usia 57 tahun datang ke poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD
UNDATA dengan keluhan pruritus pada regio dorsum pedis anterior dan regio cruris lateral.
Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan status dermatologis di regio
dorsum pedis anterior dan regio cruris lateral tubuh didapatkan: efloresensi/Ujud Kelainan
Kulit, yaitu Tampak plak, likenifikasi, skuama, erosi dan ulkus pada regio dorsalis pedis
anterior dan penyebaran serta lokalisasinya simetris. Ukurannya tampak nummular dan
bentuknya tampak anular atau sirsinar. Pada region cruris lateral tampak plak, papul,
likenifikasi, dan erosi. Ukurannya tampak nummular dan bentuknya seperti anular atau sirsinar.
Pasien sempat mengobati lukanya menggunakan salep arab yang dioleskan pada luka, tetapi
tidak mengalami perubahan. Pasien belum mengetahui apakah memiliki riwayat alergi makanan
atau kontak dengan benda-benda tertentu.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis kontak alergi
2. Dermatitis statis
VII. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Numularis
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG/ANJURAN PEMERIKSAAN
a. Patch test
b. Prick test
c. Histopatologi
IX. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
a. Menghindari faktor-faktor pencetus
b. Melindungi kulit dari trauma dan menjaga kebersihan kulit dan menghindarkan dari
sumber infeksi.
c. Tidak menggaruak area luka
d. Penggunaan obat yang teratur
2. Medikamentosa
a. Sistemik
 Cefadroxil 2x500 gr
 Cetrizine 1x10 mg
b. Topikal
 Desoxymetashon 2x1 sehari
X. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad fungsionam : ad bonam
Qua ad cosmeticam : ad bonam
Qua ad sanationam : ad bonn

PEMBAHASAN
Seorang Laki-laki usia 57 tahun datang ke poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD
Undata dengan keluhan gatal-gatal pada regio dorsalis pedis anterior dan regio cruris lateralis.
Keluhan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya muncul gatal, dan papul disertai eritema
pada permukaan kulit di regio dorsalis pedis anterior. Akibat dari rasa gatalnya pasien
menggaruk-garuk papul sehingga muncul ekskoriasi dan eritema. Awalnya luka yang muncul
berukuran miliar tetapi lama-kelamaan membesar berukuran numular dan menyebar ke cruris
lateral. Pasien sempat mengobati lukanya menggunakan salep arap seperti pada luka. Tetapi
tidak mengalami perubahan. Pasien baru pertama kali menderita keluhan seperti ini dan setelah
di tanyakan penderita tidak memiliki riwayat alergi obat, tetapi pasien belum mengetahui
apakah memiliki riwayat alergi makanan atau kontak dengan benda-benda tertentu. Pasien juga
tidak memiliki riwayat diabetes. Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan
pasien.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan: kondisi umum: sakit ringan; kesadaran:
compos mentis; status gizi: baik. Pada pemeriksaan status dermatologis di region dorsalis pedis
anterior dan regio cruris lateralis tubuh didapatkan: plak, likenifikasi, skuama, erosi dan ulkus
pada regio dorsalis pedis anterior dan penyebaran serta lokalisasinya simetris. Ukurannya
tampak nummular dan bentuknya tampak anular atau sirsinar. Pada region cruris lateral tampak
plak, papul, likenifikasi, dan erosi. Ukurannya tampak nummular dan bentuknya seperti anular
atau sirsinar.
Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, sehingga menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa
(oligomorfik).1

Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap, dengan
keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval berbatas
tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai
vesikel yang biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing).

Nama lain dari dermatitis nummular adalah ekzem discoid. Dermatitis nummular
merupakan sebuah gangguan kronis yang etiologinya tidak diketahui. Nummular yang berarti
berbentuk koin. Dermatitis nummular ditandai dengan adanya eritematosa, plak yang berbentuk
oval, papul ovesikel yang berbentuk seperti uang logam 5 rupiah dan paling sering terkena
pada ekstremitas seperti di lengan dan kaki.2,3,4

Angka kejadian dermatitis numular pada usia dewasa lebih sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan wanita, onset puncaknya pada usia antara 50 dan 65 tahun. Pada wanita onset
puncaknya pada usia 15 – 25 tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada balita dan anak-anak. Onset
umur terjadi pada anak-anak adalah 5 tahun.2

Penyebab dermatitis numularis sampai saat ini belum diketahui.Tetapi Banyak faktor-
faktor yang mempengaruhi.Namun pada beberapa literatur, penyebab dermatitis numular dapat
dipicu oleh faktor eksogen dan endogen, dimana faktor endogen berupa infeksi contohnya yaitu
infeksi dari gigi, infeksi dari saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Sedangkan
faktor eksogen yaitu berasal dari peran allergen lingkungan berupa infeksi jamur dan tungau
dari debu rumah.2,3,4

Gejala – gejala yang umum pada dermatitis numularis, antara lain berupa Timbul rasa
gatal yang sifatnya ringan hingga berat, lesi pada kulit antara lain berupa makula, papul,
vesikel. Dimana lesi pada penyakit ini ukurannya berupa numular atau seperti koin dimana
tempat predileksi terutama pada daerah tangan dan kaki, umumnya menyebar kedaerah tubuh
yang lain. Lesi ini bersifat lembab dengan permukaan yang keras. Kulit dapat tampak bersisik
atau bisa juga terdapat ekskoriasi, kulit pada pasien dermatitis numular mengalami kemerahan
karena adanya proses inflamasi.

Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. Tingkat
gatal dan terjadinya likenifikasi akan membedakannya dari neurodermatitis. Distribusi lesi
biasanya pada kedua lutut, kedua siku dan kulit kepala. Pada psoriasis, lesinya kering,
skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih ringan, patch test dan prick test akan membantu
mengidentifikasikan penderita dengan dermatitis kontak.

Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik. Untuk


membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan patch test
dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH untuk membedakan
tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. Jika ada
kondisi lain yang sangat mirip dengan penyakit ini sehingga sulit untuk menentukan
diagnosisnya (contohnya pada tinea, psoriasis) dapat dilakukan biopsi.

Tujuan dari penatalaksanaan dermatitis numular yaitu rehidrasi kulit dan memperbaiki barrier
lipid epidermis serta mengurangi inflamasi.
Penatalaksanaan pada dermatitis disusahakan menemukan penyebab atau faktor yang
memprovokasi terjadinya dermatitis. Diantaranya:
 Pengobatan non-medikamentosa
1. Melindungi kulit dari trauma.
Karena biasanya berawal dari trauma kulit minor.Jika ada trauma pada tangan, gunakan
sarung tangan supaya tidak teriritasi.
2. Menghindari faktor pencetus
Menghindari faktor-faktor pencetus seperti stres, menghindari zat-zat iritan.
 Pengobatan medikamentosa
Pengobatan topikal:
1. Obat Antiinflamasi.
Diberikan untuk menghilangkan peradangan pada kulit dan mengurangi iritasi kulit.Misalnya
dengan pemberian preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus. Kortikosteroid
topikal yang diberikan ialah golongan kortikosteroid III dan IV untuk lesi eritem yang sedikit
dan lesi dengan gatal yang ringan, dimana golongan ini merupakan golongan kortikosteroid
yang potensi sedang contohnya triamcinolone 0,025-0,1%. Dan kortikosteroid golongan I dan
II potensi kuat untuk lesi yang mengalami gatal yang hebat disertai eritem, dimana contoh
obatnya ialah diflorasone diacetate ointment 0.5%.
2. Antibiotik
Jika pasien memiliki infeksi yang jelas dapat diberikan kombinasi berupa antibiotik topikal
seperti clioquinol dan steroid topikal yang digunakan 2 kali sehari. Terapi ini dapat
menurunkan inflamasi dan kolonisasi dari Staphylococcus.

Pengobatan Sistemik
1. Antibiotik
Antibiotik sistemik digunakan untuk mengobati jika terjadi infeksi sekunder. Contoh
antibiotik yang digunakan seperti dicloxacilin 125-500 mg tab/6jam, cephalexin 1-4 g/hari
atau erythromycin 400 mg/12 jam selama 10 hari.
2. Antihistamin oral.
Digunakan untuk mengurangi gatal.Biasa digunakan antihistamin golongan antihistamin 1,
misalnya hidroksisin 25 mg peroral/IM/8 jam.
3. Steroid sistemik.
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, hanya dierikan dalam jangka
waktu pendek, diberikan prednison dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis
yang diturunkan secara perlahan-lahan.
Komplikasi pada dermatitis numular bisa terjadi infeksi sekunder. Bisa terjadi eskoriasi yang
berat atau lesi yang terinfeksi dapat meninggalkan scar yang menetap. Lesi pada extemitas bagian
bawah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh sempurna dan dapat meninggalkan makula
hiperpigmentasi yang menetap.

Prognosis Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari
dermatitis numular yang cenderung sering berulang. Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor
yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang dengan menggunakan
pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah penyakit ini. Dari data pengamatan, didapatkan
22% sembuh, 25% pernah sembuh beberapa minggu hingga tahun, dan 53% tidak bebas lesi tanpa
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Menaldi SL SW, Bramono K, Indriatmi W (editor). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
2. Burgin S. Nummular Eczema and Lichen Simplex Chronicus/Prurigo Nodularis. Wolf K,
Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffel D. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine.7th. Vol 1 & 2. The McGraw-Hill. USA:200; page 196-199.
3. Millier L jamil, nummular dermatitis, Medscape (serial online). 2014 (citied 2017 Juli 25),
(1Screen). Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1123605-overview#a4
4. Iwahira Yoshiko, Nummular Eczema of Breast: A Potential Dermatologic Complication after
Mastectomy and Subsequent Breast Reconstruction, Hindawi Publishing Corporation, (serial
online). 2015; (Citied 2017 Juli 25); (6 screens). Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4561310/pdf/PSI2015-209458.pdf
5. Jiamton sukhum , Clinical features and aggravating factors in nummular eczema in Thais, (serial
online). 2013; (Citied 2017 Juli 25); (7 screens). Available
from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23517392

Anda mungkin juga menyukai