Anda di halaman 1dari 12

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH


STASE KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH:
Diah Ayu Prabandini
2014901015
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. Kasus ( Masalah Utama )


Menurut Nanda (2005) harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang
negative dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkan menurut CMHN
(2006) harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga , tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Herdman mengatakan bahwa harga diri rendah kronik merupakan evaluasi negative yang
berkepanjangan tentang diri atau kemampuan diri.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah
suatu kondisi dimana individu menilai dirinya atau kemampuan dirinya negative atau suatu
perasaan yang menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga. Harga diri
rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat
menyebabkan masalah lain terutama kesehatan jiwa.

II. Proses Terjadinya Masalah


Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuart dan Laraia (2008) dalam
konsep stress adaptasi yang terdiri dari faktor predisposisi dan presipitasi adalah :
A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi:
1. Biologis
Faktor herediter (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma
kepala merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa
2. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan harga diri rendah adalah
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan
orang terdekat serta harapan yang tidak sesuai realitas. Kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi
pada orang lain merupakan faktor lain yang menyebakan gangguan jiwa. Selain itu
pasien dengan harga diri rendah mempunyai penilaian negative terhadap dirinya ,
mengalami krisis identotas, peran yang terganggu dan ideal diri yang tidak realistis
3. Faktor Sosial Budaya
Pengaruh social budaya yang dapat menimbulkan harag diri rendah adalah
adanya penilaian negative dari lingungan terhadap klien, ekonomi yang rendah,
pendidikan rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh
kembang anak

B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis
yang tidak menyenangkan, menyaksikan perilaku yang mengancam kehidupan,
menjadi korban, pelaku maupun saksi dalam perilaku kekerasan
2. Ketegangan peran: ketegangan peran dapat disebabkan:
a. Transisi perkembangan peran : perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya angora
keluarga melalui kelahiran atau kematian
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehar ke
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan angtara lain karena kehilangan sebagian
anggota tubuh, perubahan ukuran, bentuk dan penampilan atau perubahan fisik
lainnya yang berhubungan dengan tumbuh kembang
C. Jenis
Harga diri rendah dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negative mengenai diri dalam
berespon terhadap suatu kejadian
2. Harga diri rendah kronil adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
yang negative mengenai diri atau kemampuan dalam waktu yang lama

D. Fase-fase
Harga diri rendah kronis terjadi karena proses kelanjutan dari harga diri rendah
situasional yang tidak diselesaikan atau dapat juga terjadi karena individu tidak pernah
mendapatkan feedback dari lingkungan tentang perilaku klien sebelum bahkan
mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberikan respon negative
sehingga mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada
situasi yag penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaian krisis tetapi
tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal dalam
menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri akrena
kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri renda situasional.
Jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan
terjadi secara terus menrus maka akan mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah kronis

E. Rentang Respon
RENTANG RESPON KONSEP-DIRI

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri konsep diri harga diri rendah kerancuan depersonalisasi


Positif identitas

Rentang respons konsep diri


1. Respons adaptif yaitu respons di mana klien jika menghadapi suatu masalah akan
dapat memecahkan masalah tersebut.
a. Aktualisasi diri : kesadaran akan diri sendiri, berdasarkan atas observasi
mandiri, termasuk persepsi saat lalu akan diri sendiri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif : menunjukkan bahwa individu akan sukses hidupnya.
2. Respons maladapti adalah respons di mana jika klien menghadapi masalah, klien
tidak dapat memecahkan masalah tersebut dan akan menjadikan masalah tersebut
sebagai beban
a. Harga diri rendah : seseorang yang menganggap dirinya tidak mampu
mengatasi kekurangannya, tidak ingin melakukan sesuatu, menghindari
kegagalan atau takut gagal dan tidak berani mencapai sukses.
b. Kerancuan identitas : kegagalan individu dalam aspek psikososial dan
kepribadian yang harmonis
c. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain

F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013) adalah :
1. Mekanisme Koping Jangka Pendek
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, menonton TV terus-menerus
b. Kegiatan mengganti identitas sementara : ikut kelompok sosial, keagamaan dan
politik
c. Kegiatan yang memberikan dukungan sementara ; kompetisi olahraga, kontes
popularitas
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalahgunaan
obat-obatan

2. Mekanisme Koping Jangka Panjang


a. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang berarti tanpa menindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri
b. Identitas negative : asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi, disasosiasi,
isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri atau orang lain.
III. A. Pohon Masalah

Berdasarkan hasil pengkajian dapat dibuat pohon masalah sebagai berikut :

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah


Core Problem

Mekanisme koping Mekanisme koping


Individu tidak efektif keluarga tidak efektif

Berdasarkan pohon masalah dapat dijelaskan sebagai berikut:


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah merupakan core problem. Apabila harga diri rendah
pasien tidak di intervensi akan mengakibatkan isolasi social. Penyebab harga diri rendah pasien
dikarenakan pasien memiliki mekanisme koping yang inefektif dan dapat pula dikarenakan
mekanisme koping keluarga inefektif

B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


1. Pengakajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancata dan observasi pada pasien dan
keluarga (pelaku rawat). Tanda dan gejala harga diri rendah dapat ditemukan
melalui wawancara dengan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana penilaian anda tentang diri sendiri?
b. Coba ceritakan apakah penilaian anda terhadap diri sendiri mempengaruhi
hubungan anda dengan orang lain?
c. Apa yang menjadi harapan anda? Apa saja harapan yang telah anda capai?
d. Apa saja harapan yang belum tercapai? Apa upaya yang anda lakukan untuk
mencapai harapan tersebut?

2. Tanda dan Gejala


Ungkapan negative tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala
harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data
subjektif dan objektif seperti:
a. Data Subjektif; pasien mengungkapkan tentang
1) Hal negative diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penolakan terhadap kemampuan diri
5) Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi

b. Data Objektif
1) Penurunan produktivitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukkan kepala say berinteraksi
4) Bicara lambat dengan suara lemah
5) Bimbang, perilaku non asertif
6) Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
7) Ekspresi malu atau bersalah
8) Ragu-ragu untuk mencoba hal baru atau situasi baru

IV. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala harga diri
rendah yang ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa yang dapat ditegakkan adalah :
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Mekanisme koping individu tidak efektif
3. Mekanisme koping keluarga tidak efektif
4. Isolasi social
V. Rencana Tindakan Keperawatan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Dx Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasionalisasi
Harga diri TUM: Klien 1. Setelah….x interaksi 1.Bina hubungan saling percaya
rendah. memiliki diri klien menunjukkan dengan menggunakan prinsip  Menunjukkan keramahan dan sikap
yang positif ekspresi wajah bersahabat, komunikasi terapeutik : bertahan.
Tuk : menunjukkan rasa senang,  Sapa klien dengan ramah  Agar klien tidak ragu kepada perawat.
1. Klien ada kontak mata, mau baik verbal maupun non  Menunjukkan bahwa perawat ingin
dapat manjabat tangan, mau verbal kenal dengan klien.
membina menyebutkan nama, mau  Perkenalkan diri dengan  Agar klien percaya kepada perawat.
hubungan menjawab salam, klien sopan  Penerimaan yangs sesuai dengan
saling mau duduk berdampingan  Tanyakan nama lengkap keadaan yang sebenarnya dapat
percaya dengan perawat, mau dan nama panggilan yang meningkatkan keyakinan pada
dengan mengutarakan masalah disukai klien keluarga serta merasa adanya suatu
perawat yang dihadapi.  Jelaskan tujuan pengakuan.
pertemuan
 jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati
dan menerima apa
adanya
 Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien

2. Klien 2. Setelah….x interaksi 2.1. Diskusikan dengan klien  Pengertian tentang dirinya akan
dapat klien menyebutkan : tentang : memudahkan klien.
mengident o Aspek positif dan  Aspek positif yang
ifikasi kemampuan yang dimiliki klien, keluarga,
aspek dimiliki klien lingkungan
positif dan o Aspek positif  Kemampuan yang
kemampu dimiliki klien  Mengingatkan klien tentang hal
keluarga
an yang positif dan nyata akan menambah
o Aspek positif
dimiliki. 2.2.Bersama klien buat daftar percaya diri.
lingkungan klien
tentang :
 Aspek positif klien,
keluarga, lingkungan
 Kemampuan yang
dimiliki klien
VI. Dokumentasi Hasil Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan setiap selesai melakukan tindakan keperawatan dengan pasien dan keluarga. Contoh
pendokumentasian asuhan keperawatan harga diri rendah pada pertemuan pertama

Implementasi Evaluasi

Tanggal…., bulan…. Tahun… Jam.. S : Pasien


Data Subyektif Klien : Pasien mengatakan :
 Pasien mengatakan merasa tidak berguna, merasa hidup tidak  Mempunyai kemampuan bermain memasak, berenang,
berarti dan merasa tidak memiliki kemampuan merapihkan tempat tidur
 Saat berinteraksi pasien sering menundukkan kepala, kontak  Akan melatih merapihkan tempat tidur dan menyapu
mata kurang  Merasa senang setelah latihan merapihkan tempat tidur

Data Keluarga : S : Keluarga

 Keluarga mengatakan bingung tidak tahu cara merawat anaknya  Keluarga mengatakan merasa senang berlatih cara merawat
anaknya dan akan memotivasi anaknya dengan merapihkan
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
tempat tidur sesuai jadwal
Tindakan Keperawatan:
Klien : O : Klien

 Mendiskusikan kemampuan yang dimiliki klien  Mampu merapihkan tempat tidur


 Membantu pasien menilai dan memilih kemampuan yang masih
O : Keluarga
dapat digunakan saat ini
 Melatih kegiatan pertama; merapihkan tempat tidur  Mampu mempraktikkan cara memberi pujian pada anaknya
 Membantu pasien memasukkan latihan merapihkan tempat
tidur ke dalam jadwal kegiatan harian A : harga diri rendah teratasi
P : Klien
Keluarga :
 Merapihkan tempat tidur sesuai jadwal (bangun tidur pagi
 Mendiskusikan masalah dalam merawat
dan pukul 16.00)
 Melatih keluarga cara merawat
P : Keluarga
Rencana Tindak Lanjut :
Tanggal,.. Bulan, Tahun,, Jam  Mengingatkan pasien untuk merapihkan tempat tidur sesuai
Klien : Latih kegiatan kedua : menyapu jadwal jika pasien lupa. Berikan pujian setelah pasien
Keluarga : Latih keluarga merawat klien dengan cara melakukannya
mendampingi klien berlatih menyapu
DAFTAR PUSTAKA

Direja. A. H. S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi 1 Jogyakarta : Nuh Medika.

Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi2015-

2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.

Kusumawati, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Tim Poja DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawata Indonesia. Definisi dan Indikator

Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus PPNI

Ns. Nurhalimah. Keperawatan Jiwa. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. 2016.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai