Tujuan Kegiatan:
Mereviu bahan pembelajaran dari unit materi pembelajaran dan mengembangkan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Langkah Kegiatan:
1. Siapkan dokumen kurikulum, buku teks mata pelajaran, dan petunjuk
pengembangan RPP;
2. Siapkan unit materi yang dipilih beserta rangkuman unit materi berupa mind map
yang telah Saudara buat pada kegiatan 1. Konsep dan Pendalaman Materi HOTS
sebagai sumber belajar;
3. Simaklah dan pahami langkah-langkah pembelajaran berorientasi HOTS dari
contoh video pembelajaran sebagai inspirasi; dan
4. Buatlah RPP untuk topik terpilih mengacu pedoman penyusunan RPP yang
berlaku.
1
LK-4a Pengembangan RPP
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
Teknik Elektronika Industri terkait dengan pengembangan dari materi Dasar
Listrik dan Elektronika yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
2
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
BIMETAL
Bimetal adalah sensor suhu atau sensor temperatur yang sangat populer
digunakan karena kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal biasa dijumpai pada
peralatan listrik seperti setrika listrik dan lampu dimer atau lampu penerangan
daya besar.
Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari dua buah lempengan logam yang
berbeda koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi satu. Bila suatu logam
dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian tergantung dari jenis
logam dan tingginya temperatur kerja logam tersebut.
Bila dua lempeng logam saling direkatkan dan dipanaskan, maka logam yang
memiliki koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang sedangkan yang
memiliki koefisien muai lebih rendah memuai lebih pendek. Oleh karena
perbedaan reaksi muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam
yang muainya lebih rendah.
3
Seperti namanya maka temperatur switch adalah switch yang bekerjanya
memutuskan atau menyambung listrik karena pengaruh dari suhu. Jadi pada suhu
tertentu titik kontak pada temperatu switch tersebut akan terhubung atau terputus,
Temperatur switch banyak digunakan untuk peralatan pendingin udara, pelindung
peralatan terhadap suhu berlebih dan lain-lain. Temperatur switch sering juga
disebut thermal switch atau thermostat switch
E. Metode Pembelajaran
Paparan, Diskusi, Tanya jawab, Observasi dan Demonstrasi
F. Media Pembelajaran
LCD Projector, Laptop, Bahan Tayang
G. Sumber belajar
Pertemuan Ke 1
TAHAP ALOKASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan
4
dengan kegiatan sehari-hari
B. Kegiatan Inti
Sintak Model
Pemberian stimulasi dapat dirinci sebagai berikut.
Pembelajaran 1 5”
- Pada tahap stimulation ini, guru memberikan
Pemberian tayangan terkait penggunaan setrika listrik pada
rangsangan kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengamati
(Stimulation). salah satu masalah kontekstual yang disajikan
untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, seperti
contoh tayangan berikut, dari sumber belajar :
https://www.youtube.com/watch?v=PX4hftsAl-Y
Sintak Model - Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan
Pembelajaran 2 pada peserta didik untuk mengungkapkan 2”
perma-salahan atau memberikan pertanyaan
Pernyataan/Identifikasi terkait sensor suhu pada setrika listrik. Dengan
Masalah (Problem pertanya-an siswa, guru dapat memandu peserta
Statement) didik yang lain untuk menjawab dan memberikan
solusi. Alternatif lain, guru dapat pula
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
merangsang peserta didik untuk berpikir tingkat
tinggi dalam menjawab-nya
Sintak Model - Pada tahap ini, peserta didik dibagi dalam
Pembelajaran 3 beberapa kelompok kecil yang berisikan 3-5 1”
siswa.
Pengumpulan data - Siswa mengamati prinsip kerja sensor bimetal
(Data Collection) melalui tautan tayangan yang dibagikan.
- Siswa mencatat data data yang didapat.
Sintak Model - Siswa mendiskusikan persoalan yang ada
Pembelajaran 4 dengan menggunakan LKPD yang disediakan. 2”
Guru membimbing dan mengarahkan diskusi
Pengolahan Data agar hidup dan komunikatif.
(Data Processing) - Selama proses diskusi, guru melakukan peman-
tauan untk menilai keaktifan, inisiatif, tanggung-
jawab, kerjasama dan sikap lainnya.
Sintak Model - Secara berkelompok, peserta didik menuliskan
Pembelajaran 5 hasil pengolahan datanya. 2”
- Peserta didik menuliskan hasil diskusi kelompok-
Pembuktian nya pada buku catatan masing-masing. Masing-
5
(Verification) masing kelompok melakukan presentasi
(mengko-munikasikan) hasil kegiatan belajarnya
berupa data dan analisis.
- Guru menilai kemampuan siswa berkomunikasi
lisan dan tulisan baik perorangan maupun kelom-
pok.
Sintak Model - Guru memberikan konfirmasi atas hasil
Pembelajaran 6 presentasi peserta didik. 2”
- Guru memberikan penguatan atas jawaban
Menarik simpulan benar. Apabila jawaban peserta didik belum
(Generalization) sesuai, guru membantu peserta didik untuk
merumuskan hasil analisis (kegiatan belajar)
dengan benar.
- Secara bersama-sama, peserta didik menuliskan
kesimpulannya
C. Kegiatan Penutup
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap
Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan selama proses pembelajaran.
2) Keterampilan
Penilaian Ketrampilan menggunakan tes tertulis dalam bentuk uraian
3) Pengetahuan
Program Pengayaan
Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau
melampaui ketuntasan belajar dengan nilai 75 tetapi mau meningkatkan nilai tersebut
bisa dengan memberikan tugas sesuai dengan KD.
a. Remedial
1) Analisis Indikator Yang Belum Tuntas
6
Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika
Kelas/Semester : X / genap
Indikator
No. Nama Siswa KD Jenis Remedial
Yang Belum Tuntas
7
J. Bahan Ajar
Pengaman temperatur berlebih Pada aplikasi ini permukaan sensor thermal switch
diletakan pada perangkat di bagian yang mengasilkan atau tempat menjalarnya panas.
Thermal switch bekerja pada temperatur nominal tertentu. Pada kondisi normal titik kontak
thermal switch terhubung (NC = Normaly Close). Apabila temperatur maksimum terlampaui
maka pelat bimetal akan melengkung dan titik kontak menjadi terbuka. Biasanya di
pasaran tersedia bebrapa pilihan untuk nilai temperatur maksimum dari thermal switch.
Contoh aplikasi ini adalah thermal switch pada motor listrik, kipas angin listrik dan lainlain.
Dimana thermal switch di tempel pada bodi dari motor dan pada saat temperature ambang
terlewati maka motor akan mati. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal. Sistem
tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari dua keping/bilah (strip) bimetal
untuk mengontrol kedipannya. Bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda (biasanya
kuningan dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran listrik yang
masuk ke bimetal, maka akan terjadi pengembangan/pemuaian dari logam yang berbeda
tersebut dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetal
cenderung menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat dua
keping bimetal yang dipasang berdekatan dan masingmasing mempunyai plat kontak pada
salah satu ujungnya.
8
Gambar 1. Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak terpisah/terbuka
Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak terpisah/terbuka, maka lampu sein mati.
Selanjutnya current coil akan menjadi dingin setelah arus yang mengalir hilang dan akhirnya
bimatalnya akan lurus kembali posisinya sehingga plat kontak menempel kembali dengan plat
kontak yang dari voltage coil. Arus akan mengalir kembali untuk menghidupkan lampu sein.
Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip. Beberapa jenis
thermal switch untuk aplikasi ini dilengkapi pengaturan tekanan pegas terhadap plat bimetal
sehingga temperatur maksimumnya bisa diatur. Contohnya pada setrika listrik.
Prinsip kerja bimetal dapat digunakan sebagai sensor thermal pada setrika listrik.
Pada gambar diatas ialah contoh bimetal pada bebarapa kondisi suhu pada setrika. Seterika
listrik jenis ini lebih baik dibandingkan dengan jenis biasa. Kelebihan utama yang dimiliki adalah
9
adanya pengatur suhu yang dapat mengendelikan on-offnya atau tersuplai-tidaknya seterika
pada sumber listrik. Kondisi ini menjamin terhindarnya pemakai dari bahaya panas seterika
yang berlebihan seperti kondisi yang telah diterangkan pada seterika biasa di atas. Suhu
seterika dapat ditur menurut kebutuhan panas berbagai jenis kain atau pakaian yang akan
diseterika. Posisi pengatur suhu atau termostat pada umumnya diletakkan di bawah gagang
seterika. Lihat gambar di bawah ini
10
Sebagai sumber panas seterika listrik digunakan elemen pemanas berupa kawat nikelin
berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk sedemikian rupa sesuai
bentuk alas seterika, sehingga panasnya dapat tersebar merata. Elemen pemanas ini terisolasi
terhadap badan seterika.
Pada seterika listrik model yang lain, kawat nikelin digulung menyerupai bentuk spiral dan
dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindung. Agar arus listrik tidak mengalir kebadan
seterika, antara spiral nikelin dengan pipa disekat/diisolasi dengan bahan oksida magnesium.
Pada seterika model yang lama, spiral nikelin diberi selongsong dari bahan keramik/batu tahan
api sebagai pelindung dan sekaligus sebagai isolator.
2. Besi Pengumpul Panas (alas)
Besi pengumpul panas atau yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari seterika, berbentuk
plate yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket, dan bagian ini harus selalu bersih karena
langsung dengan objek yang diseterika (pakaian).
3. Besi Pemberat
Pada seterika yang lama, dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya rata-rata seterika
listrik 350 watt, sedang objek/bahan yang diseterika kebanyakan dari jenis katun, yang
pelicinannya memerlukan tekanan yang cukup kuat. Seterika listrik model yang lebih baru, tidak
lagi dilengkapi dengan besi pemberat, dengan alasan bahwa objek/bahan yang diseterika
sudah banyak bahan dari jenis sintetis dan lebih lembut.
4. Tutup dan pemegang seterika
Tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang dialiri arus listrik terhadap
sentuhan pemakaiannya, dan juga berfungsi agar panas tidak menyebar langsung ke udara
bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya dari bahan yang tidak mengalirkan panas dan
juga tidak mengalirkan arus listrik. Untuk itu bagian ini biasanya terbuat dari kayu, ebonit atau
karat.
5. Terminal dan Kabel penghubung
Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan sumber tegangan
dari kotak-kontak dinding, melalui kabel penghubung. Beberapa model seterika listrik
menggunakan terminal yang merupakan tempat persambungan antara ujung kawat elemen
yang disambung pada tusuk kontak (stiker) dengan kabel penghubung luar yang disambung
pada kontra steker, sehingga pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan
disimpan terpisah dari seterikanya.
6. Pengatur Panas
Seterika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen tambahan berupa
termostat yang tersusun dari bahan bi metal yaitu lempengan dua logam yang berbeda
koefisien muai panjangnya, disatukan menjadi satu lempengan. Apabila lempengan logam ini
terkena panas, maka salah satu jenisnya akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi
membengkok, yang arah bengkoknya ini kemudian dimanfaatkan untuk melepas /
menghubungkan kontak, jadi bila panas berlebihan kontak memutus sehingga elemen pemanas
tidak lagi dialiri arus listrik, tapi bila panasnya mulai rendah lagi kontak akan menghubung
kembali dan arus listrik kembali mengali melalui elemen pemanas. Dengan demikian kondisi
panas seterika dapat dipertahankan pada panas tertentu sesuai dengan yang diinginkan melalui
pengaturan tombol pengatur panas.
Perangkat pendingin
Pada aplikasi ini thermal switch diletakan pada bagian yang menghasilkan atau dirambati
dingin. Thermal switch bekerja pada temperatur nominal tertentu. Pada kondisi normal titik
kontak thermal switch terhubung (NC = Normaly Close). Apabila temperatur minimum
terlampaui maka pelat bimetal akan melengkung dan titik kontak menjadi terbuka
11
LK-4b Telaah RPP
Tujuan
Peserta dapat menelaah dan dapat memperbaiki RPP.
Hasil
No. Komponen Indikator Penilaian/Saran
tindak lanjut
A. Identitas Mata 1. Menuliskan nama sekolah.
Pelajaran/ Tema 2. Menuliskan matapelajaran.
3. Menuliskan kelas dan semester. V
4. Menuliskan alokasi waktu.
12
Hasil
No. Komponen Indikator Penilaian/Saran
tindak lanjut
penanda ketercapaian KD.
E Nilai Karakter 1. Menuliskan nilai-nilai karakter yang akan
dimunculkan dalam pembelajaran V
2. Butir karakter yang dituliskan adalah butir
karakter operasional
F Tujuan 1. Tujuan pembelajaran dirumuskan satu atau
Pembelajaran lebih untuk setiap indikator pencapaian V
kompetensi.
2. Tujuan pembelajaran mengandung unsur:
audience (A), behavior (B), condition (C), dan
degree (D).
3. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuksatu
pencapaian KD.
G. Materi 1. Memilih materi pembelajaran reguler, remedial dan
Pembelajaran pengayaan sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan. V
2. Cakupan materi pembelajaran reguler, remedial,
dan pengayaan sesuai dengan tuntutan KD,
ketersediaan waktu, dan perkembangan peserta
didik.
3. Kedalaman materi kemampuan peserta didik.
H. Metode 1. Menerapkan satu atau lebih metode pembelajaran.
Pembelajaran 2. Metode pembelajaran yang dipilih adalah V
pembelajaran aktif yang efektif dan efisien
memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-
indikator KD beserta kecakapan abad 21.
I. Media dan 1. Memanfaatkan media sesuai dengan indikator,
Bahan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah. V
2. Memanfaatkan bahan sesuai dengan indikator,
karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah
3. Memanfaatkan mediauntuk mewujudkan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau
model memadai.
4. Memanfaatkan bahan untuk mewujudkan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau
model memadai.
5. Memilih media untuk menyampaikan pesan yang
menarik, variatif, dan sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi.
6. Memilih bahan untuk menyampaikan pesan yang
menarik, variatif, dan sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi.
13
Hasil
No. Komponen Indikator Penilaian/Saran
tindak lanjut
K Penilaian 1. Mencantumkan teknik, bentuk, dan contoh
instrumen penilaian pada ranah sikap, pengetahu- V
an, dan keterampilan sesuai dengan indikator.
2. Menyusun sampel butir instrumen penilaian sesuai
kaidah pengembangan instrumen
3. Mengembangkan pedoman penskoran (termasuk
rubrik) sesuai dengan instrumen.
L Pembelajaran 1. Merumuskan kegiatan pembelajaran remedial yang
Remedial sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi V
waktu, sarana dan media pembelajaran.
2. Menuliskan salah satu atau lebih aktivitas kegiatan
pembelajaran remedial, berupa:
pembelajaran ulang,
bimbingan perorangan
belajar kelompok
tutor sebaya
14
R-4. Pengembangan RPP
Kegiatan Praktik
1. Menuliskan KD pengetahuan dan keterampilan dengan tepat.
2. Menuliskan Tujuan Pembelajaran dengan tepat.
3. Menuliskan materi, metode, media, bahan, dan sumber pembelajaran dengan tepat.
4. Menuliskan langkah-langkah pembelajaran yang runut sesuai sintak model
pembelajaran.
5. Mengintegrasikan saintifik, dimensi pengetahuan, aspek HOTS, dan kecakapan abad
21 dalam kegiatan pembelajaran.
6. Menuliskan penilaian dengan tepat.
7. Menuliskan bahan dengan tepat.
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90 nilai 100 Tujuh aspek sesuai dengan kriteria
80 nilai 90 Enam aspek sesuai dengan kriteria, satu aspek kurang sesuai
70 nilai 80 Lima aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
60 nilai 70 Empat aspek sesuai dengan kriteria,tiga aspek kurang sesuai
<60 Tiga aspek sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai
15