Anda di halaman 1dari 7

100 Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Emosi Anak

DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP


EMOSI ANAK
(Studi kasus pada dua anak yang memiliki orang tua yang
bercerai di SDN Gembong I Kab. Tangerang)

Sri Widha Haryanie1


Dra. Retty Filiani2
Dra. Wirda Hanim, M.Psi3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai dampak perceraian
orang tua terhadap kondisi emosi anak, sehingga peneliti dapat melihat gejala-gejala yang
timbul sebagai dampak bagi anak yang diakibatkan oleh perceraian orang tua. Gambaran
emosi anak dari korban perceraian orangtua inilah yang diteliti dengan mendalam. Peneli-
tian ini dilakukan di SDN Gembong I Kec. Balaraja – Kab Tangerang dengan dua respon-
den dengan jenis kelamin laki-laki di kelas II dan perempuan di kelas III yang memiliki
orang tua bercerai. Responden diambil berdasarkan wawancara serta pengamatan yang di-
lakukan oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawan-cara, ob-
servasi dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui
studi kasus yang menyajikan data menggunakan narasi. Implikasi dari penelitian ini adalah
perceraian sudah berdampak negatif terhadap kondisi emosi anak dalam masa perkem-
bangannya dan tidak jarang sering menunjukkan perilaku-perilaku yang agresif bahkan
mungkin ada yang suka berkelahi, atau sebaliknya, mungkin juga ada anak yang pendiam
atau sulit bergaul. Anak-anak yang menjadi korban perceraian mengalami masalah karena
perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua sudah tidak lengkap lagi.

Kata Kunci: Perceraian, Orangtua, Emosi, Masa Anak Sekolah (umur 6-12 tahun)

Pendahuluan tuk menyendiri.


Anak merupakan korban yang paling terluka ke- Kondisi lebih parah bila ekonomi keluargapun ti-
tika orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Anak dak cukup untuk hidup. Permasalahan yang umum-
dapat merasa ketakutan karena kehilangan sosok nya terjadi pada siswa yang memiliki orangtua yang
ayah atau ibu mereka, takut kehilangan kasih sayang bercerai adalah perhatian yang diberikan oleh orang-
orang tua yang kini tidak tinggal serumah. Mungkin tua yang bercerai tidak lengkap dan besar, orangtua
juga mereka merasa bersalah dan menganggap diri menjadi sangat sibuk untuk mencari nafkah untuk
mereka sebagai penyebabnya. Prestasi anak di seko- memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluargan-
lah akan menurun atau mereka jadi lebih sering un- ya. Pada keluarga single parent, orangtua berper-
1 Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, neng_widha@yahoo.com
2 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, rettyfiliani@yahoo.co.id
3 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, wirdahanim10@gmail.com
Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Emosi Anak 101

an ganda dalam menjalankan kewajibannya sebagai ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan sua-
orangtua. Hal ini dapat menghambat hubungan an- mi istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi
tara anak dan orangtua. diakui oleh hukum yang berlaku. Perceraian meru-
Anak dari orang tua yang bercerai cenderung pakan terputusnya keluarga karena salah satu atau
dinilai kurang baik secara sosial, maupun eduka- kedua pasangan memutuskan untuk saling mening-
sional dibandingkan anak dari orang tua utuh. Kon- galkan sehingga mereka berhenti melakukan kewa-
disi seperti ini menimbulkan asumsi bahwa siswa jibannya sebagai suami istri.
yang memiliki orangtua yang bercerai secara psikis Mel Krantzler sebagai seorang konsultan per-
kurang baik karena siswa kurang mendapat perha- ceraian mengamati bahwa perceraian bagi keba-
tian serta kasih sayang yang utuh dari kedua orang- nyakan orang sebagai masa transisi yang penuh ke-
tua dan mengakibatkan prestasi akademik yang bu- sedihan (T.O. Ihrom dalam Bunga Rampai Sosiolo-
ruk. gi Keluarga, 1999). Masa transisi ini dirasakan se-
Hal ini peneliti juga temukan dalam wawan- bagai masa-masa sulit bila dikaitkan dengan harap-
cara dengan murid di tempat peneliti bekerja yaitu an-harapan masyarakat tentang perceraian. Apabi-
di Sekolah Negeri Gembong I yang menjadi objek la masyarakat memandang perceraian sebagai sesu-
penelitian ini. Dari hasil wawancara dan observasi, atu yang “tidak patut”, maka dalam proses penye-
khususnya anak yang memiliki orang tua yang ber- suaian kembali, seseorang akan merasakan beratnya
cerai, anak akan terganggu dalam menangkap ma- tantangan yang harus dihadapi karena perceraian.
teri pelajaran yang diberikan oleh guru, seperti me- Krantzler menyebut perceraian sebagai “berakhirya
ngobrol dengan teman satu meja, melamun, bermain hubungan” antara dua orang yang pernah hidup ber-
sendiri (berbicara sendiri dengan mainannya, pen- sama sebagai pasangan suami-istri.
sil digunakan seolah-olah alat mainnya), selain itu Dari pengertian-pengertian di atas dapat disim-
interaksi dengan teman-teman sebayanya seperti; pulkan bahwa perceraian adalah putusnya hubungan
memiliki perilaku suka mengamuk, menjadi kasar, suami-istri yang disebabkan oleh beberapa faktor
dan tindakan agresif lainnya seperti menjadi pendi- sehingga tidak memungkinkan mereka untuk bersa-
am, tidak lagi ceria, tidak suka bergaul, sulit berkon- tu dalam kehidupan rumah tangga atau keluarga.
sentrasi, dan tidak berminat pada tugas sekolah se-
hingga prestasi di sekolah cenderung menurun. Ini Orang tua
menjadikan para guru di sekolah harus bekerja le- Seorang ahli psikologi Ny. Singgih D Gunar-
bih keras lagi, karena selain menyelesaikan program sa dalam bukunya psikologi untuk keluarga me-
belajar mengajar, gurupun dihadapkan dengan ke- ngatakan, “Orang tua adalah dua individu yang ber-
adaan murid yang membutuhkan lebih banyak per- beda memasuki hidup bersama dengan membawa
hatian. Hal ini termasuk masalah sosial yang sangat pandangan, pendapat dan kebiasaan- kebiasaan se-
rumit yang mempengaruhi masalah pendidikan. hari-hari. “Dalam hidup berumah tanggga tentunya
Dari data sementara diperoleh maka disimpul- ada perbedaan antara suami dan istri, perbedaan dari
kan beberapa penyebab perceraian orang tua di SDN pola pikir, perbedaan dari gaya dan kebiasaan, per-
Gembong I yaitu karena menikah pada usia muda, bedaan dari sifat dan tabiat, perbedaan dari tingkat-
pola pikir orang tua mengenai pernikahan, pendidi- an ekonomi dan pendidikan, serta banyak lagi perbe-
kan yang rendah serta lingkungan sekitar yang men- daan-perbedaan lainya. Perbedaan-perbedaan inilah
dukung adanya perceraian. yang dapat mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya,
sehingga akan memberikan warna tersendiri dalam
Kajian Teori keluarga. Perpaduan dari kedua perbedaan yang ter-
Perceraian dapat pada kedua orang tua ini akan mempengaruhi
Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan kepada anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga
suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka tersebut.
menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam Dr. Benyamin Spock (T.O. Ihrom dalam Bunga
hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu Rampai Sosiologi Keluarga, 1999), mengemuka-
102 Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Emosi Anak

kan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur jadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan
yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi me- berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya.
reka. Orang tua, yaitu ayah dan ibu, pada umumnya Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok
merupakan teladan bagi anak-anak mereka yang seje- (gangage), dimana anak mulai mengalihkan perha-
nis, serta idola bagi anak-anak mereka yang berlain- tian dan hubungan intim dalam keluarga ke kerjasa-
an jenis. Artinya, seorang ayah adalah teladan bagi ma antar teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau
anak laki-lakinya dan idola bagi anak perempuannya. belajar (Singgih D. Gunarsa & Yulia Singgih D. Gu-
Demikian juga berlaku sebaliknya dengan sang ibu. narsa).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang Pada masa anak sekolah ini, anak-anak mem-
telah diuraikan di atas dapat diperoleh pengertian bandingkan dirinya dengan teman-temannya di ma-
bahwa orang tua memiliki tanggung jawab dalam na ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kega-
membentuk serta membina anak-anaknya baik dari galan dan ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering
segi psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua gagal dan merasa cemas, akan tumbuh rasa rendah
dituntut untuk dapat mengarahkan dan mendidik diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan
anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang apa yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tun-
sesuai dengan tujuan hidup manusia. tutan masyarakatnya dan ia berhasil mengatasi ma-
salah dalam hubungan teman dan prestasi sekolah-
nya, akan timbul motivasi yang tinggi.
Emosi
Menurut Crow & Crow (Sunarto & B. Agung
Hartono dalam Perkembangan Peserta Didik, 2008) Metodologi Penelitian
pengertian emosi adalah ”An Emotion, is an affec- Metode pada penelitian ini adalah penelitian
tive experience that accompanies generalized inner kualitatif dengan menggunakan pendekatan case
adjustment and mental and physiological stirred- study (studi kasus). Menurut Yin definisi lebih tek-
up states in the individual, and that shows it self in nis mengenai studi kasus adalah suatu inkuisi em-
his overt behavior”. Jadi, emosi adalah pengalaman piris yang menyelidiki fenomena di dalam kon-
afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri in- teks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara
dividu tentang keadaan mental dan fisik dan berwu- fenomena dan konteks tak tampak dan multisum-
jud suatu tingkah laku yang tampak. ber bukti dimanfaatkan (Robert K Yin, 2006). Pada
Robert Plutchik (dalam Santrock, 1988 : 399) pendekatan studi kasus peneliti dapat meneliti indi-
mengategorikan emosi ke dalam beberapa segmen; vidu atau satuan unit tertentu secara mendalam se-
bersifat positif dan negative (they are positive or cara single case study atau multi-case study.
negative), primer dan campuran (they are primary Sumber data pada penelitian ini terbagi menjadi
or mixed), banyak yang bergerak ke kutub yang ber- dua yaitu responden (subjek penelitian) dan infor-
lawanan (many are polar opposites), dan intensitas- man (narasumber).
nya bervariasi (they vary in intensity). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneli- adalah dengan menggunakan observasi, wawancara,
ti mengambil kesimpulan bahwa emosi merupakan dan catatan lapangan untuk memperoleh data, pe-
bagian dari aspek afektif yang memiliki pengaruh ngumpulan data dari bermacam-macam metode ini
besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang. bertujuan untuk membandingkan data dari masing-
Sehingga emosi memainkan peran penting dalam masing teknik pengumpulan data, sehingga kemudi-
kehidupan anak karena pengaruhnya terhadap pe- an akan diperoleh data yang lengkap.
nyesuaian pribadi dan sosial. Analisa data mencakup tiga aktivitas, yaitu reduk-
si data, display (penyajian data), dan pengambilan
Masa Anak Sekolah (umur 6-12 tahun) keputusan atau proses verifikasi (Dede Mulyani,
Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa 2003). Sedangkan teknik keabsahan data yang digu-
tenang atau masa latent, di mana apa yang telah ter- nakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. “Tri-
angulasi merupakan teknik pemeriksaan kebenaran
Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Emosi Anak 103

data sebagai pembanding terhadap data yang telah ses pembelajaran dikelas. Beberapa hal yang diob-
diperoleh. Triangulasi berarti membandingkan dan servasi adalah kondisi fisik tempat responden bela-
meninjau kembali derajat kepercayaan suatu infor- jar, keaktifan responden dalam belajar, perilaku re-
masi yang telah diperoleh melalui alat yang berbeda sponden saat belajar di kelas, serta hubungan repon-
(Lexy, 2004). Tujuan proses triangulasi adalah un- den dengan teman-temannya. Untuk melakukan stu-
tuk menentukan hasil penelitian menjadi lebih tepat di dokumentasi, peneliti meminta data kepada wali
dan meyakinkan karena ia bersumber dari berbagai kelas yang berkaitan dengan penelitian diantaranya
informasi (Yin, 1994). raport responden.
Penelitian ini dilakukan di SDN Gemong I Kec.
Balaraja Kab. Tangerang. Waktu pelaksanaan pene- Responden I (DM)
litian dilakukan dari awal pembuatan proposal yak- Hasil wawancara yang dilakukan kepada DM
ni bulan September 2012 sampai bulan Desember serta narasumber dapat dilihat secara keseluruhan
2012. bahwa DM sering mengalami ketakutan saat berte-
mu dengan ayahnya. Hal ini yang membuat DM ti-
dak suka untuk tinggal bersama ayahnya. Respon-
Hasil dan Pembahasan den sangat senang jika tinggal bersama ibunya.
Penelitian ini dilaksanakan di tempat peneliti Menurut DM ibunya baik berbeda dengan ayahnya
bekerja yaitu di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gem- yang selalu memukulinya. Ibu DM selalu memberi-
bong I Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang kan apa yang DM mau.
dengan mengambil dua responden siswa yang meng- Responden merasa marah ketika temannya meng-
alami perceraian orangtua. Masing-masing respon- ganggu, jika DM marah ia akan menangis, me-
den memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Sa- ngamuk, berteriak dan terkadang memukul temannya.
tu siswa yang berada di kelas II dan satu orang la- Jika sedang marah DM ingin diam saja tanpa ada
gi berada di kelas III. Siswa yang berada di kelas II yang mengganggunya, sedangkan orang tuanya
adalah salah satu murid peneliti pada tahun pelajar- membelikan mainan untuk DM agar tidak marah la-
an sekarang sedangkan siswa yang berada di kelas gi. DMpun senang jika dibelikan mainan baru dan
III adalah murid peneliti pada tahun pelajaran yang pergi untuk jalan-jalan bersama ibunya. Jika sedang
lalu. merasa senang DM akan bernyanyi, senyum-se-
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpul- nyum sendiri, loncat-loncat kegirangan.
an data wawancara dan observasi, wawancara di- Hasil wawancara yang dilakukan dengan orang-
lakukan disaat jam istirahat serta jam pulang seko- tua, DM merupakan anak yang pendiam dan tertu-
lah. Sedangkan observasi dilakukan pada saat jam tup kepada orangtuanya. Menurut pengakuan ibun-
pelajaran berlangsung, saat bermain di sekolah ser- ya, DM takut jika dia melihat ayahnya. Jika merasa
ta peneliti mengobservasi keadaan rumah respon- takut, DM hanya terdiam di luar. Namun ibunya se-
den. Sebelum melakukan wawancara terlebih da- lalu berusaha menenangkannya dengan membelikan
hulu peneliti membangun rapport dengan respon- mainan yang dia mau. DMpun marah ketika ibu-
den dengan tujuan agar responden dapat terbuka de- nya bertengkar dengan Ayahnya. DM tidak pernah
ngan keadaannya kepada peneliti. Wawancara ber- menceritakan alasan mengapa dia marah, dia marah
langsung di ruang kelas pada saat jam istirahat dan ketika ayahnya datang ke rumah. Mungkin dia takut
setelah pulang sekolah. Wawancara dilakukan untuk ibunya dipukuli lagi oleh Ayahnya. Menurut peng-
mendapatkan data mengenai gambaran dampak per- akuan Ibunya, jika sedang marah, dia mengamuk
ceraian orang tua terhadap emosi anak. dengan berteriak-teriak.
Sebagian data tambahan, peneliti juga mewa- Menurut wali kelas dan temannya, DM salah sa-
wancarai teman sebayanya serta wali kelas respon- tu siswa yang sulit berkonsentrasi, tidak suka mem-
den saat berada di kelas I. Untuk melakukan obser- perhatikan jika sedang belajar, alhasil banyak ma-
vasi di kelas III, peneliti meminta izin kepada wa- ta pelajaran yang tidak DM kuasai, jika ditanya se-
li kelas untuk melaksanakan observasi dalam pro- lalu jawab tidak bisa. DM hampir setiap hari tidak
104 Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Emosi Anak

mengerjakan PR. Hal ini disebabkan karena tidak ia menjadi pendiam.


ada ibu disampingnya ketika DM membutuhkannya. Pengumpulan data lainnya yang dilakukan pene-
Karena pada dasarnya usia DM yang masih anak- liti adalah dengan cara observasi. Ketika kegiatan
anak sangat membutuhkan perhatian yang lebih dari belajar berlangsung, responden terlihat memperhati-
seorang ibu untuk memperhatikannya. kan saat guru sedang menerangkan, responden juga
Pengumpulan data lainnya dilakukan peneliti terlihat mencatat materi yang dijelaskan oleh guru
adalah dengan cara observasi. Ketika kegiatan be- tersebut dan sesekali SK terlihat meminjam catatan
lajar responden terlihat ketakutan sambil menangis, temannya. Di rumahpun ia anak yang periang dan
memeluk erat tiang sekolah yang berada di depan mempunyai banyak teman.
kelas dan tidak mau masuk kelas. Peneliti meng-
hampiri dan menanyakan kepada DM kenapa dia ti- Kesimpulan, Implikasi dan Saran
dak mau masuk kelas. Peneliti membujuk supaya Kesimpulan
DM mau masuk kelas dan bergabung bersama te- 1. Kondisi emosi yang sering tampak dalam diri
man-temannya mengikuti pembelajaran. Tetapi DM DM adalah ekspresi takut dan sedih, DM cende-
tidak mau dan memilih untuk pulang. rung lebih pendiam. DM merasa tidak memiliki
rasa aman dari orangtua, kehilangan perlindung-
Responden II (SK) an, selalu diliputi dengan kecemasan, merasa
Dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada malu, minder, dan tertekan karena tidak ada ibu
SK dapat dilihat secara keseluruhan, SK tidak per- dan ayah yang dapat menemaninya setiap saat.
nah terlihat takut, selalu terlihat senang. Jika SK ta- Selain itu DM tidak memiliki keceriaan seperti
kut, ia gugup dan berdiam diri. SK mudah tersing- anak-anak lain yang seusia dengannya.
gung dan marah jika diganggu oleh temannya wa- 2. Responden yang kedua berinisial SK, kondisi
laupun hanya sekedar bercanda. Jika SK marah, ia emosi yang sering tampak dalam diri SK tidak
akan berteriak kepada temannya untuk tidak meng- pernah terlihat takut, selalu terlihat senang. Teta-
ganggunya. pi SK mudah tersinggung dan marah jika digang-
SK merupakan siswi yang aktif bertanya dan lucu, gu oleh temannya walaupun hanya sekedar ber-
lebih sering belajar dan bermain bersama temannya. canda. SK mulai belajar mengendalikan emosi-
SK dan temannya sering berdisikusi tentang pela- nya dengan berbagai cara misalnya ketika mera-
jaran dan belajar bersama. Hal ini serupa dengan sa sedih SK hanya diam tidak menangis. Hal ini
apa yang dikatakan wali kelas, SK merupakan siswi disebabkan bertambahnya usia, semua emosi di-
yang aktif di kelas, mudah bergaul dan dapat ber- ekspresikan lebih halus karena anak mempelajari
adaptasi dengan temannya. SK sering bertanya ji- reaksi emosinya berdasarkan apa yang dilihatnya
ka mengalami kesulitan, dan SK juga cepat tanggap dari orang lain.
serta tegas dalam menjawab pertanyaan yang diberi- 3. Secara umum kesimpulan yang dihasilkan, bah-
kan oleh guru. Tugas yang diberikan oleh guru, se- wa anak-anak yang memiliki orangtua yang ber-
lalu SK kerjakan dengan baik dan selalu tepat wak- cerai yang memiliki perbedaan jenis kelamin,
tu. Saat guru memberikan tugas di kelas dan harus umur, dan latar belakang keluarga cenderung be-
segera dikumpulkan, SK selalu mengerjakan hingga lum dapat mengontrol emosinya, hal demikian
tugas tersebut selesai dan dikumpulkan. tidak lepas dari peran orang tua karena rata-ra-
Sedangkan menurut orangtua yaitu ayah SK, ta orang tua yang sudah bercerai tidak dapat me-
dapat diketahui bahwa responden suka takut kepa- ngontrol emosi mereka sendiri. Jika emosi orang
da ibunya, karena ibunya terkadang tidak membole- tua sehat, anakpun juga sehat, karena anak meli-
hkannya pergi bersama ayahnya. Jika SK takut, bi- hat dari orang tuanya sendiri.
asanya diam dan jika sedih ia mudah menangis. SK
sangat sayang pada adiknya dan senang bernyanyi. Implikasi
Jika ia senang, ia akan menyanyi lagu yang ia suka. Perceraian sudah berdampak negatif terhadap
SK orangnya periang tetapi jika dia takut dan sedih kondisi emosi anak dalam masa perkembangan-
Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Emosi Anak 105

nya dan tidak jarang sering menunjukkan perilaku- 3. Bagi Guru Bimbingan Konseling
perilaku yang agresif bahkan mungkin ada yang su- Guru Bimbingan Konseling harus mengidentifi-
ka berkelahi, atau sebaliknya mungkin juga ada anak kasi, mendata anak-anak single parent dan anak
yang pendiam atau sulit bergaul. Perilaku-perilaku yang memiliki orangtua cerai sehingga sebagai
yang tampak ini sesungguhnya hanya sebagai geja- konselor dapat mencegah lahirnya anak yang
la dan bila ditelusuri tentu ada penyebabnya. Anak- berkeribadian buruk dengan mengajak orang tua
anak yang menjadi korban perceraian mengalami untuk tetap bertanggung jawab dalam pertumbu-
masalah karena perhatian dan kasih sayang yang di- han kepribadian anak. Melakukan konseling atau
berikan oleh orang tua sudah tidak lengkap lagi. Se- menangani anak-anak yang sudah memiliki ke-
lama tahun pertama perceraian, kualitas pengasuhan pribadian buruk.
yang dialami anak seringkali jelek, orang tua sibuk
dengan kebutuhan dan penyesuaian status menjadi Daftar Pustaka
janda/duda dengan konsekuensi psikologis, sosial C. Sri Widayati dkk, Reformasi Pendidikan Dasar, 2002.
dan ekonominya. Perceraian tidak dapat dihindari Jakarta : Grassindo
tapi dampaknya pada anak dapat diminimalisir de- Dadang Hawari, Manajemen Stres, Cemas dan Depresi,
ngan menciptakan lingkungan yang optimal meski 2001, Jakarta : Fakultas Kedokteran Univerisitas In-
tidak selalu gampang dicapai orang tua tapi sangat donesia,
Dede Mulyani. Metodologi Penelitian Kualitatif, 2003.
dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Donna L. Wong, dkk, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik
Saran Volume 1, 2008. Jakarta : EGC
1. Bagi Sekolah E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam
Kepala Sekolah sebaiknya membuat acara meng- Peneliti Psikologi, 1998. Jakarta: Fakultas Psikologi
hadirkan orang tua yang bercerai dalam forum Universitas Indonesia
rapat untuk memberikan penjelasan bahwa bagi Harold I. Kaplan & Benjamin J. Sandock, Ilmu Kedok-
anak-anak perceraian orang tua merupakan hal teran Jiwa Darurat, 1998, Jakarta : Widya Medika
yang akan mengguncang kehidupan anak dan Ivanovich Agusta, Metode Kualitaif, makalah dalam lo-
akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan kakarya mengenai metode kualitatif, 2005
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2007,
perkembangannya termasuk berpengaruh besar
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
terhadap pendidikannya, sehingga biasanya anak- M. Darwis Hude, Emosi, 2006. Jakarta : Erlangga
anak adalah pihak yang paling menderita dengan Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses
terjadinya perceraian orang tuanya. Dalam hal Pendidikan, 2005, Bandung : Rosdakarya
ini, sekolah sebaiknya memberikan saran kepada Pierce J. Howard & Jane Mitchell Howard Rachelle Sam-
orang tua jika anaknya ingin bertumbuh dengan mel Albin, Bagaimana Mengenal Emosi, Menerima
baik maka anak harus merasa aman dan terlind- dan Mengarahkannya, 1989, Yogyakarta : Kanisius
ungi. Robert K Yin,Studi Kasus, 2006, Jakarta:Rajawali Pers
Robert Nyin, Studi Kasus dan Metode, 2012. Jakarta :
2. Bagi Wali Kelas Rajawali Pers
Wali kelas adalah pengganti orang tua di seko- Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi,
lah yaitu ibu kedua bagi anak, oleh karena itu 2000. Jakarta : Bulan Bintang
wali kelas harus menjalin hubungan baik, mem- Singgih D. Gunarsa & Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikolo-
gi Perkembangan Anak dan Remaja, 2008. Jakarta :
perlakukan siswa dengan hangat dan memberi-
Gunung Mulia.
kan perhatian khusus seperti memberikan pujian, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2010. Jakarta
memberikan kesempatan untuk memimpin tanpa : Rineka Cipta,
membeda-bedakan dengan anak yang lain kare- Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2012. Band-
na sangat berguna bagi kehidupan anak. Jika wa- ung: Alfabeta
li kelas memberikan perhatiannya kemungkinan Sunarto & Agung Hartono, Perkembangan Peserta Di-
tidak akan berpengaruh pada akademik anak. dik, 2008. Jakarta : Rineka Cipta,
Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri Gembong 1 Kec.
106 Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Emosi Anak

Balaraja Kab. Tangerang 2012.


Tohirin, Metode Penelitian Dalam Pendidikan Dan Bimb-
ingan Konseling, 2012. Jakarta : Grafindo
T.O. Ihrom (Penyunting), Bunga Rampai Sosiologi Kelu-
arga, 1999, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Anda mungkin juga menyukai