Anda di halaman 1dari 22

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Miftakhul Oktavia Ramadhani


P18089
P18B

DIII KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
BAB 1
PENDAHULUAN

Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan


mengiris anggota tubuh yang sakit, dilaksanakan dengan anestesi dan dirawat inap
(Hasanudin & Maliya 2009). Prosedur pembedahan yang mengancam jiwa dapat
menimbulkan gangguan fisiologis maupun psikologis. Hal ini mengakibatkan
pasien pre operasi memiliki berbagai Masalah keperawatan (Amri & Saefudin
2012). Masalah keperawatan yang dapat timbul pada pasien preoperasi adalah
gangguan kenyamanan. Berdasarkan wawancara peneliti denganperawat ruangan
pada tanggal 25 Maret 2014, diketahui bahwa aspek kenyamanan total pada
pasien pre operasi belum sepenuhnya dikaji oleh. Secara teori, rasa nyaman yang
utuh pada pasien yang menjalani mencakup semua dimensi yang holistik
(Wilson & Kolcaba 2004). Menurut NANDA Internasional (2012) kenyamanan
adalah pola kesenangan, kelegaan, dan dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud menekankan pada kebutuhan
kenyamanan pasien pre operasi secara holistik.
Setiap tahun 230 juta operasi dilakukan di seluruh dunia (Hasri 2012).
Pembedahan dilakukan RSU Haji Surabaya pada 1.207 pasien selama bulan
Januari-Maret tahun 2014. Data dari Ruang Marwah RSU Haji menyebutkan
bahwa rerata jumlah pasien bedah dalam satu bulan sebanyak 30 orang.Penelitian
yang dilakukan oleh Rosen et al. (2010) mengungkapkan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Rasa Aman atau keselamatan


Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry,
2006). Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari
ancaman bahaya atau kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan
keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada
pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut.
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya
fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai
ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait
dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis
berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang.
Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi misal, penyakit, nyeri, cemas, dan
sebagainya. Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak
faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah,
kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta
kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya.
Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman.
(Asmadi, 2005)
Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan

Keselamatan Fisik

Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau


mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin
penyakit, kecelakaan, bahaya, pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien
mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh karena itu bergantung
pada profesional dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan.

Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu


di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat atau tenaga
kesehatan lain mungkin perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari
tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
(Potter&Perry, 2005).

Keselamatan Psikologis

Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa
yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional
pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahuai apa yang diharapkan
dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam
lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis
pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005).

Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan


keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profesional pemberi
perawatan kesehatan. Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebih renta
untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi yang
dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya.
(Potter&Perry, 2005).

Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan


Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban
yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi kemampuan
seseorang.
Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem
pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.

b. Kelembaban

Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban


relatif tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat.
c. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi-kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi
dan keracunan makanan.

2. Macam-macam Bahaya atau Kecelakaan


Di rumah Di RS : Mikroorganisme Cahaya Kebisingan Cedera Kesalahan
prosedurPeralatan medik, dll
3. Cara Meningkatkan Keamanan pada Pasien
Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
Penghalang sisi tempat tidur
Bel yang mudah dijangkau
Meja yang mudah dijangkau
Kereta dorong ada penghalangnya
Kebersihan lantai
Prosedur tindakan.

Kebutuhan Rasa Nyaman


Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan
atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:

Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.


Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).

Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia


seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan telah memberikan kekuatan,


harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam
aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman
bebas dari rasa nyeri, dan hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri
dan hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman
pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien. Sifat
nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu.

Meningkatkan Kenyamanan dalam strategi kesehatan

1. Sentuhan teraupeutik atau menghilangkan rasa sakit

2. Akupresure atau pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat

3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi

4. Imajinasi terbimbing

5. Bimbingan Antisipasi

6. Distraksi atau pengalihan dari fokus terhadap nyeri.

C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.

11. Jenis Kelamin


Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punya.
Kenyamanan Lingkungan Pasien
Selain keamanan untuk pasien yang perlu dijaga, kenyamanan lingkungan juga
harus diperhatikan. Lingkungan yang nyaman karena akan menunjang cepatnya
kesembuhan pasien.
Menyiapkan Tempat Tidur
Jenis persiapan tempat tidur
Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya
Closed bed (tempat tidur tertutup)
Open bed (tempat tidur terbuka)
Aether bed (tempat tidur pasca operasi)
Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya)
Prinsip perawatan tempat tidur antara lain :
Tempat tidur pasien harus selalu bersih dan rapi
Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu jika kotor
Penggunaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.
Persiapan tempat tidur
Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya)
Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien baru;
Tempat tidur yang disiapkan untuk klien yang baru masuk atau menjalani rawat
inap.
Pengertian mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya;
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien dengan memindahkan klien
kekursi atau tempat duduk.
Tujuan mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya adalah:
Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien atau
klien
Meningkatkan mobilisasi klien
Memelihara kebersihan dan kerapian
Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Post Op
Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien post op adalah tempat tidur yang
disiapkan untuk klien pasca operasi yang dapat narkose (obat bius).
Tujuan menyiapkan tempat tidur pasien post op atau pasca bedah:
Menghangatkan klien
Mencegah penyulit/komplikasi post op/pasca bedah
Mengganti Alat Tenun dengan Pasien diatasnya (Occupied bed)
Pengertian mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya adalah mengganti alat
tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien.
Tujuan:
Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien atau
klien
Mencegah terjadinya dekubitus
Memelihara kebersihan dan kerapian.
Memandikan Pasien
Mandi adalah membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih dan sabun
(Tim Departemen Kesehatan RI, 1994 : 38). Memandikan pasien adalah bagian
perawatan hygienis total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan
untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat
hygiene yang diperlukan.
Tujuan mandi
Membersihkan kulit, Pembersihan mengurangi keringat, beberapa bakteri, sel kulit
yang mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan menguragi kesempatan infeksi.
Stimulasi sirkulasi, Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui penggunaan air
hangat dan usapan yang lembut pada ekstermitas.
Peningkatan citra diri, Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali
dan kenyamanan.
Pengurangan bau badan, Sekresi keringat yang berlebihan.
Membersihkan bagian oral/mulut
Oral atau mulut adalah rongga pada bagian muka atau wajah (makhluk hidup)
tempat lidah dan gigi dengan menggosok gigi pasien.
Tujuan
Menurunkan mikroorganisme dalam mulut dan gigi.
Menurunkan penyakit kavitas dan gusi.
Menurunkan pembentukan residu makanan pada gigi.
Memperbaiki nafsu makan dan rasa pada makanan
Merangsang sirkulasi pada jaringan oral, lidah dan gusi

A. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan rasa aman dan nyaman


pada pasien gawat daruratRasa aman didefinisikanOleh Maslowdalam Potter &
Perry (2006) sebagaisesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk
memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya
yang mereka Abraham Maslow dalam Potter&Perry,2006 juga mengemukakan
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok yang harus
terpenuhiyang digambarkan kedalam5 tingkatan yang berbentuk piramid dan
prioritas pemenuhan kebutuhan ini dimulai dari tingkatan yang paling
bawah.Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslowyangdijabarkan sebagai berikut:

1. Kebutuhan biologis
2. Kebutuhan rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan untuk
dilindungi, jauh dari sumber bahaya, baik berupa ancaman fisik maupun
psikologi.3
3.Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memilikiKebutuhan akan rasa cinta, dicintai
dan menyayangi dapat dimiliki setiap orang karena setiap orang membutuhkan
untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan kebutuhan untuk dapat merasa
memiliki.
4.Kebutuhan akan penghargaanKebutuhan akan penghargaan yang dimiliki
seseorang dapat berupa pemberian apresiasi dan rewardatas prestasi yang berhasil
dilakukan, kecakapan dalam melaksanakan kompetensi serta berupa dukungan
dan pengakuan lain atas prestasinya.

5.Kebutuhan aktualisasi diri


Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan secara estitika atau dalam menampilkan
diri, kebutuhan kognitif, kompetensi dan menyadari akan potensi dirinya
Kebutuhan ini muncul dan akan menjadi tuntutan seseorang apabila kebutuhan
dasar yang lain seperti psikologis, rasa aman dan kebutuhan penghargaaan telah
terpenuhi.Kebutuhan akan aktualisasi ini akan menjadi prioritas jika ketiga
kebutuhan yang lain sudah mampu dipenuhi oleh individu.Kebutuhan rasa aman
pasien menjadi prioritas pelayanan di rumah sakit Sanglah. Hal ini sesuai dengan
predikat RSUP Sanglah sebagai rumah sakit yang telah terakreditasi Joint
Commission Acreditation(RSUPS,2012). The Joint CommisionInternational
2016 mengembangkan akreditasi rumah sakit dimana indikator utamanya adalah
International Patient Safety Goals (IPSG) atau Sasaran Keselamatan Pasien (SKP).
rruytyuffr
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sisistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi penilaian
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis pasien, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
(DepKes, 2008)

Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


A. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyamanPotter & Perry, 2006
mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalahsuatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitukebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah
keadaan ketika individumengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam
berespon terhadapsuatu ransangan.Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik
dan psikologis. Pemenuhankebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh
bebas darikecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja
untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).Perubahan kenyamanan
adalah keadaan dimana individu mengalamisensasi yang tidak menyenangkan dan
berespon terhadap suatu rangsanganyang berbahaya (Carpenito, 2006)2.

1. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyamanPada saat


impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menujukebatang otak dan
thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasisebagai bagian dari respon
stress. Stimulasi pada cabang simpatis padasistem saraf otonom menghasilkan
respon fisiologis.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanana.

a) Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
ketidaknyamanan
b) Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaranmenurun
memudahkan terjadinya resiko injuryc.

c) Gangguan persepsi sensorik Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan


yangberbahaya sepertigangguan penciuman dan penglihatan.

d) Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaranmenurun


memudahkan terjadinya resiko injuryc. Gangguan persepsi sensoryMempengaruhi
adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya sepertigangguan penciuman dan
penglihatand.Keadaan imunitasGangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh
kurang sehinggamudah terserang penyakite.

e) Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsanganf.
Gangguan tingkat pengetahuanKesadaran akan terjadi gangguan keselamatan
dan keamanan dapatdiprediksi sebelumnya

3. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman


dannyamana.

a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruhkecelakaan yang
terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besardialami pasien lansia b.

b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigenakan
mempengaruhi keamanan pasienc.

c. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting.
Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhikenyamanan
pasien rawat inap

4. Manifestasi Klinisa.

a. Vakolasi

b. Mengaduh.

c. Menangis.

d. Sesak nafas.

e. Mendengkur .
5. Ekspresi Wajah

a. Meringis2.

b. Mengeletuk gigi3.

c. Mengernyit dahi4.

d. Menutup mata, mulut dengan rapat5.

e. Menggigit bibir

6. Gerakan Tubuh.

a. Gelisah2.

b. Imobilisasi3.

c. Ketegangan otot4.

d. Peningkatan gerakan jari dan tangan5.

e. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok6.


f. Gerakan melindungi bagian tubuhd.

7. Interaksi Sosial1.

a. Menghindari percakapan2.

b. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri3.

c. Menghindar kontak social4.

d. Penurunan rentang perhatian

f)
g) 3
h) 5.
i)
j) Manifestasi Klinisa.
k)
l) Vakolasi1.
m)
n) Mengaduh2.
o)
p) Menangis3.
q)
r) Sesak nafas4.
s)
t) Mendengkur b.
u)
v) Ekspresi Wajah1.
w)
x) Meringis2.
y)
z) Mengeletuk gigi3.
aa)
bb) Mengernyit dahi4.
cc)
dd) Menutup mata, mulut dengan rapat5.
ee)
ff) Menggigit bibirc.
gg)
hh) Gerakan Tubuh1.
ii)
jj) Gelisah2.
kk)
ll) Imobilisasi3.
mm)
nn) Ketegangan otot4.
oo)
pp) Peningkatan gerakan jari dan tangan5.
qq)
rr) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok6.
ss)
tt) Gerakan melindungi bagian tubuhd.
uu)
vv) Interaksi Sosial1.
ww)
xx) Menghindari percakapan2.
yy)
zz) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri3.
aaa)
bbb) Menghindar kontak social4.
ccc)
ddd) Penurunan rentang gu
eee) Keadaan imunitasGangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh
kurang sehinggamudah terserang penypendengaran(mendengarkan music, suara
gemericik air), distraksi pernafa
Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman
danNyaman

1. Pengkajian Riwayat keperawatana

. Riwayat penyakit sekarangLingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman


dan nyaman.Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososialyang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dankelangsungan hidup klien.
Keamanan yang ada dalam lingkunganini akan mengurangi insiden terjadinya
penyakit dan cedera yangakan mempengaruhi rasa aman dan nyaman
klien. b. Riwayat penyakit dahuluTrauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka
bekas operasi/ bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasisecara
langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa
nyamanklienc. Riwayat penyakit keluargaRiwayat kesehatan keluarga juga dapat
menyebabkan gangguanrasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat
penyakitmaka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkanrasa
tidak nyaman seperti nyeri.

2. Pemeriksaan fisik:

data fokusa.

1.Ekspresi wajah

2.Menutup mata rapat-rapat

3.Membuka mata lebar-lebar

4. Menggigit bibir bawah


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai orang ahli kesehatan kita harus mengetahui dan memahami tentang
kebutuhan rasa aman dan nyaman terhadap pasien atau klien, sebab kebutuhan
rasa aman dan nyaman itu sangat penting dalam dunia kesehatan dalam asuhan
keperawatan jadi kita harus memperhatikan itu

B. Saran

1. Bagi Pekerja
a. Pekerja sebaiknya turut aktif dalam memberikan masukan kepada
perusahaan demi meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang aman
dan kondusif melalui programprogram tentang pencegahan kebakaran yang
efektif.
b. Pekerja sebaiknya saling
mengingatkan pekerja lain yang bertindak membahayakan lingkungankerja.
2. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan sebaiknya segera menyediakan fasilitas yang lebih
baik dari yang sudah ada saat ini seperti hidran dan smoke detector di area kerja
perusahaan.
b. Perusahaan sebaiknya mengadakan pelatihan terkait keselamatan
kebakaran secara menyeluruh kepada pekerja sebanyak 2 atau 3 kali dalam
setahun.
c. Perusahaan sebaiknya meningkatkan pengawasan kerja terutama yang
berhubungan dengan

Daftar Pustaka

Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan  Aman Nyaman Praktik


Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.Carpenito. (2006).
Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGCKemenkes. (2016).
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman  dan Nyaman

. Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis
. Jakarta:MediactionPotter & Ferry. (2006).

Anda mungkin juga menyukai