DIII KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Keselamatan Fisik
Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa
yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional
pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahuai apa yang diharapkan
dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam
lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis
pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005).
Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem
pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
b. Kelembaban
4. Imajinasi terbimbing
5. Bimbingan Antisipasi
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
1. Kebutuhan biologis
2. Kebutuhan rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan untuk
dilindungi, jauh dari sumber bahaya, baik berupa ancaman fisik maupun
psikologi.3
3.Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memilikiKebutuhan akan rasa cinta, dicintai
dan menyayangi dapat dimiliki setiap orang karena setiap orang membutuhkan
untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan kebutuhan untuk dapat merasa
memiliki.
4.Kebutuhan akan penghargaanKebutuhan akan penghargaan yang dimiliki
seseorang dapat berupa pemberian apresiasi dan rewardatas prestasi yang berhasil
dilakukan, kecakapan dalam melaksanakan kompetensi serta berupa dukungan
dan pengakuan lain atas prestasinya.
a) Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
ketidaknyamanan
b) Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaranmenurun
memudahkan terjadinya resiko injuryc.
e) Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsanganf.
Gangguan tingkat pengetahuanKesadaran akan terjadi gangguan keselamatan
dan keamanan dapatdiprediksi sebelumnya
a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruhkecelakaan yang
terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besardialami pasien lansia b.
b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigenakan
mempengaruhi keamanan pasienc.
c. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting.
Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhikenyamanan
pasien rawat inap
4. Manifestasi Klinisa.
a. Vakolasi
b. Mengaduh.
c. Menangis.
d. Sesak nafas.
e. Mendengkur .
5. Ekspresi Wajah
a. Meringis2.
b. Mengeletuk gigi3.
c. Mengernyit dahi4.
e. Menggigit bibir
6. Gerakan Tubuh.
a. Gelisah2.
b. Imobilisasi3.
c. Ketegangan otot4.
7. Interaksi Sosial1.
a. Menghindari percakapan2.
f)
g) 3
h) 5.
i)
j) Manifestasi Klinisa.
k)
l) Vakolasi1.
m)
n) Mengaduh2.
o)
p) Menangis3.
q)
r) Sesak nafas4.
s)
t) Mendengkur b.
u)
v) Ekspresi Wajah1.
w)
x) Meringis2.
y)
z) Mengeletuk gigi3.
aa)
bb) Mengernyit dahi4.
cc)
dd) Menutup mata, mulut dengan rapat5.
ee)
ff) Menggigit bibirc.
gg)
hh) Gerakan Tubuh1.
ii)
jj) Gelisah2.
kk)
ll) Imobilisasi3.
mm)
nn) Ketegangan otot4.
oo)
pp) Peningkatan gerakan jari dan tangan5.
qq)
rr) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok6.
ss)
tt) Gerakan melindungi bagian tubuhd.
uu)
vv) Interaksi Sosial1.
ww)
xx) Menghindari percakapan2.
yy)
zz) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri3.
aaa)
bbb) Menghindar kontak social4.
ccc)
ddd) Penurunan rentang gu
eee) Keadaan imunitasGangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh
kurang sehinggamudah terserang penypendengaran(mendengarkan music, suara
gemericik air), distraksi pernafa
Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman
danNyaman
2. Pemeriksaan fisik:
data fokusa.
1.Ekspresi wajah
A. Kesimpulan
Sebagai orang ahli kesehatan kita harus mengetahui dan memahami tentang
kebutuhan rasa aman dan nyaman terhadap pasien atau klien, sebab kebutuhan
rasa aman dan nyaman itu sangat penting dalam dunia kesehatan dalam asuhan
keperawatan jadi kita harus memperhatikan itu
B. Saran
1. Bagi Pekerja
a. Pekerja sebaiknya turut aktif dalam memberikan masukan kepada
perusahaan demi meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang aman
dan kondusif melalui programprogram tentang pencegahan kebakaran yang
efektif.
b. Pekerja sebaiknya saling
mengingatkan pekerja lain yang bertindak membahayakan lingkungankerja.
2. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan sebaiknya segera menyediakan fasilitas yang lebih
baik dari yang sudah ada saat ini seperti hidran dan smoke detector di area kerja
perusahaan.
b. Perusahaan sebaiknya mengadakan pelatihan terkait keselamatan
kebakaran secara menyeluruh kepada pekerja sebanyak 2 atau 3 kali dalam
setahun.
c. Perusahaan sebaiknya meningkatkan pengawasan kerja terutama yang
berhubungan dengan
Daftar Pustaka
. Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis
. Jakarta:MediactionPotter & Ferry. (2006).