Disusun Oleh :
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikanmakalah mata kuliah “Sosiologi Agama”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Agama di
program studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam pada
Universitas Islam Assyafiiyah. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Sutiono, MPd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Sosiologi Agama dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan lainnya. Karena itulah, sejak
dilahirkan manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan
keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Kecenderungan
manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak lahir. Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi secara
tetap dan memiliki kepentingan yang sama. Literatur lain memberikan pengertian
tentang masyarakat sebagai sistem sosial, yaitu sebagai organisme yang terdiri
atas bagian-bagian yang saling bergantung karena memiliki fungsinya masing-
masing dalam keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu masyarakat?
2. Bagaimana proses terbentuknya masyarakat?
3. Apa saja jenis, tipe, dan unsur dari masyarakat?
4. Bagaimana masyarkat dalam pandangan kaum fungsionalis?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu masyarakat
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya masyarakat
3. Untuk mengetahui jenis, tipe dan unsur dari masyarat
4. Untuk mengetahui masyarakat dalam pandangan kaum fungsionalis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah golongan
besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang hidup dalam waktu cukup lama,
dan dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan saling mempengaruhi satu
sama lain hingga memliki kebiasaan, tradisi, sikap dan rasa persatuan.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur
sebagai berikut :
1. Terdapat sekumpulan orang.
2. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah yang relatif lama.
3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan
kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan
kebendaan.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-unsur
masyarakat sebagai berikut ini :
1) Berangotakan minimal dua orang.
2) Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3) Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru
yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar
anggota masyarakat.
4) Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Proses terbentuknya suatu masyarakat biasanya berlangsung tanpa disadari, dan diikuti
oleh hampir sebagian besar anggota masyarakat. Dorongan manusia untuk bermasyarakat
antara lain sebagai berikut :
1. Pemenuhan dasar biologis seperti papan (tempat tinggal), sandang (pakaian), dan
pangan (makanan) yang penyelenggaraannya akan lebih mudah dilaksanakan
dengan kerja sama pada usaha perorangan.
2. Kemungkinan untuk bersatu dengan manusia lain (bermasyarakat).
3. Keinginan untuk bersatu dengan lingkungan hidupnya.
4. Dengan memasyarakat kemungkinan untuk mempertahankan diri dalam
menghadapi kekuatan alam, binatang dan kelompok lain lebih besar.
5. Secara naluriah manusia mengembangkan keturunan melalui keluarga yang
merupakan kesatuan masyarakat paling kecil.
6. Manusia mempunyai kecenderungan sosial, yaitu seluruh tingkah laku berkembang
akibat interaksi sosial atau hubungan antar manusia. Dalam hidup bermasyarakat,
kebutuhan dasar kejiwaan berupa keingintahuan, meniru, dihargai, menyatakan
rasa haru dan keindahan baik antar individu maupun kelompok.
C. Tipe-Tipe Masyarakat
Dalam Perspektif ini, suatu masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang
bekerjasama secara terorganisasi yang berkerja dalam suatu cara yang agak teratur menurut
seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar masyarakat tersebut. Masyarakat
dipandang sebagai suatu sistem yang stabil dengan suatu kecenderungan ke arah keseimbangan,
yaitu suatu kecenderungan untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
Talcott Parsons (1937), Kingsley Davis (1937) dan Robert Merton (1957) ; Setiap kelompok atau
lembaga melaksanakan tugas tertentu dan terus menerus, karena hal itu fungsional.
Perubahan sosial mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil, namun tidak lama
kemudian terjadi keseimbangan baru. Bila suatu perubahan sosial tertentu mempromosikan suatu
keseimbangan yang serasi, hal tersebut dianggap fungsional; bila perubahan sosial tersebut
mengganggu keseimbangan, hal tersebut merupakan gangguan fungsional; bila perubahan sosial
tidak membawa pengaruh, maka hal tersebut tidak fungsional. Dalam suatu negara demokratis,
partai-partai politik adalah fungsional, sedangkan pemboman, pembunuhan dan terorisme politik
adalah gangguan fungsional, dan perubahan dalam kamus politik dan perubahan dalam lambang
adalah tidak fungsional.
– Masyarakat tidak bisa hidup kecuali anggota-anggotanya mempunyai persamaan persepsi
sikap, dan nilai.
– Masing-masing bagian terintegrasi satu sama lain dan saling memberi dukungan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koadrat seorang manusia sejak ia dilahirkan adalah homo socious, dimana ia tidak bisa
hidup sendiri. Manusia sebagai individu perorangan, cenderung senang untuk berkumpul dan
menjalani kehidupan di dengan orang lain di suatu kawasan yang ia anggap sesuai dengan
dirinya. Hal inilah yang menjadi permulaan sebuah masyarakat terbentuk. Lambat laun,
masyarakat tersebut berkembang di lingkungan sosial membentuk sebuah tatanan kehidupan dan
kebudayaan, yang secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku individu-individu di
dalamnya untuk menyesuaikan keadaan dirinya dengan mayoritas orang lain di dalam
masyarakat tersebut.
Daftar Pustaka
https://pustakabergerak.id/artikel/perspektif-perspektif-dalam-sosiologi
Davis, Kingsley. 1960. Human Society. New York: The Macmillan Company.