Anda di halaman 1dari 112

UNIVERSITAS PROF. DR.

MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

SKRIPSI

STRATEGI HUMAS DINAS KESEHATAN KOTA BEKASI


DALAM MENGINFORMASIKAN TENTANG PROGRAM
JKN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL)
DI KECAMATAN BEKASI TIMUR

Diajukan Oleh :

Nama : BINTANG PARULIAN R.G.


NIM : 2008-41-141
Konsentrasi : HUBUNGAN MASYARAKAT

Untuk Memenuhi sebagian Syarat Guna Mencapai


Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2014

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbilalamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan Rakhmat dan Hidayah serta ridho-nya seingga

penulis dapat menyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini

merupakan tugas akhir dan disusun dalam rangka menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama) dengan kosentrasi Hubungan Masyarakat, guna

mendapatkan gelar Sarjana Sastra 1 (S1).

Penulis mengangkat judul Strategi Humas Dinas Kesehatan Kota

Bekasi dalam menginformasi tentang kebijakan program JKN (Jaminan

Kesehatan Nasional). Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini

adalah bagaimana cara menginformasikan tentang program pelayanan

kesehatan bagi warga Kota Bekasi. Penulis menyadari berbagai

kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mohon maaf dan mengharapkan saran dan kritik yang

membangun guna lebih memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya rekan-

rekan mahasiswa.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama

menyusun skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 20 Februari 2014

Penulis

Bintang Parulian R.G.

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

segenap rasa syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunianya. Dalam kesempatan iniu, penulis

juga tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Robert Raja GukGuk Dan Ibu

Almarhumah Ella Rokayah serta kakak-adiku Santi Maria,

Cherisya Mayliqa dan kekasih tercinta Lina Wulandari yang telah

memberikan semua perhatian, kasih sayang, motivasi baik moril

maupun materi serta doa yang tak henti-hentinya kepada penulis.

2. Bapak Drs. H. Hanafi Murtani, MM, Dekan Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

3. Bapak Drs. H. Muminto Arief Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Sebagai Pembimbing

1, terima kasih atas arahan, masukan, serta waktunya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Yuni Retna Dewi, M.Si. Pembimbing 2, terima kasih

karena telah memberikan bimbingan, saran, arahan serta telah

menyediakan waktunya untuk memberikan bimbingan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Tanti sebagai Kepala Bagian Jaminan dan Sarana Dinas

Kesehatan Kota Bekasi yang telah membantu keperluan dan

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

ii
6. Sahabat tercinta angkatan 2008 FIKOM Moestopo. Septa, Aldy,

Rio, Renaldy, Adit, Yuda, Taufik, Aulia, Oyit, Aboy, Gugum,

Gugun, Dody, Boby, Kunyo, Bastiar, Herdyansah, Sylvia,

Harsanto, Ayu, Ayu Paramitha, Rudy, Derry, Indah, Ady, Bea,

Cici, Alfian, Ical, Fachrudin, Hayi, Febri, yang telah memberikan

perhatian, dukungan dan doa untuk penulis.

7. Sahabat sahabat kecilku Abdullah Indra jaya, Rigel Gideon, Rizky

Disa Syahputra, Rizky Gultom, Septa, Aldy, dan Lukmansyah

yang terus memberi dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Staff-Staff Perpustakaan Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama) (Pagi&Sore), terima kasih banyak atas perhatiannya,

informasi buku-buku yang bermanfaat dan diperlukan oleh penulis

dan lain lain.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis samp[aikan

kepada pihak pihak lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu

persatu, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Jakarta, 20 Februari 2014

Penulis

Bintang Parulian R.G.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

ABSTRAK ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................. 1

B. Pembatasan Masalah .................................................... 7

C. Perumusan Masalah ..................................................... 11

D. Tujuan Penelitian .......................................................... 11

E. Kegunaan Penelitian ..................................................... 12

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Literatur ........................................................... 14

1. Pengertian Komunikasi ........................................... 14

2. Proses Komunikasi .................................................. 24

3. Sifat Komunikasi ...................................................... 26

4. Hubungan Masyarakat ........................................... 28

5. Fungsi dan Hubungan Masyarakat ......................... 29

6. Hubungan Masyarakat sebagai Fungsi Manajemen 32

7. Strategi Humas ........................................................ 36

B. Kerangka Pemikiran ...................................................... 38

C. Teori Humas .................................................................. 42

D. Teori 9 step of Public Relation ....................................... 44

iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................. 53

B. Paradigma Penelitian ..................................................... 55

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ........................ 56

D. Teknik Penelitian ........................................................... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 59

F. Teknik Analisis Data ..................................................... 63

G. Unit Analisis ................................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi obyek penelitian ............................................ 68

1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Bekasi ......... 68

2. Profil Dinas Kesehatan Kota Bekasi .......................... 69

3. Tata Nilai ................................................................... 72

4. Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi ....................... 72

B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................. 76

C. Pembahasan ................................................................. 87

D. SWOT ............................................................................. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................... 96

B. Saran ........................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

v
UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

Nama : Bintang Parulian R.G


Nim : 2008 – 41 - 141
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : Strategi Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi
Dalam Menginformasikan Tentang Program JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) di Kecamatan
Bekasi Timur.
Bab/Halaman : 5 bab/97 halaman
Bibiliografi : 14 buku, 1 kamus, 2 website
Pembimbing : 1. Drs. M. Muminto Arief
2. Dra. Yuni Retna Dewi, M.Si.

Penelitian ini di latarbelakangi kesehatan merupakan kebutuhan


dasar manusia untuk hidup layak dan produktif,maka diperlukan
peyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali mutu. Pelayanan
dibidang ksehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Tidak mengherankan apabila
dibidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bissa memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat murah
dan ramah. Mengingat bahwa sebuah Negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang baik
secara jasmani maupun rohani
Berdasarkan hal-hal diatas yang diutarakan maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Strategi Pemerintah Kota Bekasi
dalam menginformasikan Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
kepada masyarakat Kota Bekasi.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). masalah yang

vi
diteliti adalah sejauh mana sasaran dari Progam JKN. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, jenis data yang
digunakan adalah data primer diperoleh dari hasil wawancara. Teknik
analisis data dimulai dari pengumpulan informasi melalui wawancara dan
pada tahap akhir dengan menarik kesimpulan.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Program Jkn
yang diterapkan di Kota Bekasi belum maksimal karena masih ada
kekurangan dalam segi fasilitas tempat pengobatan dan kurangnya
tenaga kesehatan disetiap daerah terpencil di Kota Bekasi.

vii
UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI

ABSTRACT

Name : Bintang Parulian R.G.


NIM : 2008-41-141
Consentration : Public Relations
Title : Public Relations Strategy in Department to Inform
About Program JKN (National Health Insurance) in
Kecamatan Bekasi Timur
Number Of Pages : 5 Chapter 97 Page
Reference : 14 Books, 1 dictionary, 5 Website
Preceptor I : Drs. M. Muminto Arief
Preceptor II : Dra. Yuni Retna Dewi, M.Si.

Health is a basic human need to live decent and productive work.


For necessary health service delivery in a controlled cost and quality
control. Service in the health sector is one the mos services needed by no
suprising that health should always be addressed in order to provide the
best healthcare to the community health service in question of course is
fast and precises inexpensive and friendly. Given that a country will be
able to pursue their best when supported bye health society both
physically and basic rochani.
Purpose of this study is to investigate the implementation of the
program JKN in Department Bekasi City. Problem examined is the extent
to which the objectives of the program JKN. The research approach is
qualitative descriptive the type of data used is primary data obtained from

viii
interview data analysis techniques starting from collection of information
through interviews and at the final stage to draw conclusions.
Of the results of this study indicate that the implementation of the
program implementi JKN applied in Bekasi City is not maximized and
many shortcomings of the implementation.

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Bekasi merupakan bagian dari wilayah metropolitan

Jabodetabek dari waktu ke waktu mengalami perkembangan ekonomi

dan jasa yang sangat pesat. Secara geografis Kota Bekasi terletak di

bagian Utara Jawa Barat 106oC 48’28’’-107oC 27;29’’ Bujur Timue dan

6C 10’6’’ Lintang Selatan. Kondisi Topografi relative fasar ( kemiringan

lahan bervariasi rata-rata 0-3%) dan merupakan daerah iklim panas

dengan suhu berikisar antara 28-32oC , yang dipengaruhi oleh angin

Musim Barat dan Musim Timur.

Kecamatan Bekasi Timur merupakan bagian dari Kota Bekasi

yang terletak diwilayah timur Kota Bekasi yang berperan juga sebagai

penyangga Ibukota Jakarta yang dalam perkembangannya telah

menungjukan kemajuan diberbagai bidang sesuai dengan peran dan

fungsinya.

Masalah kemiskinan merupakan masalah yang selalu ada pada

setiap Negara, meskipun zaman telah memasuki era globalisasi

namun tidak dapat dipungkiri masalah kemiskinan selalu menjadi

penghambat kemajuan tiap-tiap Negara.Permasalahan kemiskinan

tidak hanya terdapat di Negara-negara berkembang saja bahkan di

Negara maju juga mempunyai masalah dengan kemiskinan.

1
Kemiskinan tetap menjadi masalah yang sulit terselesaikan, walaupun

fakta menunjukan bahwa tingkat kemiskinan di Negara berkembang

jauh lebih besar dibanding dengan Negara maju. Hal ini dikarenakan

Negara berkembang pada umumnya masih mengalami persoalan

keterbelakangan hampir di segala bidang, seperti tehnologi, kurangnya

akses-akses ke sektor ekonomi, dan lain sebagainya. Dengan melihat

dari sisi Negara berkembang salah satunya adalah Negara Indonesia,

percapaian pembangunan manusia di Indonesia masih tertinggal

dengan Negara-negara tetangga Indonesia berada pada tingkat

menengah dalam pembangunan manusia global (medium human

development). Negara Indonesia yang pada saat ini masih berada

pada tahap pemulihan restrukturisasi di bidang ekonomi dan juga

perubahanperubahan di bidang sosila politik. Dalam proses ini tidak

dapat dihindari semakin meluasnya kesenjangan antar kelompok, juga

antara daerah yangkaya dan daerah yang miskin, terutama

kesenjangan index pembangunan manusia (IPM) yang mencakup

tentang masalah kemiskinan (www.wikipedia.com)

Sejak awal kemerdekaan Bangsa Indonesia telah mempunyai

perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat adil dan makmur,

sebagaimana termuat dalam alinea ke empat Undang – Undang Dasar

1945. Program – program yang dilaksanakan selama ini juga selalu

memberikan perhatian besar pada upaya pengentasan kemiskinan,

karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk

2
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Meskipun

demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus menerus menjadi

masalah yang berkepanjangan.

Dampak kemiskinan dapat dikaitkan dengan bermacam–macam

hal yaitu salah satunya adalah kesehatan dan penyakit.Kesehatan dan

penyakit adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari permasalahan

kemiskinan, kecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua

sisi, yakni pada kemiskinannya atau penyakitnya.Kemiskinan

mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan

terhadap berbagai macam penyakit, karena mereka mengalami

gangguan seperti menderita gizi buruk, pengetahuan kesehatan

berkurang, perilaku kesehatan kurang, lingkungan pemukiman yang

buruk, biaya kesehatan tidak tersedia.Sebaliknya kesehatan juga

mempengaruhi kemiskinan, masyarakat yang sehat menekan

kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kondisi tingkat

pendidikan yang maju, stabilitas ekonomi mantap, investasi dan

tabungan memadai sehingga orang yang sehat dapat menekan

pengeluaran untuk berobat.( www.jpkm-online.net)

Undang –Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang –

Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa

setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh

perlindungan terhadap 4kesehatannya, dan Negara bertanggung

3
jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

Pelaksanaan kebijakan kesehatan gratis di Kota Bekasi telah

lama dicanangkan terutama sekali dengan adanya visi Bekasi

Sehat.Program ini sebenarnya sudah diamanatkan di dalam Undang-

Undang yang kemudian menjadi kebijakan nasional yang diterapkan

pula oleh daerah untuk mendukung program nasional tersebut.Maka

tidak heran bila program ini menjadi unggulan setiap daerah, sebagai

upaya untuk mendapatkan indeks terbaik untuk mengukur Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator keberhasilan

pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pelayanan publik.Maka

tidak heran jika Kota Bekasi mengambil kebijakan untuk

menyelenggarakan Jamkesmas dan Jamkesda yang telah

diimplementasikan dalam program kebijakan daerahnya.

Pelaksanaan terbentuknya tim koordinasi dan tim pengelola

khususnya di tingkat Kota Bekasi adalah sebagai bentuk kontribusi di

dalam mensukseskan Jamkesmas dan penjaminan masyarakat

peserta di luar kuota dengan mekanisme pengelolaannya mengikuti

pola Jamkesmas yang harus memperhatikan penyelenggaraan secara

nirlaba, portabilitas, pelayanan terstruktur, transparan dan

akuntabelTim pengelola dari tingkat Kota Bekasi memiliki peran untuk

menetapkan peserta di wilayahanya pada tahun 2008 melalui SK

Walikota yang senantiasa dilakukan updating dimana prosesnya

4
dilakukan melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaporan dan

bahan analisis. Berdasarkan tugas inilah maka peran penting dari tim

pengelola tingkat Kota untuk melakukan updating dan menentukan

kriteria masyarakat miskin yang merupakan pengguna dari

pelaksanaan kebijakan kesehatan gratis ini.

Keikutsertaan pemerintah daerah di dalam program

pelaksanaan Jamkesmas khususnya di Kota Bekasi menjadi nilai

tambah bagi penyelenggaran pemerintahan yang baik khususnya yang

berkaitan dengan pelayanan publik. Keseriusan pemerintah daerah

Kota Bekasi ini tidak hanya ikut serta di dalam program Jamkesmas,

tapi juga mendukung program tersebut dengan menetapkan program

Jamkesda. Program ini merupakan satu-satunya yang baru diterapkan

di wilayah Jawa Barat. Anggaran program ini telah ditetapkan di APBD

yang tersedia kurang lebih sebesar 8 milyar rupiah, yang mampu untuk

memenuhi kepesertaan masyarakat miskin Kota Bekasi dalam

program Jamkesda sebanyak 50 ribu jiwa. Dengan rincian premi

dibayarkan Pemerintah Daerah Kota Bekasi sebesar 13.100 per jiwa

perbulan, selain itu Walikota juga berjanji pada tahun-tahun berikutnya

mengupayakan akan meningkatkan anggaran 2 kali lipat sehingga

mampu meningkatkan kepesertaan Jamkesda hingga 100.000 jiwa

masyarakat miskin Kota Bekasi.

Perkembangan pelayanan di RSUD Kota Bekasi sebagai

indikator program kesehatan gratis sudah menunjukkan adanya

5
progress, meskipun masih banyak kekurangan yang diperoleh.Namun

pelayanan yang menyangkut hal pelayanan pada masyarakat miskin

memang belum sepenuhnya baik, hal ini disebabkan masih

terbenturnya anggaran yang seringkali menjadi hambatan untuk

mendapatkan pelayanan terbaik, sehingga upaya ini harus terus

dilakukan mengingat Bekasi telah menetapkan program tersebut

sebagai program unggulan.Oleh karena itu untuk mengetahui

sejauhmana perkembangan pelayanan kesehatan jamkesda di RSUD,

maka penelitian ini ingin mengetahui hubungan anatara kebijakan

kesehatan gratis dengan tingkat pelayanan jamkesda di RSUD Kota

Bekasi, sebagai bahan masukan evaluasi kebijakan.

Berdasarkan hasil studi lapangan melalui penyebaran kuesioner

yang langsung diberikan kepada para responden pengguna pelayanan

kesehatan gratis, ditemukan hal-hal yang menyangkut kondisi

pelayanan kesehatan di RSUD sebagai berikut ini : Dalam indikator

input antara lain terdiri dari :

1. Sumber daya pendukung (seperti kalangan intektual/kaum

akademik/LSM/tokoh masyarakat) mendukung kebijakan

pemerintah tentang pemberian pelayanan kesehatan gratis kepada

masyarakat (dalam Jaminan Kesehatan Daerah/Jamkesda)

2. Telah tersedia Prosedur Pelaksanaan Standar (Standart Operating

Procedure/SOP) yang baku untuk melaksanakan kebijakan

6
pemerintah tentang pemberian pelayanan kesehatan gratis kepada

masyarakat (dalam Jamkesda)

3. Sumber daya manusia/SDM (baik tenaga kesehatan dan tenaga

medis) telah cukup memadai untuk melaksanakan program

Jamkesda

4. Pemerintah telah mengalokasikan dana dari APBD yang

mencukupi untuk melaksanakan program Jamkesda

5. Infrastuktur pendukung lainyang diperlukan (sarana dan prasarana

kesehatan) telah cukup memadai untuk melaksanakan program

Jamkesda.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa contoh

program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah

salah satunya adalah bertujuan untuk memberi perlindungan sosial

masyarakat dalam pelayanan dasar khusunya kesehatan dan

pendidikan, sehubungan dengan hal itu maka untuk menjamin askes

penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005

telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut

melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat Miskin.

B. Pembatasan Masalah

Menurut Husaini Usman yang di maksud dengan pembatasan

masalah adalah, “Usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari

7
masalah penelitian yang diteliti, batasan masalah ini berguna bagi kita

untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang

lingkup masalah dan mana yang tidak” ( Usman, 1996:26).

Pembatasan masalah ditunjukan penulis untuk membatasi

penelitian agar mencapai tujuan penelitian yang relevan, dan juga agar

menghindari dari kesalahan dalam penafsiran definisi, maka

pembatasan masalah tersebut adalah Pemerintah Daerah Kota Bekasi

dalam Menginformasi tentang kebijakan Program JKN (Jaminan

Kesehatan Nasional).

1. Batasan Materi

Sesuai dengan bidang disiplin ilmu penulis, secara garis

materi yang akan dibahas pada penelitian ini adalah aktivitas

Humas eksternal dan efek yang dihasilkannya. Berkenaan dengan

hal tersebut maka pembatasan materi dalam penelitian ini adalah

penerapan strategi.

2. Batasan Istilah

Untuk mencegah kemungkinan salah penafsiran dan untuk

menghindari pembahasan yang tidak relevan, penulis memberikan

pengertian terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut.

a. Strategi

Menurut Steiner dan Miner (dalam Robson, 1997:4)

menyatakan, bahwa “Strategi mengacu pada formulasi misi,

tujuan dan objektif dasar organisasi; strategi-strategi program

8
dan kebijakan untuk mencapainya; dan metode yang diperlukan

untuk memastikan bahwa strategi diimplementasikan untuk

tujuan-tujuan organisasi” ( Irianto, 2004 :12).

“Strategi manajemen sering pula disebut rencana

strategis atau rencana jangka panjang perusahaan. Suatu

rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar

tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu

kedepan” (Soemirat Soleh, dkk, 2004 :90).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa keberhasilan atau kegagalan dalam suatu kegiatan

komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi.

Strategi dalam sebuah perusahaan atau organisasi berperan

sangat penting, oleh karena itu setiap perusahaan atau

organisasi harus menggunakan suatu stratgei yang dapat

menghasilkan keuntungan bagi perusahaannya.

b. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses di mana dalam

menyampaikan suatu pesan kemasyarakat serta menyesuaikan

diri dengan lingkungan agar dapat di terima oleh masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, “Sosialisasi merupakan

proses sosial dimana terjadi hubungan antara individu dan

kelompok dalam suatu norma-norma yang ada dimasyarakat”

(Soekanto, 2002 : 72 ).

9
“Setiap masyarakat manusia ( yang bertipe sosio-kultural)
di mana tertib sosial terwujud dengan sendirinya ( secara
kodrati ) itu selalu akan kita jumpai adanya dua usaha
yang diperlukan untuk berlangsungnya keadaan tertib
sosial. Pertama, melakukan proses transfer nilai dan
norma sosial melalui proses sosialisasi kepada individu
warga masyarakat, karna hanya lewat proses sosialisasi
ini sajalah norma-norma sosial yang oleh masyarakat
telah dinilai sebagai norma-norma yang benar dapat
ditanamkan kedalam keyakinan tiap-tiap individu warga
masyarakat. Kedua, melakukan control sosial, yakni
saran-saran pemaksa ( sanksi ) yang akan segera
dilaksanakan dengan menggunakan kekuatan fisik atau
pun psikis khususnya bila proses sosialisasi yang
dilakukan ternyata pada peristiwa-peristiwa tertentu
kurang atau tidak menghasilkan efek-efek ketertiban
sebagai mana diharapkan” (J.Dwi Narwoko – Bagong
Suryanto, 2004 : 75 ).

Menurut penulis, sosialisasi merupakan pemberitahuan

suatu kebijakan tersebut dilakukan. Sosialisasi bertujuan untuk

menyampaikan informasi atas sesuatu kepada masyarakat

supaya sesuatu yang disosialisasikan itu bisa diterima dan tidak

mendapat reaksi negatif dari masyarakat.

Sosialisasi/pemasyarakatan program adalah tahapan

penting dalam program pengembangan masyarakat Kecamatan

Bekasi Timur. Kegiatan sosialisasi tidak hanya menyampaikan

informasi tentgang JKN dan jasa layanannya, tetapi juga

mencari dukungan dari berbagai kelompok masyarakat agar

layanan JKN sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jadi proses

sosialisasi merupakan proses untuk menyusun alas berdiri yang

sama. Setiap Humas Dinas Kesehatan berkewajiban melakukan

10
sosialisasi untuk itu semua anggota Dinas Kesehatan yang ada

dalam struktur organisasi perlu duduk bersama merencanakan

dan membagi tugas sosialisasi.

C. Perumusan Masalah

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,

perumusan masalah adalah “usaha untuk menyataan secara tersirat

pertanyaan-pertanyaan peneliti apa saja yang perlu dijawab atau

dicarikan jalan pemecahanya dan usaha untuk menyatakan tersurat

pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang spesifik dan perlu

dijawab”(Husaini Usman dan Purnomo Setiady, 2001:23).

Berdasarkan uraian masalah yang sudah dipaparkan

sebelumya perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana strategi Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam

menginformasikan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) di

Kecamatan Bekasi Timur ?

2. Bagaimana hasil kinerja dari program JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional) di Kecamatan Bekasi Timur ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan Strategi

Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam menginformasikan

11
tentang Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), “Pernyataan

mengenai apa yang hendak dicapai.Tujuan penelitian terdiri atas dua

bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Hambatan umum harus

berhubungan dengan konsep-konsep yang bersifat umum sedangkan

faktor pendukung khusus harus berhubungan dengan konsep-konsep

yang lebih spesifik disbanding dengan yang digunakan dalam

perumusan masalah (Husaini Usman & Purnomo Setiady,2001:28),

1. Untuk mengetahui Strategi Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi

dalam menginformasikan program JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional)

2. Untuk mengetahui hasil kinerjaprogram JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional)

E. Kegunaan Penelitian

Peneltian ini di harapkan dapat memberikan kegunaan yang di lihat dari

dua sisi, yaitu:

1.Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan bahwa teori komunikasi pada dasarnya merupakan

penjelasan yang logis mengenai fenomena komunikasi dalam

kehidupan manusia.Teori yang baik adalah teori yang sesuai dengan

realitas kehidupan yang di dukung oleh fakta serta dapat diterapkan

dalam kehidupan nyata.

12
2.Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas

Pemerintah Kota Bekasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi

dalam memberikan pemahaman akan pentingnya kesehatan

13
BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan literatur

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan

manusia,dimana untuk keberlangsungan hidupnya manusia

memerlukan interaksi antar sesama. Kehidupan manusia tanpa

komunikasi akan terasa hampa dan tidak akan pernah efektif karna

tanpa komunikasi interaksi antar manusia baik secara

perorangan,kelompok atau organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagai

makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

makhluk lainnya, ia ingin mengetahui lingkungan sekitar sekaligus

memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Keadaan itulah yang membuat manusia itu harus

berkomunikasi satu sama lain, karena jamanpun telah berubah

menjadi jaman informasi dan dimana informasilah yang bisa

menggerakkan perubahan.

Pengertian komunikasi menurut (Ruslan2007;81) “yaitu

komunikasi berasal dari perkataan bahasa latin communicationyang

berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran jadi secara garis

besarnya dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-

unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau

14 14
pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan

(penerima pesan).

Sebagai suatu proses, komunikasi tidak “statis”, akan tetapi

“dinamis” dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan

berlangsung secara terus menerus. Proses komunikasi melibatkan

banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor atau unsur-unsur yang

dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan

(meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang

dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil,

atau akibat yang terjadi, serta situasi atau kondisi pada saat

berlangsungnya proses komunikasi.

Menurut (Effendy 2005;9) mendefinisikan “komunikasi

adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambing bermakna

sebagai panduan berfikir dan perasaan berupa ide, informasi,

kepercayaan, harapan dan himbauan yang dilakukan dengan tujuan

mengubah sikap, pandangan atau perilaku.

Menurut Cangara (2005:19), Komunikasi adalah suatu

proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan

pertukaran informasi dengan satu sama lainya, yang pada gilirannya

akan tiba saling pengertian yang mendalam.

Menurut Cangara,(2006:43) unsur-unsur komunikasi antara

lain sebagai berikut:

15
1. Sumber
Dalam proses komunikasi akan melibatkan sumber
sebagai pembuat atau pengirim informasi. Biasanya terdiri
dari satu orang atau lebih,bahkan bias juga berupa satu
lembaga atau organisasi.

2. Pesan
Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima
dalam suatu proses komunikasi. Pesan bias disampaikan
secara tatap muka langsung maupun melalui media
komunikasi,isinya bisa berupa informasi,hiburan,nasehat
atau propaganda.
3. Media
Adalah alat perantara yng digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber ke kepada penerima.
4. Penerima
Merupakan pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber.Penerima bisa terdiri dari satu atau
lebih, kelompok maupun Negara.
5. Effek atau Pengaruh
Merupakan perbedaan antara apa yng dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa juga diartikan
perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan,
sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima
pesan.

Secara umum kegiatan proses komunikasi dalam masyarakat dapat

berlangsung dalam 6 (enam) tingkatan sebagai berikut:

1. Komunikasui intra-pribadi.

2. Komunikasi antar pribadi.

3. Komunikasi dalam kelompok.

4. Komunikasi antar kelompok.

5. Komunikasi dengan masyarakat luas.

Menurut Sasa Djuarsa Sendjaya dalam buku Ilmu

KomunikasiKegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan pihak

sumber tentunya juga diharapkan menimbulkan akibat atau hasil

16
yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan keinginan pihak

sumber. Menurut (Sendjaya, 2003:21) secara umum akibat atau hasil

komunikasi ini dapat mecakup tiga aspek, antara lain:

1. Aspek Kogintif

aspek yang berhubungan dengan pengetahuan dari

penerima pesan, menyangkut kesadaran dan

pengetahuan.Misalnya:menjadi sadar atau ingat, menjadi

tahu atau kenal.

2. Aspek Afektif

Aspek yang berhubungan dengan penerima pesan,

berhubungan dengan apa yang dirasakan oleh penerima

pesan menyangkut sikap atau perasaan/ emosi. Misalnya:

sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira,

perasaan benci, dan menyukai.

3. Aspek Konatif/Psikomotor

Aspek terakhir dalam proses komunikasi yang diharapkan

oleh komunikator adalah tergeraknya komunikan atau

penerima pesan untuk melakukan sesuatu yang

disarankan oleh komunikator dalam penyampaian

pesanya menyangkut tindakan.Misalnya: berbuat seperti

apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti

apa yang disarankan (menentang)”

17
Menurut Widjaja, fungsi dari komunikasi itu sendiri adalah:

1. Informasi,pengumpulan,penyimpanan,pemprosesan,penye

baran berita,data,gambar,fakta,pesan,opini,dankomentar

yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara

jelas terhadap lingkungan dan orang lain agar dapat

mengambil kepuasan yang tepat.

2. Sosialiasasi (pemasyarakatan), penyedian sumber ilmu

pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan

bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif

sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di

dalam masyarakat.

3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka

pendek maupun jangka panjang,mendorong orang

menentukan pilihan dan keinginanya, mendorong kegiatan

individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang

dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling tukar

menukar fakta yang diperlukan untuk memnungkinkan

persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat

mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan

yang diperlukan untuk kepentingan umum agar

masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang

menyangkut kepentingan bersama.

18
5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat

mendorong perkembangan intelektual,pembentukan

watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang

diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan

dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu,

mengembangkan kebudayaan dengan memperluas

horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan

mendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya.

7. Hiburan, penyebarluasan, sinyal, symbol, tari, kesenian,

kesusatraan, musik, olahraga, kesenangan, kelompok, dan

individu.

8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa,kelompok, dan

individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan

yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan

mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan

keinginan orang lain (Widjaja, 1999:65)

Deddy Mulyana dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar” mengutip pernyataan Laswell yang menyimpulkan “Cara

yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab

pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To

Whom With What Effect? atau siapa berkata apa dengan saluran

apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? (Mulyana,:2001:10)

19
Berdasarkan model komunikasi Harold D. Lasswell yang

telah diuraikan diatas, maka jika diaplikasikan kedalam penelitian ini,

adalah:

a. Who (siapa)

Yaitu komunikator yang merupakan sumber yang akan

memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada

para komunikannya, Komunikator dalam hal ini adalah

petugas humas.

b. Says what (pesan yang akan disampaikan)

Yaitu pesan yang akan disampaikan komunikator,dalam hal

ini adalah bentuk segala informasi.

c. In which channel (media yang dipergunakan)

Media yang digunakan adalah berbagai pendukung dan

melalui komunikasi verbal secara interpersonal yang sifatnya

dialogis dalam proses penyampaian informasi.

d. To whom (siapa komunikannya)

Pesan ditunjukan kepada publik umum khususnya para

masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk

memperhatikan informasi.

e. With what effect (efek apa yang diharapkan)

Efek apa yang diharapkan pada komunikan adalah

terpenuhinya seluruh kebutuhan informasi sehingga strategi

humas dapat diterima oleh publik.

20
Menurut Onong, paradigma Lasswel di atas menunjukan

bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari

pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

a. “Komunikator (communicator)
b. Pesan (message)
c. Media (channel,media)
d. Komunikan (communicant)
e. Efek (effect) (Effendy, 1999:10)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, Komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu dengan

tujuan mengubah tingkah laku individu-individu lain.

Berdasarkan model komunikasi Harold Lasswell diatas, jika

dikaitkan dengan penelitian ini adalah Humas pemerintah daerah

Kota Bekasi sebagai komunikator, pesan-pesan secara verbal yang

disampaikan berupa penyampaian tentang program JKN (Jaminan

Kesehatan Nasional) Sedangkan, publik umum khususnya

masyarakat yang terkena dampak program JKN ini sebagai khalayak

sasaran atau disebut komunikan. Terakhir adalah efek yang

diharapkan pada komunikan adalah terpenuhinya seluruh kebutuhan

informasi masyarakat mengenai Program JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional), sehingga strategi Humas Pemerintah Kota Bekasi yang

dijalankan dapat diterima oleh publik. Dengan demikian kelengkapan

unsur komunikasi menurut Harold Lasswell yang mutlak harus ada

didalam setiap prosesnya.

21
Dengan melihat berapacontoh penelitian untuk menjadikan

suatu tolak ukur penilaian mencoba memasukan perbandingan

kasus permasalahan yang serupa, karena program kesehatan begitu

banyak selain JKN . dalam perbandingan contoh penelitian

ditemukan beberapa perbedaan tujuan dan teori. Untuk itu dapat

membantu menarik kesimpulan yang baik dalam membuat penulisan

penelitian. Febri kurniawan judul penelitian yang diambil adalah

strategi pemprov DKI Jakarta dalam mensosiasalisasi program kartu

Jakarta Pintar” dalam penelitian ini menggunakan tori 7cs dan

menggunakan metode deskriptif yang bersifat kualitatif.

Perbandingan Peneliti

Penelitian sebelumnya
Penelitian Peneliti
No Febri Kurniawan:2008-41-
Ayu Paramitha :2008-41-147
319
Judul Strategi pemprov DKI Strategi yang dilakukan
Jakarta dalam PT.Pertamina EP dalam
mensosialisasi program Menyosialisasikan survei
kartu Jakarta pintar seismik
Rumusan Bagaimana strategi yang Bagaimana strategi yang
masalah dilakukan Humas Dilakukan Humas PT,
Pemerssintah Provinsi DKI Pertamina
Jakarta dalam Dalam mensyosialisasikan
mensosialisasikan Program hasil survei seismic
Kartu Jakarta Pintar.

22
Tujuan Pada umumnya tujuan Mengetahui strategiHumas
penelitian penelitian ialah berisi PT. Pertamina EP dalam
pernyataan yang menyosialisasikan hasil survei
berhubungan dengan seismik
pencarian solusi
permasalahan yang sedang
di hadapi.
Teori Teori 7-Cs PR, Media Teori 9 Step of Public
Relations Relations, Media Relations
Metode Deskriftif Deskriftif
Sifat Kualitatif Kualitatif
Narasumber Staf karyawan pemprov DKI Humas PT. Pertamina
Paradigma Konstruktivisme Konstruktivisme
Hasil Kegiatan Pemerintah PT. Pertamina EP melalui
Provinsi DKI Jakarta dalam program yang telah dilakukan
mensosialisasikan Program baik dipusat maupun didaerah-
KJP (Kartu Jakarta Pintar ) daerah yang terkena survei
agar terciptanya pendidikan seismik tersebut dengan
yang baik di dalam proses penyosialisasian yang
masyarakat DKI Jakarta dilakukan secara terus
yang kurang mampu. menerus sampai proyek
tersebut dapat diterima

23
No Penelitian Peneliti
Bintang Parulian :2008-41-141
Judul Strategi Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam

Menginformasi tentang kebijakan Program JKN (Jaminan

Kesehatan Nasional).

Rumusan Strategi Pemerintah Daerah Kota Bekasi dalam


masalah menginformasikan tentang Kebijakan Program JKN

(Jaminan Kesehatan Nasional)”

Tujuan Pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai, pada


penelitian umumnya tujuan penelitian berisi pernyataan yang

berhubungan dengan pen-carian solusi permasalahan

yang sedang dihadapi

Teori Teori 9 Step of Public Relations, Media Relations

Metode Deskriftif

Sifat Kualitatif

Narasumber Kepala Dinas kesehatan Kota Bekasi, Humas

Paradigma Konstruktivisme

2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah penyampaian

suatu pesan yang dilakukan oleh seorang komunikator sedemikian

rupa sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan.

Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai

24
panduan dari perasaan yang berupa ide, gagasan, informasi,

keluhan, dan sebagainya.

Effendi dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”

(2003:11-16), membagi proses komunikasi menjadi beberapa

tahapan, yaitu:

a. Proses komunikasi secara primer.

Yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang (simbol) sebagai medianya. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi,umumnya adalah

bahasa. Dikatakan demikian karena ada juga lambang

yang dipergunakan dalam komunikasi, antara lain

gesture, yaitu gerakan tubuh,gambar,warna, dan

sebagainya.

b. Proses komunikasi secara sekunder.

Yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain dengan penggunaan alat/sarana sebagai

media kedua. Setelah penggunaan lambang/simbol

sebagai media pertama.Seseorang menggunakan media

kedua dalam berkomunikasi dikarenakan komunikan

dalam sasarannya berada ditempat yang relatif cukup

jauh atau jumlahnya banyak.Surat, telepon, fax, radio,

dan majalah adalah sebagai contoh media yang sering

dipakai dalam berkomunikasi.

25
“Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa

komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau

peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau

sekuensi) serta berkaitan satu sama lainya dalam kurun

waktu tertentu sebagai proses, komunikasi tidak “statis”,

tetapi “dinamis” dalam arti akan selalu mengalami

perubahan dan berlangsung terus menerus” (Sendjaja,

2008:1.13).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proses

komunikasi terbagi menjadi dua yaitu pertama proses penyampaian

pikiran komunikator ke komunikan secara langsung dengan

menggunakan simbol sebagai media. Kedua proses secara

sekunder merupakan proses penyampaian pesan komunikator

dengan komunikan secara tidak langsung dengan menggunakan

alat pendukung sebagai media untuk menyampaikan pesan.

3. Sifat Komunikasi

Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi

menjelaskan sifat-sifat komunikasi sebagai berikut:

a. “Komunikasi tatap muka.

Komunikasi tatap muka adalah komunikasi yang dilakukan

seorang komunikator secara langsung berhadapan

dengan seseorang atau sekelompok orang komunikan.

26
Komunikasi tatap muka ini dipergunakan apabila kita

mengharapkan efek perubahan tingkah laku dari

komunikan. Dengan saling melihat,apakah komunikator

bisa mengetahui pada saat itu juga apakah komunikan

memperhatikan dan mengerti apa yang sedang

dikomunikasikan.

b. Komunikasi bermedia.

Komunikasi bermedia, baik itu media publik maupun

media massa, pada umumnya banyak dipergunakan

untuk komunikasi yang sifatnya informatf karena tidak

begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku, terlebih lagi

media massa” (Effendy, 1993:31).

Berdasarkan komunikasi definisi diatas bahwa komunikasi

tatap muka adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator

secara langsung. Sedangkan komuniksi bermedia adalah

komunikasi yang menggunakan media, baik itu media publik

maupun media massa untuk melakukan proses komunikasinya.

Selain itu terdapat kelebihan atau kekurangan dari masing-masing

sifat komunikasi tersebut. Komunikasi tatap muka dalam jumlah

kecil sejauh komunikator bisa berdialog dengannya, namun ia

memiliki kemampuan untuk mengubah tingkah laku komunikan.

Sedangkan komunikasi bermedia sifatnya tidak persuasif, namun ia

mampu mencapai komunikan dalam jumlah yang besar. Begitupun

27
dengan Pemerintah Kota Bekasi dalam melakukan komunikasi

dengan tatap muka agar efeknya lebih mengena, sehingga tujuan-

tujuan dari Humas tersebut dapat terlaksana dengan baik.

4. Hubungan Masyarakat

Humas menurut Frank Jefkins (1992:8) adalah “sesuatu

yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu

kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua

khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang

berlandaskan saling pengertian”.Berdasarkan definisi tersebut

bahwa Humas merupakan pelaksanaan kegiatan komunikasi

secara terencana pada sebuah perusahaan yang ditujukan kepada

pihak internal maupun eksternal untuk mencapai tujuan tertentu.

Selain itu, definisi Humas menurut IPRA (InternationalPublic

Relations Association) yang dikutip oleh Frank Jenfkins, adalah

sebagai berikut: “Praktek Humas atau Public Relationsadalah

keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara

niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan

segenap khalayaknya” (Jefkins 1992:9).

Ketika menggunakan suatu konsep Public Relationharus

selalu diingat bahwa Humas tersebut adalah suatu kegiatan yang

terencana baik itu kedalam (internal) ataupun keluar (eksternal)

28
lembaga. Kegiatan humas tersebut memiliki tujuan tertentu untuk

melayani kepentingan publik.

Hal ini menjelaskan bahwa tujuan Humas adalah

menciptakan saling pengertian antara perusahaan dengan

khalayaknya. Peranan Humas ruang lingkup tugasnya antara lain

meliputi membina hubungan kedalam (public internal)dan membina

hubungan keluar (public eksternal).

Berdasarkan definisi diatas,penulis menyimpulkan bahwa

Humas adalah bentuk keseluruhan usaha terencana dan

berkelanjutan untuk menciptakan dan memelihara citra perusahaan

dengan para publik eksternalnya.

5. Fungsi dan Tugas Hubungan Masyarakat

Fungsi Humas menurut Cutlip dan Center, Canfield yang dikutip

oleh Rosady Ruslan sebagai berikut:

a. “Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai


tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen
lembaga/organisasi)
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan
berbagai publik, baik hubungan kedalam (internal
relations)maupun keluar (External Relation).
c. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan
dengan opini,persepsi dan tanggapan masyarakat
terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya.
d. Melayani publik sebaik mungkin dan memberikan
advice(nasehat) kepada pimpinan organisasi dengan
tidak mengabaikan kepentingan umum.
e. Menciptakan Komunikasi dua arah timbal balik, dan
mengatur arus informasi, publiknya atau sebaliknya, demi
tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak”
(Ruslan,2002:19).

29
Sedangkan Cutlip dan Center dalam (Effendy, 1998:34)

memberikan penjelasan mengenai konsep fungsional Humas

sebagai berikut:

a. “Untuk memudahkan dan menjamin arus opini yang

bersifat mewakili dari publik-publik suatu organisasi,

sehingga kebijakan beserta operasionalisasi organisasi

dapat dipelihara keserasianya dengan ragam kebutuhan

dan pandangan publik-publik tersebut.

b. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara

menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi

untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik.

c. Penjelasan tersebut menurut peneliti merupakan sebuah

konsep yang secara umum dilakukan oleh sebuah

departemen ataupun petugas humas. Melihat dari konsep

funsional tersebut dapat diketahui bahwa Humas mampu

menserasikan kebijakan perusahaan dengan kebutuhan

publiknya, mampu membantu manajemen dalam

merumuskan kebijakan yang dapat diterima publik, serta

mampu membantu perusahaan dalam mencapai tujuan-

tujuan yang diinginkanya.

Keberadaan Humas disebuah lembaga, baik di dalam

pemerintah maupun swasta, tampaknya dari hari kehari terus

membutuhkan kerja kreatif terkait ketatnya dunia persaingan.

30
Dunia bisnis adalah tempat Humas berperan dalam menjaga

hubungan harmonis antara perusahaan atau lembaga yang

dikelolanya dengan orang-orang sekitar.Hal ini membutuhkan

langkah-langkah yang efisien guna kemajuan perusahaan atau

lembaga.Inilah yang disebut langkah-langkah dalam bentangan

strategi Humas yang erat hubunganya dengan dunia komunikasi.

Di dalam sebuah manajemen, Humas merupakan subfungsi

yang bekerja dalam hal mengidentifikasi segala kebijakan atau

aturan dan prosedur antara organisasi atau juga pribadi dengan

kepentingan publik.

Selain itu, Humas berfungsi dalam melakukan evaluasi

segala bentuk opini,sikap,dan perilaku masyarakat. Jika hal ini

sudah dilalui, fase selanjutnya adalah melakukan rencana kerja

nyata guna menarik simpati dan dukungan publik.

Humas berhubungan langsung dengan publik, sehingga

perananya pun sangatlah penting disini.Untuk menghadapi publik

itu tidaklah mudah, dan perusahaan tidak bisa lepas dari pengaruh

publik karna menyangkut pencitraan. Bertahannya sebuah

perusahaan tidak hanya dilihat dari kinerja nya dan persembahan

terbaiknya untuk masyarakat saja, tetapi bagaimana cara

perusahaan untuk tetap eksis mempertahankan hidupnya di

tengah-tengah masyarakat.

31
Jika pihak Humas tidak pandai mengambil hati masyarakat

jangan harap masyarakat akan memberikan umpan balik kepada

perusahaan. Disinilah arti penting Humas berjalan, sebab tidak

hanya sekedar menjalankan internal perusahaan saja tetapi

eksternal juga.Pihak Humas harus peka terhadap isu-isu social

yang terjadi di tengah masyarakat. Selain itu juga pihak humas

harus tahu apa saja yang tidak disukai oleh masyarakat atau bisa

membuat masyarakat tidak nyaman.

6. Hubungan Masyarakat sebagai Fungsi Manajemen

Menurut Cutlip dan Center, Public Relations adalah fungsi

“manajemen yang menilai sikap publik,mengidentifikasi

kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi

kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu

program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik”

(Effendy, 1993:116). Dalam menjalankan fungsi sebagai Humas, ia

perlu memperhatikan kedua publiknya, yaitu internal dan eksternal,

dimana kedua unsur inilah yang sangat menentukan keberadaan

suatu instansi baik swasta maupun pemerintah. Dalam hal ini yang

disebut sebagai publik internal Humas yaitu para karyawan

(employee)dan para pemegang saham (Stakeholder), sedangkan

yang dimaksud sebagai publik eksternal Humas, yakni para

32
masyarakat umum (Community), aparat pemerintah (Government),

pers (press) dan kelompok-kelompok lain diluar organisasi.

Oleh karna itu seorang Humas harus mampu menjembatani

antar kepentingan dari kedua belah pihak agar tercipta suatu

hubungan yang harmonis.Inilah yang disebut sebagai tugas utama

seorang Humas yakni berkaitan dengan pembentukan good will

dan good Image.

Sasaran Humas adalah sasaran komunikasi manajemen.

Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, manusia-

manusia yang menjadi sasaran hubungan masyarakat dibagi

menjadi dua kelompok besar, disebut khalayak dalam dan khalayak

luar.

a. “Hubungan ke dalam

adalah hubungan dengan para karyawan. “Employee

Relations” merupakan suatu kekuatan yang hidup dan

dinamis.Jadi pemimpin organisasi atau kepala Humas

kerjanya bukan hanya duduk di kantornya, melainkan

harus berkomunikasi dengan langsung dengan para

karyawan.Ia harus senantiasa mengadakan kontak

pribadi (personal contact).

b. Hubungan ke luar

Atau sering disebut juga eksternal Public Relations,

seperti pernah disinggung, dilakukan dengan khalayak

33
diluar organisasi. Khlayalak mana yang harus menjadi

sasaran pembinaan hubungan bergantung pada sifat

dan ruang lingkup organisasi itu sendiri. Ada beberapa

khalayak yang sama-sama menjadi sasaran kegiatan

semua organisasi sehingga harus senantiasa menjalin

hubungan, yaitu:

1. Hubungan dengan masyarakat sekitar (Community

Relations). Hubungan dengan masyarakat sekitar

senantiasa perlu dipelihara dan dibina karena pada

suatu ketika mereka mungkin diperlukan. Hubungan

dilakukan dengan Rt,Rw,Kelurahan,Kecamatan dan

lain-lain. Pembinaan hubungan dapat dilakukan

dengan mengundang mereka jika organisasi kita

berulang tahun, memberikan kalender, memberikan

sumbangan dan lain-lain. Pimpinan organisasi atau

Kepala Humas sebagai wakilnya perlu selalu

berkomunikasi dengan merekauntuk menunjakan

bahwa organisasi beserta diri dari lingkungan

sekitarnya. Kebijaksanaan bertetangga perlu selalu

dipelihara dan dibina.

2. Hubungan dengan pemerintah. Pembinaan dengan

jalan memelihara komunikasi akan banyak

membantu lancarnya eksternal public relations.

34
Bila dijumpai kesulitan-kesulitan, dapat segera

dipecahkan karena hubungan baik telah terpelihara

sejak semula.

3. Hubungan dengan pers atau media (pers

relations). Hubungan baik yang senantiasa

terpelihara dengan media massa akan membantu

lancarnya publikasi. Press releaseyang dikirimkan

kepada media massa dengan permintaan untuk

disiarkan mungkin diprioritaskan bila sejak

sebelumnya sudah dibina dengan baik.

(Effendy,1989;135)

Peranan Humas menjadi ganda, yaitu keluar berupa

memberi informasi atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan

kebijaksanaan lembaga atau instansi kepada masyarakat sebagai

khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan instansi atau

kepentingan bersama. Peranan humas baik kedalam maupun

keluar sama pentingnya. Seperti yang disebutkan diatas, peranan

kedalam juga meliputi pembinaan sikap mental karyawan didalam

mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan, serta dedikasi terhadap

organisasi lembaga dimana mereka bekerja, mendorong

tumbuhnya kesadaran organisasi atau lembaga.Sedangkan

peranan keluar juga meliputi, usaha menumbuhkan sikap dan citra

35
(image).Publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah

serta tindakan organisasi atau lembaga.

7. Strategi Humas

Kata Strategi sendiri mempunyai pengertian yang terkait

dengan hal-hal seperti kemenangan,kehidupan, atau daya juang.

Artinya, menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan mampu atau

tidaknya perusahaan atau organisasi menghadapi tekanan yang

muncul dari dalam maupun dari luar.

Dalam menjalankan strategi Humas harus memperhatikan

banyak hal, salah satunya harus membuat karakteristik apa saja

yang harus dilakukan dan dicapai oleh perusahaan. Karakteristik ini

perlu di buat untuk memudahkan strategi yang akan diterapkan

oleh Humas. Dengan kata lain pihak Humas harus menguasai dan

paham betul apa yang dibutuhkan oleh perusahaan sekaligus apa

yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Strategi humas biasanya di terapkan dalam karakteristik ini

sebagai informasi tambahan, dalam kegiatan kehumasan

ada,beberapa karakteristik yang harus dibuat guna tercapainya

sasaran yang akan dituju. Secara garis besar, karakteristik yang

harus dimiliki oleh para Humas adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan komunikasi yang berlangsung dua arah dan

timbal balik.

36
2. Penunjang pencapaian tujuan manajemen dalam

sebuah lembaga apapun.

3. Menjadikan publik intern dan ekstern menjadi sasaran.

4. Menjaga keharmonisan antara lembaga dengan publik.

Dengan bermodalkan karakteristik kegiatan kehumasan

diatas, pihak perusahaan bisa menjalankan fungsinya dengan

baik.Bisa dikatakan bahwa dengan mengacu pada karakteristik

yang telah ditetapkan, perusahaan bisa menjaga hubungan

harmonis dengan pihak eksternal.Jika hubungan yang harmonis

antara internal dan eksternal perusahaan terjalin, bisa dikatakan

bahwa perusahaan itu telah berhasil menjalankan fungsinya

dengan baik.

37
B. Kerangka Pemikiran

Evaluasi Pelaksaan Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

Terhadap Masyarakat Kota Bekasi

Masalah kesehatan,yang disebabkan oleh


kemiskinan,gaya hidup,keadaan sanitasi,tempat tinggal
dan lingkungan

Kebijakan Sosial,di Bidang Kesehatan

Program JKN (Jaminan


Kesehatan masyarakat)

Layanan Kesehatan Pasien,yang terdiri dari


sikap,keramahan,kualitas fasilitas berobat,sasaran

Kondisi Kesehatan,yang dilihat dari


kesembuhan

Sikap Masyarakat,terhadap program JKN


(Jaminan Kesehatan Masyarakat)

Masyararakat Sehat

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar dalam

bukunya “Metodologi Penelitian Sosial” menjelaskan bahwa kerangka

berfikir adalah “Penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi

objek permasalahan kita” (Usman dan Akbar, 2005:34).

38
Dengan demikian, teori sangat erat kaitannya dengan faktor-

faktor yang telah dikenali sebagai suatu persoalan yang penting dan

selanjutnya menjadi model konseptual atau kerangka berfikir.

Fenomena persepsi yang terdapat di dalam masyarakat

tentang Hubungan Masyarakat pada hakekatnya terdapat pengertian

bahwa Humas adalah sebuah Manajemen. Pandangan ini termotifasi

karena adanya pemikiran bahwa usaha untuk berkomunikasi antara

lembaga atau organisasi dengan masyarakat bukanlah semata-mata

hanya operasional saja, melainkan dibutuhkan suatu konsep yang

professional serta analisis yang lebih jelas,filosofi, dan organisasi yang

dapat mendukung. Selain itu, perlu juga ditunjang dengan adanya

kemampuan di bidang Hubungan Masyarakat.

Humas Pemerintah Kota Bekasi juga memerlukan strategi

manajemen Humas dalam proses mensosialisasikan informasi

Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) kepada masyarakat.

Hubungan Masyarakat juga mempunyai peranan yang sangat

penting dalam mengefektifkan organisasi dengan membangun

hubungan baik jangka pendek maupun hubungan jangka panjang

dengan lembaga-lembaga strategis maupun dengan masyarakat luas.

Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari proses pemecahan

masalah dan proses perubahan organisasi yang dikelola sesuai

dengan ilmu pengetahuan.

39
Sebagai kerangka acuan pemikiran tersebut maka digunakan

sejumlah teori atau konsep yang menjadi landasan berfikir dan

membahas permasalahan yang akan dikemukakan oleh penulis.

Dalam bentuknya yang paling maju, Hubungan Masyarakat adalah

bagian proses perubahan dan pemecahan masalah di organisasi yang

dilakukan secara ilmiah. Praktisi Humas jenis ini menggunakan teori

dan bukti terbaik yang ada untuk melakukan proses. Empat langkah

pemecahan problem dalam buku Effective Public Relations:

1. “Mengidentifikasikan Problem (atau peluang)


Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau
pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang
terkait dengan, dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan
organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi inteligen
organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua
langkah dalam proses pemecahan problem dengan
menetukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”
2. Perencanaan dan Pemprograman
Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama
digunakan untuk membuat keputusan tentang program
publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik, dan
sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari
langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.
Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan “Berdasarkan
apa kita tahu tentang situasi, dan apa yang harus kita
lakukan atau apa yang harus kita ubah, dan apa yang harus
kita katakan?”
3. Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi
Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi
dan komunikasi yang di desain untuk mencapai tujuan
spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka mencapai
tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa
yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan,
dimana, dan bagaimana caranya?”
4. Mengevaluasi Program
Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan
penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari
program. Penyesuaian akan dilakukansembari program
dimple-mentasikan, dan didasarkan pada evaluasi atas
umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau

40
tidak. Program akan dilanjutkan datau dihentikan setelah
menjawab pertanyaan “Bagaimana keadaan kita sekarang
atau seberapa baik langkah yang telah kita lakukan?” (Cutlip,
Center dan Broom, 2007:320).

Proses Langkah Perencanaan Strategic Public Relations:

Sumber: Effective Publik Relations, Scott M. Cutlip hal 320 tahun 2007

Keempat langkah di atas akan dilakukan oleh Humas PT.

Pertamina EP dalam langkahnya menyosialisasikan hasil survei

seismik. Keempat langkah diatas tidak dapat dipisah – pisahkan

proses ini berkelanjutan berikut gambar yang mengilustrasikan

keempat langkah seperti yang dikatakan Scoot M. Cutlip, Allen H.

41
Center dan Glen M. Broom (1982) bersifat berkesinambungan dan

tidak dapat dipisah – pisahkan.

Dalam bentuknya yang paling maju, Hubungan Masyarakat

adalah bagian proses perubahan dan pemecahan masalah di

organisasi yang dilakukan secara ilmiah. Praktisi Humas jenis ini

menggunakan teori dan bukti terbaik yang ada untuk melakukan

proses.

C. Teori Humas

Teori Public Relations Grunig & Hunt’s

a. Model Agen media/publisitas adalah bentuk pertama proses


menarik perhatian public bagi seseorang,misalnya seorang
bintang film , tetapi juga produk atau organisasi di media.
b. Model Publik Information merupakan distribusi pesan
organisasi secara searah melalui media relations, majalah
internal perusahaan, pidato dan sebagainya tanpa
memerlukan umpan balik dari khalayak.
c. Model Two-ways asymmetric, merupakan pengembangan
darim public information . organisasi menyampaikan
informasi dan pandangannya, kemudian mendengarkan
apa yang dikemukakan audience.Akan tetapi organisasi
tidak perlu memperhatikan dan memenuhi apa yang
diinginkan oleh public. Masukan itu hanya digunakan untuk
mendesain kembali dan mengintensifkan kampanye
dengan menggunakan sudut pandang yang lebih kuat dari
public tersebut.
d. Model Two-way symmetric, model komunikasi ini lebih
seimbang antara organisasi dengan publiknya. Umpan balik
dari public digunakan organisasi dalam pengambilan
keputusan yang terbaik. Selain itu ada pula teori
situasional,yaitu teori yang digunakan public relation sesui
dengan kondisi yang ada,kapan situasi yang hanya
membutuhkan dukungan public relation atau partisipasi

42
penuh public relations dan keseluruhan dengan
mempertimbangkan rasa tanggung jawab.

Kaitan pembahasan Teori Public Relation Grunig & Hunt’s

a. model agen media atau publisitas

dalam teori public relations grunic & hunt’s model yang relevan

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah model agen

media atau publisitas. Bentuk pertama dari model ini adalah

proses menarik perhatian public. Maka bentuk pertama dari upaya

yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam program Jaminan

Kesehatan Nasional adalah melakukan sosialisasi tersebut berupa

seminar. Dimana hal tersebut dilakukan agar masyarakat mengerti

tentang program Jaminan Kesehatan Nasional dan memperoleh

pengetahuan tentang manfaat dari penggunaan Jaminan

Kesehatan Nasional

b. Model Two- ways asymmetric

model kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah two-ways

asymmetric pada tahap ini Dinas Kesehatan menyampaikan

informasi tentang manfaat Jaminan Kesehatan Nasional dan

penggunaannya. Kemudian setelah mensosialisasikan Dinas

Kesehatan melihat respon positive dan negative atas apa yang

telah diberitahukan dalam sosialisasi dalam program Jaminan

Kesehatan Nasional.

43
Dalam setiap kesempatan adanya kritikan dan saran yang

bersumber dari setiap peserta, untuk hal ini humas harus lebih

bersifat menerima kritikan yang membangun.

Tindakan pengambilan keputusan secara mempertimbangan

faktor-faktor penerapan JKN. Jelas setiap daerah memiliki situasi

masyarakat yang berbeda. Humas dituntut dalam

mempertanggung jawabkan segala kendala yang menyangkut

informasi JKN.

D. Teori 9 step of Public Relation

Berikut konsep strategi Public Relations yang dikemukakan

oleh Smith yaitu Nine Step of Strategic Public Relations.

Fase Satu :Analisis Peneltian

Selama tahap pertama dari sembilan langkah, Riset Formatif,

fokusnya adalah pada pekerjaan awal perencanaan komunikasi,

yang merupakan kebutuhan untuk mengumpulkan informasi dan

menganalisis situasi. Dalam tiga langkah, perencana menarik pada

informasi yang ada tersedia untuk organisasi dan pada saat yang

sama, menciptakan sebuah program penelitian untuk mendapatkan

informasi tambahan yang diperlukan untuk mendorong keputusan

yang akan datang dalam proses perencanaan.

Dimulai dengan pertanyaan perencanaan dasar, yang

kemudian mengarahkan kepada perluasan perencanaan yang akan

44
membantu ke tahap selanjutnya. Untuk mengkritisasi pengenalan

konsep dijabarkan langkah-langkah yang dapat mengexplorasi

penjelasan yaitu :

Step 1 : Menganalisis situasi.

Analisis dari situasi ini adalah awal penting untuk proses.

Sangat penting bahwa semua perencana terlibat dalam perjanjian

yang kuat tentang kesempatan atau hambatan yang akan dibahas

dalam program ini. hal ini merupakan kunci dari perencanaan

melibatkan klien, supervisor, penentu kebijakan dan pemilik

perusahaan. Pertanyaan untuk analisis ini adalah situasi apa yang

dihadapi oleh perusahaan?, apa latar belakang keadaan situasi

tersebut?, spesifikasi apa yang menjadi penting dalam situasi

tersebut?.

Yang menjadi perluasan pemikiran adalah situasi yang ada

melibatkan siapa saja, apakah situasi ini pernah terjadi atau situasi

ini sengaja dibuat. Dalam setiap situasi pastilah dilatar belakangi

penyebab yang akan menimbulkan situasi ini. Setelah situasi ini

terjadi apa akibat yang muncul?, hal ini menjadi penting ketika

adanya kepentingan yang berkaitan dengan situasi yang ada.

Terutama kepada siapa situasi ini dapat memberikan pengaruh,

apakah pengaruh yang diberikan akan berdampak positif atau

negatif?. Semua masalah dalam situasi apapun pastinya akan dapat

diselesaikan. Ada banyak cara untuk menyelesaikannya tergantung

45
dalam situasi apa masalah itu terjadi. Public Relations harus dapat

melihat priorotas apa yang diutamakan dalam situasi, dan

bagaimana situasi dapat diatasi dengan menguntungkan kepada

semua yang terlibat. Analisa ini berkelanjutan dengan seberapa

mampukah organisasi untuk mengatasi situasi.

Step 2 : Menganalisis organisasi.

Langkah ini melibatkan cermat dan jujur pada tiga aspek

organisasi yaitu lingkungan internal , persepsi publik dan lingkungan

eksternal yaitu pesaing, pendukung dan lawan. Dimulai dengan

pertanyaan dasar perencanaan. Mengarahkan perluasan

perencanaan yang mungkin akan membantu kepada lingkungan

internal, persepsi masyarakat dan lingkungan eksternal. Pertanyaan

yang sesuai dengan analisis ini adalah kualitas apa yang

perusahaan sajikan, penyampaian kualitas tersebut pastinya

membutuhkan media untuk menyampaikan informasi yang sesuai.

Untuk dapat mengefektifitaskan penyampaian informasi, sumber

komunikasi apa yang digunakan dan bagaimana Public Relations

bekerja untuk mendukung kegiatan organisasi. Untuk menjalankan

perusahaan diperlukannya dukungan dan pengakuan, maka dari itu

perlu mengetahui bagaimana persepsi msyarakat terhadap

organisasi. Dengan melihat kemampuan internal untuk menjalankan

organisasi, pentingnya menganalisa tentang hambatan dan peluang

yang dapat dilihat oleh organisasi.

46
Step 3: Menganalisis Publik

Menganalisis publik.Dalam langkah ini mengidentifikasi dan

menganalisis publik yang menjadi kunci dari sekian banyak macam

masyarakat yang berinteraksi dengan organisasi.Perencanaan

strategis Hubungan Masyarakat menyediakan tekhnik objektif untuk

menetapkan prioritas di antara berbagai publik, membantu memilih

mereka yang paling penting pada isu tertentu yang sedang ditangani.

Langkah ini mencakup analisis publik masing-masing dalam hal

keinginan, kebutuhan dan harapan tentang masalah ini, hubungan

mereka dengan organisasi, hubungan mereka dengan organisasi,

keterlibatan mereka dalam komunikasi dan dengan berbagai media,

sosial, ekonomi, trend politik, budaya dan teknologi yang mungkin

mempengaruhi mereka. Pertanyaan dasar perencanaan yang tepat

untuk analisis ini berguna untuk memperluas perencanaan dan

menemukan apa yang kan membantu organisasi untuk menganalisa

masyarakat. Hal pertama adalah mengidentifikasi masyarakat

dengan melihat siapa yang menjadi publik utama dalam organisasi,

siapa yang menjadi kunci publik dalam situasi ini, siapa yang

berperan menjadi pemimpin utama.

Untuk menganalisa pelanggan diperlukan untuk mengetahui

siapa pelanggan kita, organisasi apa saja yang berhubungan dengan

perusahaan, siapa saja yang menjadi penghambat dan pendukung.

47
Apakah sifat dan tipe publik pada setiap macamnya, sehingga

akan diketahui publik apa yang menjadi sasaran. Melihat publik tidak

sekedar mengklasifikasikan saja tetapi juga melihat apa yang

mereka butuhkan dan keinginan utama mereka. Dengan mengetahui

apa keinginannya, dengan begitu perusahaan dapat mengetahui apa

yang disediakan. Setelah menyediakan apa yang mereka inginkan

diperlukannya aksi untuk menarik perhatiannya untuk mendapatkan

dukungan dan pengakuan bahwa perusahaan memberikan manfaat

atas produk atau jasa yang ditawarkan dapat memuaskan keinginan

serta kebutuhan pubiknya.

Fase Dua : STRATEGI

Tahap kedua dari proses perencanaan ialah strategi.

Berkaitan dengan jantung perencanaan : membuat keputusan yang

berhubungan dengan dampak yang diharapkan dari komunikasi,

serta sifat dari komunikasi itu sendiri.

Step 4 : Menetapkan tujuan dan sasaran.

Langkah ke empat berfokus pada posisi utama yang sedang

dicari untuk organisasi dan produk atau layanan. Langkah ini

membantu untuk mengembangkan tujuan yang jelas, spesifik dan

terukur yang mengidentifikasi organisasi diharapkan untuk

berdampak pada penerimaan, kesadaran, dan tindakan dari masing-

masing kunci publik. Banyak perhatian diberikan untuk tujuan yang

berhubungan dengan penerimaan pesan, karena ini adalah daerah

48
yang paling penting untuk hubungan masyarakat dan strategi

komunikasi pemasaran. Pertanyaan dasar yang tepat untuk

memperluas jangakauan perencanaan pada langkah ini dengan

menentukan tujuan perusahaan dan posisi apa yang dicari oleh

perusahaan. Segala tujuan Public Relations ditujukan untuk

menumbuhkan kesadaran, penerimaan dan memberikan pengaruh

terhadap perilaku publik untuk mendukung perusahaan sekaligus

untuk menguntungkan mereka.

Step 5 : Perumusan aksi dan strategi penanggulangan.

Berbagai tindakan yang tersedia bagi organisasi dan dalam

langkah ini mempertimbangkan apa yang mungkin dilakukan dalam

berbagai situasi. Bagian ini meliputi tipologi inisiatif dan tanggapan.

Dimulai dengan pertanyaan dasar perencanaan kemudian diarahkan

untuk mengembangkan perencanaan untuk menentukan formula

aksi yang tepat. Aksi-aksi yang diformulakan ditentukan sebagai

strategi untuk mecapai tujuan. Petanyaan dasar perencanaan dalam

tahap ini adalah untuk menentukan strategi apa yang mungkin

dikembangkan dan dilakukan untuk menunjang tujuan perusahaan.

Selain itu perlunya mengetahui apa saja yang menjadi hambatan

yang mungkin akan dihadapi. Untuk memformulasikan aksi

diperlukannya kemungkinan untuk melihat bagaimana kemampuan

untuk melakukan aksi yang direncanakan.

49
Step 6 : Merancang komunikasi efektif.

Langkah ke-enam ini berkaitan dengan keputusan tentang

berbagai pesan, seperti sumber-sumber yang akan menyajikan

pesan ke publik utama, isi pesan, nada dan gaya, petunjuk verbal

dan non-verbal dan isi-isi terkait. Pelajaran dari penelitian tentang

komunikasi persuasif dan dialog akan diterapkan untuk tujuan utama

merancang pesan yang mencerminkan informasi yang diperoleh

melalui langkah ketiga. Pertanyaan dasar perencanaan untuk

membuat komunikasi efektif adalah mengarahkan perhatian dengan

sumber pesan yang terpercaya, isi pesan utama yang membentuk

dasar dari tindakan Public Relations, cara penyampaian dengan lisan

atau non-lisan yang merupakan tindakan komunikasi yang bertujuan

untuk memperkuat perusahaan untuk mendapatkan dukungan dan

pengakuan.

Fase Tiga :Taktik

Selama fase taktik, berbagai perangkat komunikasi

digunakan dan unsure-unsur yang terlihat dari rencana komunikasi

diciptakan

Step 7 : Memilih taktik komunikasi.

Inventarisasi ini berkaitan dengan berbagai pilihan

komunikasi. Secara khusus, perencanaan memper-timbangkan

empat katagori : (1) Tatap muka komunikasi dan peluang bagi

keterlibatan pribadi. (2) Media organisasi. (3) Media berita. (4) Iklan

50
dan promosi media. Sementara semua alat-alat ini dapat digunakan

oleh setiap organisasi, tidak setiap alat yang sesuai untuk setiap

masalah. Setelah meninjau menu, perencanaan membungkus taktik

kedalam program komunikasi kohesif. Dimulai dengan pertanyaan

dasar perencanaan yang mengarah kepada komunikasi antarpribadi

dan siapa saja yang terlibat, media yang digunakan perusahaan

dalam menyampaikan pesan, media berita yang digunakan sebagai

taktik. Media tersebut digunakan sebagai perantara penyampaian

pesan perusahaan kepada publik utama yang menjadi sasaran.

Pesan tersebut berupa iklan, promosi, serta publikasi lainnya

mengenai kegiatan perusahaan.

Step 8 : Melaksanakan rencana strategi

Pada langkah delapan, mengembangkan anggaran dan

jadwal sebaliknya mempersiapkan untuk melaksanakan program

komunikasi. Langkah ini mengubah bahan baku yang diidentifikasi

pada langkah sebelumnya menjadi resep untuk keberhasilan atas

hubungan masyarakat dan komunikasi pemasaran. Pertanyaan

dasar perencanaan dalam tahap ini mengarahkan perhatian pada

pelaksanaan taktik sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat

memenuhi kepuasan publik. Pelaksanaan taktik strategi harus sesuai

dengan anggaran dan jadwal yang sesuai sehingga dapat

menghindari kerugian yang tidak diinginkan.

51
Fase 4 :Evalusasi Penelitian

Penelitian evaluatif berkaitan dengan evaluasi dan penilaian,

memungkinkan untuk menentukan sejauh mana tujuan menyatakan

telah dipenuhi, dengan demikian untuk mengubah dan melanjutkan

kegiatan komunikasi.

Step 9 : Mengevaluasi rencana strategi.

Ini adalah elemen perencanaan akhir,menunjukkan metode

khusus untuk mengukur efektivitas setiap taktik yang

direkomendasikan dalam memenuhi tujuan yang dinyatakan. Dalam

langkah terakhir ini pertanyaannya dasar perenanaan pada tahap ini

adalah mengarahkan perhatian kepada bagaimana dapat mengukur

kesadaran pada objek, penerimaan objek, dan pengaruh yang

diciptakan objek apakah sesuai dengan tujuan perusahaan.

52
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan

metode penelitian kualitatif.

“untuk meneliti bidang ilmu sosial dan khususnya komunikasi

adalah lebih tepat jika dilakukan dengan metode kualitatif, mendalam

untuk lebih mngetahui fenomena-fenomena tentang aspek kejiwaan,

perilaku, sikap, tanggapan oipini, perasaan, keinginan dan kemauan

seseorang atau kelompok. Maka risetnya dilaksanakan dengan teknik-

teknik wawancara yang menggali melalui studi kasus tertentu, atau

wawancara mendalam (depth interview), dan observasi (model

partisipasi aktif) terhadap suatu gejala, peristiwa (proses kejadian),

perilaku atau sikap tertentu dengan upaya mendekati informan

(responden).Bersangkutan sebagai objek penelitian kualitatif

(qualititative research)” (Rosady Rusla, 2008:214)

“Penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu

uraian mendalam tentang ucapan,tulisan, dan tingkah laku yang dapat

diamati dari suatu individu,kelompok masyarakat, organisasi tertentu

dalam suatu konteks settingtertentu yang dikaji dari sudut pandang

yang utuh,komprehensif dan holistic.” (Bagdan dan Taylor, 1992:22).

53
53
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman

yang sifatnya umum terhadap kenyataan social dari perspektif

partispan, “pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu,

tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial

yang menjadi focus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan

berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut”.

(Rusady Ruslan, 2008:125)

Berdasarkan pernyataan yang penulis kutip dari beberapa

sumber diatas, penulis memilih jenis penelitian kualitatif karna itu dapat

menggali suatu kedalaman masalah, artinya suatu masalah dapat

diketahui sampai ke akarnya atau dapat menemukan titik utama dari

permasalahan tersebut.Selain itu penulis, memilih metode ini karena

menurut penulis di penelitian ini sangatlah menarik, penulis juga dapat

mengetahui juga karakter dari narasumber atau responden yang

penulis temui.Sementara itu, untuk jenis penelitian ini adalah deskriptif,

yang dimana penulis menjelaskan bagaimana Humas melakukan

strateginya dalam mempertahankan citra positif dari suatu kinerja di

pemerintahan pada masa kini.

Banyak pihak yang terkadang berfikir bahwa penelitian kualitatif

itu sangat menyulitkan, karna harus bertemu dan melakukan sejumlah

wawancara mendalam dengan narasumbernya. Penulis justru menilai

hal ini adalah seni dalam penelitian ini, yang mana untuk mendapatkan

hasil yang diinginkan, penulis harus melewati berbagai macam

54
tahapan agar hasilnya sesuai dengan dengan penulis harapkan. Selain

itu, dengan melibatkan aspek psikologis akan menambah keragaman

dari penelitian kualitatif ini.

Selain itu perlu diingat bahwabiasanya dalam penelitian

kualitatif, tidak relevan bila penelitian membatasi informan dengan

menentukan besaran ukuran informan dengan menetukan perhitungan

statistic, karna belum tentu yang terjaring dalam penelitian perhitungan

tersebut dapat menjawab permasalahan penelitian atau bahkan terlalu

banyak orang yang tidak diperlukan turut terlibat dalam penelitian

ini.Dengan demikian, penetuan sampel dihitung berdasarkan statistic

proporsional yaitu sampel sebangun dengan karakteristik

populasi.Tidak relevan dengan penelitian kualitatif. Pengertian dari Earl

Babbie (Prijiana, 2005) dapat digunakan “untuk memahami sample

yang cukup relevan digunakan untuk penelitian kualitatif yaitu

:(“sampling is the process of selecting obeservations.”)sampling adalah

proses seleksi dalam kegiatan obsevasi. (Djam’an, 2000:47).

B. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma konstruktivis. Secara ontologism,aliran ini menyatakan

bahawa realitas itu ada dalam bermacam-macm kontruksi mental.

Bedasarkan pengalaman sosial,bersifat local dan spesifikdan

tergantungpada orang yang melakukannya. Karena itu,suatu relaitas

55
yang diamati oleh seseorang yang tidak bisa digenerasikan kepada

semua orang seperti yang biasa dilakukan dikalangan positivis atau

postpositivis. Karena dasar fisolofis ini,maka hubungan epistimologi

antara pengamatan dan objek,menurut aliran ini bersifat

kesatuan,subjektif dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara

keduanya.

Paradigmakonstruktivis memandang ilmu sosial sebagai

analisis sistematis terhadap “socially meaningfull action” melalui

pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial dalam

setting kehidupan sehari-hari yang wajar atau alamiah,agar mampu

memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang

bersangkutan menciptkan dan memelihara/mengelola dunia sosial

mereka.

Tujuan dari penelitian Paradigma Kontruktivis adalah

rekontruksi realitas sosial secara dialektik antar peneliti dengan actor

sosial yang diteliti. “tujuan penelitian : rekonstruksi realitas sosial

secara dialektik antara peneliti dan actor sosial yang diteliti (Agus

Salim,2001 :48-49)

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah yang menjadi target seperti

masyarakat menengah kebawah di Kecamatan BeKasi Timur. Dalam

waktu 3 bulan yaitu bulan Oktober, November dan Desember.

56
D. Teknik Penelitian

Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian

merupakan salah satu unsur yang sangat penting.Pada penelitian ini,

penulis hendak memberitahukan bahwa, teknik yang digunakan adalah

pendekatan melalui metode kualitatif, dengan upaya mendapatkan

sumber dan jenis data.Salah satu dasar teknik penelitian kualitatif pada

komunikasi pada khususnya adalah penerapan beberapa bagian teori

yang kemudian disesuaikan dengan perspektif atau orientasi dari

anggota masyarakat komunikasi yang merupakan fenomena alami dari

objek penelitian.

Secara umum teknik penelitian kualitatif ini merupakan perilaku

nyata social yang termasuk interaksi social yang merupakan dasar dari

kebiasaan komunikatif.Bukan saja merupakan pengalaman terhadap

fenomena struktur bahasa, tetapi komunikasi interpersonal merupakan

media dasar dari teknik penelitian ini.

Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan berasal dari

naskah wawancara,catatan lapangan, foto, videotape, dokumen

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainya.

Sementara itu, menurut Sanapiah Faisal, menyebutkan bahwa

penelitian deskriptif sebagai:

“Penelitian deskriptif (descriptive research), yang biasa disebut

juga penelitian taksono mik (taxonomic research), yang dimaksudkan

57
untuk explorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau

kenyataan social, dengan jalan mendeskripsikan seluruh variable yang

berkenan dengan masalah dan unit yang diteliti.

Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan

hubungan antar variable yang ada, tetapi dimaksudkan untuk menarik

generasi yang menjelaskan variable-variable antesenden yang

menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan social.

Dalam pengolahan data dan analisis data, lazimnya

menggunakan pengolahan data statistic yang bersifat deskriptif

(faissal, 2007:20).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk:

1. mengumpulkan informasi actual secara rinci yang

melukiskan gejala yang ada

2. mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan

praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam

menghadapi masalah yang sama dan belajar dari

pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang.

Sementara itu Burhan Bungin dalam bukunya penelitian

kualitatif : komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu social

lainya, mengatakan bahwa tujuan dari penelitian kualitatif adalah:

58
“Untuk menggambarkan, meringankan berbagai kondisi,

berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas social yang ada

dimasyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik

realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model,

tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi , ataupun fenomena

tertentu”. (Bungin, 2007:68).

E. Teknik Pengumpulan Data

Didalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan oleh

manusia, yakni penelitinya sendiri. Disini peneliti merupakan

perencana,pelaksana pengumpulan data, analisis penafsir data, dan

pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian, maka bisa ditarik

kesimpulan bahwa dipenelitian ini manusia adalah instrument

penelitianya atau alat penelitian.

Menurut Lexy J. Moleong (2000:14), ciri-ciri umum manusia sebagai

intrumen terkait beberapa hal. Lexy J. Moleong menulis beberapa

cirinya yaitu :

1. Respontif: manusia sebagai instrument respontif terhadap

lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan

lingkungan. Sebagai manusia ia bersifat interaktif terhadap orang

dan lingkungannya. Ia tidak hanya respontif terhadap tanda-tanda,

tetapi ia juga menyediakan tanda-tanda kepada orang.

59
2. Dapat menyesuaikan diri : manusia sebagai instrumen hampir tidak

terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi

pengumpulan data.

3. Menekan keutuhan : manusia sebagai instrumen memanfaatkan

imajinasi dan kreativitasnya serta memandang dunia ini menjadi

suatu keutuhan.

4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan : dalam hal-hal

tertentu pada manusia sebagai instrumen penelitian ini terdapat

kemampuan untuk memperluas dan meningkatkanya pengetahuan

itu berdasarkan pengalaman-pengalaman praktisnya.

5. Memproses data secepatnya : kemampuan lain yang ada pada

manusia sebagai instrumen adalah memperoleh data secepatnya

setelah diperolehnya.

6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan

mengikhtsarkan.

7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak

lazim dan idiosinkratik.

Kegiatan riset atau penelitian yang pada dasarnya adalah

sebagai upaya mencari data yang dipergunakan untuk “Mengetahui

sesuatu gambaran sedang diamati (diteliti), dibahas atau

dianalisis.Kemudian ditarik suatu kesimpulan, dengan melakukan

pengujian suatu hipotesis, dan hal lainya adalah untuk mencari

pemecahan permasalahan tertentu.” (Rosady, 2008:27-28).

60
Dalam melakukan penelitian ilmiah, ada dua jenis data yang

dipergunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

sebagai data utama lebih banyak bersumber dari hasil tanta jawab

antara pengamat dengan narasumber. Sementara data sekunder

adalah data yang diperoleh dari buku-buku, literatur dan sumber lainya

memperkuat kerangka konsep.

Dalam pengamatan ini, teknik yang digunakan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan cara pengumpulan

data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara

sistematik berlandaskan pada tujuan penelitian. Menurut Esterberg

yang dikutip oleh Sugiyono(1999:67) menyebutkan bahwa

wawancara sebagai berikut

“a meeting of two persons to exchange informstion and idea

through question and responses, resulting in communication and

joint cocstruction of meaning about a particular topic”.

(Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna suatu topic).

Dengan perkataan lain bahwa wawancara merupakan

metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya, dalam penelitian ini, dilakukan

wawancara secara intensif dan mendalam, dengan tujuan untuk

61
mendapatkan data kualitatif. Dalam penelitian ini yang penulis

wawancarai adalah Humas pemerintah Kota Bekasi.

Wawancara ini dilakukan dengan cara tidak berstruktur,

dan dalam suasana yang bebas. Penulis mencoba menghilangkan

kesan formal, dengan menyesuaikan keadaan dengan para staf

yang terdapat di ruangan beliau.

2. Data Primer :

a. Wawancara mendalam

Merupakan tanya jawab secara langsung dan

mendalam dengan pihak-pihak yang berwenang terhadap

permasalahan yang diteliti dengan berpegang pada interview

guide. Wawancara merupakan alat utama dalam sebuah

penelitian karena peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara

personal tentang suatu topic.Sifat personal inilah yang

memberikan keuntungan bagi peneliti dalam melakukan

penelitian.

“wawancara juga digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan

juga apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya seikit /kecil” (sigiyono,

2002:130).

62
b. Studi pustaka

Digunakan untuk mengumpulkan data dan teori dalam

penelitian ini. Dikumpulkan melalui buku-buku referensi, jurnal,

media massa, bahan-bahan publikasi yang ada diperpustakaan

serta informasi non manusia sebagai penunjang penelitian dan

dipergunakan berbagai macam data dua teori yang berupa

rekaman atau catatan yang terdapat pada lokasi penelitian serta

bahan-bahan tertulis lainya.

Studi pustaka merupakan data sekunder, yaitu data

yang digunakan di dalam suatu penelitian hanya bersifat

tambahan yang berguna untuk mendukung teori yang

digunakan.

F. Teknik Analisis Data

“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak

sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah

dilapangan.Dalam hal ini Nasution (1998) menyatakan analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun

kelapangan dan berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil

penelitian, analisis data menjadi pegangan penelitian selanjutnya”

(sugiyono, 2006:257).

Menurut Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

63
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data,yaitu data reduction, data

display, dan conclusion drawing atau verivication.

1. “Data Reduction

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan

memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Data Display

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar katagori.Menurut Miles dan

Huberman yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

berisi naratif.

3. Conclusion Drawing atau Verivication

Langkah ketiga dalam menganalisis data kualitatif Milles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan

verivikasi.Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, ditemukan bukti-bukti yang kuat

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”.

(Burhan Bungin, 2003:69-71)

64
Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara

berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap

sesuatu untuk menentukan bagian, dan hubungannya dengan

keseluruhan.Analisis adalah mencari pola.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan disini

bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,pengamatan dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber,yaitu wawancara, pengamatan

yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,dokumentasi resmi,

gambar. Setelah data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka

data tersebut dikonfirmasikan dan disesuaikan dengan data tertulis

dari studi kepustakaan dan data-data yang diperoleh.

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan datanya

dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan data sekunder merupakan sumber yang tidak

65
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen.

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan dapat

dipertanggung jawabkan, penelitian menggunakan sebagai berikut:

a. Pengamatan : merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian,

dengan menggunakan pengamatan langsung ke lokasi yaitu:

Program Kartu Brobat Gratis Bekasi yang dilakukan oleh

pemerintah daerah Kota Bekasi.

b. Wawancara: yaitu teknik memperoleh data dengan menyampaikan

pertanyaan secara lisan kepada orang-orang yang berkompeten

dengan obyek penelitian yang digunakan sebagai penunjang

pelengkap data.

c. Data dari perusahaan (Pemerintah Daerah Kota Bekasi) : yakni

data-data-data mengenai latar belakang struktur organisasi.

d. Studi kepustakaan : memperoleh dan menambah data yang

menunjang untuk menganalisis masalah.

G. Unit Analisis

Dalam sebuah penelitian ilmiah, seseorang peneliti di tuntut

untuk mampu memberikan analisis yang tajam dan tepat dalam

penelitianya, dimana salah satu kunci keberhasilanya adalah

ketepatan dalam menentukan unit analisis yang akan digunakan dalam

memahami fenomena social yang terjadi.

66
Menurut Mohtar Mas’od, unit analisis adalah “Obyek yang

perilakunya akan dianalisa atau diteliti dalam sebuah penelitian”

(Mas’od, 1994:5).

Unit analisis sangat erat kaitanya dengan masalah yang diteliti

dalam sebuah penelitian ilmiah. Unit analisis digunakan untuk

menunjukan siapa atau apa yang mempunyai karakteristik yang akan

diteliti. Unit analisis digunakan untuk memburu informasi seluas

mungkin kearah variasi yang ada hingga diperoleh informasi maksimal,

disamping itu juga dilihat situasi social tertentu yang dapat memberikan

informasi maksimal, disamping itu juga dilihat situasi social tertentu

yang dapat memberikan informasi benar dan terpecaya sesuai dengan

focus penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis dan

mencoba strategi yang digunakan Humas Pemerintah Daerah Kota

Bekasi dalam mensosialisasikan program JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional) di Kecamatan Bekasi Timur dengan cara mewawancarai

orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

67
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Bekasi

Pada awalnya pembentukan pemekaran di Kota Bekasi yaitu

Kabupaten dan Kota Bekasi masih menyatu. Dinas Kesehatan Kota

Bekasi itu sendiri sesuai dengan tupoksi ditugaskan oleh walikota

bekasi yaitu Drs. Rachmat Effendi beserta wakilnya Drs. Akhmad

Syaikhu yang berkaitan dengan program kesehatan.

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) program ini adalah

program pemerintah pusat dimana dahulu dinamakan

JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) bahwa

nantinya bukan masyarakat miskin saja,yang dikelola BPJS

melainkan setiap kalangan diantaranya masyarakat

TNI,POLRI,dan masyarakat yang mampu membayar iuran

JKN.

Untuk sosialisasi DINKES ,merupakan sebagai regulator

didalam pelayanan tingkat dasar atau primer dengan

kordinasi yang terbentuk secara rutin mengadakan rapat

setiap minggunya,dengan acuan dari BPJS dan itu sebagai

badan pengelola umum kartu jaminan yaitu JKN itu sendiri

68
68
2. Profil Dinas Kesehatan Kota Bekasi

Profil Kesehatan Kota Bekasi Tahun 2014 merupakan

dokumentasi data tahunan yang menggambarkan situasi dan

kondisi kesehatan masyarakat Kota Bekasi,termasuk upaya dan

pencapaian pembangunan kesehatan Kota Bekasi.

Gambaran pembangunan kesehatan Kota Bekasi yang

terdapat dalam profil Kesehatan Kota Bekasi Tahun 2014 ini sangat

ditentukan oleh keterlibatan banyak pihak dalam melaksanakan

berbagai upaya kesehatan melalui kerja sama lintas sector yang

serasi, harmonis, efektif, dan efisien.

Mekanisme pengumpulan data dalam penyusunan Profil

Kesehatan Kota Bekasi melibatkan UPTD Puskesmas se-Kota

Bekasi, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Bekasi , Palang Merah Indonesia Cabang Kota Bekasi, dan

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana Kota Bekasi (BP3AKB).

Instrumen yang digunakan dalam Profil Kesehatan Kota

Bekasi Tahun 2014 mengacu pada instrument yang digunakan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,yaitu Petunjuk Teksnis

Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 yang

diterbitkan oleh pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

69
Penyajian Data dalam buku profil Kesehatan Kota Bekasi

tahun 2014 ini masih mengalanu keterbatasan,yaitu data dan

informasi terpilah/responsive gender belum tersedia seluruhnya

seperti terdapat dalam instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang

pengarusumutan gender dalam pembangunan nasional. Hal ini

dikarenakan pencatatan, pelaporan, penyusunan, serta informasi

dari pelaksanaan kegiatan program baik di lingkungan Dinas

Kesehatan Kota Bekasi maupun instansi sumber data pendukung

lain dari lingkungan Pemerintahan Kota Bekasi belumsemuanya

menyediakan data dimaksud.

Buku Profil Kesehatan Kota Bekasi diharapkan dapat

menjadi salah satu sarana untuk memantau dan mengevaluasi

pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Bekasi termasuk

kinerja dari peyelenggaraan pelayanan minimal bidang kesehatan

di Kota Bekasi. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi acuan

menyusun perencanaan ke depan dibidang kesehatan.

Visi Misi Dinas Kesehatan Kota Bekasi

1. Visi Dinas Kesehatan Kota Bekasi

Tahun 2014 merupakan akhir pencapaian visi pembangunan

Kota Bekasi yaitu “Kota Bekasi Cerdas, Sehat dan Ihsan” yang

telah menajdi visi Pembangunan Kota Bekasi sejak tahun 2008

hingga 2014. Tahun 2014 merupakan masa peralihan pada visi

70
pembangunan berikutnya. Untuk mendukung visi pembangunan

Kota Bekasi ini, maka Dinas Kesehatan sebagai salah satu Satuan

Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Bekasi menetapkan visi

yaitu : “Unggul dalam pelayanan kesehatan prima menuju

masyarakat Kota Bekasi sehat mandiri tahun 2014.

Unggul berarti kinerja yang lebih baik dari daerah lain atau

dari waktu sebelumnya serta mempunyai daya saing yang tangguh.

Pelayanan Kesehatan Prima berarti upaya dengan mutu

terbaik yang diselenggarakan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan baik perorangan, kelompok maupun

masyarakat.

Masyarakat Kota Bekasi berarti setiap individu dan keluarga

yang menetap dan bertempat tinggal diwilayah Kota Bekasi.

Sehat berarti setiap individu dan keluarga tidak hanya

terbebas dari penyakit tetapi juga mempunyai perilaku hidup bersih

dan sehat, mudah mendapatkan informasi kesehatan serta memiliki

kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata.

Mandiri berarti setiap individu dan keluarga bersama-sama

masyarakat lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,

keluarga, masyarakat beserta lingkungan.

71
2. Misi Dinas Kesehatan Kota Bekasi

Dalam mencapai visi tersebut, Dinas Kesehatan telah

merumuskan 4 (empat) misi yaitu:

1. Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


2. Meningkatnya Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
3. Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
4. Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional

3. Tata Nilai:

a. Sincere

Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam menjalankan usahanya

selalu bertindak jujur dan bersih dari konflik kepentingan

b. Strong

Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya secara mandiri, kukuh, dan kompeten

c. Sensible

Dinas Kesehatan Kota Bekasi senantiasa berwawasan luas dan

peduli pada lingkkungan dalam menjalankan operasinya.

4. Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAGIAN HUMAS KOTA BEKASI

Fungsi Humas

1. Perumusan dan penetapan rencana strategis dan rencana kerja

bagian sesuai dengan visi dan misi Daerah.

72
2. Perumusan dan penyampaian bahan penetapan kebijakan/

petunjuk teknis oleh Walikota dan lingkup tugasnya

3. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas Kepala Sub

Bagian dan kelompok jabatan Fungsional.

4. Memberi pelayanan dan pembinaan kepada unsure terkait

dilingkup tugasnya serta pelaksanaan hubungan kerja sama

dengan SKPD terkait dalam rangka penyelenggaraan.

5. Pelaksanaan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Daerah yang meliputi publikasi,

hubungan internal, sandi dan telekomunikasi serta hubungan

eksternal.

6. Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerja sama dengan

perangkat Daerah, lembaga/instansi, bagian lainnya terkait

dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Bagian.

7. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai lingkup Bagian.

8. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian tugas bawahan.

9. Penyusunan dan penyampaian laporan keuangan Bagian

sesuai ketentuan yang berlaku.

10. Pemberian laopran pertanggungawaban tugas Bagian kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah dan Asisten terkait serta

laporan kinerja Bagian sesuai ketentuan yang berlaku.

11. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

73
Tugas teknis Bagian Humas

1. Melaksanakan Penetapan kebijakan serta penyiapan dan

penyajian hasil kegiatan publikasi dan dokumentasi dan

pengolahan Media Centre Kota Bekasi.

2. Melaksanakan penetapan kebijakan dan fasilitasi pelayanan

hubungan internal terkait penyusunan data yang berkaitan

dengan publikasi/pemberitaan, penerangan aktifitas dan

reportase SKPD serta pengolahan SANTEL.

3. Melaksanakan penetapan kebijakan dan fasilitas pelayanan

hubungan external terkait naskah pemberitaan (press release)

serta pemeliharaan jaringan mitra kerja pers.

Tupoksi Dinas Kesehatan Kota Bekasi

Unsur Organisasi Dinas Kesehatan terdiri atas :

1. Pimpinan adalah Kepala Dinas

2. Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat dan Sub Bagian

3. Pelaksana adalah Bidang ,Seksi,UPTD dan Kelompok Jabatan

Fungsional

Kepala Dinas

Mempunyai tugas membantu Walikota dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan

Dinas pada bidang Kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan,

74
pengendalian masalah kesehatan, pengembangan sumber daya

manusia kesehatan serta jaminan dan sarana kesehatan.

Sekretariat

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin dan

mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan teknis

administratif kegiatan dan ketatausahaan yang meliputi urusan

penyusunan program, tata usaha serta keuangan dan

perlengkapan.

Bidang Pelayanan Kesehatan

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan

Dinas pada bidang yang meliputi pelayanan kesehatan dasar,

pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan khusus.

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan

Dinas pada bidang yang meliputi pengendalian dan pemberantasan

penyakit, wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan.

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan

Dinas pada bidang yang meliputi perencanaan dan

75
pendayagunaan, pendidikan dan pelatihan serta registrasi dan

akreditasi.

Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan

Dinas pada bidang yang meliputi jaminan kesehatan, sarana dan

peralatan kesehatan serta kefarmasian.

Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan bidang

tenaga fungsional masing-masing, sebagaimana peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

B. Deskripsi Hasil Penelitan

Setelah melakukan wawancara mendalam, langkah selanjutnya

adalah analisis data, analisis data adalah proses penyederhanaan data

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dimengerti dan

diinterprestasikan (Suprianto, 1997:3). Penulis menyusun berbagai

data yang diperoleh melalui wawancara mendalam maupun dari

beberapa data sekunder seputar perusahaan yang terkait dan

mendukung penelitian ini.

Wawancara mendalam yang penulis lakukan bertempat di Dinas

Kesehatan Kota Bekasi dengan narasumber. Penulis akan

mengemukakan pedoman wawancara mengenai Strategi Pemerintah

76
Daerah Kota Bekasi dalam menginformasikan tentang Kebijakan

Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)”.

Dalam penelitian yang ditulis lakukan,yaitu adanya teknik

pengumpulan data dengan cara wawancara berbagai narasumber

yang mempunyai kepentingan dalam program JKN dengan bertujuan

mencari kesimpulan data yang relevan . sumber pertama adalah

bagian hubungan masyrakat selaku mediator informasi tang terjun

langsung kepada para peserta JKN.

MATRIK HASIL WAWANCARA DENGAN HUMAS DINAS


KESEHATAN KOTA BEKASI
Narasumber : dr. Azni

Pertanyaan Jawaban Analisa

1.Analizing The Tahun 2012 survei dengan Tahapan yang baik agar
Situation standarisasi bayaran iuran memudahkan pendataan
di Kabupaten Kota dalam segi pendapatan
setiap masyarakat
pengguna JKN

2. Analizing The Merupakan tanggung jawab Tindakan posotif dari kepla


Organization staff jajaran Dinas Dinas untuk meningkatkan
Kesehatan kerja sama didalam
organisasi
3. Analizing The Sosialisasi JKN di Memudahkan dalam
Public Kecamatan dan penyebaran informasi JKN
penggunaan media Radio dengan media Radio dan
dan Koran yang didukung Koran yang ditunjukan
oleh Walikota Bekasi kepada masyarakat

77
4. Establishing Bertujuan mensejahterakan Fasilitas yang layak telah
Goals and masyarakat Kota Bekasi didapatkan oleh para
Objective dalam memfasilitaskan JKN peserta JKN disetiap daerah
Kecamatan Bekasi Timur

5. Formulating Penggunaan Press Realese Adanya kebersamaan yang


Action and dan berita berkualitas yang diciptakan dari program JKN
Response mudah dipahami dari hasil penginformasian
Strategies Humas Dinas Kesehatan

6. Designing Menginformasikan dengan Penyuluhan adalah salah


Effective langsung kepada satu cara masyarakat jauh
Communication masyarakat dengan bekerja lebih mengerti tentang
sama pihak tokoh informasi JKN
masyarakat
7.Selecting Melalukkan dengan taktik Dalam waktu yang
Communication komunikasi tatap muka ditentukan Humas dapat
Tactics langsung melakukan taktik
pembicaraan secara
langsung kepada
masyarakat
8.Implementing Memfokuskan materi JKN Segala bentuk strategi yang
the Strategic plan yang sudah ditetapkan matang dapat disampaikan
ditunjukan ke internal ke internal organisasi
maupun eksternal maupun eksternal
organisasi organisasi dalam
kesempatan pertemuan
disetiap daerah peserta JKN
9.Evaluating the Evaluasi disetiap daerah Respon masyarakat begitu
Strategic Plan yang efektif dan kinerja positif dari adanya bentuk
humas dengan 9 step of sosialiasi tentang JKN
public relation

78
Program JKN adanya penanggung jawab secara keseluruhan yaitu

kepala bagian Jaminan dan Sarana yang dipimpin oleh dr. Tnati

untuk mengetahui sejauh manakah persiapan dan penjelasan

tentang program JKN.

MATRIK HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA BAGIAN


JAMINAN DAN SARANA DINAS KESEHATAN KOTA
Narasumber : dr. Tanti

Pertanyaan Jawaban Analisa


1. Bagaimana peran Sebagai pengelola Merupakan sebuah
Dinas Kesehatan program JKN lembaga
pada pelaksanaan Sebagai penyelenggara Pemerintah yang
JKN? program JKN bergerak dalam

Membimbing dan kebijakan program

memfasilitasi kegiatan kesehatan

JKN

2. Bagaimana Pembuatan Data Base Sistem yang


sistem informasi yang meliputi pengguna JKN dan berjalan untuk para
mendukung mempunyai nomor rekam peserta JKN untuk
pelaksanaan JKN? medis dengan link antara mendapatkan
Puskesmas dengan Rumah informasi berobat.
Sakit memanfaatkan
jaringan internet

3.Bagaimana Kepesertaannya JKN merupakan


mengikuti program bersifat wajib bagi program berobat
JKN untuk para seluruh warga kota dimana setiap
warga Kota Bekasi? bekasi peserta dapat diukur

79
Pembayaran dengan sesuai kemampuan
sistem prospektif dan bersifat wajib
Adanya kepastian
pembiayaan kesehatan
berkelanjutan
4.Apa saja kendala Jumlah fasilitas Masih kurangnya
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tenaga kesehatan
JKN? yang kurang mencukupi dan fasilitas yang
dan persebarannya baik bagi peserta
kurang merata bagi JKN
daerah terpencil
Jumlah tenaga
kesehatan yang masih
kurang dari jumlah yang
di butuhkan
5.Bagaimana cara JKN di laksanakan secara Fasilitas yang
penerapan menganai sentralistik tetapi fasilitas diharapkan sama
fasilitas program pelayanan kesehatan di disetiap tempat
JKN? bangun secara pengobatan
desentralistik sesuai
kebijakan otonomi daerah
6.Bagaimana Informasi di sampaikan Penyampaian yang
tanggapan Kepala bertujuan mensejahterakan maksimal dalam
Bagian Jaminan dan masyrakat Kota informasi Jkn dan
Sarana mengenai Bekasi,sejauh ini kinerja tindakan Humas
strategi humas Dinas Humas Dinas Kesehatan untuk mendapat
Kesehatan dalam sangat baik karena adanya respon atau
menginformasikan respon positive dari perubahan yang
JKN? masyarakat baik bagi
masyarakat.

80
Dalam kesempatan penelitian ini peneliti memilih salah satu pakar

yang berkompetensi besar dalam bidang hubungan masyarakat

yaitu Prof.Dr.H Sunarto M.Si.

MATRIK HASIL WAWANCARA REKTOR UNIVERSITAS

PROF.DR.MEOSTOPO (BERAGAMA) sebagai Pakar Komunikasi

Narasumber : Prof. Dr. H Sunarto, M.Si

Pertanyaan Jawaban Analisa

1. Pendapat Bapak JKN adalah jaminan Suatu program


tentang adanya perlindungan kesehatan pemerintah dan
program JKN di layak sebagai salah satu masyrakat dengan
Kota Bekasi hak atas kebutuhan hidup tujuan memberikan
dasar setiap orang di kepastian jaminan
Indonesia dan ini kesehatan yang
merupakan amanah menyeluruh bagi
konstitusi yang setiap warga Kota
memberikan hak kepada Bekasi atau peserta
setiap orang untuk JKN
memperoleh pelayanan
kesehatan, berserta
fasilitasnya adalah
tanggung jawab
pemerintah

81
2.Sejauh manakah Diharapkan sebagi Diharapkan adanya
kmepentingan jawaban untuk kedekatan masyarakat
program JKN menyelesaikan masalah dengan pemerintah
jaminan kesehatan yang untuk sama-sama
selama ini masih mensukseskan
teragfregmentasi . JKN program JKN untuk
yang akan di berjangka panjang .
implementasikan 1 dan bisa memberikan
Januari 2014 juga bantuan kesehatan
diharapkan mampu bagi warga yang
mengendalikan biaya belum memahami
kesehatan dan mutu adanya program JKN
pelayanan kesehatan

Penerapan teori 9 Penggunaan teori 9 step Menurut peneliti,


step of public of public relation adalah penggunaan teori 9
relation salah satu penerapan step of public relation
yang berkaitan dengan sebagai salah satu
penelitian bagaimana penerapan untuk
peran Humas dalam membuat penelitian
melakukan tugas yang menyangkut
publikasi kepada kepentingan strategi
masyarakat dan mungkin humas dalam
untuk sebagai refrensi menginformasikan
penggunaan teori lainnya kebijakan program
adalah teori komunikasi kesehatan.
laswell.

82
Peserta JKN adalah target yang dituju oleh Humas. Pada kali ini

peneliti mencari informasi dengan wawancara yang bertujuan

mendapatkan jawaban guna melengkapi data tentang efektifitas

program JKN yaitu :

MATRIK HASIL WAWANCARA PESERTA JKN

Ibu Romlah

(Warga Kelurahan Aren Jaya)

Pertanyaan Jawaban

1. Menurut anda apakah program Saya bersama keluarga sangat


JKN ini sudah diterima dengan bahagia setelah adanya program JKN
baik? yang membantu untuk berobat ke
Rumah Sakit Umum.

2. Menurut anda apakah Saya merasakan mudahnya berobat


kelebihan program JKN? dengan waktu yang cepat

3. Bagaimanakah tanggapan Saya beserta masyarakat menanggapi


anda pada saat penyuluhan dengan positif adanya penyuluhan
JKN? langsung tentang JKN

4. Menurut anda siapa saja yang Menurut saya yang cocok adalah para
cocok untuk menjadi peserta keluarga miskin yang sudah tidak
JKN? mempunyai penghasilan lagi

5. Apakah anda sudah cukup Saya dan warga sudah merasa puas
puas dengan pemaparan yang karena pemahaman sangat mudah
di lakukan oleh Humas? dimengerti

83
6. Kegiatan apa saja yang anda Kegiatan yang membuat masyrakat
lihat pada saat terhibur adanya panggung music dan
penginformasian JKN? pembagian makanan ringan

7. Berapa lama durasi waktu Di wilayah saya yaitu kelurahan Duren


pada saat pemaparan Jata hanya melewati 5 jam saja
program JKN?
8. Bagaimanakah perunahan Perubahan saya rasakan ketika
yang anda rasakan sejak melihat kondisi Rumah Sakit yang
program penyuluhan lebih teratur dalam pendaftaran
berobat

MATRIK HASIL WAWANCARA PESERTA JKN


Bapak Murtanti

(Warga Kelurahan Margahayu)

Pertanyaan Jawaban
1. Menurut anda apakah Penerimaan sangat baik ketika saya
program JKN ini sudah melihat tusias para peserta JKN di
diterima dengan baik Kecamatan Bekasi Timur

2. Menurut anda apakah Program ini mempunyai keunggulan


kelebihan program JKN? dalam membantu masyara tidak
mengerti cara melakukan pengobatan
3. Bagaimanakah tanggapan Saya dan warga lain selalu menanggapi
anda pada saat dengan baik karena prosesnya sangat
penyuluhan JKN? menyenangkan

84
4. Menurut anda siapa saja Menurut saya JKN pantas di dapatkan
yang cocok untuk menjadi oleh warga yang memang memiliki
peserta JKN? penghasilan kecil dan warga yang tidak
mempunyai status pendidikan
5. Apakah anda sudah cukup Dilihat dari waktu yang berjalan
puas dengan pemaparan pemaparan atau penjelasan masih
yang di lakukan oleh terlalu cepat.
Humas?
6. Kegiatan apa saja yang Kegiatan cukup variatif yaitu selain
anda lihat pada saat pemaparan pihak Dinas Kesehatan juga
penginformasian JKN? member kesempatan adanya hiburan
music sederhana
7. Berapa lama durasi waktu Durasi waktu dalam penginformasian ini
pada saat pemaparan hanya 5 jam saja
program JKN?

8. Bagaimanakah perunahan Saya dan warga sekitar mengalami


yang anda rasakan sejak perunahan dalam segi kesehatan yang
program penyuluhan semula sangat sulit berobat tetapi
sekarang cukup mudah untuk
mendapatkan pelayanan berobat

85
ANALISIS TRIANGULASI

NO Aspek Analisis Triangulasi


1 Sumber Informasi
Pakar yang Humas Dinas Kesehatan Kota
Kompeten Bekasi dr. Azni
Kepala Jaminan Kesehatan
dr.Tanti
Pakar Komunikasi Prof. Dr. H
Sunarto, M.Si
Peserta JKN di Kecamatan
Bekasi Timur

Hasil Penelitian Adanya penyuluhan Program JKN


(Jaminan Kesehatan Nasional) kepada
masyarakat di Kecamatan Bekasi
Timur
Wacana Empirik Wawancara Program JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional)
Observasi di Kecamatan Bekasi
Timur
2 Tujuan Menginformasikan program JKN untuk
membantu masyrakat yang tidak
mampu
3 Konflik Fasilitas pengobatan dan tenaga
kesehatan yang masih terbatas di
setiap daerah terpencil di Kecamatan
Bekasi Timur
4 Alat analisa Wawancara menggunakan recorder
5 Validasi Peneliti menyimpulkan keempat
sumber informasi berpendapat bahwa
JKN adalah program yang sangat
efektif untuk menanggulangi kesehatan
di Kecamatan Bekasi Timur

86
C. Pembahasan

1. Strategi Humas

Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Strategi Humas

Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam menginformasi kebijakan

Program JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional )

Program Jaminan Kesehatan Nasional disingkat JKN adalah

suatu program Pemerintah dan Masyarakat dengan tujuan

memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi

stiap masyarakat Kota Bekasi agar dapat hidup sehat,prodiuktif,dan

sejahtera

Penerapan yang dilakukan dengan beberapa cara

diantaranya adalah pensosialisasian atau penyuluhan ke tempat

masyarakat yang dijadikan target peserta JKN. Dengan melalukan

taktik komunikasi yaitu secara tatap muka yang bertujuan adanya

respon atau tanya jawab secara langsung mengenai program JKN

dengan menjadwalkan penentuan lokasi yang disusun oleh Dinas

Kesehatan sebagai Program penginformasian Humas adapun

media yang ikut serta menyampaikan informasi kepada masyrakat

yaitu media radio dan koran guna bekerja sama dalam kesuksesan

program JKN . respon atau tanggapan masyrakat ternyata sangat

antusias, penyingkapann yang postiv terjadi dalam proses

penyuluhan dan informasi cukup baik dipahami oleh peserta JKN

87
hal ini merupakan tujuan strategi humas Dinas Kesehatan dalam

program JKN.

Beberapa kekurangan dalam program JKN adalah waktu

yang terlalu cepat dalam proses penyuluhan yang menyebabkan

ketidakpuasan masyarakat dalam tanya jawab JKN. Dan

kekurangan lainnya adalah fasilitas tempat pengobatan yang belum

lengkap, dan kurangan tenaga petugas kesehatan dibeberapa

lokasi yang terpencil di Kota Bekasi.

Dalam menjalankan kegiatannya, Humas pasti mempunyai

strategi-strategi agar kegiatan yang dilakukan dapat mencapai

tujuan awal dari organisasi tersebut. Fungsi Humas adalah

menyebarkan informasi, maka Humas tersebut terus mencari cara

yang merupakan strategi agar informasi yang ingin disampaikan

dapat diterima dengan baik kepada seluruh masyarakat.

Perencanaan strategi Humas memberikan satu model yang

lebih logis. Langkah-langkah yang yang perlu dilakukan

dikelompokan kedalam 9 fase yang bersifat deskrptif dan akurat.

2. Strategi – strategi yang dijalankan Dinas Kesehatan Kota

Bekasi yang dikaitkan dengan Strategic Planning for Public

Relations & Integrated Communications

a. Analizing the Situations

Pada tahun 2012 adanya kegiatan survey dari tingkat provinsi

dengan membuktikan adanya standarisasi bayaran iuran

88
disetiap kabupaten kota untuk mendaptkan informasi criteria

masyarakat yang mampu sampai yang tidak mampu dalam segi

pembayaran iuran (Jaminan Kesehatan Nasional)

b. Analizing The Organization

Ini adalah bentuk atau model baru dengan peserta kartu

jaminan yang lebih besar karena adanya penggabungan dari

berbagai kartu jaminan menjadi satu tentunya ini adalah suatu

tanggung jawab besar bagi seluruh jajaran staff Dinas

Kesehatan Kota Bekasi untuk meningkatkan kinerja dalam

mencapai kesejahteraan masyarakat Kota Bekasi. Dengan

tingkat respon yang baik pada saat sosialisasi dilakukan oleh

kepala Dinas kepada Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi

dalam waktu rapat setiap minggu agar program JKN dapat

berjalan dengan sesuai perencanaan pemerintah

c. Analizing The Public

Dalam melakukan sosialisasi disetiap kecamatan dengan

menyusun jadwal terlebih dahulu untuk Humas terjun langsung

ke lokasi yang ditentukan dan adapun alat media seperti

radio,Koran yang membantu penyampaian informasi kepada

masyarakat agar lebih bisa didapatkan dengan baik. Adapun

keterkaitan langsung yang bekerja sama dengan pihak Walikota

dan BPJS untuk ikut serta menginformasikan JKN (Jaminan

Kesehatan Nasional)

89
d. Establishing Goals and Objective

Tujuan dari adanya menginformasikan JKN (Jaminan

Kesehatan Nasional) ini untuk membuat kesejahteraan

masyarakat Kota Bekasi menjadi lebih baik dari sebelumnya

dalam hal mendapatkan fasilitas kesehatan. Humas Dinas Kota

Bekasi menyesuaikan tujuan dan goals yang ingin dicapai

dengan cara melakukan menginformasikan kepada masyarakat

Kota Bekasi. Diharapkan akan memberikan efek yang baik

dalam program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

e. Formulating Action and Response Strategies

Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi merencanakan strategi

dalam menginformasikan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

dengan memasukkan press realese dan berita yang berkualitas

dan pesan yang dapat mudah dipahami oleh masyarakat Kota

Bekasi. Kemudian membuat strategi dalam menginformasikan

JKN kepada masyarakat dengan meningkatkan iklim saling

menghargai dan memupuk kebersamaan serta memberikan

penjelasan atau wawasan kepada masyarakat dengan

mengedepankan penyuluhan agar informasi yang disampaikan

oleh humas dapat diterima dengan baik.

f. Designing Effective Communication

Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi melakukkan informasi

langsung kepada masyarakat sampai ketingkat kecamatan

90
dengan merangkul tohok masyrakat semua pihak yang berperan

dalam sosialisasi ini adalah pihak yang terkait baik mitra

kerja.pemangku kepeningan serta aparatur pemerintahan Kota

Bekasi khususnya masyarakat pengguna media informasi

seperti radio, atau media cetak dalam membantu

penginformasian kepada masyarakat pengguna JKN diharapkan

dalam proses penginformasikan yang dilakukan oleh Humas

Dinas Kesehatan Kota Bekasi dapat berjalan dengan baik

sesuai dengan strategi yang telah dibuat oleh Humas Dinas

Kesehatan Kota Bekasi.

g. Selecting Communication Tactics

Pemilihan tatktik oleh humas Dinas Keseahtan Kota Bekasi

dalam mengkomunikasikan program JKN (Jaminan Kesehataan

Nasional) dengan memfokuskan penginformasikan

menggunakan komunikasi tatap muka agar memahami dengan

baik,mengenai program JKN yang akan disampaikan yang

semuanya dikemas dalam bentuk diskusi dalam pertemuan

kelompok atau penyuluhan langsung kepada masyarakat.hal

tersebut dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam

memahami program JKN yang hendak di sampaikan oleh

humas Dinas Kesehatan kota Bekasi,serta pesan yang

disampaikan dapat tercapai sesuai dengan apa yg

diinginkan.maka itulah taktik yang digunakan untuk

91
mempublikasikan program JKN karena dianggap dapat

berkomunikasi langsung dengan masyarakat sekitar.

h. Implementing the Strategic plan

Pada tahap ini startegi dari Humas Dinas Kesehatan Kota

Bekasi harus sudah matang dengan segala isi informasi yang

akan disampaikan baik ke internal organisasi maupun eksternal

public. Serta bahan dari setiap materi yang akan disampaikan

untuk sosialisasi kepusat maupun ke daerah-daerah serta

bentuk dari mekanisme penyosialisasian yang akan dilakukan

kesetiap daerah. Memanfaatkan dengan baik ruang informasi

pengayoman serta ruang informasi public yang telah mengatur

jadwal dengan sebaik-baiknya agar ketika ada masyarakat yang

ingin menyampaikan sesuatu hal terkait dengan

penginformasian JKN maka petugas yang sedang berada

didaerah tersebut dapat dengan sigap menaggapinya kemudian

yang terpenting adalah mengenai anggaran yang akan

direncanakan karena bagaimanapun anggaran merupakan

salah satu bagian yang paling penting

i. Evaluating the Strategic Plan

Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi melakukkan evaluasi dari

serangkaian kegiatan sosialisasi yang sudah dilakukan baik di

pusat maupun di daerah dapat dilihat cukup fektif dan sesuai

dengan apa yang diinginkan Humas dilihat dari respon setiap

92
masyarakat dalam menanggapi setiap pernyataan yang

disampaikan. Jika kegiatan humas diatas yang diaplikasikan

dari 9 langkah strategic planning for public relations dan

integrated communications maka terbuktilah memang terkait

dengan teori 7Cs (Step For Managing Performance Excellence)

yang mencakup tahap credibility yang menyelaraskan para piker

dan tujuan sama. Tahap context yang dimana sudah

menentukan target yang tepat untuk menginformasikan JKN

(Jaminan Kesehatan Nasional) kepada masyarakat Kota Bekasi

tahap content dalam pemberian materi untuk sosialisasi harus

berkaitan dengan program JKN tersebut agar tidak terjadi

kebingungan,tahap Clarity yang mempertahankan kinerja

humas agar tetap stabil dan produktif dan tidak keluar dari

tujuan yang ingin dicapai ,tahap continuity and consistency yang

dimana humas selalu melewati tahap control dan evaluasi juga.

Tahap channel dimana tahap melibatkan media sebagi saluran

sosialisasi terfokus dalam bentuk diskusi kelompok, tahap

capability of the audience dengan melihat proses sosialisasi

yang sudah dilakukkan sebelumnya maka humas harus melihat

bagaimana latar belakang dan kemampuan serta kemauan para

masyarakat Kota Bekasi dalam menerima informasi program

JKN dengan melakukan monitoring yang secara continous.

93
F. SWOT

STRENGTHS

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) diluncurkan oleh pemerintah

Republik Indonesian pada 1 Januari 2014. Program Jaminan Sosial

Kesehatan Nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang No 40

tahun 2004 tentang sistem Jaminan Sosial Nasional. Peserta JKN dapat

memperoleh pelayanan yang menyeluruh, termasuk konsultasi pemeriksaa

pengobatan dan tindakan medis. Ini adalah penjelasan tentang peluang

keuntungan JKN .

WEAKNESS

Dalam berlangsungnya program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

tentu kendala atau kelemahan sudah pasti terjadi, peneliti menemukan

beberapa proses yang belum maksimal yaitu masih adanya keterbatasan

fasilitas ditempat berobat karena daerahnya jauh dari pusat Kota. Dan

masih kurangnya tenaga kesehatan atau petugas yang mampu melayani

masyrakat di daerah yang jauh dari pusat Kota.

OPPORTUNITY

Dalam peluang atau kesempatan dengan terbentuknya susunan

jadwal penyuluhan di Kecamatan Bekasi Timur, Masyarakat bisa

mempunyai kesempatan untuk melakukan tanya jawab dengan petugas

bagian Humas Dinas Kesehatan perihal penginformasian JKN

THREAT

Dengan berjangka panjang krisis atau ancaman kemungkinan terjadi

dalam program JKN, timbulnya permasalahan yang bersumber dari pihak

pemerintah ataupun masyarakat bisa saja menjadi faktor kegagalan

94
program JKN oleh karena itu seorang Humas Dinas Kesehatan wajin

mempersiapkam dengan mengantisipasi hal-hal apa saja yang

kemungkinan akan terjadi dengan berdampak buruk untuk program JKN

dimasa yang akan datang.

95
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya yang sesuai dengan

tujuan dari penelitian yaitu ingin mengetahui bagaimana strategi dalam

menginformasikan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

kepada masyarakat setelah melakukan kegiatan wawancara

mendalam dan studi pustaka maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Strategi Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi melalui program

penyuluhan kesetiap kecamatan di Kota Bekasi dalam

menginformasikan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) maka

program tersebut dianggap sudah cukup baik sesuai dengan apa

yang diinginkan.

2. Strategi yang digunakan yaitu menggunakan konsep dan teknologi

terupdate,pengambilan keputusan yang tepat terhadap analisis

resiko sehingga menciptakan komunitas kreatif yang berbentuk

penyuluhan/publikasi dengan menampilkan pemaparan oleh

Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi secara tatap muka dan

adanya mediayang dipakai guna membantu penyampaian informasi

kepada masyarakat yaitu media siaran radio dan media koran yang

dianggap efektif dalam proses disetiap lokasi target JKN. Hal ini

96
96
dapat dilihat dari tanggapan serta antusias yang ditentukan oleh

para warga masyarakat Kota Bekasi sehingga proses Tanya jawab

pun dapat terlaksana dengan baik dan memberikan kepuasan bagi

warga yang bertanya.

3. Dalam kegiatan berobat masyarakat penggina JKN masih sering

sekali merasa tidak terpuaskan karena minimnya fasilitas sarana

tempat pengobatan.

B. Saran

1. Diharapan Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi lebih maksimal

dalam melaksanakan strategi humas untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

2. Diharapkan Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi beserta

pemerintahan Daerah Kota Bekasi lebih memperhatikan fasilitas

sarana tempat dimana masyarakat akan berobat atau

menggunakan JKN.

3. Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Bekasi lebih memperhatikan

tenaga kesehatan di setiap tempat berobat yang terpencil.

97
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto,Elvinaro,2002. Dasar-Dasar Public Relations Bandung; PT


Remaja Rosdakarya.
Arifin, Anwar,1984. Strategi Komunikasi, Armico,Bandung.
Cutlip ,M Scott, Allen H. Center dan Glen M. Broom, 2007. Effective Public
Relations, Jakarta: Kencana (Prenada Media Group)
Effendy, Uchjana Onong, 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung; PT
Remaja Rosdakarya
(…….), 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Irianto,Yosal, 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Bogor; PT.
Ghalia Indonesia.
J.Dwi Narwoko – Bagong Suryanto (ed.), 2004. Sosiologi teks pengantar
dan Terapan, Kencana cet ke-2 , Jakarta.
Jefkins, Frank, 1992. Hubungan Masyarakat, Jakarta; Erlangga.
Mas’od, Mohtar, 1994. Disiplin dan Metodologi. Jakarta; LP3ES
Moleong, J. Lexy, 2000, Metodeologi Penelitian Kualitatif, Bandung; PT
Remaja Rodakarya
Mulyana, Deddy,2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya
Nawawi, Hadari H, 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta;
Gajah Mada University
Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kulitatif. Yogyakarta. Lkis
Sunarto, 2011, Humas Pemerintahan dan Komunikasi Persuasif,
Bandung: Alfabeta.

98
PEDOMAN PERTANYAAN WAWANCARA TABEL MATRIK

Pertanyaan kepada Humas Dinas Kesehatan Kota Bekasi :

1.Analizing The Situation ?

2. Analizing The Organization ?

3. Analizing The Public ?

4. Establishing Goals and Objective ?

5. Formulating Action and Response Strategies ?

6. Designing Effective Communication ?

7.Selecting Communication Tactics ?

8.Implementing the Strategic plan ?

9.Evaluating the Strategic Plan ?

Pertanyaan Kepada Kepala Jaminan dan Sarana Dinas Kesehatan


Kota Bekasi :
1. Bagaimana peran Dinas Kesehatan pada pelaksanaan JKN?

2. Bagaimana sistem informasi yang mendukung pelaksanaan JKN?

4. Bagaimana mengikuti program JKN untuk para warga Kota Bekasi?

5. Apa saja kendala dalam pelaksanaan JKN?

6. Bagaimana cara penerapan menganai fasilitas program JKN?

7. Bagaimana tanggapan Kepala Bagian Jaminan dan Sarana

mengenai strategi humas Dinas Kesehatan dalam menginformasikan

JKN?

99
Pertanyaan kepada Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama) sebagai Pakar Komunikasi :
1. Pendapat Bapak tentang adanya program JKN di Kota Bekasi

2. Sejauh manakah kmepentingan program JKN

3. Penerapan teori 9 step of public relation

Pertanyaan kepada peserta JKN di Kelurahan Aren Jaya dan

Kelurahan Margahayu :

1. Menurut anda apakah program JKN ini sudah diterima dengan baik?

2. Menurut anda apakah kelebihan program JKN?

3. Bagaimanakah tanggapan anda pada saat penyuluhan JKN?

4. Menurut anda siapa saja yang cocok untuk menjadi peserta JKN?

5. Apakah anda sudah cukup puas dengan pemaparan yang di lakukan

oleh Humas?

6. Kegiatan apa saja yang anda lihat pada saat penginformasian JKN?

7. Berapa lama durasi waktu pada saat pemaparan program JKN?

8. Bagaimanakah perunahan yang anda rasakan sejak program

penyuluhan ?

100
Pada penelitian ini peneliti melampirkan data peserta program JKN di Kecamatan

Bekasi Timur yang diantaranya terdiri dari empat kelurahan yaitu :

1. Kelurahan Duren Jaya

2. Kelurahan Margahayu

3. Kelurahan Aren Jaya

4. Kelurahan Bekasi Jaya

101
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Bintang Parulian R.G.

Tempat tanggal lahir : Tasikmalaya, 6 Juni 1989

Alamat : Jl. Jl. Anggrek RT 03 RW 16 NO.39

Karang Satria.Bekasi Timur

Kode pos : 17111

Telephone : 0812 97002600

Pendidikan : Mahasiswa

PENDIDIKAN

1996 – 2002 SDN Bekasi Jaya 1

2002 – 2005 SMP Ananda

2005 – 2008 SMA KORPRI Bekasi

2008 – 2014 Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Fakultas Ilmu

Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat

102

Anda mungkin juga menyukai