Anda di halaman 1dari 8

PSIKOLOGI KOMUNITAS

Proposal Program Komunitas InteleKita

“JOY WITH AMIGURUMI”

Disusun Oleh:
Mardhatila
11860122366
Kelas E/Semester 5

Dosen Pengampu:
Raudatussalamah, S.Psi., M.A.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020
A. LATAR BELAKANG

komunitas InteleKita merupakan organisasi non profit yang


bergerak dalam bidang pembangunan dan pengembangan karakter
generasi bangsa yang bersendikan literasi melalui beberapa gerakan yang
dijalankan meliputi membaca, menulis, berbicara, menghitung serta
bagaimana cara memecahkan masalah pada tingkatan-tingakatan
kehidupan. Sehingga, tercipta individu - individu yang dapat menyatu dan
memberi arti dalam setiap sisi-sisi perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, sosial dan ekonomi bagi setiap orang terkhusus negeri. Berdiri
pada bulan januari 2020 oleh Firman Edi selaku Chief Executive Officer.

Anggota komunitas ini terdiri dari pengurus inti yang menjalankan


program-program didalamnya. Firman Edi selaku Chief Executive Officer,
Yolanda Delvia selaku Secretary Officer, Ima Danita selaku Financial,
Nadhella Fahira Faradisha selaku Research Project Officer, M. Rabbani
Anugrahrosah selaku Media Creative Officer, Fuji Rahayu selaku
Relations Officer, dan Rio Arjuna selaku Social Preneur Officer. Sampai
saat ini InteleKita belum membuka pendaftaran untuk umum. Akan tetapi
tidak menutup peuang bagi masyarakat umum yang ingin menjadi relawan
apabila InteleKita melakukan suatu program kegiatan.

Berdirinya komunitas ini murni didasari oleh gentingnya literasi di


Indonesia. Berdasarkan data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia
hanya 0,001%. Ini berarti bahwa dari 1000 orang hanya 1 diantaranya
yang memiliki minat baca. Program of International Student assessment
(PISA) (2015), menyatakan bahwa Indonesia menduduki rangking 62 dari
70 negara dalam peringkat minat dalam literasi. Penuturan Central
Connecricut State University (CCSU) (2016), Indonesia menduduki
rangking 60 dari 61 negara yang disurvey terkait minat membaca. Tidak
jauh berbeda United Nations development Programme (UNDP),
menyatakan bahwa tingkat pendidikan berdasarkan indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Indonesia masih tergolong rendah yakni 14,6 %.
Komunitas InteleKita ingin membawa perubahan pada isu-isu literasi di
Indonesia ini dengan karya karya terbaik anak bangsa.

Beragam program yang dijalankan komunitas ini menitikberatkan


sasarannya kepada anak-anak. Anak memerlukan banyak sekali informasi
untuk mengisi pengetahuannya agar siap menjadi manusia yang berguna
nantinya. Dalam hal ini membaca merupakan cara untuk mendapatkan
informasi, karena pada saat membaca maka seluruh aspek kejiwaan
manusia terlibat dan ikut serta bergerak. Hasilnya, otak yang merupakan
pusat koordinasi bekerja keras menemukan hal-hal baru yang akan
menjadi pengisi memori otak sekaligus menjadi bekal pertumbuhan
(Susilo, 2011:13).

Menstimulasi minat baca anak lebih penting daripada mengajarkan


mereka membaca. Menstimulasi memberi efek menyenangkan, sedangkan
mengajar seringkali justru membunuh minat baca anak, apalagi bila
mengajarkannya dilakukan secara paksa (Musfiroh, 2008:94). Secara
psikologis, efek dari memaksa anak untuk belajar membaca di usia dini
dapat menimbulkan ketidaksukaan anak untuk membaca di masa depan
serta menghambat pertumbuhan otak kanan anak, sehingga dapat
membunuh kreatifitas anak. Oleh karena itu, InteleKita mengadakan
sebuah program yang bernama “Ahad Bergembira, Berdongeng Bareng
InteleKita” Program ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan minat
baca pada anak.

Menurut Araby Ahmat dalam Artana (1997) mengemukakan


bahwa dongeng bermanfaat untuk menumbuhkan minat baca dan
menanamkan pendidikan terhadap anak, seperti (1) mengarahkan agar
anak hormat kepada orangtua, (2) mengarahkan anak agar menjadi orang
yang taat beragama, (3) mengarahkan anak agar tidak melakukan
perbuatan yang merusak masyarakat dan lingkungan, (4) mengarahkan
anak menghargai jasa orang yang berbuaty kebajikan, (5) menanamkan
sifat gotong royong pada anak, (6) berani menunjukkan kesalahan orang
lain, dan (7) mampu menilai tingkah laku social masyarakat.

Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya


rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng
untuk menyajikannya secara menarik. Hal ini tentu menjadi sebuah
tantangan bagi komunitas Intelekita. Selain kurangnya pengalaman mereka
tentang berinteraksi dengan anak-anak, komunitas ini juga mengeluhkan
sulitnya membuat anak untuk memusatkan perhatian mereka pada saat
pembacaan dongeng. Anak yang belum memiliki minat untuk membaca,
cenderung lebih suka bermain-main dan kurang semangat ketika
storyteller mulai membacakan dongeng (Anissa, 2015).

Untuk mengatasi permasalahan yang sudah dijabarkan


sebelumnya, penulis mengajukan sebuah program guna meningkatkan
kualitas pelayanan Komunitas InteleKita terhadap masyarakat berupa
workshop pembuatan alat peraga pembacaan dongeng. Hal ini didasarkan
pada pernyataan Jasmin dalam Julia (2012) bahwa anak lebih menyukai
mendengarkan cerita dengan alat peraga, bahwasannya alat peraga
membantu anak mempertahankan kosentrasi yang dimilikinya. Salah satu
peranan media pembelajaran atau alat peraga menurut Kemp & Dayton
dalam Azhar Arsyad (2011) yaitu pembelajaran akan lebih menarik
perhatian anak dan membuat anak lebih terjaga dan memperhatikan.
Begitu pula dengan kegiatan mendongeng, memerlukan media untuk
membangkitkan perhatian anak.

Istiqomah (2015) menyatakan bahwa media atau alat peraga


membuat anak dapat lebih menyerap informasi secara efektif dan
menyimpannya dalam long term memory. Alat bantu cerita membantu
anak berimajinasi dan mendorong anak untuk tetap bertahan dalam
mempertahankan konsentrasi. Boneka merupakan salah satu media yang
dapat digunakan dalam kegiatan bercerita. Media ini melibatkan
penglihatan dan pendengaran anak. Selain itu interaksi dengan anak dapat
dibangun melalui media ini. Boneka yang akan digunakan dalam program
ini adalah Amigurumi. Amigurumi merupakan boneka rajutan dengan
teknik satu jarum yang berasal dari Jepang.

B. TUJUAN
Adapaun tujuan pelaksanaan program ini adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan Komunitas InteleKita terhadap
masyarakat dalam rangka meningkatkan perhatian atau konsentrasi anak
pada saat pelaksanaan program pembacaan dongeng bersama InteleKita
berlangsung.

C. MANFAAT
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayan
Komunitas InteleKita terhadap masyarakat, serta turut membantu
meumbuhkan minat membaca anak-anak melalui pembacaan dongeng
menggunakan alat peraga. Selain itu program ini juga diharapkan untuk
mengembangkan potensi kreativitas yang dimiliki oleh setiap anggota
InteleKita.

D. PELAKSANA PROGRAM
program ini menyertakan seluruh anggota Komunitas InteleKita
bekerja sama dengan Urri.co yang khusus memproduksi boneka
amigurumi.

E. WAKTU PELAKSANAAN
Program ini akan dilaksanakan pada hari Minggu, 17 Januari 2021.
Pukul 13.00 sampai dengan selesai yang bertempat di Jl. Gunung Merapi

F. JUDUL PROGRAM
“JOY WITH AMIGURUMI”
DAFTAR PUSTAKA

Adi Susilo, Taufik. 2011. Belajar Calistung Itu Asyik. Yogyakarta: Javalitera.

Addiin, Istiqomah., Redjeki, Tri., dan Ariani, Sri Retno Dwi., (2014), Penerapan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Pokok
Larutan Asam dan Basa Di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar
Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, 3(4): 7-16.

Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Artana, I Ketut. 1997. Mendidik Anak dengan Dongeng. Artikel pada Singa
Manngala, Singaraja Bali, edisi Mg.III-IV Nopember 1997.

Jasmine, Julia. 2012. Metode Mengajar Multiple Intelegences. Bandung:Nuansa


Cendekia.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo.


LAMPIRAN

CONTOH BONEKA AMIGURUMI

Anda mungkin juga menyukai