Nah, pada kesempatan kali ini akan membahas pengertian dan contoh kerangka
berpikir. Tidak lupa juga akan disinggung bagaimana cara membuatnya. Siapa
tahu membantu Anda yang ingin mencoba menggunakan dan rasakan manfaatnya.
Langsung saja, berikut ulasannya.
1. Polancik
Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang berperan
sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik menempatkan hal
ini untuk kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat
berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan itulah yang menggambarkan
himpunan, konsep atau mempresentasikan hubungan antara beberapa konsep.
2. Sugiyono
Kerangka berpikir menurut Sapto Haryoko adalah sebuah penelitian yang akan
meneliti dua variable atau lebih. Jika peneliti akan membahas satu variable atau
lebih secara mandiri, maka peneliti hanya bisa mengemukakan deskripsi teoritik
dari masing-masing variable, atau bisa juga mengemukakan argumentasi terhadap
variasi besaran variable yang diteliti.
4. Scribd
Jika di atas ada beberapa pendapat dari para tokoh, kali ini bukan hadir dari tokoh,
tetapi dari web scribd. Scribd mengartikan kerangka berpikir pemahaman yang
mendasari pemahaman lain yang mendukung pemikiran-pemikiran yang lain.
Disebutkan juga, kerangka berfikir tidak sekedar sebagai gambaran besar, tetapi
juga sebagai kerangka cerdas dan brilian dalam seluruh informasi yang pada
nantinya akan diambil kesimpulan.
5. Eecho
Itulah beberapa pengertian dari beberapa perspektif. Jika disimpulkan secara garis
besar, kerangka berfikir adalah landasan berpikir yang akan membantu dalam
mengembangkan kajian. Jika beberapa pendapat di atas menjadikan hal itu untuk
penelitian ilmiah, sebenarnya hal ini juga dapat digunakan untuk menulis buku
ataupun artikel juga lo.
1. Membuat Variabel
Cara pertama tentu saja Anda terlebih dahulu menentukan variabel apa yang akan
diangkat. Jika bingung bagaimana cara menentukan variabel Anda cukup lihat judul
yang dibuat. Bisa juga melihat topic yang akan diangkat. Kemudian dari hal
tersebut, barulah ditentukan variable-variabel bisa ditentukan.
2. Mengumpulkan Referensi
3. Mendeskripsikan Penelitian
Adapun langkah lain, yaitu melakukan deskripsi teori. Teori dapat diambil dari
sumber referensi yang sudah dikumpulkan. Karena konteksnya adalah penelitian,
maka deskripsi memperhatikan pemilihan bahasa. Pilih bahasa yang baku, baik dan
benar. Karena diperuntukan untuk kalangan akademik, maka bahasa bisa
menggunakan bahasa ilmiah.
Akan berbeda cerita jika kerangka berfikir digunakan untuk penulisan buku popular.
Maka penggunaan bahasa bisa menyesuai segmentasi pasar. Jika segmentasi
pasar adalah orang-orang muda, maka Anda bisa menggunakan bahasa gaul,
bahasa non formal. Berlaku sebaliknya. Jika segmentasinya adalah lembaga
pendidikan, maka penggunaan bahasa juga menggunakan bahasa baku.
Di pembahasan teori, Anda dituntut jeli dan analitis. Karena Anda tidak sekedar
menuliskan teori-teori dari berbagai hasil referensi. Tetapi Anda juga perlu
melakukan analisis secara mendalam. Dimana teori yang diambil cukup garis besar
dan benang merahnya saja. Apakah ada keterkaitan atau tidak.
Jika semuanya dianggap cukup, langkah selanjutnya Anda bisa melakukan analisis
serta komparasi. Misalnya, anda bisa membandingkan teori satu dengan yang lain.
Kemudian anda bisa melakukan analisis komparatif tentang teori dari hasil
penelitian
5. Membuat Kesimpulan
6. Kerangka Berpikir
Di dalam membuat kesimpulan sementara, terdapat hubungan antar variabel,
hubungan antar variable inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai kerangka
berpikir. Dimana kerangka berpikir inilah yang mengarahkan peneliti untuk
membuat skema. Setidaknya ada dua skema yang dapat Anda gunakan, yaitu
asosiatif dan komparatif.
Nah, itulah beberapa tahapan cara membuatnya bisa Anda coba praktekan. Jika
konteksnya untuk penulisan buku popular, maka hal ini dapat dibuat lebih
sederhana dan tidak terlalu teoritis.
1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah jenis yang menegaskan tentang teori yang digunakan
untuk landasan sekaligus untuk menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.
2. Kerangka Operasional
3. Kerangka Konseptual
Padahal kita tahu, rumusan masalah tidak dapat diuji jika peneliti tidak tahu arah
penelitiannya kemana. Setidaknya hal ini menjawab masalah tersebut. Sehingga
peneliti lebih mudah dalam menguji rumusan masalah yang sudah diambil secara
masuk akal.
Manfaat yang terakhir adalah memudahkan peneliti menemukan konsep. Tentu
saja konsep yang dimaksud adalah konsep yang digunakan untuk masalah
penelitian yang akan dilaksanakan di lapangan.
Bahkan, kerangka pemikiran bisa juga berisi tentang hasil penelitian sejenis yang
pernah dilakukan oleh orang lain. Bedanya, peneliti dan penelitiannya bertanggung
jawab untuk melihat apa saja aspek yang belum tuntas ditelaah dari penelitian-
penelitian sebelumnya.
Berikut model proses implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn:
Melihat beberapa contoh dan model di atas, Setidaknya Anda sudah memiliki
gambaran bagaimana Anda bisa membuatnya. Anda pun juga bisa membuatnya
sesuai dengan kreativitas Anda. Kerangka berpikir tidak harus seperti itu, karena
contoh di atas hanya sebagai panduan agar tulisan kita tetap terarah dan tidak
melenceng jauh.
Bahkan Anda juga tetap bisa menerapkan ini untuk hal lain selain didunia
penulisan. Misalnya dapat digunakan untuk membuat agenda acara, atau bisa juga
diterapkan untuk membuat rencana hidup 5 tahun yang akan datang. Jadi ini
sebenarnya lebih fleksibel dalam penggunaan. Tergantung kebutuhan.
Semoga dengan sedikit pembahasan ini memberi manfaat dan selamat mencoba.
Buat Anda yang setiap kali menulis tidak pernah menggunakan kerangka berpikir,
mulai sekarang sudah bisa dicoba.