Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Dasar

Program Profesi Ners angkatan X

Dosen Pembingbing : Sulastini, Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

Yudha Gangga Wiratama

KHG D 20017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AJARAN 2020


A. Pengertian

Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses


kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka
akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan
menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan,
pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen,
memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal
Taqwaningtyas, Ficka (2013).

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih


tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen dalam
udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport
oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan
mengurangi stres pada miokardium ( Mutaqqin, 2005 )

Tujuan terapi oksigenasi :

1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.


2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara
adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.

B. Etiologi

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan


oksigenasi menurut NANDA (2011), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan,
kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif /
persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan
dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.
C. Faktor predisposisi/presipitasi

Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :

1. Gangguan jantung, meliputi: ketidakseimbangan jantung meliputi


ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
3. Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit
membrane hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi
dan toddler berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Pada
dewasa, mudah terpapar faktor risiko kardiopulmoner. System pernafasan
dan jantung mengalami perubahan fungsi pada usia tua / lansia.
4. Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar.
Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik
meningkatkan aktivitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk
penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru (Potter&Perry, 2006).

D. Patofisiologi

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.


Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup,
afterload,preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran
gas.
E. Tanda dan Gejala

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan


oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya
pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA,
2011).

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,


hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS
abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman
nafas (NANDA, 2011).

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya


gangguan oksigenasi yaitu:

a. EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi


transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang
respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).
G. Pathway
H. Pengkajian

Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :

1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan

Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan ,


adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan
oksigen.

2. Pola metabolik-nutrisi

Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi


karena ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi, mengalami
kelemahan otot pernafasan.

3. Pola eliminasi

Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan
berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)

4. Aktivitas-latihan

Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi


kebutuhan oksigenasi seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen
yang banyak. Orang yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas
metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.

5. Pola istirahat-tidur

Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.

6. Pola persepsi-kognitif

Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu
atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
7. Pola konsep diri-persepsi diri

Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan,


situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/
kurus).

8. Pola hubungan dan peran

Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki


kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.

9. Pola reproduksi-seksual

Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji

10. Pola toleransi koping-stress

Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.

11. Keyakinan dan nilai

Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya


pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.

12. Riwayat Kesehatan


1) Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
2) Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.
3) Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA,
batuk.
13. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran: kesadaran menurun
2) TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi
3) Head to toe
a) Mata: Konjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva sianosis
(karena hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie ( karena
emboli atau endokarditis)
b) Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas dengan
mengerutkan mulut
c) Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung
d) Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simetris antara
dada kanan dan kiri, suara nafas tidak normal.
e) Pola pernafasan: pernafasan normal (apneu), pernafasan cepat
(tacypnea), pernafasan lambat (bradypnea)
14. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas


darah arteri dan pemeriksaan diagnostik foto thorak, EKG

I. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan oksigenasi adalah:

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas

J. Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC


1. Ketidakefektifan Respiratory status: Ventilation Airway suction
bersihanjalan Respiratoru status: Airway - Pastikan kebutuhan
nafas Patency oral/tacheal suctioning
Kriteria hasil: - Auskultasi suara nafas
- Mendemonstrasikan batuk sebelum dan sesudah
efektif dan suara nafas yang suctioning
bersih, tidak ada sianosis dan - Informasikan pada klien
dyspneu (mampu mengeluarkan dan keluarga tentang
sputum, mampu bernafas suctioning
dengan mudah, tidak ada pursed - Minta klien nafas dalam
lips) sebelum suctioning
- Menunjukan jalan nafas yang dialkukan
paten (klien tidak merasa - Monitor status oksgen
tercekik, irama nafas, frekuensi klien
nafas dalam rentang normal, - Ajarkan keluarga
tidak ada suara nafas abnormal) bagaimana melakukan
- Mampu mengidentifikasi dan suctioning
mencegah faktor yang dapat - Hentikan suctioning dan
menghambat jalan nafas berikan oksigen apabila
pasien menunjukan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2,dll.
Airway management
- Buka jalan nafas,
gunakan teknik chin lift
atau jaw trush bila perlu
- Identfikasi pasien
perlunya alat jalan nafas
buatan
- Keluarkan secret
dengan cara batuk atau
suction
- Auskultasi suara nafas
catat bila ada suara
tambahan
- Berikan bronkodilator
bila perlu
- Atur intake untuk
cairanmengoptimalkan
keseimbangan
- Montor respirasi dan
status o2
2. Ketidak efektifan Respiraory status: Ventilation Airway management
Respiraory status: Airway - Buka jalan nafas,
pola nafas
patency gunakan teknik chin lift
Vital sign status atau jaw trush bila perlu
Kriteria hasil: - Identfikasi pasien
- Mendemonstrasikan batuk perlunya alat jalan nafas
efektif dan suara nafas yang buatan
bersih, tidak ada sianosis dan - Keluarkan secret
dyspneu (mampu mengeluarkan dengan cara batuk atau
sputum, mampu bernafas suction
dengan mudah, tidak ada pursed - Auskultasi suara nafas
lips) catat bila ada suara
- Menunjukan jalan nafas yang tambahan
paten (klien tidak merasa - Berikan bronkodilator
tercekik, irama nafas, frekuensi bila perlu
nafas dalam rentang normal, - Atur intake untuk
tidak ada suara nafas abnormal) cairanmengoptimalkan
- Tanda-tanda vital dalam rentan keseimbangan
normal (tekanan darah, nadi, - Montor respirasi dan
pernapasan) status o2
Oxygen Therapy
- Bersihkan mulut,
hidung dan secret trakea
- Pertahankan jalan nafas
yang paten
- Atur peralatan oksigen
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi
pasien
- Onservasi adanya
tanda-tanda
hipoventilasi
- Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksgenasi
Vital sign monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu
dan RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk atau
berdiri
- Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama dan
setelah aktivitas
- Monitor frekuensi irama
pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
3. Gangguan Respiratory status: Gas exchange Airway management
pertukaran gas Respiratory status: Ventilation - Buka jalan nafas,
Vital Sign Status gunakan teknik chin lift
Kriteria hasil: atau jaw trush bila perlu
- Mendemonstrasikan - Identfikasi pasien
peningkatan ventilasi dan perlunya alat jalan nafas
oksigenasi yang adekuat buatan
- Memelihara kebersihan paru- - Keluarkan secret
paru dan bebas dari tanda-tanda dengan cara batuk atau
distress pernapasan suction
- Mendemonstrasikan batuk - Auskultasi suara nafas
efektif dan suara nafas yang catat bila ada suara
bersih, tidak ada sianosis dan tambahan
dyspneu (mampu mengeluarkan - Berikan bronkodilator
sputum, mampu bernafas bila perlu
dengan mudah, tidak ada pursed - Atur intake untuk
lips) cairanmengoptimalkan
- Tanda-tanda vital dalam rentan keseimbangan
normal - Montor respirasi dan
status o2
Respiratory Monitoring
- Monitor rata-rata,
kedalaman, irama dan
usaha respirasi
- Catat pergerakan dada,
amati kesimerisan,
retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
- Monitor suara nafas
seperti dengkur
- Monitor pola nafas:
bradipena, takipenia,
kussmaul hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
- Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan/
tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
- Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama
- Auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2252/3/BAB%20II.pdf

http://repository.poltekeskupang.ac.id/1008/1/Karya%20Tulis%20Ilmiah-
dikonversi.pdf

Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan:
definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika
Salemba.
Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha
Publishing.
https://id.scribd.com/document/358662295/PATHWAY-Oksigenasi

Anda mungkin juga menyukai