Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN INTANATAL CARE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing Akademik : Tantri Puspita S.Kep.,Ms.,MNS

Di Susun Oleh ;
Yudha Gangga Wiratama
KHGD20017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020/2021

A. PENGERTIAN

Persalinan adalah suatu proses terja-dinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spon-tan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010)

Persalinan dan kelahiran normal adlaah proses pengeluaran janin yang


terjadipada kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin( Sarwono, 2010)

B. ETIOLOGI
1. Teori penuru-nan hormone progesterone
Progesterone relaksasi otot Rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
ketentuan otot Rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara
kadar progesterone dan estrogen dalam darah, teteapi pada akhirnya
kehamilan ka--dar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teroi oksitoksin
Pada akhir kehamilan kadar oksitoksin bertambah, oleh karena itu timbul
kontraksi otot otot Rahim.
3. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menye-babkan turunya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal
ini akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan
5. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal Janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadai besar dan tegang dapat menyebabkan iskemia otot-
otot Rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasma
7. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikals, bila ganglion ini di geser
dan ditekanan misalnya oleh kepala janin makan akan menimbulkan his
( Nugroho, 2011)

Faktor Predisposisi

1. Maternal
a. Ketubahan pecah dini
b. Persalinan premature
c. Distoria
d. Hamil posterm
e. Tidak ada kemajuan dalam persalinan
f. Emboli cairan ketuban
g. Perdarahan
2. Infant
a. Gawat janin
b. Distosia
c. Kelainan posisi janin
d. Janin >1
e. Plolaps tai pusat (Nurhati, 2009)

C. Bentuk persalinan
1. Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan buatan : bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalonan
ditimbulkan dari luar dengan merangsang. Istilah ini berkaitan dengan
umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan.
a. Abortus
1. Umur hamil sebelum 28 minggu
2. Berat badan kurang dari 1000gram
b. Persainan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu berat janin
kurang dari 2,449 gram
c. Persalinan aterm
1. Persalinan antara uur hamil 37 sampai 42 minggu
2. Berat janin diatas 2500gram
d. Persalinan serotinus
1. Persalinan antara umur hamil 37 minggu sampai 42 minggu
2. Dalam janin terdapat tanda postmaturitas
e. Persalinan presipitarus : persalinan berlangsung cepat kurang dari 3
jam (Nugraha, 2011).

-
D. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament,
descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga t-
erjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya
akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit,
kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara
bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea
dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin
aktif dan produksi laktasi dimulai. Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
1. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
2. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
3. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
4. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho, 2011).
Pathways
Kehamilan (37 – 42 mg)

Tanda inpartus

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Esterogen & Kepala bayi turun Kontraksi Kontraksiuterus


progesteron jelek

Oksitosin Rasa ingin mengejan Rahim kecil, tebal Atonia uteri

Ketegangan otot Ekspulsi Plasenta lepas Robek jalan


rahim Risiko lahir
Resiko Perdarahan Perdarahan

Nyeri akut Nyeri


Persalinan kekurangan
Volume cairan
Risiko
Infeksi

Manifestasi Klinik
1. Lightening: Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor. Pada
presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat itu,
sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang, karena kondisi
ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru. Sebaliknya
ibu akan merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman akibat tekanan
panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan statis pada vena.
2. Perubahan Servik: Mendekati persalinan serviks semakin matang. Konsistensi
servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
3. Ketuban pecah Dini: Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu
persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan
spontan dalam 24 jam.
4. Persalinan Palsu Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,
yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang
telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
5. Bloody show: Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar
lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan
penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang dinamakan blody
show.
6. Lonjakan energi: Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam
sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa
minggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat kehamilan.
7. Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala
menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini (Nugroho,
2011)

Proses Persalinan
1. Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan
dan pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala
1 terdapat dua fase yaitu :
a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar
delapan jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar enam jam.
Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit
selama 20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali
tiap 10 menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan
deng-an keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan.
Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan
sebagai ketuban pecah dini.
2. Kala II
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang
membutuhkan waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah
membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban
sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang lebih sering
terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah
janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan
kontraksi otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
3. Kala III
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari
dalam rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya
plasenta. Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun
frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan
atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
4. Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan
untuk meng-observasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil
dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-
luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada
gumpalan darah.

Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium :
 Pemeriksaan urine protein (albumin)
 Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun
adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
 Pemeriksaan urine gula
 -Pemeriksaan gula
2) Ultrasonografi (USG alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran pada janin, plasenta dan uterus
3) Memakai alat kardiotokografi (KTG) adalah gelombang ultrasoubd untuk
mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi
kontraksi uterus kemudian keduanya direkam keduanya direkam pada kertas
yang sama shingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama ( Nugraha, 2011)

Penatalaksanaan

1. Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
2. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
3. Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

Pengkajian
1. Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat
pendidikan, dll.
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamlan,persalinan dan nifas yang lalu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil keluhan
yang di rasakan selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan selama,
kehamilan (ANC), hamil ke berapa
c. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi:.Menarche, Siklus haid, Lama haid,
dismenorhoe. HPHT
2) Riwayat pernikahan :1.Usia pernikahan suami-istri 2.Pernikahan
- Riwayat KB:1.Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis KB
yang di gunakan
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat penyakit
keturunan,ataupun penyakit menular.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
b. Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
c. Tanda-tanda vital
d. Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada
atau tidak, edema ada atau tidak
e. Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna
kornea, sklera ikterik atau tidak
f. Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan, kesimetrisan, kebersihan
4. Pengkajian
1. Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital.
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan
karakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus: frekuensi,
internal, intensitas, durasi, tonus.
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks pada
kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan
berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan.
e. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah
fetus, letrak janin, penurunan janin.
f. Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
g. Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah, ruptur
membran, cairan amnion (warna, karakter dan jumlah).
2. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas
bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu
merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-,
perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan
saya ingin BAB pada waktu his kepala janin tampak di vulva.
Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak,
intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina), kandung
kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
b. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida
berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit.
3. Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk
bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta
akan keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina
atau rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus).
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan
dijumpai, curah jantung meningkat dengan cepat pada saat
sirkulasi maternal ke plasenta berhenti.didapatkan melalui
pemeriksaan: Suhu, nadi, dan pernafasan, pemeriksaan terhadap
perdarahan (warna darah dan jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer
mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari
ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
4. Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui
perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil
sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan
setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih.
Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian
suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin
diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi
kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
c. Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum
ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan
darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
d. Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan
untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas
dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat
perineum.
e. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan
sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur
biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam
pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan
dehidrasi atau kelelahan.
f. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang
didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi
ketidaknyamanannya.
g. Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat
menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus
waspada adanya potensial komplikasi (Nurarif, 2015).
 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Menurut NANDA (2017), diagnosa yang mungkin muncul pada intranatal
meliputi:
1. Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
2. Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
3. Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
4. Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan b.d
komplikasi pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)
Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan menurut NIC & NOC (2017):
1. Kala I
Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Lakukan pengkajian nyeri Data dasar dalam
Setelah dilakukan komphrehensif yang menentukan intervensi
tindakan meliputi lokasi, selanjutnya.
keperawatan
selama kala I karakteristik, onset / durasi,
klien mampu frekuensi, kualitas,
beradaptasi
intensitas / beratnya nyeri
dengan baik
Dengan kriteria: dan faktor penceetus
 Pain level Observasi reaksi nonverbal Reaksi nonverbal bisa
 Pain control
 Comfort dari ketidaknyamanan menggambarkan nyeri
level yang dirasakan pasien
Kendalikan faktor Lingkungan yang nyaman
Kriteria Hasil:
lingkungan yang dapat dapat mengurangi
a) Mampu
mempengaruhi respon persepsi nyeri pasien.
mengontrol
pasien terhadap
nyeri saat ketidaknyamanan (suhu
terjadi ruangan, pencahayaan, suara
kontraksi bising)
b) Melaporkan Ajarkan penggunaan teknik Nyeri pada kala 1
bahwa nyeri nonfarmakologi (hypnosis, merupakan efek samping
berkurang relaksasi, bimbingan dari kontraksi yang dapat
c) Mengatakan antisipatif, terapi musik, mendorong bayi
rasa nyaman terapi bermain, terapi mendekati jalan lahir.
setelah nyeri aktivitas dan aplikasi panas Sehingga nyeri hanya
berkurang dingin) diminamalisir
menggunakan tekhnik
non-farmakologi

2. Kala II
Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Lakukan pengkajian nyeri Data dasar dalam
a) Kontrol komphrehensif yang menentukan intervensi
nyeri meliputi lokasi, selanjutnya.
b) Tingkat karakteristik, onset / durasi,
nyeri frekuensi, kualitas,
intensitas / beratnya nyeri
Kriteria dan faktor penceetus
Hasil: Observasi reaksi nonverbal Reaksi nonverbal bisa
a) Mampu dari ketidaknyamanan menggambarkan nyeri
mengontr yang dirasakan pasien
ol nyeri Kendalikan faktor Lingkungan yang
saat lingkungan yang dapat nyaman dapat
terjadi mempengaruhi respon mengurangi persepsi
kontraksi pasien terhadap nyeri pasien.
b) Melapork ketidaknyamanan (suhu
an bahwa ruangan, pencahayaan, suara
nyeri bising)
berkurang Atur posisi yang nyaman Posisi yang nyaman
c) Mengatak bagi klien (dorsal dapat mempengaruhi
an rasa rekumben/litotomi) kekuatan meneran
nyaman Ajarkan klien tentang cara Cara meneran yang
setelah meneran dengan benar benar dapat menghemat
nyeri tenaga dan
berkurang memaksimalkan
kekuatan klien dalam
persalinan

3. Kala III
Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Monitor status hidrasi Data dasar dalam
a) Keseimban (misalnya membran mukosa menentukan intervensi
gan cairan lembab, denyut nadi adekuat selanjutnya
b) Hidrasi dan tekanan darahortostatik)
Monitor tanda-tanda vital Dehidrasi dapat
Kriteria pasien mempengaruhi tanda-
Hasil: tanda vital, terutama nadi
a) Asupan Jaga intake / asupan yang Untuk mengetahui
cairan akurat dan catat output balance cairan pasien
terpenuhi pasien
b) Tekanan Pertahankan agar pasien Mengurangi terjadinya
darah dan tetap tirah baring jika terjadi perdarahan
denyut pendarahan aktif
nadi radial Kolaborasi dengan dokter Tranfusi darah dapat
dalam untuk pemberian tranfusi mencegah terjadinya
batas darah anemia
normal
Kolaborasi pemberian Mengganti cairan yang
c) Keseimba
cairan IV hilang melalui
ngan
perdarahan
intake dan
Dorong masukan oral Dibantu dengan
output
masukan oral dapat
dalam 24
mencegah terjadinya
jam
dehidrasi berlebih
terjaga
Monitor tanda tanda vital Dengan memonitor
d) Turgor
tanda tanda vital dapat
kulit
membantu memonitor
elastis
tanda tanda dehidrasi
e) Membran
mukosa
lembab

4. Kala IV
a. Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit (luka episiotomy)
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Monitor tanda dan Mengetahui ada
a) Status imun gejala infeksi sistemik tidaknya infeksi, untuk
b) Kontrol dan lokal menentukan intervensi
resiko selanjutnya.
Monitor adanya luka Luka merupakan de
entre
Kriteria Hasil:
Bersihkan area Dengan membersihkan
a) Bebas tanda
perineum secara teratur daerah atau area
gejala
perineum dan mencegah
infeksi
terjadinya infeksi.
b) Jumlah Pertahankan teknik Untuk meminimalisir
leukosit aseptik terjadinya infeksis
dalam batas Cuci tangan sebelum Meminimalisir
normal dan sedudah tindakan terjadinya penyebaran

c) Status kuman
b.
Berikan pendkes Vulva hygiene yang
imun,
tentang vulva hygiene benar dapat mencegah
genitourina
yang benar terjadinya infeksi
ria dalam Berikan pendkes Perawatan luka
batas tentang perawatan luka perineum dapat
normal perineum mencegah terjadinya
d) Luka infeksi
episiotomy Lakukan perawatan luka Perawatan luka post

baik post episiotomi episiotomi dapat


mencegah terjadinya
infeksi dan memberikan
rasa nyaman bagi klien
Risiko perdarahan b.d komplikasi pascapartum (atoni uterus, retensi
plasenta)
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Catat nilai Hb dan HT Untuk mengetahui
a) Keseimban sebelum dan sesudah apakah pasien
gan cairan terjadìnya perdarahan mengalami kehilangan
b) Hidrasi banyak darah (anemia)
atau tidak
Kriteria Hasil: Awasi perdarahan dari Menghindari
a) Asupan jalan lahir perdarahan dari jalan
cairan lahir
terpenuhi Merangsang kontraksi,
b) Tekanan Berikan masase pada sehingga perdarahan
darah dan fundus uteri. akan berhenti
denyut nadi Monitan tanda-tanda Perdarahan sangat
radial vital berpengaruh pada
dalam batas tanda-tanda vital
normal (tekanan darah, nafas,
c) Keseimban nadi, suhu)
gan intake
Pertahankan agar pasien Untuk menghindari
dan output
tetap tirah baring jika terjadinya perdarahan
dalam 24
terjadi pendarahan aktif yang lebih banyak.
jam terjaga
Lakukan manual Dep pada sumber
a) Turgor
pressure ( tampon perdaarahan sangat
kulit elastis
vagina) efektif dalam
b) Membran
menghentikan
mukosa
perdarahan
lembab
Lakukan manual Untuk mengeluarkan
placenta placenta yang belum
lepas
DAFTAR PUSTAKA
Bullechek, G. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition. Missouri:
Elseiver Mosby.
Herdmand, T & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification 2015-2017 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Moorhead, S. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Measurement of Health
Outcomes 5th Edition. Missouri: Elsevier Saunder.
Nuratif, A.H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Meidcation Jogja.
Nurhati, Ummi. 2009. Buku Pintar Kehamilan Lengkap 9 Bulan Yang Menakjubkan.
Jakarta : Garamond
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2012. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi. Jakarta:
Buku Kesehatan
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai