Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KONTRASEPSI
DI PUSKESMAS MANGGAR KABUPATEN BELITUNG TIMUR
TAHUN 2020
OLEH
ASTRI AMBARANI
18100031
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health
kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara ataupun
pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu menghindari kelahiran yang
kelahiran dalam hubungan suami istri dan menetukan jumlah anak dalam keluarga.
jumlah penduduk Indonesia berpotensi menjadi terbesar sedunia setelah China dan
India jika laju pertumbuhannya tidak bisa ditekan secara signifikan jumlah dan
melebihi angka proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk 1,49 per tahun. Petumbuhan penduduk yang pesat merupakan
akibat dari fertilisasi yang tinggi akan menjadi sumber kemiskinan dan menghambat
Usia produktif perempuan pada umumnya adalah 15-49 tahun. Maka dari itu
perempuan atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan
kontrasepsi atau cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat dilihat dari
pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor (Depkes, 2010).
Pilihan jenis alat kontrasepsi di Indonesia umumnya masih terarah pada pada
kontrasepsi hormonal seperti suntik, pil dan implan. Sementara kebijakan program
IUD, tubektomi dan vasektomi. Anjuran yang disampaikan program didasarkan pada
penyediaan kontrasepsi dengan efektifitas, biaya, tingkat kegagalan, efek samping dan
komplikasi. Sementara dari sisi medis, alat kontrasepsi non hormonal lebih dinilai
lebih aman bagi kesehatan tubuh. Sebaliknya alat kontrasepsi hormonal selain tidak
ekonomis juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan dalam jangka waktu panjang
penurunan libido, sakit kepala, hipertensi dan stroke. Akseptor keluarga berencana
yang menggunakan kontrasepsi hormonal dalam kurun waktu sering mengeluhkan
masalah kesehatan.
Pengalaman istri dalam penggunaan kontrasepsi yang dipilih merupakan hal yang
tidak terlupakan. Pengalaman baik akan selalu dijadikan acuan untuk mengikuti
yang mendapat dukungan dari suami akan menggunakan kontrasepsi secara terus
sampai bulan Agustus 2020, jumlah akseptor keluarga berencana (KB) di Bangka
Belitung belum sampai target. Sampai bulan Agustus 2020 jumlah akseptor di Bangka
Belitung baru mencapai 14.352 orang (pasangan usia subur) atau 33.55 persen. Ini
belum mencapai target, sebab harusnya sekarang 20 ribuan, sedangkan target kita itu
selama setahun ini adalah 42.777 akseptor, Adapun data jumlah akseptor sampai
bulan Agustus 2020 bila dirincikan per kabupaten meliputi kabupaten Bangka 3.546
akseptor (38,77 persen), Bangka Selatan 2.854 akseptor (44,98 persen), Bangka
Tengah 1.690 akseptor (22,75 persen), Bangka Barat 2.072 akseptor (31,41 persen),
1.120 akseptor (26,44 persen) dan Belitung Timur 1.290 (39,73 persen)
Persentase Cakupan KB Aktif dan KB Pasca Persalinan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2020. Cakupan peserta KB aktif adalah peserta KB baru dan
lama yang masih aktif memakai alokon terus menerus hingga saat ini untuk
berapa besar pasangan usia subur yang berpotensi hamil yang terlindungi dari
dengan melihat pencapaian per bulan / per tahun dan membandingkannya dengan
antara jumlah peserta KB aktif dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada
perbandingan antara jumlah peserta KB pasca persalinan dengan jumlah ibu bersalin
yang ada di wilayah kabupaten/kota. Target cakupan KB aktif adalah 70% dan target
79,3% menurun dari tahun sebelumnya 80,88%. Peserta KB aktif yang menggunakan
MKJP (MOP dan MOW) masih rendah yaitu MOP 0,2% dan MOW 1,6%. Cakupan
peserta KB aktif tertinggi terdapat di Kabupaten Bangka Selatan 90,6% dan cakupan
terendah terdapat di Kabupaten Bangka Barat 68,6%. Hal ini dapat disimpulkan
mencapai target dan hanya Kabupaten Bangka Barat yang belum mencapai target.
sebesar 54,9% dan masih di bawah target. Cakupan peserta KB pasca persalinan
tertinggi terdapat di Kabupaten Bangka Selatan 89,9% dan cakupan terendah terdapat
B. Rumusan Masalah
memilih kontrasepsi. dari fenomena yang terjadi ibu mengalami kesulitan dalam
menentukan pilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan. Berdasarkan uraian latar
TAHUN 2020
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
TAHUN 2020
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi
b. Bagi Peneliti
c.Bagi Masyarakat