Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN PALIATIF

PERKEMBANGAN DAN TUJUAN KEPERAWATAN PALIATIF

DISUSUN KELOMPOK I :

Charisma Hanif (1907088)

Gevy (1907083)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2020
A. Pengertian Keperawatan Palliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah setiap
bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan
keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau
sebaliknya perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan
menyembuhkan.
Tujuan paliatif adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang
kompleks. Non-rumah sakit perawatan paliatif tidak tergantung pada prognosis
dan ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan semua bentuk lain yang
sesuai perawatan medis. Di Amerika Serikat, pembedaan dibuat antara perawatan
paliatif rumah sakit umum dan''''perawatan, yang memberikan perawatan paliatif
untuk mereka pada akhir kehidupan; dua aspek perawatan berbagi filosofi yang
sama tetapi berbeda dalam sistem pembayaran mereka dan lokasi layanan. Di
tempat lain, misalnya di Inggris, pembedaan ini tidak operatif: di samping
penampungan khusus, tim paliatif non-perawatan berbasis rumah sakit
memberikan perawatan kepada mereka dengan membatasi hidup penyakit pada
setiap tahap penyakit. Istilah "perawatan paliatif" umumnya mengacu pada setiap
perawatan yang meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan
penyembuhan dengan cara lain, dengan demikian, WHO baru-baru pernyataan
panggilan perawatan paliatif "pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup
pasien dan mereka keluarga menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit
yang mengancam jiwa. "
Perawatan paliatif juga dapat digunakan untuk mengurangi efek samping
dari pengobatan kuratif, seperti mengurangi rasa mual yang berhubungan dengan
kemoterapi. Istilah "perawatan paliatif" semakin digunakan berkaitan dengan
penyakit lain selain kanker seperti kronis, gangguan paru progresif, penyakit
ginjal, gagal jantung kronis, HIV / AIDS, dan kondisi neurologis progresif. Selain
itu, bidang yang berkembang pesat perawatan paliatif pediatrik telah
menunjukkan dengan jelas kebutuhan untuk layanan diarahkan khusus untuk
anak-anak dengan penyakit serius. Meskipun konsep perawatan paliatif bukanlah
hal yang baru, kebanyakan dokter secara tradisional berkonsentrasi pada mencoba
untuk menyembuhkan pasien. Pengobatan untuk pengentasan gejala dipandang
sebagai berbahaya dan dilihat sebagai kecanduan mengandung efek samping yang
tidak diinginkan.
Fokus pada kualitas hidup pasien telah meningkat sangat selama dua
puluh tahun terakhir. Di Amerika Serikat saat ini, 55% dari rumah sakit dengan
lebih dari 100 tempat tidur menawarkan program perawatan paliatif, dan hampir
seperlima dari rumah sakit masyarakat memiliki program perawatan paliatif.
Sebuah perkembangan yang relatif baru adalah konsep dari tim perawatan
kesehatan khusus yang sepenuhnya diarahkan untuk perawatan paliatif: tim
perawatan paliatif. Ada sering kebingungan antara istilah rumah sakit dan
perawatan paliatif. Di Amerika Serikat, rumah sakit layanan dan program
perawatan paliatif berbagi tujuan yang sama untuk memberikan bantuan gejala
dan manajemen nyeri. Non-rumah sakit perawatan paliatif yang sesuai untuk
orang dengan penyakit serius, kompleks, apakah mereka diharapkan untuk pulih
sepenuhnya, untuk hidup dengan penyakit kronis untuk waktu yang lama, atau
mengalami perkembangan penyakit. Sebaliknya, meskipun perawatan rumah sakit
juga paliatif, yang berlaku untuk jangka rumah sakit perawatan diberikan
menjelang akhir kehidupan.
Definisi Perawatan paliatif telah mengalami beberapa evolusi. menurut
WHO pada 1990 perawatan paliatif adalah perawatan total dan aktif dari untuk
penderita yang penyakitnya tidak lagi responsive terhadap pengobatan kuratif.
Berdasarkan definisi ini maka jelas Perawatan paliatif hanya diberikan kepada
penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif terhadap pengobatan kuratif.
artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun. Definisi lain
Perawatan Paliatif menurut WHO 15 tahun kemudian sudah sangat berbeda.
Definisi Perawataan paliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005
bahwa perawatan paliatif adalah system perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeridan penderitaan
lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnose
ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/
berduka.
Di sini dengan jelas dikatakan bahwa Perawatan Paliatif diberikan sejak
diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada
stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak Perawatan
paliatif harus diberikan kepada penderita itu. Perawatan paliatif tidak berhenti
setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan
dukungan kepada anggota keluarga yang berduka.
Perawatan paliatif tidak hanya sebatas aspek fisik dari penderita itu yang
ditangani, tetapi juga aspek lain seperti psikologis, social dan spiritual.Titik
sentral dari perawatan adalah pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya
penyakit yang dideritanya. Dan perhatian ini tidak dibatasi pada pasien secara
individu, namun diperluas sampai mencakup keluarganya. Untuk itu metode
pendekatan yang terbaik adalah melalui pendekatan terintegrasi dengan
mengikutsertakan beberapa profesi terkait. Dengan demikian, pelayanan pada
pasien diberikan secara paripurna, hingga meliputi segi fisik, mental, social, dan
spiritual. Makatimbullah pelayanan paliatif care atau perawatan paliatif yang
mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas social-
medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesil ain yang diperlukan.lebih
lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan
paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang
normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perawatan paliatif
adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya,
meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya.
Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpentingsebelum meninggal dia
sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya.
B. Perkembangan Keperawatan Paliatif
Di negara maju, perawatan khusus bagi mereka yang akan segera
meninggal merupakan kolaborasi antara keluarga dan para profesional, dan
memberikan layanan medis,psikologis, social dan spiritual.Pengobatan paliatif
bermaksud mengurangi nyeri dan mengurangi symptom selain nyeri sepertimual,
muntah dan depresi. Perawatan bagi mereka yang akan segera meninggal pertama
didirikan di Inggris melalui lokakarya cicely Saunders di RS Khusus St.
Christopher, RS khusus tersebut pindahke AS pada tahun 1970-an. RS khusus
pertama di AS adalah RS New Haven yang kemudian menjadi RS khusus
Connecticut. RS tersebut kemudian menyebar ke seluruh negara, berkembang

Munculnya paliatif care di dunia dimulai dari sebuah gerakan rumah sakit
pada awal abad ke-19, kaum beragama menciptakan hospice yang memberikan
perawatan untuk orang sakit dan sekarat di London dan Irlandia. Dalam beberapa
tahun terakhir, perawatan paliatif telah menjadi suatu pergerakan yang besar,
yang mempengaruhi banyak penduduk.
Pergerakan ini dimulai sebagai sebuah gerakan yang dipimpin relawan di
Negara-negara Amerika dan telah berkembang menjadi bagian penting dari
system perawatan di kesehatan.
Paliatif care dan hospice telah berkembang pesat sejak tahun 1960-an.
Cicely Saunders seorang pekerja yang merintis perawatan ini dimana sangat
memiliki peran penting dalam menerik perhatian pasien pada akhir kehidupannya
saat mengidap penyakit ganas stadium lanjut. Paliatif care mulai didefinisikan
sebagai subyek kegiatan ditahun 1970 dan dating untuk menjadi sinonim dengan
dukungan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual pasien dengan penyakit yang
membatasi hidup, disampaikan oleh tim multidisipliner.
Standar perawatan pertama kali diperkenalkan pada 1997 di Jepang.
Pendidikan paliatif care masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah kedokteran dan
semua sekolah keperawatan. Dua puluh layanan yang terkait dengan paliatif care
tersedia di seluruh negeri. Tiga belas organisasi yang dibangun di Singapura
untuk menyediakan paliatif care. Modul paliatif care ditambahkan ke kurikulum
sekolah kedokteran. Pemerintah mulai menerapkan di setiap kabupaten dan rumah
sakit umum untuk memperkenalkan suatu paliatif care pada tahun 1998 di
Malaysia. Paliatif care dimasukkan ke dalam rencana kesehatan nasional
Mongolia. Modul paliatif care termasuk dalam kurikulum sekolah kedokteran di
Mongolia. Sebuah program pendidikan paliatif care telah diterapkan untuk asisten
keperawatan di Selandia Baru. Empat puluh satu pelayanan paliatif care ini sudah
tersebar di seluruh negeri dan mulai tahun 2005 paliatif care diakui sebagai
spesialisasi medis di Australia.
Sejarah dan perkembangan paliatif care di Indonesia bermula dari adanya
perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk membahas system
penanggulangan penyakit kanker pada tahun 1989. Penanggulangan penyakit
kanker ini harus dilaksanakan secara paripurna dengan mengerjakan berbagai
intervensi mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi, dan perawatan paliatif.
Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari
1992 di RS Dr. Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta),
RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr.
Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).Di RS Dr. Soetomo perawatan
paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri.Pelayanan
yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah (home
care), day care, dan respite care.Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah
cukup jelas. Rawat rumah (home care) dilakukan dengan melakukan kunjungan
ke rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasan tertentu tidak
dapat datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas
dokter paliatif, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan
solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya,
bukan hanya menyangkut masalah medis/biologis, tetapi juga masalah psikis,
sosial, dan spiritual.
Day care merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak
memerlukan rawat inap, misalnya perawatan luka, kemoterapi, dsb. Sedang
respite care merupakan layanan yang bersifat psikologis,penderita maupun
keluarganya dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater,bersosialisasi
dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, atau sekedar bersantai
danberistirahat. Bisa juga menitipkan penderita kanker (selama jam kerja), jika
pendamping atau keluarga yang merawatnya ada keperluan lain.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VIII/2007 pada tanggal 19 Juli
2007 yang berisi keputusan Menkes tentang kebijakan paliatif care. Dengan
terbitnya surat keputusan tersebut diharapkan bisa menjadi pedoman-pedoman
pelaksanaan paliatif care di seluruh Indonesia serta mendorong lajunya
pengembangan paliatif care secara kualitas maupun kuantitas.
1. Perkembangan Hospice care
Di Indonesia, perawatan hospis atau Hospice care merupakan hal yang
baru. Falsafah Hospice Care adalah manusia yang menderita harus dibantu
dan diringankan penderitaannya, agar kualitas hidupnya dapat ditingkatkan
selama sakit sampai ajal, danmeninggal dengan tenang. Lembaga Pelayanan
Kesehatan, terdiri dari rawat Jalan, Institusi, Hospice Community Based
Agency
Hospice care adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana
pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini
bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien,
berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
lingkup hospice carea dalah pasien yg tinggal di daerah
pedalaman.,Pasien dg Ca,heart disease,AIDS, kidney and lung disease, pasien
di nursing home, pasien yg tinggal sendirian
a. Tujuan Pelayanan Hospice Care :
1) Meringankan pasien dari penderitaannya.
2) Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam
hal perawatan pasienbagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
3) Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka
cita.
b. Tim Pelaksana Hospice Care :
1) Dokter.
2) Perawat.
3) Pekerja Sosial.
4) Relawan
c. Bentuk Hospice Care :
1) The Institution Hospice Care
2) Hospice Home Care
3) Palliative Care
d. Standar Asuhan Keperawatan :
1) Standard I Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
2) Standard II Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat
melakukan analisa terhadap data yangtelah terkumpul
3) Standard III Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik
dari klien maupun lingkungannya.
4) Standard IV Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan
dengan menetapkan intervensi yangakan dilakukan untuk mencapai
hasil yang diharapkan.
5) Standard V Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di
tetapkan dalam perencanaan
6) Standard VI Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien
yang mengarah kepencapaian hasil yang diharapkan.
C. Tujuan paliatif care
Paliatif care ini bertujuan mengurangi rasa sakit dan gejala tidak nyaman
lainnya, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan pengaruh positif selama
sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat meninggalnya,
menjawab kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk dukungan disaat-saat
sedih dan kehilangan, dan membantu keluarga agar tabah selama pasien sakit
serta disaat sedih. Paliatif care tidak bertujuan untuk mempercepat ataupun
menunda kematian.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarsa, I Wayan. (2020). Perawatan Komprehensif Paliatif. Surabaya: Airlangga


University Press.

Sitanggang, Yenni Verawati; Frisca, Sanny; Sihombing, Riama Marlyn. (2021).


Keperawatan Gerontik. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.

Probosuseno. 2011. Mengembangkan Perawatan paliatif di Indonesia Yogjakarta:


UGM https://www.ugm.ac.id/id/berita/3588-mengembangkan-perawatan-paliatif-di-
indonesia

Anda mungkin juga menyukai