Anda di halaman 1dari 12

STATUS TROFIK EMBUNG AKAP KECAMATAN PAYUNG

SEKAKI KOTA PEKANBARU BERDASARKAN


TROPHIC INDEX ( TRIX )

By:

Oloan Siahaan1),Madju Siagian2),Asmika Harnalin Simarmata2)

Email : oloansiahaan26@gmail.com

ABSTRACT
Trophic Index (TRIX) can be used to determine the trophic state of waters based on
chemical and biological parameters. To understand the trophic state of the Embung A
KAP waters based on Vollenweider’s Trophic Index (TRIX), a research has been
conducted in November-December 2018. There were three station, namely Station 1
(inlet), Station 2 (in the middle of Embung AKAP), and Station 3 (outlet). Sampling
were conducted 3 times, once/week. Water quality parameters measured were DIN,
total phosphorus, dissolved oxygen, chlorophyll-a, transparency, temperature, and
pH. Result shown that the transparency was 24,33–25,83 cm, temperature was 29-30
°C, pH was 5, DIN was 0,31 - 0,39 mg/L, total phosphorus was 0,09-0,48 mg/L,
oxygen saturation was 41,64-58,80 %, and chlorophyll-a was 3,09-7,93 µg/L.
Trophic Index (TRIX) value of the Embung AKAP was 4,79-5,29, and it can be
categorized mesotrophic-eutrophic.

Keywords : Vollenweider’s, Trophic Index, Water quality, Eutrophic, Mesotrophic


1). Student of the Fisheries and Marine Faculty, Universitas Riau
2). Lecturer of the Fisheries and Marine Faculty, Universitas Riau

PENDAHULUAN tahun 2015. Tujuan pembangunan


embung ini adalah untuk mencegah
Latar Belakang banjir. Embung AKAP ini luasnya ±
8.694 m2 dengan kedalaman ± 2,5 m.
Embung merupakan waduk
Mengingat embung ini cukup
berukuran kecil yang terdapat di
luas dan dalam, kemungkinan embung
permukiman yang dibangun untuk
ini dapat dimanfaatkan untuk budidaya
menampung kelebihan air pada musim
ikan. Untuk melihat kemungkinan
hujan dan dapat digunakan sebagai
tersebut perlu diketahui status trofik
sumber air pada musim kemarau
perairan embung tersebut.
(Irianto, 2007).
Status trofik suatu perairan
Di kota Pekanbaru terdapat
dapat dilihat dari parameter fisika
embung yang berada di dekat terminal
(kecerahan), kimia (nitrat dan fosfat)
Payung Sekaki yang disebut Embung
dan biologi (fitoplankton dan klorofil-
AKAP. Embung ini dibangun pada
a). Apabila hanya menggunakan satu Sekaki Kota Pekanbaru. Analisis
parameter dapat memberikan status kualitas air dilakukan di lapangan dan
trofik yang berbeda antara satu di Laboratorium Produktifitas
parameter dengan parameter lainnya. Perairan Fakultas Perikanan dan
Oleh karena itu digunakan aplikasi Kelautan Universitas Riau.
dengan menggunakan indeks. Ada
beberapa indeks yang digunakan untuk Prosedur Penelitian
menentukan status kesuburan perairan
Penentuan Stasiun Penelitian
yaitu indeks TSI menggunakan
pendekatan kimia, fisika dan biologi. Penentuan stasiun penelitian
Indeks TRIX menggunakan dilakukan dengan memperhatikan
pendekatan kimia dan biologi. Indeks kondisi di lokasi penelitian dan tujuan
Nygard menggunakan pendekatan penelitian. Stasiun penelitian
biologi. Masing-masing Indeks ditetapkan tiga yaitu di sekitar air
memiliki kelebihan dan kekurangan. masuk (in let), bagian tengah embung
Indeks Nygard lebih permanen tetapi dan air keluar (out let). Kriteria
membutuhkan kemampuan untuk masing-masing stasiun adalah sebagai
identifikasi. Indeks TSI sering kali berikut:
memberikan hasil yang berbeda. Pada Stasiun 1 : Di sekitar air masuk (in
penelitian ini digunakan Indeks TRIX. let), lokasi ini merupakan
Indeks TRIX merupakan daerah masuknya air dari
indeks yang menggabungkan beberapa lingkungan di sekitar
parameter yaitu parameter kimia (DIN, embung. Di sekitar lokasi
Total P, oksigen saturasi) dan biologi ini terdapat jalan raya dan
(klorofil-a) untuk menentukan status berbagai pepohonan serta
trofik. Indek TRIX juga memiliki terdapat berbagai macam
kelebihan yaitu dapat menggambarkan tumbuhan air. Stasiun ini
distribusi unsur hara, dapat digunakan berada pada titik koordinat
pada perairan tawar ataupun air laut. 0030’06.51” LU-
Parameter yang digunakan saling 101023’15.19” BT
berkaitan dan dapat menentukan status Stasiun 2 : Lokasi ini merupakan
trofik secara spasial maupun temporal bagian tengah Embung
serta parameter yang digunakan lebih AKAP. Lokasi ini
banyak sehingga lebih representative. merupakan perairan
Oleh karena itu penelitian mengenai terbuka, sehingga sinar
status trofik Embung AKAP dalam matahari dapat langsung
penelitian ini perlu dilakukan menembus ke dalam
berdasarkan Indeks TRIX. perairan. Lokasi ini
dimanfaatkan oleh
METODE PENELITIAN
masyarakat sebagai tempat
Waktu dan Tempat memancing ikan. Stasiun
Penelitian ini dilaksanakan ini berada pada titik
pada bulan November-Desember 2018 koordinat 0030’05.83” LU-
di Embung AKAP Kecamatan Payung 101023’17.22” BT.
Stasiun 3 : Di sekitar air keluar (out pada titik koordinat
let) lokasi ini berada di 0030’06.76” LU-
ujung embung, di bagian 101023’19.12” BT. Untuk
pinggir waduk terdapat lebih jelasnya sketsa
berbagai macam tumbuhan pengambilan sampel dapat
air. Stasiun ini berada dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Sketsa Pengambilan Sampel


Prosedur Pengukuran Parameter
Kualitas Air
Waktu Pengambilan Air Sampel Parameter kualitas air yang
diukur di lapangan adalah kecerahan,
Pengambilan sampel dilakukan
suhu, derajat keasaman (pH), dan
sebanyak 3 kali dengan interval waktu
oksigen terlarut. Parameter kualitas air
1 minggu. Waktu pengambilan sampel
yang diukur di Laboratorium adalah
mulai jam 09:00 WIB sampai 12:00
DIN, nitrat, nitrit, amonia, total-P, dan
WIB. Sampel air untuk analisa DO
klorofil-a. Untuk lebih jelasnya
dan CO2 diambil menggunakan botol
prosedur pengukuran kualitas air
BOD dan dianalisa langsung di
adalah sebagai berikut.
lapangan menurut APHA (2012),
Sampel untuk analisa nitrat, nitrit, Disolved Inorganik Nitrogen (DIN)
amonia, dan total-P diambil
menggunakan botol sampel kemudian Disolved Inorganik Nitrogen
diawetkan dengan H2SO4 pekat hingga merupakan jumlah konsentrasi nitrit,
pH menjadi 2. Sampel klorofil-a nitrat, dan amonium (Vollenweidir et
diambil menggunakan botol sampel al., 1998). Selanjutnya dikemukakan
500 ml kemudian ditutup dengan bahwa nilai DIN adalah sebagai
menggunakan alumunium foil. Setiap berikut:
sampel diberi label, disimpan dalam DIN (mg/L) = (N-NO2 + N-NO3 + N-NH3)
coolbox untuk dianalisa di Keterangan :
laboratorium. Untuk pengukuran suhu, N-NO2 : Konsentrasi nitrit (mg/L)
pH, oksigen dan kecerahan langsung N-NO3 : Konsentrasi nitrat (mg/L)
diukur di lapangan. Pengambilan N-NH3 : Konsentrasi ammonium
sampel hanya di permukaan. (mg/L)
Total P Dari konsentrasi larutan standar
Air sampel sebanyak 25 ml diperoleh persamaan regresi y = a +
dimasukkan ke dalam tabung reaksi bx, dimana y adalah nilai konsentrasi
dengan 2 kali pengulangan. Kemudian dan x adalah absorbance. Untuk
pada masing-masing tabung reaksi memperoleh konsentrasi fosfat pada
ditambahkan 0,5 ml H2SO4 30% dan 4 sampel, nilai absorbance dimasukkan
ml K2S2O8. Selanjutnya dipanaskan pada persamaan regresi.
pada suhu 100℃, ditunggu hingga Konsentrasi Total-P diperoleh dengan
dingin. Setelah dingin ditambahkan 1 rumus :
tetes indikator pp 0,2% dan di titrasi Total-P (mg/L) = [P] × A/25 ml
dengan NaOH 10 N hingga berwarna Keterangan :
pink. Kemudian sampel yang sudah [P] : Konsentrasi P
dititrasi diukur dengan gelas ukur, (a
ml) ditambahkan aquades hingga Oksigen Terlarut (DO)
volume mencapai 25 ml. Selanjutnya
dilakukan prosedur penentuan Pengukuran oksigen terlarut
Orthofosfat. Air sampel 25 ml dilakukan dengan metode Winkler
ditambahkan 0,2 ml ammonium yaitu mengambil air sampel dengan
molybdate dan 1 tetes SnCl2 sambil menggunakan botol BOD bervolume
diaduk dan didiamkan selama 10 menit 125 ml dan dijaga agar tidak timbul
sampai warna birunya stabil. gelembung udara. Kemudian
Kemudian dibuat larutan blanko dari ditambahkan MnSO4 1 ml dan NaOH-
25 ml akuades ditambahkan 0,2 ml KI 1 ml lalu dikocok dan didiamkan
ammonium molybdate dan 1 tetes sampai terbentuk endapan coklat.
SnCl2. Ditunggu setelah 10 menit dan Selanjutnya ditambahkan H2SO4,
sebelum 12 menit, lalu diukur dikocok sampai semua endapan hilang
absorbansinya pada λ = 690 nm. Untuk (warna menjadi kuning). Sampel air
pengukuran fosfat terlebih dahulu tersebut dimasukkan ke dalam
dibuat suatu deret standart yang telah Erlenmeyer sebanyak 50 ml dan
diketahui. kemudian dititrasi dengan Na2S2O3
Kurva standart dibuat dengan H2O sampai warnanya kuning pucat.
cara sebagai berikut (Tabel 1). Kemudian ditambahkan 3-5 tetes
amilum sampai warna menjadi biru,.
Tabel 1. Pembuatan Larutan Standar Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 H2O
Total P (APHA, 2012) sampai warna biru hilang. Banyaknya
larutan yang digunakan dicatat
Ppm nitrat yang ml standard Total P (5
akan dibuat ppm) yang diperlukan jumlahnya kemudian konsentrasi
untuk diencerkan oksigen terlarut ditentukan menurut
menjadi 100 ml APHA (2012) yaitu sebagai beriukut :
0,025 0,50
A x N x 8 x 1.000
0,05 1,00 DO(mg/L)=
0,10 2,00 C−D
0,25 5,00 B x( )
C
0,50 10,00
0,75 15,00 Keterangan:
0,100 20,00 A = Volume titran (Na2S2O3 H2O)
yang terpakai
B = Volume sampel yang digunakan N
= Normalitas thiosulfate (Na2S2O3
(50 mL) H2O) (0,025)
C = Volume botol BOD yang 8 = Berat molekul O2
digunakan (125 ml) 1.000 = Konversi L ke ml
D = Volume reagen yang terpakai Untuk menentukan nilai
(MnSO4+NaOH-KI+H2SO4) oksigen saturasi digunakan rumus
APHA (2012) dari Tabel 2.
Tabel 2. Hubungan Konsentrasi Oksigen Terlarut Jenuh dan Suhu pada Tekanan
Udara 760 mmHg

Suhu (oC) Konsentrasi DO (mg/L) Suhu (oC) Konsentrasi DO (mg/L)


0 14,62 21 8,91
1 14,22 22 8,74
2 13,38 23 8,58
3 13,46 24 8,24
4 13,11 25 8,26
5 12,77 26 8,11
6 12,45 27 7,97
7 12,14 28 7,83
8 11,84 29 7,69
9 11,56 30 7,56
10 11,29 31 7,43
11 11,03 32 7,3
12 10,78 33 7,18
13 10,54 34 7,06
14 10,31 35 6,95
15 10,08 36 6,84
16 9,87 37 6,73
17 9,66 38 6,62
18 9,47 39 6,51
19 9,28 40 6,41
20 9,09
Sumber : Benson dan Krause dalam Cole (1983)
Oksigen saturasi ditentukan kertas saring millipore menggunakan
dengan kadar oksigen teoritis pada saat Vacuum pump. Selanjutnya kertas
pengukuran (Insan, 2009). Rumus saring dan millipore dilipat dan
oksigen saturasi adalah sebagai berikut dimasukkan ke dalam plastik, dan
Kadar Oksigen Terukur disimpan dalam kulkas selama 24 jam.
Oksigen Saturasi ( % )= x 100 %
Kadar Oksigen Teoritis Kertas millipore dikeluarkan
Klorofil-a dari kulkas dan dimasukkan ke dalam
test tube, ditambahkan aseton 90%
Pengukuran klorofil-a sebanyak 5 ml kemudian digerus
dilakukan dengan mengambil air sampai halus selanjutnya ditambahkan
sampel sebanyak 500 ml dari tiap botol lagi aseton sebanyak 3,5 ml. Lalu
sampel, kemudian disaring dengan sampel disentrifuge pada kecepatan
k
2000 rpm selama 10 menit. log M −log L
Supernatant diambil dan diukur TRIX = ∑
n log u−log L
absorbansinya menggunakan Keterangan :
spektrofotometer pada λ = 665 dan 750 K = Scaling faktor (10)
nm (blanko adalah aseton). N = Jumlah parameter (4)
Konsentrasi klorofil-a dihitung dengan U = Batas atas (rataan + 2sd)
menggunakan rumus Vollenweider L = Batas bawah (rataan – 2sd)
(1998) et al., yaitu sebagai berikut: M = Nilai rataan
V Nilai TRIX 0 sampai 10.
Klorofil-a ( ug/L) = 11,9 ( A665 - A750 ) × ×
L Semakin besar nilai indeks tersebut
1000 semakin tinggi tingkat kesuburan
S perairan tersebut. Nilai mendekati 10
Keterangan : menunjukkan eutrofikasi yang kuat.
A665 : Penyerapan spektrofotometer Kriteria penentuan status trofik dengan
pada λ 665 nm metode indeks TRIX ini (Vollenweider
A750 : Penyerapan spektrofotometer et al., 1998) adalah sebagai berikut :
pada λ 750 nm TRIX < 2 = oligotrofik
V :Volume ekstrak aseton yang 2 ≤ TRIX < 4 = mesotrofik
terpakai (ml) 4 ≤ TRIX < 6 = eutrofik
S : Volume sampel yang disaring TRIX ≥ 6 = hipereutrofik
(ml)
L : Panjang cahaya atau lebar HASIL DAN PEMBAHASAN
cuvet (1 cm)
11,9 : Konstanta (ketetapan) Status Trofik Embung AKAP

Trophic Index (TRIX) Nilai rata-rata parameter yang


digunakan dalam metode penentuan
Untuk menentukan status trofik status trofik berdasarkan TRIX dalam
di perairan digunakan metode Trix penelitian ini yaitu oksigen saturasi
(Vollenweider et al., 1998). Terdapat berkisar 41,64-58,79%, DIN berkisar
empat variabel yang perlu diamati 0,37-0,64 mg/L, Total-P berkisar 0,31-
pada metode ini yaitu klorofil-ά, 0,72 mg/L, dan klorofil-a berkisar
oksigen saturasi, total nitrogen dan 0,31-0,74 µg/L. Untuk lebih jelasnya
total fosfor. Formula Trophic Index/ dapat dilihat pada Tabel 3.
TRIX disajikan sebagai berikut :
Tabel 3. Nilai Rata-rata Parameter Penentu pada Indeks TRIX
Waktu Oksigen
Sampling Saturasi DIN Total P Klorofil-a
Stasiun (Minggu) (%) (mg/L) (mg/L) (µg/L)
I 34,59 0.65 1.04 0.17
1 II 54,23 0.18 0.71 0.53
III 48,50 0.65 0.42 0.22
Rata-rata 45,77 0.49 0.72 0.31
2 I 47,20 0.65 0.37 0.59
II 74,56 0.18 0.19 0.90
III 54,63 0.28 0.37 0.72
Rata-rata 58,79 0.37 0.31 0.74
I 34,59 0.38 0.54 0.22
3 II 49,60 0.89 0.52 0.64
III 40,74 0.64 0.34 0.51
Rata-rata 41,64 0.64 0.47 0.46
Sumber : Data Primer
Tabel 1 menunjukkan nilai rata- menyumbangkan limbah organik
rata oksigen saturasi yang diperoleh maupun anorganik yang kemudian
selama penelitian tertinggi di Stasiun 2 didekomposisi menjadi nitrogen.
dan terendah di Stasiun 3. Tingginya Rendahnya konsentrasi DIN di Stasiun
oksigen saturasi di Stasiun 2 2 karena daerah ini merupakan bagian
dikarenakan konsentrasi oksigen yang tengah embung, dimana di pinggir
tinggi. Tingginya DO dikarenakan stasiun ini tidak terdapat aktivitas
kelimpahan fitoplankton yang tinggi. apapun.
sehingga konsentrasi DO yang Wetzel (2001) mengatakan
dihasilkan dari proses fotosintesis juga bahwa perairan ultra-oligotrofik jika
tinggi. Selain itu nilai kecerahan di nilai rata-rata DIN < 0,2 mg/L, oligo-
stasiun ini juga tinggi dan unsur hara mesotrofik jika nilai rata-rata DIN 0,2-
tersedia. Pada saat kecerahan tinggi 0,4 mg/L, meso-eutrofik jika nilai rata-
dan unsur hara tersedia, maka proses rata DIN 0,3-0,6 mg/L, eutrofik jika
fotosintesis akan berlangsung nilai rata-rata DIN 0,5-1,5 mg/L dan
maksimum. Akibatnya konsentrasi hipertrofik jika nilai rata-rata DIN
oksigen terlarut menjadi tinggi dan lebih dari 1,5 mg/L. Jika nilai rata-rata
akhirnya oksigen saturasi juga tinggi. DIN yang diperoleh selama penelitian
Hal ini sesuai dengan pendapat dibandingkan dengan pendapat di atas
Winasis dalam Agustini et al., (2014) maka perairan Embung AKAP
bahwa untuk berfotosintesis ada dua dikategorikan ke dalam perairan
hal yang paling penting yaitu oligotrofik-mesotrofik.
ketersediaan unsur hara dan cahaya. Konsentrasi total-P rata-rata
Rata-rata konsentrasi DIN yang selama penelitian berkisar 0,31-0,72
diperoleh selama penelitian berkisar mg/L, dimana tertinggi di Stasiun 1
0,37-0,64 mg/L. Konsentrasi DIN (0,72 mg/L) dan terendah ditemukan di
tertinggi ditemukan di Stasiun 3 dan Stasiun 2 (0,31 mg/L). Tingginya total-
terendah di Stasiun 2 (Tabel 3). P di Stasiun 1 karena adanya masukan
Tingginya konsentrasi DIN di Stasiun dari limpasan dari sekitar Embung
3 ini diduga karena stasiun ini dekat AKAP. Rendahnya konsentrasi total-P
dengan pemukiman masyarakat, di Stasiun 2 karena posisi stasiun yang
diduga ada masukan bahan organik merupakan bagian tengah embung, dan
maupun anorganik dari pemukiman ke dipinggir stasiun tidak terdapat
perairan. Hal ini sesuai dengan aktivitas. Akibatnya masukan ke
pendapat Damar dalam Lestari (2013) stasiun ini hampir tidak ada selain dari
yang menyatakan limbah domestik aliran Stasiun 1. Wetzel (2001)
dari aktivitas masyarakat akan mengelompokkan perairan menjadi 5
kelompok berdasarkan konsentrasi dengan pendapat Ardiwijaya dalam
total P, yaitu perairan ultra-oligotrofik Manurung (2014) yang menyatakan
jika kandungan total P < 0,005 mg/L, bahwa klorofil-a adalah pigmen yang
oligo-mesotrofik jika kandungannya paling penting yang terdapat dalam
0,005-100,01 mg/L, meso-eutrofik jika fitoplankton, sehingga dengan
kadungannya 0,01-0,03 mg/L, eutrofik mengetahui kelimpahan fitoplankton
jika kandungannya 0,03-0,1 mg/L dan dapat diduga konsentrasi klorofil-a.
hipertrofik jika kandungan total P ≥0,1 Hakanson dan Bryann dalam
mg/L. Jika konsentrasi rata-rata total-P Marlian (2015) menyatakan bahwa
yang diperoleh selama penelitian jika kandungan klorofil-a < 2 ug/L
(0,31-0,72 mg/L) dibandingkan dengan dikategorikan perairan oligotrofik,
pendapat di atas maka perairan perairan dengan kandungan klorofil-a
Embung AKAP dikategorikan ke 2 - 6 ug/L dikategorikan perairan
dalam perairan eutrofik. mesotrofik, perairan dengan
Konsentrasi klorofil-a rata-rata kandungan klorofil- a 6 - 20 ug/L
selama penelitian berkisar 0,31-0,74 dikategorikan eutrofik, dan perairan
µg/L. Secara umum konsentrasi dengan kandungan klorofil-a > 20
klorofil-a selama penelitian relatif ug/L dikategorikan pada perairan
rendah. Konsentrasi klorofil-a yang hipertrofik. Jika nilai rata-rata klorofil-
tertinggi di Stasiun 2 dan terendah di a yang diperoleh selama penelitian
Stasiun 1. Tingginya konsentrasi (0,31-0,74 µg/L) dibandingkan dengan
klorofil-a di Stasiun 2 sesuai dengan pendapat di atas maka perairan
kelimpahan fitoplankton yang tinggi Embung AKAP dikategorikan ke
pada stasiun tersebut. Hal ini sesuai dalam perairan oligotrofik.
dengan pendapat Hayati (2018) yang Nilai TRIX yang didapat
menyatakan jika fitoplankton berkisar antara 4,79-5,29 menunjukkan
meningkat maka klorofil-a meningkat bahwa status trofik Embung AKAP
karena klorofil-a terdapat pada tergolong eutrofik. Untuk lebih
fitoplankton. jelasnya rata-rata nilai indeks TRIX
Rendahnya konsentrasi klorofil- selama penelitian di Embung AKAP
a di Stasiun 1 disebabkan rendahnya berdasarkan stasiun dapat dilihat pada
kelimpahan fitoplankton. Hal ini sesuai Gambar 2.
5.40
5.30
5.20
5.10
5.00
4.90
4.80
4.70
4.60
4.50
1 2 3

Gambar 2. Nilai TRIX Embung AKAP pada masing-masing Stasiun


Gambar 2 menunjukkan nilai Indeks TRIX antar stasiun
TRIX tertinggi di Stasiun 2 dan memiliki status trofik yang berbeda.
terendah di Stasiun 3. Tingginya nilai Hal ini karena adanya perbedaan nilai
TRIX di Stasiun 2 (5,29) disebabkan, dari keempat parameter yang diukur
kecerahan dan klorofil-a pada stasiun yaitu oksigen saturasi, DIN, Total P
ini tinggi (Tabel 2), sehingga proses dan klorofil-a (Tabel 2). Adanya
fotosintesis berlangsung dengan baik perbedaan nilai tersebut disebabkan
dan menghasilkan oksigen yang tinggi, perbedaan aktivitas yang ada di sekitar
sehingga oksigen saturasi tinggi dan perairan dan faktor lingkungan selama
nilai DIN tinggi. Hal ini sesuai dengan sampling. Dari nilai indeks TRIX yang
pendapat Salmin (2005) yang didapat dalam penelitian ini
menyatakan bahwa sumber utama disimpulkan status trofik Embung
oksigen terlarut berasal dari difusi AKAP tergolong mesotrofik-eutrofik.
udara dan hasil proses fotosintesis.
Rendahnya nilai TRIX pada
Stasiun 3 (4,79) disebabkan karena
rendahnya kecerahan dan klorofil-a Parameter Kualitas Air Pendukung
pada stasiun tersebut (Tabel 2).
Akibatnya proses fotosintesis pada Suhu
stasiun ini tidak berlangsung secara
Suhu rata-rata di
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Embung Akap selama
Winasis dalam Agustina et al.,(2014)
penelitian berkisar 29,0-29,7
yang menyatakan bahwa ada dua hal 0
C. Suhu pada Stasiun 1
yang dibutuhkan dalam proses
berkisar antara 27-30 0C, di
fotosintesis, yaitu ketersedian unsur
Stasiun 2 berkisar 28-30 0C dan
hara dan cahaya matahari. Jika unsur
pada Stasiun 3 suhu berkisar
hara dan cahaya matahari tersedia
29-30 0C. Suhu tertinggi
maka proses fotosintesis berlangsung
selama penelitian terdapat di
dengan baik.
Stasiun 3 diduga karena
pengukuran suhu di stasiun ini
dilakukan pada siang hari 6
dimana keadaan intensitas 5
cahaya yang masuk ke perairan 4
tinggi sehingga suhu tinggi. 3
Berdasarkan suhu yang di 2
dapat selama penelitian masih 1
layak untuk kehidupan 0
organisme perairan. Hal ini 1 2 3
sesuai dengan pendapat Boyd
(1979) suhu perairan di daerah Gambar 4.Derajat Keasaman Embung
tropis yang layak untuk Akap Selama Penelitian
kehidupan organisme berkisar Kecerahan
antara 25-32 °C.
Nilai rata-rata kecerahan di
30 Embung AKAP selama
25 penelitian berkisar 24,33-30,33
20
cm. Rata-rata kecerahan
15
tertinggi di Stasiun 2 (30,33
10
cm) dan terendah di Stasiun 1
5
0
(24,33 cm) (Gambar 5).
1 2 3 Tingginya nilai kecerahan di
Stasiun 2 dikarenakan pada
Gambar 3. Suhu Embung Akap pada waktu sampling di stasiun ini
Masing-masing Stasiun cuaca cukup cerah. Rendahnya
Derajat Keasaman (pH) nilai kecerahan di Stasiun 1
Hasil pengukuran dikarenakan di stasiun ini
derajat keasaman (pH) perairan merupakan aliran masuk
Embung Akap selama Embung AKAP yang
penelitian yaitu 5 (asam). mengakibatkan perairan di
Derajat keasaman (pH) selama stasiun ini menjadi keruh
penelitian di Embung Akap dibandingkan stasiun lainnya
berdasarkan stasiun dapat sehingga cahaya yang masuk
dilihat pada Gambar 4. ke perairan terhambat. Hal ini
Berdasarkan pH yang di dapat sesuai dengan pendapat Effendi
selama penelitian masih layak (2003) yang menyatakan
untuk kehidupan organisme bahwa nilai kecerahan perairan
perairan. Hal ini sesuai dengan dipengaruhi oleh keadaan
pendapat Wardoyo (1981) yang cuaca, waktu pengukuran,
mengatakan bahwa derajat kekeruhan, padatan tersuspensi
keasaman (pH) yang serta ketelitian orang yang
mendukung kehidupan melakukan penelitian.
organisme yaitu 5-9.
35 Ramah Lingkungan. Jurnal
30 Agroknow. 2(1):39-40.
Kecerahan (cm) 25
20 APHA. 2012.Standart Method for the
15 Examination of Water and
10 Wastewater Ed 22th, American
5 Public Control Federation. Port
0 City Press. Baltimon, Maryland
1 2 3
Stasiun
Boyd, C. E. 1979. Water Quality
Gambar 4. Kecerahan Embung AKAP Management in Pond Fish
Selama Penelitian Culture.International Center for
KESIMPULAN DAN SARAN Aquaculture Agriculture
Experiment Station. Auburn
Kesimpulan University, Alabama.

Berdasarkan nilai TRIX Cole, G. A. 1983. Textbook of


yang diperoleh selama Limnology.The C. V. Mosby
penelitian disimpulkan Company. London
Embung AKAP tergolong
mesotofik-eutrofik. Hasil Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air
pengamatan kualitas air bagi Pengelolaan Sumberdaya
pendukung selama penelitian dan Lingkungan Perairan.
(suhu, kecerahan, dan pH) Kanisius . Yogyakarta.
menunjukkan bahwa perairan Hayati, M. 2018. Jenis dan
Embung AKAP masih Kelimpahan Fitoplankton Di
mendukung kehidupan Embung AKAP Kecamatan
orgnisme perairan. Payung Sekaki Kota
Saran Pekanbaru. Skripsi. Fakultas
Penelitian ini dilakukan pada Perikanan dan Kelautan.
saat tinggi muka air minimum dan Universitas Riau. Pekanbaru
tidak diukur bahan organik yang (Tidak diterbitkan).
masuk ke perairan. Maka disarankan Insan, I. 2009. Status Trofik dan Daya
untuk melakukan penelitian lanjutan Dukung Keramba Jaring Apung
mengenai status trofik pada saat tinggi Di waduk Cirata. Thesis.
muka air maximal dan melakukan Fakultas Perikanan dan
penelitian lebih lanjut mengenai bahan Kelautan. Institut Pertanian
organik yang masuk ke perairan. Bogor.Bogor (Tidak
diterbitkan).
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, 2007. Pengembangan Sarana
Agustini, M dan S.O Madyowati. Konservasi Air Penunjang
2014. Identifikasi dan Pertanian Direktorat
Kelimpahan Plankton Pada Pemanfaatan Air Irigasi.
Budidaya Ikan Air Tawae Jakarta. Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian Perairan di Teluk Meulaboh
Kementian Pertanian. Aceh Barat.Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia (JIPI).
Lestari, F. 2013. Sebaran Nitrogen 20(3) : 272-279.
Anorganik Terlarut di Perairan
Pesisir Kota Tanjung Pinang. Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO)
Kepulauan Riau. Jurnal dan Kebutuhan Oksigen
Dinamika Maritim. 4(2) : 88- Biologi (BOD) Sebagai Salah
96. Satu Indikator Untuk
Menentukan Kualitas Perairan.
Manurung, A. F. R. 2014. Profil
Jurnal Osean,. 30 (3) :20-25.
Vertikal Klorofil-a di Danau
Pinang Dalam Desa Buluh Cina
Vollenweider, R., A. F, Giovanardi.,
Kecamatan Siak Hulu
G, Montanari, and A, Rinaldi. 1998.
Kabupaten Kampar Provinsi
Characterization of the trophic
Riau. Skripsi. Fakultas
conditions of marine coastal waters
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
with special reference to the NW
Universitas Riau. Pekanbaru
Adriatic Sea: Proposal for a trophic
(Tidak Diterbitkan).
scale, turbidity and generalized water
quality index. Journal Environmetric, 9
Marlian, N. D dan H. Effendi. 2015.
(1):329-357.
Distribusi Horizontal Klorofil-
a Fitoplankton Sebagai
Indikator Tingkat Kesuburan
Wardoyo, S. T .H .1981. Kriteria UNDO-PSL IPB.Bogor. (Tidak
Kualitas Air Untuk Evaluasi diterbitkan).
Pertanian Perikanan.Training
Analisa Dampak Lingkungan Wetzel, R.G. 2001. Limnology Lakes
PPLH-UND-IPB dan PPLH- and Rivers Ecosystems. San
Diego Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai