Anda di halaman 1dari 7

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HASNUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
Jl. PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM. 10 MAKASSAR 90245
TELP : 0411-586296 (LANGSUNG) Fax : 0411-586297, (0411) 586200 pesawat 2150

AKTIFITAS SEHARI-HARI

NAMA MHS : Suradi Efendi TANGGAL : 5 Mei 2003


RUANGAN : IRD Anak RUMAH SAKIT : RSUP DR WS

HARI/
JAM KEGIATAN PARAF KET
TANGGAL
20– 8-2003 07.30 Tiba diruangan IRD Anak Perjan RSUP Dr. Wahidin
07.45 Melapor ke Karu IRD Anak
08.00 Mengkaji pasien kelolaan :
1. N a m a : By. M, No. Reg : 11 40 57
2. U m u r : 9 bulan (20 Nopember 2002)
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a :Islam
5. Pendidikan : Tidak ada
6. Alamat : Asrm. KOSTRAD Kariango Kel.
Sudirman, Kec. Tanralili Maros.
7. Tgl masuk : 20 Agustus 2003 (Jam 07.30)
8. Tgl pengkajian : 20 Agustus 2003
9. S u k u :Bugis
10.Status perkawinan : Dibawah umur (belum kawin)
11.P e k e r j a a n : Tidak ada
12 Diagnosa medik : Diare (Score 9)
Data lain yang dikaji berupa :
A. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit
B. Riwayat Kesehatan :
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
2. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien
2. Tanda-tanda vital
3. Antropometri
4. Sistem pernapasan
5. Sistem Cardio Vaskuler
6. Sistem Pencernaan
7. Sistem Indra
8. Sistem saraf
9. Sistem Muskulo Skeletal
10. Sistem Integumen
11. Sistem Endokrin
12. Sistem Perkemihan
13. Sistem Imun.
08.30 Memberikan obat per oral pada Klien By. M berupa
Damaben drops 4 tts. Dengan cara :
1. Cuci tangan
R/ : Menghilangkan mikroorganisme sehingga
meminimalkan pemindahannya dari tangan ke
obat/wadah obat yang akan digunakan.
2. Sampaikan kepada orang tua prosedur yang akan
dilakukan.
R/ : Menghindari kesalahpahaman orang tua akan
tindakan yang akan diberikan kepada anaknya
sekaligus mengurangi stress orang tua dan
meningkatkan perasaan dilibatkan.
3. Siapkan obat yang akan diberikan. (Damaben
drops), perhatikan 5 B
R/ : Mencegah kesalahan persiapan.
4. Tempatkan klien dipangkuan ibu dalam posisi
semi fowler.
R/ : Mencegah aspirasi selama menelan.
5. Berikan obat dengan tepat (4 tts) sambil meminta
orang tua untuk membantu membuka mulut klien
dan memperhatikan cara pemberian.
R/ : Pilihan terapi meningkatkan rasa nyaman
klien, keterlibatan orang tua dapat menurunkan
kecemasan dan perhatian orang tua membantu
dalam meningkatkan kemandiriannya dalam
memberikan obat sesuai dosis dan anjuran.
6. Pastikan semua obat yang diberikan ditelan
R/ : Memastikan keadekuatan jumlah takaran obat
yang diberikan.
7. Cuci tangan
R/ : Menghilangkan/mengurangi penyebaran
mikroorganisme.
8. Catat/dokumentasikan pengobatan yang telah
diberikan dalam lembaran status observasi klien.
R/ : Pencatatan dengan cepat mencegah kesalahan
seperti pengulangan dosis.
9. Amati respon klien setelah pmberian obat.
R/ : Mengevaluasi keuntungan terapetik obat dan
mampu mendeteksi awitan efek samping atau reksi
alergi.
09.05 Mengkaji ulang keadaan klien hasilnya score
dehidrasi klien = 13
09.10 Memasang infus (terapi intravena) pada klien By. M
berupa larutan Assering 35 tts/menit sist. 24 jam :
1. Jelaskan prosedur pada keluarga (Orang tua klien)
R/ : Pengetahuan meningkatkan kerjasama
terutama keluarga (orang tua klien).
2. Mencuci tangan dan kenakan sarung tangan
disposible.
R/ : Asepsis penting untuk mencegah infeksi dan
mencegah pemajanan perawat terhadap darah
klien.
3. Mengidentifikasi vena yang sesuai dan area insersi
yaitu didaerah punggung tangan kanan.
R/ : Pemilihan tempat yang teliti akan akan
meningkatkan kemungkinan pungsi vena yang
berhasil dan pemeliharaan vena.
4. Memilih kanula (abocath no 24), selang infus
(makro drips) dan jenis cairan (Assering 500 ml)
yang sesuai dengan dosis dan usia klien.
R/ : Panjang dan diameter kanula harus sesuai baik
untuk letak maupun tujuan infus. Abocath No. 24
selangf infus makro drips dan Assering sangat
sesuai untuk usia klien.
5. Menghubungkan botol infus (kolf) dengan selang
dan mengalirkan larutan sepnjang selang untuk
mengeluarkan udara, kemudian tutup ujung selang.
R/ : Peralatan harus dihubungkan dengan seger
setelah pungsi vena yang berhasil untuk mencegah
pembekuan darah.
6. Mengatur tempat tidur, posisi klien yang nyaman
dan instrumen.
R/ : Posisi yang sesuai akan meningkatkan
kemungkinan keberhasilan dan memberikan
kenyamanan bagi klien.
Prosedur :
1. Melibatkan rekan sejawat untuk melakukan
turniket dengan tanga didaerah 1/3 lengan bawah
kanan, sementara tangan kiri saya memegang jari
jari klien dan membuatnya dalam posisi
menggenggam. (Klien dalam posisi supine line
diatas tempat tidur dengan kepala diatas pangkuan
ibunya).
R/ : Turniket melebarkan vena dan memudahkan
penusukan, telapak tangan yg terkepal
menyebabkan vena menjadi bulat dan kencang.
2. (Setelah menggunakan Handscoen)Memberikan
kapas alkohol 70% dengan gerakan memutar
keluar dari tempat penusukan. Kemudian dibiarkan
kering untuk melihat dengan jelas vena profunda
yang akan di insersi.
R/ : Asepsis ketat dan persiapan tempat yang teliti
merupakan hal yang penting untuk mencegah
infeksi.
3. (Setelah abocath dibuka) Memegang jarum
(abocath) dengan bagian bevel keatas dan pada
sudut 45 derajat menusuk kulit terlebih dahulu
kemudian menurunkan sudut jarum 10 derajat
(hampir sejajar dengan kulit) kemudian menusuk
vena dengan satu gerakan cepat namun hati-hati.
R/ : Posisi bevel keatas biasanya menyebabkan
trauma yang lebih sedikit kekulit atau vena,
prosedur dua tahap menurunkan kemungkinan
menembusnya jarum melaluidinding posterior
vena ketika kulit ditusuk.
4. Melihat adanya aliran darah balik kemudian
mendorong jarum sekitar 0,5 cm setalh pungsi
vena berhasil. Hub jarum ditahan sambil
mendorong kateter kedalam vena kemudian
melepaskan jarum sambil menekan perlahan kulit
diatas ujung kateter. Hub kateter ditahan pada
tempatnya.
R/ : Aliran darah balik menandakan jarum telah
masuk vena, dengan sedikit mendorong
memastikan kateter plastik sudah memasuki vena.
Tekanan ringan mencegah perdarahan sebelum
selang dihubungkan.
5. Menyampaikan kepada rekan untuk melepaskan
turniket sambil menyambung selang infus dengan
kateter. Kemudian buka klem dan memperhatikan
adanya tetesan.
R/ : Infus harus disambungkan dengan cepat untuk
mencegah terjadinya bekuan darah dalam kanula.
6. Memberikan bantalan kasa steril secara melingkar
diatas dan dibawah ujung kateter sambil
merekatkan jarum dengan kuat ditempatnya
dengan plester.
R/ : Kasa berfungsi sebagai bidang steril, jarum
yang stabil lebih sedikit kemungkinannya untuk
terlepas atau mengiritasi vena.
7. Memasang spalk dengan panjang ± 5 cm diujung
jari dan 5 cm diatas siku.
R/ : Anak aktivitas dari lengan sangat meningkat
sehingga perlu dibatasi dengan menngunakan
spalk yang minimal melewati 2 sendi untuk
mencegah kemungkinan kanula terlepas atau
mengiritasi vena.
8. Membalut spalk dengan kasa tipis
R/ : Menjamin fungsi dari spalk itu sendiri, kasa
yang tipis dimaksudkan agar daerah kulit sekitar
temapat pemasangan infus dan spalk dapat terus
diobservasi.
9. Mengatur tetesan/kecepatan infus sesuai
kebutuhan klien yaitu dengan menggunakan
system 24 jam (BB klien = 7,1 kg)
Untuk 4 jam I : 5 x 7,1 = 35 tts/menit
Untuk 20 jam II : 3 x 7,1 = 21 tts/menit.
09.15 10. Mengembalikan alat-alat yang telah digunakan
dan membuang sampah-sampah dari alat yang
tidak digunakan lagi.
R/ : Memudahkan untuk menggunakan alat
tersebut kembali jika akan digunakan.
09.20 11. Mencuci tangan
R/ : Menghilangkan/mengurangi penyebaran
mikroorganisme.
09.30 10. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
pada klien, jenis cairan dan jumlah tetesan yang
diberikan.
R/ : Pendokumentasian penting untuk
memfasilitasi perawatan dan untuk tujuan legal.

10.00 Memindahkan klien By. M ke ruang perawatan anak


lontara 4 lantai 1.
10.30 Mengobservasi klien By. AR dengan Obs. Diare
12.30 ISHOMA

Anda mungkin juga menyukai