Oleh
Nurmi Yanti Prima
NPM 2010070120026
Dosen Pengampu
Drs. Eka Trio Effandilus, M.Si
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Biomedik
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Penyakit
Demam Berdarah Dengue”, yang akan penyusun sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber informasi, serta berbagai buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Baiturrahmah. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi baiknya penulisan di masa yang akan datang.
Penulis
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab penyakit demam berdarah dengue
2. Mengetahui klasifikasi dan serotipe virus dengue
3. Mengetahui cara penularan virus dengue
4. Mengetahui cara pengendalian dan pencegahan penyakit DBD
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang
sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-
4),termasuk dalam grup B Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Ke 4 serotipe
virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di
Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat
dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2,
Dengue-1dan Dengue-4.
Demam dengue ditandai oleh gejala-gejala klinik berupa:
Demam
Nyeri pada seluruh tubuh
Ruam
Pendarahan dan renjatan (shock).
Lingkungan
Lingkungan fisik yaitu seperti ketinggian tempat, curah hujan,
kelembaban, suhu, ruang gelap, pemasangan kawat kasa, ventilasi, dan
tempat penampungan air (TPA). Lingkungan biologi yang mempengaruhi
penularan DBD terutama adalah banyaknya tanaman hias dan tanaman
pekarangan yang mempengaruhi pencahayaan dan kelembaban didalam
rumah merupakan tempat yang disenangi oleh nyamuk untuk istirahat.
Perilaku
Meskipun penyakit DBD dapat menyerang segala usia, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan tertular penyakit
yang berpotensi mematikan ini titik di daerah endemik mayoritas kasus
penyakit DBD terjadi pada anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun.
Di Indonesia, penderita penyakit DBD terbanyak berusia 5 sampai 11
tahun titik secara keseluruhan, tidak terdapat perbedaan jenis kelamin
penderita, tetapi angka kematian lebih banyak pada anak perempuan
dibandingkan anak laki-laki.
Anak-anak cenderung lebih rentan dibandingkan kelompok usia lain,
salah satunya adalah karena faktor imunitas atau kekebalan yang relatif
lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Selain itu, pada kasus-kasus berat,
yakni DHF derajat 3 dan 4, komplikasi terberat yang kerap muncul yaitu
syok, relatif lebih banyak dijumpai pada anak-anak dan seringkali tidak
tertangani dan berakhir dengan kematian penderita.
Surveillance epidemiologis
Eradikasi vector dan pengendalian wabah
Penanganan klinis
Kerjasama
Peran serta masyarakat
Pelatihan dan penelitian
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Ginanjar, G. (2008). Apa Yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang Demam
Berdarah. Yogyakarta: B First.
Irmaini. (2015). Upaya Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
diIndonesia: Keunggulan dan Kendala. Fakultas Kedokteran UNSYIAH.
Sukohar, A. (2014). Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Medula, Vol 2, No 02.