Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomedik

Oleh
Nurmi Yanti Prima
NPM 2010070120026

Dosen Pengampu
Drs. Eka Trio Effandilus, M.Si

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG, 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Biomedik

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun


hadapi, baik itu yang dating dari penyusun maupun yang dating dari luar. Namun
penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua juga para sahabat. Terutama
pertolongan dari Allah sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi dapat
teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Penyakit
Demam Berdarah Dengue”, yang akan penyusun sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber informasi, serta berbagai buku.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Baiturrahmah. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi baiknya penulisan di masa yang akan datang.

Padang , 6 Juni 2021

Penulis

Nurmi Yanti Prima


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 6
A. PENYEBAB PENYAKIT DBD .................................. Error! Bookmark not defined.
B. KLASIFIKASI DAN SEROTIPE VIRUS DENGUE Error! Bookmark not defined.
C. CARA PENULARAN VIRUS DENGUE............................................................... 7
D. CARA PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN DBD ......... Error! Bookmark not
defined.
BAB III ............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 11
B. SARAN.................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang


disebabkan oleh virus DEN-1 ,DEN-2 ,DEN-3 atau DEN-4 yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi
oleh virus dengue dari penderita DBD lainnya. Masa inkubasi penyakit DBD yaitu
periode sejak virus dengue menginfeksi manusia hingga menimbulkan gejala klinis
antara 3-14 Hari rata-rata antara 4-7 hari.
Penyakit DBD tidak ditularkan langsung dari orang ke orang. penderita
menjadi infektif bagi nyamuk pada saat viremia, yaitu beberapa saat menjelang
timbulnya demam hingga saat masa demam berakhir biasanya berlangsung 3-5 hari.
Nyamuk aedes aegypti menjadi infective 8-12 hari sesudah menghisap darah
penderita DBD sebelumnya. Selama periode ini, nyamuk aedes yang telah terinfeksi
oleh virus dengue ini akan tetap infektif selama hidupnya dan potensial menularkan
virus dengue kepada manusia yang rentan lainnya.
Kedua jenis nyamuk aedes ini, terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan air laut. Nyamuk aedes
aegypti merupakan Penyebar penyakit (vector) DBD yang paling efektif dan utama
karena tinggal di sekitar permukiman penduduk titik adapun nyamuk aedes
albopictus, banyak terdapat di daerah perkebunan dan semak semak.
Penyakit DBD kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak
negara tropis Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat, yang menyita perhatian para
ahli kesehatan dunia. Penyakit ini termasuk ke dalam 10 penyebab perawatan di
rumah sakit dan kematian pada anak-anak, sedikitnya di 8 negara tropis Asia.
Penyakit DBD mesti mendapatkan perhatian serius dari semua pihak,
mengingat jumlah kasusnya yang cenderung meningkat setiap tahun titik Menurut
data Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada awal 2007 saja jumlah
penderita DBD telah mencapai 16803 orang yang dan 267 orang diantaranya
meninggal dunia. Jumlah orang yang meninggal tersebut jauh lebih banyak
dibandingkan kasus kematian manusia karena flu burung atau Avian influenza.
B. RumusanMasalah
1. Apa penyebab penyakit demam berdarah dengue?
2. Bagaimana klasifikasi dan serotipe virus dengue?
3. Bagaimana cara penularan virus dengue?
4. Bagaimana cara pengendalian dan pencegahan penyakit DBD?

C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab penyakit demam berdarah dengue
2. Mengetahui klasifikasi dan serotipe virus dengue
3. Mengetahui cara penularan virus dengue
4. Mengetahui cara pengendalian dan pencegahan penyakit DBD
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENYEBAB PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang
sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-
4),termasuk dalam grup B Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Ke 4 serotipe
virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di
Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat
dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2,
Dengue-1dan Dengue-4.
Demam dengue ditandai oleh gejala-gejala klinik berupa:
 Demam
 Nyeri pada seluruh tubuh
 Ruam
 Pendarahan dan renjatan (shock).

B. KLASIFIKASI DAN SEROTIPE VIRUS DENGUE

Virus dengue merupakan virus RNA single stranded termasuk dalam


kelompok arthropode-bornevirus dengan genus Flavivirus, famili Flaviviridae
merupakan kelompok virus dengan envelope dan dihubungkan dengan
terjadinya penyakit yang berat dan mortalitas yang tinggi pada manusia (Diaz-
Quijano, 2012).
Virus dengue diklasifikasikan menjadi 4 serotipe (DENV-1, DENV-2,
DENV-3, DENV-4)berdasarkan kriteria imunologis dan biologisnya. Panjang
genome virus lebih kurang 11 kb (Guzmandan Kouri, 2002). Masing-masing
serotipe mempunyai beberapa galur atau genotipe yang berbeda. Serotipe yang
dapat ditemukan dan yang paling banyak beredar di suatu negara atau area
geografis tertentu berbeda-beda. Di Indonesia keempat serotipe virus dengue
tersebut dapat ditemukan dan DENV-3 merupakan galur yang paling virulen
(Hadinegoro dkk., 2014).
Virus yang matur terdiri dari 3 protein struktural (capsid = C, pre-membrane =
prM, dan envelope = E) dan 7 protein nonstruktural (NS1, NS2A, NS2B, NS3,
NS4A, NS4B, dan NS5).Selanjutnya, melalui aktivitas berbagai enzim, baik
yang berasal dari virus maupun dari pejamu sel polipeptida tersebut
membentuk menjadi masing-masing protein. Protein M yang terdapat pada saat
virus belum matur oleh enzim furin yang berasal dari sel pejamu diubah
menjadi protein M sebelum virus tersebut dieksresikan oleh sel pejamu.
Protein M bersama dengan protein C dan E membentuk kapsul dari virus,
sedangkan protein non struktural tidak ikut membentuk struktur virus. Protein
Eberperan dalam berbagai fungsi utama biologis virus, melekat pada reseptor
sel penjamu, yang memungkinkan virus masuk ke dalam sel penjamu. Protein
Eini juga terlibat dalam hemaglutinasi sel-sel eritrosit, induksi antibodi netralisasi,
dan respon imun protektif. Setiap protein mempunyai peran yang berbeda dalam
patogenisitas, replikasi virus, dan aktivasi respon imun, baik humoral maupun
selular (Guzman, 1996; Malavigedkk., 2004).
Protein nonstruktural ditemukan pada saat replikasi virus. Protein-
protein tersebut disintesis dalam bentuk prekursor poliprotein tunggal yang
cukup besar, yang tersusun dari lebih kurang 3400 asam amino. Protein NS1
merupakan satu-satunya protein nonstruktural yang dapat disekresikan oleh sel
pejamu mamalia tapi tidak oleh nyamuk, sehingga dapat ditemukan dalam
darah pejamu sebagai antigen NS1(Chuansumrit, 2006).
C. CARA PENULARAN VIRUS DENGUE

Penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Ada


beberapa spesies: Aedes Aegypti, Aedes Albopticus, Aedes Polynesiensisdan
Aedes Scutelarrisyang dapat berlaku sebagai vektor. Nyamuk Aedes dapat
menularkan virus denguekepada manusia, baik secara langsung (setelah
menggigit orang yang sedang dalam fase viremia), maupun secara tidak
langsung, setelah melewati masa inkubasi dalam tubuhnyaselama 8-10 hari
(extrinsic incubation period). Masa inkubasi didalam tubuh manusia
(intrinsicincubation period) antara 4-6 hari. Manusia infektif hanya pada saat
viremia saja (5-7 hari), tetapi nyamuk dapat infektif selama hidupnya.
Seseorang yang menderita demam berdarah, dalam darahnya
mengandung virus dengue.Penderita tersebut apabila digigit olehnyamuk Aedes,
maka virus dalam darah penderita tadi ikut terhisap masuk ke lambung nyamuk dan
virus akan memperbanyak diri dalam tubuh nyamuk dan tersebar di berbagai
jaringan tubuh termasuk dalam kelenjar air liur nyamuk. Nyamuk siap untuk
menularkan kepada orang atau anak lain 3-10 hari setelah menggigit atau
menghisap darah penderita.
Penularan penyakit terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit
(menusuk), alat tusuknya yang disebut probocisakan mencari kapiler darah.
Setelah diperoleh, maka dikeluarkan liur yang mengandung zat anti
pembekuan darah (anti koagulan), agar darah mudah dihisap melalui saluran
probocisyang sangat sempit. Bersama liurnya inilah virus dipindahkan kepada
orang lain.
faktor resiko yang mempercepat penularan Demam Berdarah Dengue (DBD)
sebagai berikut:

 Lingkungan
Lingkungan fisik yaitu seperti ketinggian tempat, curah hujan,
kelembaban, suhu, ruang gelap, pemasangan kawat kasa, ventilasi, dan
tempat penampungan air (TPA). Lingkungan biologi yang mempengaruhi
penularan DBD terutama adalah banyaknya tanaman hias dan tanaman
pekarangan yang mempengaruhi pencahayaan dan kelembaban didalam
rumah merupakan tempat yang disenangi oleh nyamuk untuk istirahat.

 Perilaku
Meskipun penyakit DBD dapat menyerang segala usia, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan tertular penyakit
yang berpotensi mematikan ini titik di daerah endemik mayoritas kasus
penyakit DBD terjadi pada anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun.
Di Indonesia, penderita penyakit DBD terbanyak berusia 5 sampai 11
tahun titik secara keseluruhan, tidak terdapat perbedaan jenis kelamin
penderita, tetapi angka kematian lebih banyak pada anak perempuan
dibandingkan anak laki-laki.
Anak-anak cenderung lebih rentan dibandingkan kelompok usia lain,
salah satunya adalah karena faktor imunitas atau kekebalan yang relatif
lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Selain itu, pada kasus-kasus berat,
yakni DHF derajat 3 dan 4, komplikasi terberat yang kerap muncul yaitu
syok, relatif lebih banyak dijumpai pada anak-anak dan seringkali tidak
tertangani dan berakhir dengan kematian penderita.

D. CARA PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT DBD

Pada tahun 1970an, Departemen Kesehatan Indonesia telah


menerapkan suatu program vertical yang berfokus pada penyemprotan zat
kimia dan pelatihan tenaga kesehatan. Program larvacidal massal
kemudian diperkenalkan, tetapi kemudian program ini dialihkan menjadi
program larvacidalselektif hingga tahun 1991. Sepanjang tahuan 1990an,
pemerintah Indonesia menjalankan program pengurangan sumber
larva/jentik nyamuk melalui peningkatan peran masyarakat, penyuluhan
kesehatan dan koordinasi antar sector. Program ini diterapkan di seluruh
lapisan pemerintahan, dari tingkat desa hingga tingkat nasional . Sebagai
tambahan, pengusir nyamuk (mosquito repellent) telah digunakan
oleh individu di seluruh Indonesia.
Saat ini, Indoensia telah mengimplementasikan program national
Dengue Prevention and Control Programme (NDPCP) yang merupakan
suatu program berbasis masyarakat dengan konsentrasi area kerja
terutama di kawasan perkotaan. Program ini menggunakan suatu
pendekatan terpadu terhadap pengendalian dan pencegahan demam
360 berdarah dan memberdayakan kerjasama (partnership) yang sudah
berjalan seperti dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan
organisasi-organisasi lainnya.

Poin utama dari Program Nasional Indonesia ini adalah:

 Surveillance epidemiologis
 Eradikasi vector dan pengendalian wabah
 Penanganan klinis
 Kerjasama
 Peran serta masyarakat
 Pelatihan dan penelitian
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit mematikan


disebabkan oleh virus DEN-1 ,DEN-2 ,DEN-3 atau DEN-4 yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi
oleh virus dengue dari penderita DBD lainnya.
Berbagai upaya untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD dapat
ditempuh dengan cara memodifikasi faktor-faktor yang terlibat di dalamnya.
Perbaikan kualitas kebersihan (sanitasi) lingkungan, menekan jumlah populasi
nyamuk aedes aegypti perilaku vektor penyakit DBD serta pengendalian serta
pencegahan penyakit DBD adalah beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk
mencapai tujuan ini.

B. SARAN

Hal yang penting sekali diperhatikan adalah peningkatan pemahaman,


Kesadaran, sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap penyakit DBD, akan
sangat mendukung percepatan upaya memutus mata rantai penularan penyakit DBD.
Dan pada akhirnya, mampu menekan laju penularan penyakit mematikan ini di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ginanjar, G. (2008). Apa Yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang Demam
Berdarah. Yogyakarta: B First.
Irmaini. (2015). Upaya Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
diIndonesia: Keunggulan dan Kendala. Fakultas Kedokteran UNSYIAH.
Sukohar, A. (2014). Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Medula, Vol 2, No 02.

Anda mungkin juga menyukai