NIM ; 1930101155
Klasikal adalah Proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama-sama atau
berkelompok dengan menggunakan alat peraga.
2. Baca Simak a. Guru menjelaskan pokok bahasan pada halaman yang akan dibaca. b. Baca
Simak diawali dengan membaca secara klasikal padahalaman yang akan diajarkan pada
pertemuan tersebut. Sedangkan tehnik yang digunakan disamakan dengan tehnik klasikal
peragapada saat itu. c. Santri membaca tiap baris bergiliran sampai masing-masing santri
membaca 1 halaman penuh dalam bukunya. 3. Evaluasi Harian
a. Menerangkan hubungan (munāsabah) baik antara satu ayat dengan ayat lain maupun antara
satu surah dengan surah lain.
c. Menganalisis mufradat (kosa kata) dan lafal dari sudut pandang bahasa Arab. Untuk
menguatkan pendapatnya, terutama dala menjelaskan mengenai bahasa ayat bersangkutan,
mufassir kadang kadang juga mengutip syair-syair yang berkembangsebelum dan pada masanya.
e. Menerangkan unsur-unsur fashā ah, bayān dan i‟jāznya, bila dianggap perlu. Khususnya,
apabila ayat-ayat yang ditafsirkanitu mengandung keindahan balāgah.
f. Menjelaskan hukum yang bisa ditarik dari ayat yang dibahas,khususnya apabila ayat-ayat a
kām, yaitu berhubungan dengan persoalan hukum. g. Menerangkan makna dan maksud syara‟
yang terkandung dalam ayat bersangkutan. Sebagai sandarannya, mufassir mengambil manfaat
dari ayatayat lainnya, hadits Nabi SAW,pendapat para sahabat dan tabi‟in, di samping ijtiha b.
Tafsir ijmail
Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an dengan metode ini, mufassir harus meneliti, mengkaji,
dan menyajikan asbab al-nuzul atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat, dengan cara
meneliti hadits- hadits yang berhubungan dengannya c. Tafsir Muqarrin
Dalam hal ini bisa diklasifikasikan menjadi 4 (empat) model atau macam, yaitu : a)
Perbandingan antar ayat Al Qur’an (muqaranah bain al ayat Al Qur’an), b) Perbandingan antara
ayatAl Qur’an dengan teks hadis Nabawi, c) Perbandingan pendapat antar mufassir, dan d)
Perbandingan teks Al Qur’an dengan teks-teks kitab samawi.
d. Tafsir Mawdhu’i
Tafsir Mawdhu’i adalah Salah satu model penelitian al-Qur’an adalah model penelitian tematik,
yaitu metode yang membahas ayat-ayat al- Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah
ditetapkan dengan cara memilih salah satu tema yang dikandung oleh al-Qur’an, kemudian
mengumpulkan ayat-ayat dan surat yang berkaitan dengan tema tersebut layaknya menghimpun
bagian- bagian badan yang terpisah, kemudian mengikatnya satu sama lain,dengan itu
terbentuklah gambaran tema secara utuh sehingga ayat- ayat al-Qur’an akan saling menafsirkan
satu sama lain .
a. Metode Talqin
Yaitu cara pengejaran hafalan yang dilakukan oleh seorang guru dengan membaca satu ayat, lalu
ditirukan siswa secara berulang- ulangsehingga menancap dihatinya. Dalam hal ini, jumlah
penguangannya bervariasi tergantung dari kemampuan siswanya. b. Talaqqi
Yaitu dengan cara siswa mempresentasikan hafalan siswa kepada gurunya dalam hal ini, afalan
siswa akan diuji oeh gurunya.
c. Mu’aradh
Yaitu siswa dengan siswa lain asling bergantian, penghafal hanya memerlukan keseriusan daam
mendengarkan ayat Al Qur’an yang akan dihafal yang dibacakan oleh orang lain. d. Muroja’ah
Yaitu mengulangi atau membaca kembali ayat Al Qur’an yang sudah dihafal. Metode ini bisa
dilakukan secara pribadi atau bersama-sama.