Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PROGRAM UPAYA KESEHATAN

MASYARAKAT: PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Oleh:
Gede Made Cahya Trisna Pratama (1902612040)
Bella Noviantika (1902612103)
Made Refika Widya Apsari Tangkas (1902612116)

Pembimbing:
dr. Putu Cintya Denny Yuliyatni, MPH
drg. Dewa Ngakan Gede Paramarta

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI BAGIAN


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-
Nya, Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pelayanan Kesehatan Lansia ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Program ini disusun dalam rangka mengikuti
Kepaniteraan Klinik Madya Ilmu Kedokteran Masyarakat/Ilmu Kedokteran Pencegahan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Semua tahapan penyusunan laporan ini dapat diselesaikan berkat dukungan berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. dr. Putu Cintya Denny Yuliyatni, MPH selaku dosen pembimbing, atas segala nasihat,
bimbingan, dan masukannya untuk menyelesaikan laporan ini.
2. drg. Dewa Ngakan Gede Paramarta selaku Kepala Puskesmas Ubud 1 yang senantiasa
membimbing.
3. Seluruh staff Puskesmas Ubud 1, atas segala informasi dan kerja sama terkait dengan
penyusunan laporan ini.
Diharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan dapat menjadi
inspirasi dalam perencanaan kegiatan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia dan
khususnya di Bali.

Denpasar, November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya. Di Indonesia puskesmas merupakan tulang pelayanan tingkat pertama. Puskesmas
memiliki 3 fungsi, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Tujuan pembangunan yang di selenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan Kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah
kerjanya, agar terwujud derajat Kesehatan yang setinggi – tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat.1
Dalam pemenuhan tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas
memiliki fungsi untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP). UKM adalah setiap kegiatan yang bertujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan UKP adalah suatu kegiatan
dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.2

1.1 TINJAUAN TENTANG EVALUASI PROGRAM


Evaluasi pelayanan UKM esensial dan pengembangan di Puskesmas Ubud I telah
dilakukan setiap tahunnya pada semua pelayanan UKM tersebut. Adapun pelayanan UKM
yang trend pencapaian kinerja pelayanannya menurun pada tahun 2020 adalah Pelayanan
Kesehatan Lansia, Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Pemeriksaan
Jiwa, sedangkan untuk UKM lainnya tetap atau tidak mengalami penurunan target pada tahun
2018 dan tahun 2019. 3
1.2 PROFIL PUSKESMAS DAN CAPAIAN PROGRAMNYA
UPTD Puskesmas Ubud I merupakan salah satu dari 13 Puskesmas yang berada di
Kabupaten Gianyar. Lokasinya bertempat di Desa Ubud , Kecamatan Ubud Kabupaten
Gianyar, dengan batas wilayah :
Utara : Kecamatam Tegalalang
Barat : Desa Kedewatan
Timur : Kecamatan Tampaksiring
Selatan : Kecamatan Sukawati
Luas keseluruhan wilayah kerja Puskesmas Ubud I adalah 25,5 km 2 yang terdiri dari 4
desa, 1 Kelurahan. Tiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 atau roda 4, dengan
kondisi jalan beraspal.
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Ubud I adalah 46.943 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 1.80.9 jiwa per km2. Adapun jumlah penduduk
laki-laki sebesar 23.656 jiwa, jumlah penduduk perempuan 23.287 jiwa, rata-rata ratio jenis
kelamin penduduk sebesar 1,00. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk perempuan
hamper sama dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Puskesmas Ubud I sendiri memiliki UKM dibagi menjadi UKM Esensial dan UKM
Pengembangan. UKM Esensial sendiri termasuk Pelayanan Promosi Kesehatan, Pelayanan
Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA/KB, Pelayanan Gizi, Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dan Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat. Sedangkan UKM
Pengembangan meliputi Pelayanan Pemeriksaan Jiwa, Pelayanan Gigi Masyarakat,
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer, Pelayanan Kesehatan Olah Raga,
Pelayanan Kesehatan Indera, Pelayanan Kesehatan Lansia, Pelayanan Kesehatan Kerja.
BAB II
USAHA KESEHATAN MASYARAKAT PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
DI PUSKESMAS UBUD I

2.1 Latar Belakang

Lansia (Lanjut Usia) merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan yang merupakan tahap perkembangan normal yang akan di
alami setiap indibidu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan
yang tidak dapat dihindati oleh setiap manusia.4

Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis tubuh mengalami penurunan akibat dari
proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul. Menurut Riskesdas tahun
2013 penyakit terbanyak pada kelompok lanjut usia antara lain hipertensi, artritis, stroke,
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). Untuk mewujudkan
lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini
mungkin selama siklus kehidupan manusia sampai memasuki fase lanjut usia dengan
memperhatikan faktor-faktor resiko yang harus dihindari dan faktor-faktor protektif yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan.5

Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia pemerintah membuat beberapa


kebjakan-kebijakan pelayanan kesehatan lansia. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, maka
dikembangkan program kesehatan lansia sebagai berikut: bentuk pelayanan kesehatan santun
lanjut usia yang diberikan di Puskesmas yaitu memberikan pelayanan yang baik dan
berkualitas, memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang
aman dan mudah diakses, memberikan dukungan atau bimbingan pada lanjut usia dan
keluarga secara berkesinambungan, melakukan pelayanan secara proaktif untuk dapat
menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas,
melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup dan melakukan
kerjasama dengan lintas sektor, termasuk organisasi (DKK Surakarta, 2016).
Pada Puskesmas Ubud I, Pelayanan Kesehatan Lansia mengalami penurunan persentase
dikarenakan Pandemi COVID 19 yang terjadi, sehingga Pelaksanaan Pelayanan dan Skrining
Lansia seperti pengecekan tanda tanda vital dan gula darah yang sesuai standar tidak dapat
dilakukan dengan maksimal. Oleh karena itu, Puskesmas Ubud I mengangkat pelayanan ini
untuk ditinjau lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan Lansia yang mendapatkan skrining
sesuai dengan target yang telah ditentukan.

2.2 Tujuan Pelayanan


a. Tujuan Umum
Peningkatan Kesehatan dan akses pelayanan kesehatan lansia yang bermutu yang
dilakukan di Puskesmas Ubud I.
b. Tujuan Khusus
Dapat mencapai target total lansia yang mendapatkan skrining yang sesuai standar di
Puskesmas Ubud I

2.3 Visi dan Misi


Visi
Meningkatkan akses layanan Kesehatan Lansia di Puskesmas Ubud I sehingga terwujudnya
lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif
Misi
Meningkatkan pelayanan program skrining lansia sesuai standar dan pembinaan serta
penyuluhan pola hidup sehat bagi lansia.

2.4 Sasaran Program


Sasaran Primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung seperti pasien, individu sehat
(masyarakat) dan keluarga yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 6797 lansia
Sasaran Sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya dengan tujuan sasaran ini
dapat memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.
Sasaran Tersier
Para pengambil kebuijakan yang mempengaruhi dari kegiatan dengan kebijakan atau
keputusan yang dikeluarkan kelompok ini. Diharapkan keputusan yang diambil kelompok ini
mempunyai dampak dari perilaku para tokoh masyarakat dan juga masyarakat umum.
2.5 Kegiatan dan Ruang Lingkup
Kegiatan dan ruang lingkup yang dilakukan dalam program ini termasuk penyuluhan
pola hidup sehat bagi lansia, senam lansia dan melakukan skrining pada saat posyandu lansia
yang berupa pengecekan tanda-tanda vital dan gula darah. Memberikan pengobatan dan
merujuk apabila tidak dapat ditangani oleh puskesmas.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lansia adalah
dengan melakukan koordinasi yang lebih ketat dengan petugas pustu dan kader dalam
pelaksanaan skrining di daerah masing masing dan menyesuaikan dengan protokol kesehatan
yang berlaku.
2.6 Sumber Daya Manusia
Dalam upaya ini, sumber daya utama yang diperlukan puskesmas adalah tenaga atau
Sumber Daya Manusia (SDM), koordinator dari puskesmas yaitu Koordinator pemegang
akses pelayanan Kesehatan Lansia, petugas puskesmas yang berjumlah 10 orang termasuk
dokter dan perawat serta kader posyandu di masing-masing banjar.

2.7 Sumber Dana


Sumber dana diambil dari dana/ anggaran oleh berbagai sumber mulai dari anggaran
pemerintah dan dari berbagai sumber lainnya yaitu APBD/umum, kapitasi JKN, non kapitasi,
dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dan Badan Layanan Umum Daerah, sehingga
semua potensi sumber dana dapat dimobilisasi.

2.8 Sarana dan Prasarana


Dalam pelaksanaannya dilakukan koordinasi dengan alat komunikasi antar petugas
kesehatan, pamflet untuk pemberian penyuluhan pola hidup sehat, musik dan speaker untuk
senam lansia, meja dan kursi serta alat tensi, thermometer, Glukometer beserta stripnya yang
diperlukan untuk melakukan skrining. Serta obat-obatan dan surat rujukan untuk penanganan
penyakit yang mungkin ditemukan.

2.9 Waktu Pelaksanaan


Waktu kegiatan dilakukan setiap satu bulan sekali selama satu tahun, pagi hingga siang
hari.
2.10 Tempat Pelaksanaan
Tempatnya adalah tempat umum seperti banjar dan tempat institusi dari area puskesmas
Ubud 1.

2.11 Pelaporan
Evaluasi Pelayanan Kesehatan Lansia di puskesmas akan melaporkan status kesehatan
lansia yang didapatkan pada saat posyandu lansia setiap bulannya pada pemegang program
dipuskesmas. Pemegang program akan melaporkan kepada kepala puskesmas.

2.12 Target Program


Output
Output/keluaran adalah sesuatu yang langsung diperoleh atau dicapai dari pelaksanaan
kegiatan. Indikator yang digunakan untuk menilai hasil luaran adalah jumlah
lansia yang mendapatkan pelayanan skrining sesuai standar, dimana ditetapkan berupa
pelayanan kepada 6797 lansia atau 100% dari total jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas
Ubud 1.
Outcome
Outcome impact/dampak adalah pengaruh atau hasil jangka panjang yang ditimbulkan oleh
manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Indikator dampak mengacu kepada tujuan
dilaksanakannya kegiatan yaitu peningkatan akses pelayanan dan pelaporan kesehatan lansia
sehingga terwujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif.
BAB III
HASIL EVALUASI PROGRAM UKM PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

3.1 Analisis Prinsip Pencegahan


Salah satu Program pada Puskesmas Ubud 1 yaitu Pelayanan Kesehatan Lansia yang dilakukan
dengan menitikberatkan pada pencegahan. Pencegahan primer dilakukan untuk menghindari
munculnya kasus baru dengan meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan serta sumber daya
diantaranya upaya penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan pola hidup
bersih dan sehat serta aktivitas fisik yang mencukupi. Pencegahan sekunder dilakukan bertujuan untuk
melakukan deteksi dini dengan cara skrining, monitoring dan evaluasi secara berkala bersama petugas
puskesmas dan pustu serta melakukan pengobatan. Pencegahan tersier merupakan pemulihan atau
rehabilitasi dan pengelolaan penyakit agar tidak menimbulkan korban jiwa.

3.2 Evaluasi Prinsip SMART


Spesific Puskesmas Ubud1 telah memiliki tujuan spesifik. Hal ini terlihat
dari rincian tujuan umum dan tujuan khusus yang telah ditetapkan
serta sasaran yaitu seluruh warga yang berusia diatas 60 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Ubud 1.
Measurable Puskesmas Ubud 1 memiliki indikator keberhasilan program yang
dapat diukur melalui angka yaitu kurang (≤80%), cukup (81-90%),
baik (>91%). Saat ini pencapaiannya 30.10% atau tergolong kurang.
Achievale Puskesmas Ubud 1 memiliki sumber daya manusia (petugas pustu
dan kader), sumber daya penunjang yang cukup, serta tujuan umum
dan tujuan khusus yang dapat dilaksanakan dan diterapkan di
kawasan masyarakatnya sehingga tujuan dapat tercapai
Realistic Hasil dari Kesehatan lansia yang menerima pelayanan Kesehatan
meningkat
Time Frame Waktu tercapainya dalam kurun waktu 1 tahun untuk dapat
mencakup seluruh warga lansia di wilayah kerja. Kegiatan
dilakukan setiap bulan.
3.3 Evaluasi Proses
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan selama program berlangsung pada masa
pandemi yang bertujuan untuk melakukan monitoring dan koordinasi. Perencanaan program sudah
dilakukan dengan baik. Puskesmas memiliki sasaran yaitu masyarakat lansia yang berusia 60
tahun keatas dimana puskesmas menetapkan target yaitu 6797 lansia dan menyiapkan
program berupa penyuluhan pola hidup sehat bagi lansia, senam lansia dan skrining
kesehatan serta pengobatan dan merujuk. Pendanaan untuk program ini didapat dari dana
APBD/umum, kapitasi JKN, non kapitasi, dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dan
Badan Layanan Umum Daerah. Sehingga melalui program tersebut diharapkan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Puskesmas juga sudah melakukan kordinasi berkesinambungan antar stakeholder terkait dalam
pelaksanaan program pelayanan Kesehatan lansia di UPT Puskesmas Ubud 1 dalam hal koordinasi,
pelaksanaan, persiapan atau perizinan berjalan dengan baik. Puskesmas juga sudah melakukan
pemilihan tenaga kesehatan yang akan bertugas saat pelayanan kesehatan lansia seperti dokter,
perawat dan kader-kader posyandu di masing-masing desa. Namun pada saat pelaksanaanya terdapat
kendala berupa pembatasan kegiatan yang mengumpulkan masa karena adanya pandemi COVID-19
sehingga pelaksanaan program tidak dapat dilaksanakan semenjak pandemi terjadi. Selama
pelaksanaan program sudah dilakukan pengawasan oleh Koordinator program pelayanan kesehatan
lansia yang nantinya akan melakukan pelaporan status kesehatan lansia ke kepala puskesmas.

3.4 Evaluasi Hasil


Evaluasi hasil adalah kegiatan yang dilakukan diakhir program untuk mengukur perubahan
status kesehatan. Tahun 2020 dilaporkan telah dilakukan skrining dan pelayanan lansia kepada 2046
lansia dimana lebih rendah dari target yang di tetapkan yaitu 6797 lansia.
Keberhasilan Program Lansia ditunjukkan dengan peningkatan jumlah lansia yang sudah
medapatkan pelayanan dan peningkatan kesehatan lansia namun jumlah lansia yang mendapatkan
layanan pada tahun 2020 adalah 30.10% dikarenakan adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
kegiatan karena pandemic COVID-19 sehingga pelayanan kesehatan lansia berupa posyandu lansia,
senam lansia dan penyuluhan tidak dapat dilaksanakan.

3.5 Ringkasan Hambatan dan Pendukung


Pelaksanaan program pelayanan kesehatan berupa penyuluhan, senam lansia dan posyandu
lansia masih rendah karena dampak dari Pandemi yang terjadi yang menyebabkan pelaksanaan
program sejak pandemi tidak dapat dilakukan selain karena adanya pembatasan kegiatan yang
melibatkan banyak masyarakat, lansia juga merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit
COVID-19.

3.6 Alternatif Solusi dan Alasan


Berkoordinasi dengan petugas pustu dan kader agar dapat melaksanakan pelayanan
kesehatan lansia sesuai standar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci
tangan, memakai masker, menjaga jarak saat pemeriksaan dan pelayanan dilaksanakan
selama beberapa kali dalam 1 bulan sehingga jumlah lansia dapat di bagi sehingga dalam
pelayanan tidak terlalu ramai. Bisa juga dilakukan pelayanan door to door dimana
masyarakat tidak perlu datang ke banjar sehingga tidak menyebabkan kerumunan masa,
namun tetap dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yang tepat. Diharapkan angka
lansia yang mendapatkan pelayanan semakin meningkat sehingga angka Kesehatan lansia di
wilayah kerja Puskesmas Ubud 1 juga meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sanah, N. Pelaksanaan Fungsi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Dalam


Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Long Kali Kabupaten
Paser. eJournal Ilmu Pemerintahan. 2017;5(1):305-314
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. UPTD PUSKESMAS UBUD 1. 2020. Laporan Capaian Standar Minimal Bidang
Kesehatan Tahun 2020.
4. Notoatmodjo. 2014 . Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT. Rineka Cipta.
5. DKK. Surakarta (2015). Profil Kesehatan Surakarta. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai