“Kampus Merdeka”
PERIODE KE 3
OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas limpahan rahmat dan
kasih sayang-Nya, senantiasa tercurahkan. Sehingga saya dapat menyelesaikan Kegiatan
magang dari Universitas Samratulangi dilakukan sebagai sarana untuk mengenalkan
mahasiswa pada kondisi nyata di lapangan.
Proses magang sekaligus menjadi syarat bagi mahasiswa untuk bisa menyelesaikan mata
kuliah bersangkutan. Selama proses magang periode ke III yang berlangsung pada Tanggal
19 Mei 2021 sampai 18 Juni 2021, mahasiswa mendapatkan bimbingan dan arahan dari pihak
peternakan ayam petelur,milik bapak Frangky Palit. Mahasiswa berkesempatan untuk terjun
langsung dan menimba ilmu terkait proses beternka dengan baik.
Kelancaran kegiatan magang ini tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak, yaitu.
1. Pemilik peternakan Sapi Bapak Sinyo Masloman
2. Dosen pembimbing magang
3. Pekerja
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam proses penulisan laporan ini. Sebagai bentuk
perbaikan, penulis terbuka pada saran dan masukan dari pembaca.
Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis yang
dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. Studi ini pada dasarnya
membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan
proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu.
Aspek - aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang
keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi - fungsi bisnis. Secara umum analisis
kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan
aspek finansial.
Menurut Subagyo (2007), pembagian dan pengkajian aspek - aspek dalam studi kelayakan
terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer merupakan
aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua
sektor usaha yang terdiri dari : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek
manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek
sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi / lembaga
yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak lingkungan dan aspek
sosial.
Sapi merupakan hewan ternak yang menghasilkan daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95%
kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit(Prasetya, 2012). Sapi berasal dari famili Bovida,
seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Sapi
perah merupakan jenis sapi yang khusus dipelihara untuk diambil susunya (Prasetya, 2012).
Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan tahun 2005 mengatakan Produk Pangan Asal
Hewan (PPAH) merupakan salah satu bahan pangan sumber protein yang diperlukan tubuh.
Kebutuhan pangan asal hewan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan
peningkatan pengetahuan serta kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Produk pangan asal
hewan merupakan salah satu komoditi perdagangan yang penting, baik dalam negeri maupun
antar negara di tingkat internasional. Pengetahuan masyarakat tentang mutu produk pangan
serta persyaratan yang harus dipenuhi dalam perdagangan menuntut adanya jaminan mutu
dan keamanan dari bahan pangan tersebut. Departemen Pertanian tahun 2005 menyatakan
produk ternak merupakan bahan yang mudah rusak dan berpotensi mudah tercemar oleh
kuman, obat, bahan kimia dan biologi yang dapat membahayakan konsumen.
Beternak adalah bidang yang tidak asing lagi untuk kalangan pedesaan sebagai bisnis
sampingan.Sapi potong misalnya, beberapa jenis sapi yang terdapat di Indonesia saat ini
adalah sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenisjenis sapi potong itu, masing-
masing mempunyai sifat-sifat yang khas baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh,
warna bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan). Bagi sebagian orang memilih
bakalan sapi yang berkualitas untuk digemukkan.
1.2. Tujuan
Mengetahui cara beternak sapi dengan baik di areal perkebunan kelapa di Desa
Buha,Kec.Mapanget, Kab.Kota Manado Sulawesi, Milik Bapak Sinyo Masloman.
1.3. Manfaat
Mendapatkan ilmu cara memelihara ternak sapi dengan baik untuk mendapatkan hasil
yang maksimal
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah penelitian dan analisis terhadap suatu rencana usaha yang
menyangkut berbagai aspek, termasuk aspek pemasaran, operasi, SDM, yuridis, lingkungan, dan
keuangan, sehingga diketahui rencana usaha tersebut layak atau tidak layak bila dilaksanakan R.W.
Suparyanto, (2016). Definisi lain dari studi kelayakan adalah penelitian tentang layak atau tidaknya
suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya
membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek
bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu Suryana, (2014). Studi
kelayakan juga dapat didefinisikan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang
kegiatan usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak layak
usaha tersebut dijalankan Kasmir, (2011).
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja,dan kebutuhan
lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging didunia, 95% kebutuhan susu dan 85%
kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae, seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus).
Menurut Sugeng (2003), domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan
berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan ke seluruh wilayah Asia.
Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke Pulau Sumba dan sejak saat itu
pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Sapi merupakan salah satu genus dari
Bovidae. Ada beberapa sapi jenis primitif yang telah mengalami domestikasi. Sapi-sapi ini
digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:bos indicus, bos tauruns, dan bos sondaicus.
Sapi potong merupakan salah satu ternak yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai penghasil
daging. Ciri-ciri sapi potong memiliki tubuh besar, kualitas dagingnya maksimum, laju pertumbuhan
cepat, efisiensi pakan tinggi, dan mudah dipasarkan (Pawere et al., 2012). Kebutuhan daging sapi di
Indonesia terus mengalami peningkatan, namun penambahan produksi dan populasi sapi potong
pertumbuhannya rendah sehingga belum mampu mengimbangi angka permintaan. Populasi sapi
potong tahun 2015 di Indonesia mencapai 15.494.288 ekor dan sekitar 10,51% berada di Provinsi
Jawa Tengah (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2016). Sapi potong di DAS
Jratunseluna merupakan sumbangan populasi terbesar di Jawa Tengah mencapai 817.223 ekor atau
sekitar 54,48% (Badan Pusat Statistik, 2014). Kendala dalam pengembangan sapi potong diantaranya
terkait dengan keterbatasan pejantan unggul pada usaha pembibitan ternak, ketersediaan pakan yang
tidak kontinyu, rendahnya indeks reproduksi dan kualitas sumberdaya manusia (Suryana, 2009).
Keberhasilan peternakan berhubungan dengan kualitas sumberdaya manusia, tingkat pendidikan yang
rendah dapat menjadi faktor penghambat dalam pola pengembangan usaha ternak (Rusnan et al.,
2015). Produktivitas ternak merupakan indikator keberhasilan dalam manajemen
Ransum merupakan satu atau beberapa jenis pakan yang di berikan untuk seekor ternak selama
sehari. Pemberian ransum makanan pada sapi potong merupakan hal yang penting untuk menunjang
kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksinya. Kebutuhan makanan pada ternak akan meningkat selama
masa pertumbuhan dan pada masa kebuntingan (Murtidjo, 1990). Ransum ruminansia pada umumnya
terdiri dari hijauan dan konsentrat. Hijauan ada dua macam yaitu hijauan segar dan hijauan kering.
Hijauan segar adalah makanan hijauan yang diberikan dalam keadaan segar. Makanan dalam hal ini
diantaranya rumput segar, batang jagung muda, kacang-kacangan dan rumput gajah. Hijauan kering
adalah makanan yang berasal dari hijauan yang dikeringkan, misalnya jerami padi. Konsentrat yaitu
bahan makanan yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif rendah dan
mudah dicerna. Pakan konsentrat antara lain adalah dedak padi (Anonim, 1991). Pertumbuhan sapi
akan cepat jika diberi makanan dengan jumlah yang seimbang. Sapi dara yang kekurangan pakan
dalam jangka waktu lama dapat menghambat dewasa kelamin, sedangkan pada sapi induk dapat
menyebabkan siklus birahi yang tidak normal dan anestrus (Hardjopranjoto, 1995). Pengaruh pakan
terhadap reproduksi ternak diatur melalui sistem endokrin. Kekurangan energi atau zat gizi
menyebabkan pengurangan hormon tertentu. Kenyataanya sangat sukar menghubungkan faktor pakan
dengan hormon, karena sangat kompleks, menyangkut sistem endokrin yang mempengaruhi fisiologi
reproduksi dan masih banyak dipelajari hingga sekarang (Tillman et al., 1986). Protein Pakan
merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahkan dapat dikatakan bahwa
keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung pada manajemen pakan. Kebutuhan pakan dari tiap-
tiap ternak berbeda-beda sesuai dengan jenis, umur, bobot badan, keadaan lingkungan dan kondisi
fisiologis ternak. Pakan harus mengandung semua nutrient yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, namun
tetap dalam jumlah yang seimbang. Nutrien yang dibutuhkan oleh ternak antara lain karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, air dan unsur anorganik serta mineral. Balance ration adalah pakan atau
dengan kandungan nutrisi dalam jumlah dan proporsi yang memenuhi kebutuhan fisiologis,
reproduksi dan produksi ternak. Balance ration dapat mensuplai zat-zat gizi yang berbeda secara
proporsional bagi ternak yang mengkonsumsinya bila diberikan dalam jumlah yang tepat ransum
untuk pakan ternak dikatakan seimbang apabila diberikan kepada ternak dapat memenuhi kebutuhan
hidup ternak yaitu kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan hidup produksi tanpa menimbulkan
gangguan kesehatan bagi ternak yang mengkonsumsinya (Anonim, 2016). Kebutuhan protein kasar
sapi potong sebesar 14% untuk sapi indukan (Anonim, 2012).
BAB 3. PANDUAN KEGIATAN
Pemilik Peternakan Sapi di Desa Buha, Kec.Mapanget, Kab.Kota Manado, Sulawesi Utara
yaitu bernama Bapak Sinyo Masloman berusia 60 Tahun, Memiliki keluarga dan jumblah
tanggungan keluarga 4 orang. Bapak Sinyo mulai usaha Peternakan Sapi dari tahun 1980
sampai sekarang tahun 2021 dan memiliki 60 ekor sapi. Selain beternak sapi, Bapak Sinyo
juga beternak kambing.
Lingkungan usaha Peternakan Sapi Bapak Sinyo ini jauh dari lokasi pemukiman warga.
Peternakan sapi Bapak sinyo berada di Kebun, disana ternak sapi di biarkan ikat di pohon
dalam hutan untuk makan rumput liar sendiri. Kemudian untuk kotoran limbah tidak di olah
melainkan hanya di biarkan terjatuh di tanah, yang nantinya akan mengering dan menyatuh
dengan tanah.
DAFTAR PERTANYAAN
1 Rumput alam/liar Diberikan bebas di Alam Setiap hari Tidak ada biaya
karena di ambil
sendiri dari alam
2 Rumput Gajah Diberikan 6 Kg per ekor Setiap hari Tidak ada biaya
karena diambil
dari alam
3 Jerami jagung Diberikan 12,5 Kg per Setiap hari -Tidak ada biaya
ekor karena diambil
dari alam
6. Vitamin
No Jenis vitamin JumlahPemberian perDiberikan selama Harga Vitamin
hari per ekor berapa hari ?
Air dan garam Diberikan 2% untuk sapi Jika sapi tidak Harga Garam
napsu makan Rp.3.000
7. Obat-obatan
No Jenis obat Jumlah Diberikan selama berapa hari ?
Pemberian (per hari
per ekor
1. Obat tradisional Hanya dioleskan Jika sapi mengalami sakit.
yang dipakai pada sapi yang
minyak kelapa dan mengalami luka
kunyit akibat proses di
lubangi pada hidung
untuk mengikat tali
dan luka akibat
tergores batang,daun
atau rumput tajam.
2.
8. Tenaga Kerja
No Jam kerja
1. 06:00- Pengikatan sapi di hutan agar bisa
makan sendiri di alam
2. 15;00-18;00- Pengambilan sapi dan diberi minum
kemudian di ikat pada 1 tempat lahan.
9. Perhitungan Penerimaan
No Jumlah Bobot Penjualan / Nilai Ternak
Penerimaan (ekor) Badan (Rupiah)
(kg)
1 Sapi 1 ekor 350 Kg Rp.20.000.000
2
9. Perhitungan Biaya
1 Biaya Tetap -
Lahan (Sewa) -
Kandang/Penyusutan -
Gudang/Penyusutan -
Peralatan kandang/Penyusutan -
Peralatan lainnya/Penyusutan -Roda Rp.6.000
.000
-
2 Biaya Variabel
Bibit Dibuatkan
kandang
jepit jika
induk
tidak
menyusui
sapi yang
baru lahir.
Pakan Rumput Diambil
liar,rumpu dari alam
t gajah dan tidak di
jerami pungut
jagung biaya.
Obat/Vitamin Hanya di
berikan
air garam
Tenaga kerja Bekerja
sendiri
BAB 4. KESIMPULAN
Selama saya magang di peternakan sapi milik Bapak Sinyo Masloman ini, saya mendapatkan
banyak sekali ilmu yang di dapat. Saya bisa mengetahui cara beternak sapi dengan baik
walaupun ternak sapinya hanya di lepas di alam dan tidak memiliki kandang.Dan untuk
kotoran sapinya tidak diproses olah menjadi biogas atau pupuk,melainkan hanya dibiarkan
jatuh di tanah. Tapi untuk kebutuhan pakan sapi sangat tercukupi karena di ambil di kebun
banyak sekali rumput liar,rumput gajah dan juga jerami jagung yang baru abis panen di
kebun,kemudian untuk minum sapi juga sangat tercukupi karena dekat dengan
sungai,sehingga sapi tersebut bisa diberi minum di sungai pada sore hari.
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA
https://pustaka.stipap.ac.id/files/ta/1002260_170725091746_Bab_I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/31268/2/3._BAB_I.pdf
http://eprints.undip.ac.id/50827/3/Bab_II.pdf