Anda di halaman 1dari 5

Nama 

  : Maudhy Lutfi Jona Dwiyana


Kelas    : S1 Manajemen karyawan (G)
NPM     : 434334022020116

TUGAS KE DUA AFIKS DAN MORFOLOGI


SOAL.

1. Sebutkan macam-macam imbuhan

Jawab : Macam-macam Imbuhan


Ditinjau dari posisi terhadap untuk dasarnya imbuhan dibedakan atas 4 macam yaitu:
1. Prefiks (awalan) melekat di awal bentuk dasar.
2. Infiks (sisipan) menyisip di tengah bentuk dasar.
3. Sufiks (akhiran) melekat di belakang bentuk dasar.
4. Konfiks (imbuhan terbagi) melekat di awal dan di belakang bentuk dasar sekaligus.
Ditinjau dari kemampuan untuk menghasilkan bentuk jadian, imbuhan dibedakan atas
imbuhan produktif dan imbuhan improduktif.
Imbuhan produktif mampu menghasilkan banyak bentuk jadian, sedangkan imbuhan
improduktif tidak banyak menghasilkan bentuk jadian.
Ditinjau dari bahasa asalnya, imbuhan dibedakan atas imbuhan asli dan imbuhan serapan.
Imbuhan serapan adalah imbuhan yang diserap dari bahasa asing atau bahasa daerah.

2. Apa fungsi dari imbuhan

Jawab : Fungsi Imbuhan


Yang dimaksud dengan fungsi imbuhan (afiks) adalah peranan imbuhan dalam pembinaan,
penentuan, atau perubahan kelas kata.
Contoh:
1. ber + telur = bertelur
KB KK
2. ber + lari = berlari KK KK.
ber + satu = bersatu
K. Bil KK
3. Pada contoh (1) prefiks ber – berfungsi membentuk kata kerja dari
kata benda, dengan kata lain prefiks ber- berfungsi mengubah kata benda menjadi kata
kerja.
bentuk dasar
Pada contoh (2) prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata kerja.
Pada contoh (3) prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata
bilangan

3.jelaskan makna imbuhan tersebut

Jawab : Makna imbuhan adalah makna gramatikal yang timbulsetelah suatu afiks
melekat pada suatu bentuk dasar.
Contoh:
(1) bertelur ’ menghasilkan telur’
(2) berlari ‘melakukan’
(3) bersatu ‘menjadi satu’
Pada contoh
(1) prefiks ber- bermakna ‘menghasilkan’. Pada contoh (2) prefiks ber- bermakna ‘
melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasarnya’. Pada contoh (3) prefiks ber-
bermakna ‘menjadi’
Berikut ini dikemukakan beberapa afiks beserta fungsi dan maknanya.
1. Prefiks di-, berfungsi membentuk verba pasif. Subjek dari predikat kata berawalan di-
menjadi sasaran tindakan,
Contoh: dibeli, diambil, dijual.
2. Prefiks ber-, berfungsi membentuk verba. Maknanya antara lain sebagai berikut:
(1)‘mempunyai’, contoh: beruang,beristri, berbulu (3)‘memakai’ contoh: berbaju, bersepatu,
(4)bercelana ‘saling’ contoh: bergandengan, bersalaman
Makna Afiks
membentuk adjektiva. Maknanya antara lain sebagai berikut:
(1) ‘ melakukan tindakan seperti tersebut dalam bentuk dasarnya’, contoh: menulis,
menanam, menolak
(2) ‘menjadi’ contoh: menyatu, menguning, memutih
4. Prefiks ke-, berfungsi membentuk nomina, kata bilangan kelompok, dan kata bilangan
bertingkat.Sebagai bentuk nomina prefiks ke- bermakna:
(1) ‘yang di...i’, contoh: kekasih
(2) ‘ di...kan’, contoh: ketua
5. Konfiks per-an, berfungsi membentuk nomina, makna per-an, antara lain adalah sebagai
berikut:
(1) ‘apa yang di-...’, contoh: pengalaman, pengetahuan, pendapatan.
(2) ‘proses me-...’,contoh: pernyataan, penyesuaian
6. Sufiks –i secara umum sufiks ini berfungsi membentuk verba.secara rinci fungsi dan
makna sufiks –i adalah sebagai berikut.

(1.) berfungsi membentuk verba imperatif dengan makna:


(a) ‘perintah untuk melakukan perbuatan seperti tersebut pada bentuk dasarnya’,contoh:
duduki, tangani, sirami, datangi.
(b) ‘perintah untuk memberi sesuatu yang tersebut pada bentuk dasarnya’, contoh: gulai,
garami, obati, garami.

(2.) berfungsi membentuk verba transitif dengan makna:


(a) ‘melakukan tindakan untuk orang lain’, contoh: menangisi
(b) ‘kuasatif’, contoh: membasahi.
7. Sufiks –kan berfungsi membentuk verba impraktif dengan makna:
(1) ‘ jadikan lebih’, contoh: lebarkan, panjangkan, kecilkan.
(2) ‘ jadikan’, contoh: betulkan,rapikan, tegakkan,tentukan.
8. Sufiks –an berfungsi membentuk nomina dan adjektiva sebagai pembentuk nomina sufiks
–an bermakna sebagai berikut.
(1) yang di-...’, contoh: dagangan, titipan, bawaan cucian.
(2) ‘alat untuk me-...’, contoh: pikulan, gantungan, timbangan.
(3)‘hasil dari perbuatan’, contoh: didikan, tulisan,lukisan.
9. Infiks kata
(1)menyatakan intensitas, frekuensi, contoh: getar-gemetar, gertak-gemertak.
(2)‘ mempunyai sifat atau memiliki hal yang dalam kata-kata dasar yang dilakukan, contoh:
turun-temurun, tunjuk-telunjuk.

4. Apa yang dimaksud morfologi ? Berikakan batasannya !

Jawab : PENGERTIAN MORFOLOGI


Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani
morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu.
Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara
dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya
itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Morfologi menurut Wikipedia adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-
satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk
kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk
kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi
semantik.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk
kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan
kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan
dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi
adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
kata (struktur kata) serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

5. Bagaimana morfem dalam pembentukan suatu kata?

Jawab : MORFEM
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat
dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan
disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk
imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga
merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata
duga.
1. Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata
dasar. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap
memiliki arti.
2. Morfem Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan morfem lain. Morfem
terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a. Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat pada struktur
kata, misalnya imbuhan. Contoh:ber- pada kata beranak berarti menghasilkan anak. Jika
ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti.
b. Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat, misalnya
kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama. Kata dan pada
kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti.

6. Apa yang dimaksud alomorf?

Jawab : ALOMORF
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang mempunyai
fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang membentuk verba aktif (Hasan
Alwi, dkk, 2003: 28). Setiap morfem mempunyai alomorf satu, dua, atau juga enam.
Beberapa bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
1. Morfem ber-, mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-.
a. Ber-
Contohnya : bertamasya
b. Be-
Contohnya : bepergian
c. Bel-
Contohnya : belajar

2. Morfem me-, mempunyai alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-.
a. Me-
Contohnya : mewajibkan, merajut
b. Mem-
Contohnya : membawa, mempunyai
C. Men-
Contohnya : mencangkul, menulis, menndapatkan
D. Meng-
Contohnya : menggulung, mengkaji
E. Menge-
Contohnya : mengecat
F. Meny-
Contohnya : menyapu, menyiram, menyingkir

7. Apa yang dimaksud afiksasi?

Jawab : AFIKSASI
Afiksasi sering pula disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks (imbuhan). Afiksasi
atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks
pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata berimbuhan. Afiksasi
dalam bahasa Indonesia sangat memegang peranan penting. Hal itu didasarkan pada suatu
kenyataan, bahwa bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa aglutinatif. Afiks dapat
diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Hal itu akan sangat bergantung pada segi
tinjauannya.

8. Apa saja jenis-jenis kata ulang bahasa Indonesia?

Jawab : JENIS - JENIS KATA ULANG


1.) Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas suku kata awal. Vokal dari suku kata
awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah menjadi e pepet. Contoh:
tetangga, leluhur, leluasa.
2.) Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar (bisa kata
dasar maupun kata berimbuhan). Contoh: rumah-rumah, kejadian-kejadian.
3.) Dwilingga salin suara (berubah bunyi): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah
satunya mengalami perubahan suara pada suatu fonem atau lebih. Contoh: gerak-gerik,
sayur-mayur.
4.) Kata ulang berimbuhan: Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga
pertama maupun pada lingga kedua. Contoh: bermain-main, tarik-menarik.

9. Apa makna kata ulang bahasa Indonesia?

Nawab : MAKNA KATA ULANG BAHASA INDONESIA


a perulangan. contoh: sayur-mayur, bolak-balik.
Jamak (tak tentu). Contoh: Buku-buku itu telah kusimpan dalam lemari.
Bermacam-macam. Contoh: pohon-pohonan, buah-buahan.
Menyerupai. Contoh: kuda-kuda, anak-anakan, langit-langit, mobil-mobilan, rumah-
rumahan, kayu-kayuan.
Melemahkan (agak). Contoh: kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakit-sakitan.
Intensitas (kualitas, kuantitas, atau frekuensi). Contoh: kuat-kuat, kuda-kuda, mondar-
mandir.
Saling (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, tikam-menikam.
E.) Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan hasil
pengulangan atau reduplikasi. Contoh: laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu,
empek-empek.
F.) Kata ulang utuh. Contoh: anak-anak, jalan-jalan, makan-makan.
G.) Kata ulang sebagian atau kata ulang dwipurwa merupakan perulangan kata yang dialami
oleh sebagian dari kata dasar, dengan kata lain perulangan kata hanya terjadi pada suku
awal kata dasar, seperti: lelaki, tetua, seseorang. Di dalam kata ulang sebagian juga sering
ditemukan kata ulang yang mendapat akhiran, seperti: pepohonan, rerumputan.
H.) Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada
akhir kata perulangan. contoh: sayur-mayur, bolak-balik.
Kolektif (pada kata bilangan). Contoh: dua-dua, tiga-tiga, lima-lima. Dalam keadaan. Contoh:
mentah-mentah, hidup-hidup.
Walaupun (meskipun). Contoh: kecil-kecil.
Perihal. Contoh: masak-memasak, jahit menjahit.
Tindakan untuk bersenang-senang. Contoh: makan-makan, duduk-duduk, tidur-tiduran,
membaca-baca, berjalan-jalan.
Agak. Contoh: kehijau-hijauan, kemerah-merahan.
Tindakan yang dilakukan berkali-kali. Contoh: berkali-kali.
himpunan. Contoh: berjam-jam.
Perbalasan (pekerjaan). Contoh: kunjung-mengunjungi, tuduh-menuduh, tolong-menolong

Anda mungkin juga menyukai