DYSPEPSIA
Disusun Oleh :
Nama :RIZAL SIMARMATA
NIM : 2011515024
C. MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang
dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe :
D. PATOFISIOLOGI
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.
E. PATHWAY
DISPEPSIA
Dispepsia Fungsional
epsia Organik
Perubahan pada
Muntah Nyeri
status kesehatan
utrisi Nausea
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISPEPSIA
1. Stress
2. Keteraturan makan
3. Makanan dan minuman iritatif
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab
organik lainnya seperti antara lain pankreasitis kronis, DM. Pada
dispepsia biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda,
serologihelicobacter pylori.
3. Endoskopi
a. CLO (Rapid urea test)
b. Patologi anatomi
c. Kultur mikroorganisme jaringan
d. PCR (Polymerase Chain Reaction)
H. PENATALAKSANAAN
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter
pylori1996, ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan
bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang
disertai fasilitas endoskopi dengan penatalaksanaan dispepsia di masyarakat.
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang
agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik
yang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin
juga memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
5. Sitoprotektif
6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan
metoklopramid.Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia
fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan
memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance) (Mansjoer et al,
2007).
A. PENGKAJIAN
adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu
makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan
terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai
1996).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nausea b.d. iritasi lambung
2. Nyeri Akut b.d. agen pencedera fisiologis
3. Hipovolemia b.d.kehilangan cairan aktif
4. DefisitNutrisi b.d.ketidakmampuan mencerna makanan dan mengabsorbsi
nutrient
5. Ansietas b.d.krisis situasional
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tgl/w
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Keperawatan
aktu
- Analgesic
administration
a. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan derajat
nyeri sebelum
pemeberian obat
b. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Berikan analgesic
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
e. Evaluasi efektivitas
analgesic, tanda dan
gejala.
Hipovolemia b.d. NOC : NIC :
kehilangan cairan
- Fluid balance - Fluid management
aktif
- Hydration a. Pertahankan catatan
- Nutritional status: Food and intake dan output
Fluid Intake yang akurat
Setelah dilakukan tindakan b. Monitor status
keperawatan selama… hidrasi (kelembaban
kekurangan cairan dapat membrane mukosa,
teratasi dengan kriteria hasil: nadi adekuat,
a. Mempertahankan urine tekanan darah
output sesuai dengan usia ortostatik), jika
dan BB, BJ urine normal, diperlukan.
HT normal c. Monitor vital sign
b. Tekanan darah, nadi, suhu d. Monitor masukan
tubuh dalam batas normal makanan/ cairan dan
c. Tidak ada tanda dehidrasi, hitung intake kalori
elastisitas turgor kulit baik, harian
membrane mukosa e. Kolaborasikan
lembab, tidak ada rasa pemberian cairan IV
haus yang berlebihan f. Monitor status
nutrisi
g. Dorong masukan
oral
h. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
i. Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
j. Atur kemungkinan
transfuse
k. Persiapan transfuse
- Hypovolemia
management
a. Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
b. Pelihara IV line
c. Monitor tingkat Hb
dan hematokrit
d. Monitor tanda vital
e. Dorong pasien untuk
menambah intake
oral
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana/intervensi
keperawatan oleh perawatterhadap pasien.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.
DAFTAR PUSTAKA
EGC
EGC
aeusculapeus
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.L, dan Setiowulan,
Aesculapius
Price & Wilson.1994.Patofisiologi, Edisi 4, Jakarta: EGC
Rumalolas, Mariyani. 2018. Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap
Universitas Muhammadiyah
Suryono Slamet, et al.2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2.Jakarta: FKUI
PPNI