PENDAHULUAN
Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang artinya kebakaran itu di luar
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan
derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap
dan gas yang ditimbulkan. Menurut teori segi tiga api (fire triangel) kebakaran terjadi
karena adanya 3 faktor yang menjadi unsur api yaitu bahan bakar (fuel), sumber panas
kejadian bencana diindonesia selama 10 tahun terakhir mencapai 2.163 kasus. Khusus
kebakaran, tercatat 980 kasus kebakaran dari tahun 2011-2017 di Indonesia. Kebakaran
rumah sakit di Indonesia diantaranya kebakaran di Rumah Sakit Umum Dokter Sardjito
Yogyakarta pada 6 Agustus 2007, kebakaran di Rumah Sakit Asih Serang, Banten
akibat arus pendek listrik pada 29 Juli 2009, kebakaran Rumah Sakit TNI angkatan laut
Mintoharjo, Jakarta pada bulan Maret 2016 akibat korsleting listrik yang menyebabkan
4 orang tewas.2
bahwa setiap tenaga kerja maupun setiap orang yang berada ditempat kerja harus terjamin
keselamatannya yang salah satu syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk mencegah,
bentuk bencana yang dapat menjadi kecelakaan kerja dan membawa dampak yang
merugikan banyak pihak baik pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas. Semua
kejadian kebakaran, salah satunya yang sering ditempat kerja yaitu Puskesmas.3
Kelurahan Rhu, Kelurahan Pesisir, Kelurahan Rintis dan Kelurahan Sekip dengan jumlah
penduduk pada Tahun 2019 sebanyak 49.456 jiwa serta luas wilayah kerja 4,1 km 2. Pos
UKK pada Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru ada 3 yaitu satu pos UKK di Kelurahan
Tanjung Rhu (Pelabuhan Sungai Duku) dan dua pos di Kelurahan Pesisir ( Pelabuhan Jaya
dan Poskesdes Pesisir). Kegiatan dilakukan satu bulan sekali yang di lakukan oleh satu
dokter umum, satu bidan puskesmas dan satu perawat puskesmas. Target kegiatan pos
Limapuluh Kota Pekanbaru mengacu pada Permenkes No.52 tahun 2018, mengatur
optimal dilakukan baik dalam segi pengetahuan maupun penerapan nya termasuk dalam
SOP Tanggap Darurat Kebakaran dan cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR).5
Puskesmas Limapuluh memiliki 3 buah APAR yang terbagi 1 buah di lantai 1 dan
2 buah di lantai 2. Peletakan APAR diletakkan dekat dengan area yang berpotensi bahaya
kebakaran, tempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau. Untuk cara penggunaan
APAR setiap sumber daya manusia Fasyankes harus mampu menggunakan APAR sesuai
Limapuluh Kota Pekanbaru hanya sekali melakukan pelatihan tentang tanggap darurat
sosialisasi tentang tanggap darurat kebakaran. Penerapan SMK3 nya tidak terdokumentasi
dengan baik. Untuk itu kami mengangkat topik mengenai Sosialisasi tanggap darurat
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah Optimalisasi Sistem Manajemen Kesehatan
pekanbaru.
penyakit..
2. Kepala Puskesmas
TINJAUN PUSTAKA
Fasyankes dan menciptakan fasyankes yang sehat, aman, nyaman bagi SDM
sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar. Dengan cakupan SMK3
2.2 Bencana
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
kemungkinan yang dapat terjadi untuk mencegah kejadian atau kecelakaan yang
ditimbulkan dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan sistem tanggap
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
sumber daya yang tersedia, sebelum bantuan dari luar datang. Tanggap darurat
dan bencana baik internal maupun eksternal yang dapat menimbulkan kerugian fisik,
material, jiwa, bagi SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung,
aktivitas (proses, operasional, peralatan), produk dan jasa. Contoh dari keadaan
paling mungkin terjadi. Analisis kerentanan bencana terkait dengan bencana alam,
antara lain:
petugas kesehatan).
2. kedaruratan keselamatan (kesetrum, kebakaran, gedung roboh).
4. kegagalan peralatan medik dan non medik (kebocoran rontgen, gas meledak,
AC sentral).
f) Memasang tanda pintu darurat sesuai dengan standar dan pedoman teknis.
keadaan darurat yang dilakukan minimal 1 tahun sekali pada setiap gedung.
2.3 Kebakaran
Kebakaran adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai
temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen (sebagai contoh) yang
menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap, uap air, karbon monoksida,
karbondioksida, atau produk dan efek lainnya Reaksi dari oksigen yang terpapar oleh
energi panas yang berlebihan dapat menyebabkan nyala api dan menyebar dengan cepat
kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat
terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api yang menimbulkan
asap dan gas.8
Klasifikasi Kebakaran
kecuali logam, sifat dari kebakaran ini adalah bahan bakarnya tidak mengalir
dan sanggup menyimpan panas yang banyak dalam bentuk bara, seperti
2. Kelas B : Kebakaran benda bahan bakar cair atau gas, kebakaran terjadi karena
diatas cairan pada umumnya terdapat gas dan gas tersebutlah yang terbakar.
Sifat dari kebakaran ini mudah mengalir dan menyalakan api ke tempat
3. Kelas C : Sebuah kebakaran yang disebabkan oleh suatu instalasi listrik yang
natrium.
Kebakaran tidak terjadi secara tiba-tiba, terdapat faktor-faktor yang
adalah faktor yang berhubungan dengan perilaku penghuni dengan cara kerja
yang tidak aman dan kegiatan yang dilakukan oleh penghuni atau pengelola
gedung.9
Ringan (APAR) adalah alat yang ringan dengan berat maksimal 16 kg serta
mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal mula
kebakaran.9
2. Kelas B: untuk kebakaran cairan dan gas mudah terbakar, seperti oil,
3. Kelas C: untuk kebakaran pada kabel dan peralatan listrik akibat arus
listrik.
APAR jenis ini membutuhkan gas CO2 atau N2 yang bertekanan yang
APAR jenis ini juga membutuhkan gas CO2 ata N2 yang bertekanan
a. Tabung berisi serbuk kimia dan sebuah tabung kecil yang berisi gas
a) Jarak tempuh penempatan APAR dari setiap tempat atau titik dalam
identifikasinya.
d) APAR diletakkan di atau dekat koridor atau lorong yang menuju exit.
akan tetapi tidak terlalu dekat karena bisa rusak oleh sambaran api
i) Dalam area khusus, apabila bahan yang disimpan mudah terbakar di dalam
ruangan yang kecil atau tempat tertutup, tempatkan APAR di luar ruangan.
(satu) buah APAR untuk ruangan tertutup dengan luas tidak lebih dari
25m2 dan minimal 2 (dua) buah APAR kimia untuk luas tempat parkir
pemantauan kondisi dan masa pakai secara berkala minimal 2 kali dalam
setahun.
1 Dipasang pada dinding atau dalam lemari kaca disertai palu pemecah
berada dan melihat kebakaran. Karena itu dirancang untuk mudah digunakan
oleh setiap orang. Cara penggunaan biasanya tercantum disetiap badan APAR.
Langkah pertama adalah menarik pin atau pengaman yang ada di bagian
atas. Kunci ini besi atau kawat kecil yang diberi rantai. Jika pin
arah angin dan sebaiknya berada diatas angin agar pemadaman dapat
Hidran
dilengkapi dengan slang dan mulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air
bangunan harus memiliki 2 jenis hidran yaitu hidran gedung dan hidran
a. Hidran gedung
Hidran gedung adalah hidran yang terletak di dalam gedung dan sistem
tersebut.
Hidran gedung harus berbentuk kotak yang letaknya harus mudah dilihat
dan
dijangkau dan kotak hidran tidak boleh dalam keadaan terkunci. Pipa
hidran dan kotak hidran harus dicat warna merah. Pipa pemancar (nozzle)
b. Hidran halaman
dengan slang dan mulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan,
pelayanan kesehatan di Kota Pekanbaru. Yang beralamat di jalan Sumber Sari no.
Kelurahan Sekip, dengan Luas wilayah kerja seluruhnya mencapai 4,1 Km2 dan
dibangun 1 lantai, lalu pada tahun 2004 Puskesmas ini diperbesar menjadi 2
3.2 Plan
Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 13-18 Juli 2020 yaitu melakukan
dinilai
Belum optimalnya 1. Belum adanya 1. Hasil wawancara dengan Kepala
Puskesmas, belum terbentuknya tim K3
penerapan K3 sosialisasi K3 tanggap kebakaran yang baru sehingga
pengganti penanggung jawab belum
tanggap kebakaran tanggap kebakaran mengikuti kepelatihan tanggap
kebakaran di Puskesmas, serta kurang
di Puskesmas di Puskesmas mengerti tentang penggunaan APAR.
(lihat Lampiran no.1 )
Limapuluh Kota Limapuluh Kota
2. Hasil wawancara terpimpin dengan
Pekanbaru Pekanbaru Penangggung jawab K3 belum adanya
sosialisasi terbaru tentang
penanggulangan kebakaran yang
terakhir dilakukan pada tahun 2018,
serta kurang mengerti tentang cara
penggunaan APAR.
Lanjutan tabel 3.1
dinilai
2. Belum optimalnya 1. Belum adanya titik kumpul tanggap
pengendalian darurat kebakaran.
teknis terhadap
faktor risiko 2. Observasi Lapangan, untuk
kebakaran di penerapan rambu-rambu K3 seperti
Puskesmas petunjuk jalur evakuasi, tanda penunjuk
Limapuluh Kota naik-turun tangga, belum tepat
Pekanbaru penempatannya. (lihat lampiran no.3)
3. Sementara itu, penerapan yang belum
bagus yakni peletakan APAR yang
belum tepat. (lihat lampiran no.3)
lanjut tabel 3.1
dinilai
3. Belum optimalnya 1. Hasil wawancara dengan Kepala
pengendalian Puskesmas, belum adanya SOP
Administratif tanggap kebakaran. (lihat Lampiran
terhadap faktor no.1)
risiko kebakaran
dan belum adanya 2. Hasil telaah dokumen atau arsip,
SOP belum ditemukan tentang SOP
penanggulangan tanggap kebakaran. (lihat lampiran
kebakaran.di no.4)
Puskesmas
Lanjutan tabl 3.1
dinilai
4. Belum optimalnya 1. Berdasarkan hasil observasi
penyediaan, lapangan, didapatkan peletakan
penggunaan, dan APAR yang tidak tepat yaitu
pengelolaan Alat dibawah tangga.
Pemadam Api
Ringan. 2. Berdasarkan hasil observasi
lapangan, didapatkan
pengecekan APAR tidak
dilakukan secara rutin (setiap 6
bulan dalam 1 tahun).
3. Berdasarkan hasil wawancara
terpimpin, didapatkan
kurangnya pengetahuan tentang
cara penggunaan APAR.
dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan, solusi, kemampuan anggota
- nilai 2 penting
2. Solusi
- nilai 2 mudah
3. Kemampuan mengubah
- nilai 2 mudah
4. Biaya
- nilai 1 tinggi
- nilai 2 sedang
- nilai 3 rendah
masalah dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas
Kota Pekanbaru
Kriteria Masalah
Urgensi Solusi Kemampuan Biaya
No Masalah Total Rank
Mengubah
1. Belum adanya
sosialisasi K3 tanggap
kebakaran di Puskesmas 3 3 3 2 54 I
Limapuluh Kota
Pekanbaru
2. Belum optimalnya
pengendalian teknis
kebakaran di Puskesmas
Limapuluh Kota
Pekanbaru
Lanjutan tabel 3,2
Kriteria Masalah
3. Belum optimalnya
pengendalian
penanggulangan
kebakaran di Puskesmas
4. Belum optimalnya
penyediaan,
penggunaan, dan 3 2 2 1 12 IV
pengelolaan Alat
agenda rapat.
Pekanbaru.
b. Methode 1. Berdasarkan hasil wawancara,
Limapuluh.
Material 1. Berdasarkan observasi yang
tanggap kebakaran.
Market
Pekanbaru.
3.2.4 Fishbone Ishikawa
Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fishbone ishikawa pada gambar 3.1
Market Man
Method Material
(1) Belum pernah dilakukan sosialisasi (1) Belum adanya identifikasi faktor
tanggap kebakaran. risiko kebakaran disetiap unit kerja.
(2) Belum ada program K3 tanggap (2) Belum adanya SOP tanggap
kebakaran Puskesmas Limapuluh. kebakaran.
Masalah Kegiatan
1. Man Ke Jangka Pendek
(1) Penanggung Merekomendasikan Agar monitoring
pala Puskesmas Dokter Diterimanya rekomendasi
jawab K3 yang kepada Kepala evaluasi dalam
Puskesmas Limapuluh Muda oleh Kepala Puskesmas
bertugas di luar Puskesmas untuk pelaksanaan SMK3
gedung penunjukan di Puskesmas Limapuluh Pekanbaru IKM-KK Jangka Panjang
Puskesmas Penanggung Jawab K3 Limapuluh Kota
Pekanbaru FK UR Adanya Penanggung Jawab
Limapuluh Kota di dalam gedung Pekanbaru lebih
K3 di dalam gedung
Pekanbaru Puskesmas Limapuluh optimal
Kota Pekanbaru Puskesmas Limapuluh Kota
Pekanbaru
No Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat / Pelaksan Kriteria Keberhasilan
Masalah Kegiatan
1. Man (lanjutan) Ke Jangka Pendek
(2) Belum ada Tim Merekomendasikan Agar monitoring pala Puskesmas Dokter Diterimanya rekomendasi
K3 evakuasi kepada Kepala evaluasi dalam
Puskesmas Limapuluh Muda oleh Kepala Puskesmas
tanggap darurat Puskesmas pelaksanaan sistem
Limapuluh Pekanbaru IKM-KK Jangka Panjang
kebakaran pembentukan Tim K3 tanggap darurat
Puskesmas evakuasi tanggap kebakaran di Pekanbaru FK UR Adanya Tim K3 evakuasi
Limapuluh Kota darurat kebakaran Puskesmas
tanggap kebakaran di
Pekanbaru Puskesmas Limapuluh Limapuluh Kota
Puskesmas Limapuluh Kota
Kota Pekanbaru. Pekanbaru lebih
optimal Pekanbaru
No Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat / Pelaksan Kriteria Keberhasilan
Masalah Kegiatan
2. Method Pe Jangka Pendek
(1) Belum pernah Melakukan Sosialisasi Agar pegawai gawai Puskesmas Dokter Dilaksanakan sosialisasi
dilakukan tentang tanggap mengetahui dan Puskesmas Limapuluh Muda tentang tanggap kebakaran
Sosialisasi kebakaran kepada menerapkan tentang Limapuluh Pekanbaru IKM-KK kepada Pegawai Puskesmas
tentang tanggap Pegawai Puskesmas darurat kebakaran di Pekanbaru FK UR Limapuluh Kota Pekanbaru.
kebakaran. Limapuluh Kota tiap unit kerja Jangka Panjang
Pekanbaru. Adanya pengetahuan dan
penerapan yang baik tentang
tanggap darurat kebakaran.
2. Method (lanjutan) Ke Jangka Pendek
(2) Belum ada Merekomendasikan Agar penerapan dan pala Puskesmas Dokter Diterimanya rekomendasi
program k3 program K3 tanggap monitoring lebih Puskesmas Limapuluh Muda program K3 tanggap
tanggap kebakaran Puskesmas optimal Limapuluh Pekanbaru IKM-KK kebakaran Puskesmas
kebakaran di Limapuluh Kota Pekanbaru FK UR Limapuluh Kota Pekanbaru.
Puskesmas Pekanbaru. Jangka Panjang
Limapuluh Kota Adanya pengetahuan dan
Pekanbaru penerapan yang baik tentang
tanggap kebakaran.
Masalah Kegiatan
No Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat / Pelaksan Kriteria Keberhasilan
Masalah Kegiatan
3. Material Pe Jangka Pendek
1. Belum adanya Membantu pemetaan Agar pegawai gawai Puskesmas Dokter Menyerahkan denah jalur
identifikasi identifikasi faktor mengetahui faktor Puskesmas Limapuluh Muda evakuasi Puskesmas
faktor risiko risiko kebakaran risiko kebakaran Limapuluh Pekanbaru IKM-KK Limapuluh Kota Pekanbaru.
kebakaran disetiap unit kerja disetiap unit kerja Pekanbaru FK UR Jangka Panjang
disetiap unit Adanya pengetahuan tentang
kerja identifikasi faktor risiko
kebakaran disetiap unit kerja.
Masalah Kegiatan
4. Market Pe Jangka Pendek
Kurangnya Melakukan Sosialisasi Agar pegawai gawai Puskesmas Dokter Dilaksanakan sosialisasi
pengetahuan tentang tanggap mengetahui dan Puskesmas Limapuluh Muda tentang tanggap kebakaran
tentang cara kebakaran kepada menerapkan tentang Limapuluh Pekanbaru IKM-KK kepada Pegawai Puskesmas
penggunan APAR Pegawai Puskesmas tanggap kebakaran Pekanbaru FK UR Limapuluh Kota Pekanbaru.
pada pegawai Limapuluh Kota di tiap unit kerja Jangka Panjang
Puskesma Pekanbaru. Adanya pengetahuan dan
Limapuluh Kota penerapan yang baik tentang
Pekanbaru tanggap kebakaran.
3.2.6 Definisi Operasional
Pekanbaru.
yang berisi petunjuk jalur evakuasi dan titik kumpul tanggap darurat
bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi pada hari Senin, 03 Agustus
2020.
yang dapat menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi pada hari
46
47
3.2 Do
Pekanbaru
2. Merancang dan memberikan 03 Agustus Terlaksana sesuai
Kota Pekanbaru
3. Merancang dan memberikan 03 Agustus Terlaksana sesuai
kumpul di Puskesmas
Pekanbaru
5. Merancang pembuatan dan 03 Agustus Terlaksana sesuai
3.4 Check
darurat apabila terjadi kebakaran dengan baik. Saat kegiatan, petugas terlihat
rerata skor pengetahuan petugas adalah 77,2 dengan proporsi tingkat pengetahuan
baik sebanyak 17 orang (81%) dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 4 orang
kebakaran
Variabel N Median P
Kurang 1 4,8 0 0
Cukup 13 61,9 4 19
Baik 7 33,3 17 81
3.5 Action
Alternatif pemecahan masalah pada makalah ini berupa sosialisasi
evakuasi, poster dan power point mengenai protokol tanggap kebakaran, ditinjau
dari indikator jangka pendek yang sudah tercapai, serta jangka panjang sudah
BAB IV
PEMBAHASAN
hasil rekapan data kuesioner tanggap kebakaran dan hasil wawancara dengan
Hal ini sesuai dengan pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
dikeluarkan oleh International Labor Organization (ILO) pada tahun 2013 yang
kebijakan yang harus ditetapkan melalui tinjauan awal kondisi K3 dan proses
waktu Dokter Muda IKM-KK sehingga hanya meneliti dan mempelajari tentang
memiliki banyak aktivitas yang membutuhkan tenaga dan pikiran yang dilakukan
oleh petugas.
54
mudah dibaca dan dilakukan secara mandiri. Poster merupakan media informasi
informasi lebih sering diingat apabila mereka membaca informasi dalam bentuk
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wati Atikah tentang
ini penting karena menjadi salah satu sumber pengetahuan dasar tentang protokol
pemeliharaan APAR.
protokol tanggap kebakaran dan pengelolaan APAR, maka Dokter Muda IKM-
Kota Pekanbaru. Tingkat pengetahuan pada petugas dapat dilihat dari hasil
rekapan data kuesioner tanggap kebakaran yang dilakukan oleh Dokter Muda
dengan skor yang didapatkan dari Pre Test dan Post Test dimana didapatkan
dari p value = 0,002 (<0,005) yang berarti terdapat perbedaan bermakna, Hal ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuada Nadia dkk yang menyatakan bahwa
dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh penelitian dilakukan oleh Idawati
BAB V
56
PENUTUP
5.1 Simpulan
tanggap kebakaran, belum adanya SOP protokol tanggap darurat, belum adanya
denah jalur evakuasi dan belum tercukupinya media informasi berupa poster dan
Pekanbaru.
poster, power point, dan denah jalur evakuasi pada Pegawai Puskesmas
tanggap kebakaran pada pegawai Puskesmas Limapuluh dalam upaya optimal nya
sistem kesehatan dan keselamatan kerja, pemberian poster, power point, dan
denah jalur evakuasi sebagai media informasi yang mudah untuk diingat petugas
sosialisasi protokol tanggap kebakaran diukur dari pembagian kuisioner pre dan
informasi berupa poster, power point, dan denah jalur evakuasi tentang protokol
tanggap kebakaran ditinjau dari indikator jangka pendek yang sudah tercapai
57
sedangkan untuk jangka panjang belum dapat dinilai karena memerlukan waktu
informasi seperti poster, power point, dan denah jalur evakuasi yang edukatif
5.2 Saran
diberikan adalah:
pada pegawai Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru yang sudah dokter muda
IKM-KK rekomendasikan.
individual.
DAFTAR PUSTAKA
11. Rijanto, B. Kebakaran dan Perencanaan Bangunan. Mitra Wacana Media. Jakarta.
2010
13. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. 2012.
Lampiran 1
4. Alat medis apa yang ibu selamatkan terlebih dahulu saat terjadinya
kebakaran ?
Lampiran 2
Lampiran 3
Telaah dokumen
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Lampiran 4
Pewawancara : M. Arifandi
Kamis, 30 Juli 2020
Pukul : 12.15– 12.25 Wib
Lokasi : Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru