Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang artinya kebakaran itu di luar

kemampuan dan keinginan manusia. Menurut Kepmen PU RI NO.26 Tahun 2008, Bahaya

kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat

terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas

yang ditimbulkan. Menurut teori segi tiga api (fire triangel) kebakaran terjadi karena adanya

3 faktor yang menjadi unsur api yaitu bahan bakar (fuel), sumber panas (heat) dan oksigen

(oxygen). 1

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kejadian

bencana diindonesia selama 10 tahun terakhir mencapai 2.163 kasus. Khusus kebakaran,

tercatat 980 kasus kebakaran dari tahun 2011-2017 di Indonesia. Kebakaran rumah sakit di

Indonesia diantaranya kebakaran di Rumah Sakit Umum Dokter Sardjito Yogyakarta pada

6 Agustus 2007, kebakaran di Rumah Sakit Asih Serang, Banten akibat arus pendek listrik

pada 29 Juli 2009, kebakaran Rumah Sakit TNI angkatan laut Mintoharjo, Jakarta pada

bulan Maret 2016 akibat korsleting listrik yang menyebabkan 4 orang tewas.2

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja meyatakan bahwa

setiap tenaga kerja maupun setiap orang yang berada ditempat kerja harus terjamin

keselamatannya yang salah satu syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk mencegah,

mengurangi dan memadamkan kebakaran. Kebakaran ditempat kerja merupakan suatu bentuk

bencana yang dapat menjadi kecelakaan kerja dan membawa dampak yang merugikan

banyak pihak baik pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas. Semua kejadian

kebakaran, salah satunya yang sering ditempat kerja yaitu Puskesmas.3


Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

di Kota Pekanbaru dan gambaran situasi kesehatan di wilayah Puskesmas Limapuluh dan

diterbitkan setiap tahunnya. Puskesmas ini berdiri sejak tahun 1979 dan kini berakreditasi

Utama. Puskesmas Limapuluh mencakup empat kelurahan yaitu, Kelurahan Rhu, Kelurahan

Pesisir, Kelurahan Rintis dan Kelurahan Sekip dengan jumlah penduduk pada Tahun 2019

sebanyak 49.456 jiwa serta luas wilayah kerja 4,1 km2. Pos UKK pada Puskesmas Limapuluh

Kota Pekanbaru ada 3 yaitu satu pos UKK di Kelurahan Tanjung Rhu (Pelabuhan Sungai

Duku) dan dua pos di Kelurahan Pesisir ( Pelabuhan Jaya dan Poskesdes Pesisir). Kegiatan

dilakukan satu bulan sekali yang di lakukan oleh satu dokter umum, satu bidan puskesmas

dan satu perawat puskesmas. Target kegiatan pos UKK yaitu buruh angkat.4

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Puskesmas

Limapuluh Kota Pekanbaru mengacu pada Permenkes No.52 tahun 2018, mengatur tentang

kesehatan dan keselamatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) sebagai acuan

kepada Fasyankes dalam menyelenggarakan K3 secara optimal, efektif, efisien, dan

berkesinambungan. Aspek SMK3 di Puskesmas Limapuluh belum secara optimal dilakukan

baik dalam segi pengetahuan maupun penerapan nya termasuk dalam SOP Tanggap Darurat

Kebakaran dan cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).5

Puskesmas Limapuluh memiliki 3 buah APAR yang terbagi 1 buah di lantai 1 dan 2

buah di lantai 2. Peletakan APAR diletakkan dekat dengan area yang berpotensi bahaya

kebakaran, tempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau. Untuk cara penggunaan APAR

setiap sumber daya manusia Fasyankes harus mampu menggunakan APAR sesuai standar

prosedur operasional yang didapatkan melalui pelatihan. Namun, Puskesmas Limapuluh Kota

Pekanbaru hanya sekali melakukan pelatihan tentang tanggap darurat kebakaran termasuk

penggunaan APAR. 4
Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru

mengalami kendala dalam hal penerapan penggunaan APAR dikarenakan kurangnya

sosialisasi tentang tanggap darurat kebakaran. Penerapan SMK3 nya tidak terdokumentasi

dengan baik. Untuk itu kami mengangkat topik mengenai Sosialisasi tanggap darurat

kebakaran dengan menggunakan APAR di Puskesmas Limapuluh Pekanbaru .

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah Optimalisasi Sistem Manajemen Kesehatan

Keselamatan Kerja di Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah :

1. Identifikasi permasalahan-permasalah belum optimalnya SMK3 di Puskesmas

Limapuluh Kota Pekanbaru.

2. Ditentukannya prioritas masalah mengenai belum optimalnya SMK3 di

Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru.

3. Dilakukan analisis mengenai penyebab masalah belum optimalnya sistem

tanggap darurat kebakaran di Puskesmas Limapuluh Kota pekanbaru .

4. Didapatnya beberapa alternatif kegiatan dalam mengatasi masalah belum

optimalnya sosialisasi tanggap darurat kebakaran di Puskesmas Limapuluh Kota

pekanbaru.

5. Dilaksanakanya kegiatan sosialisasi Sistem Manajemen Kesehatan Kerja di

Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru.


6. Dilakukan evaluasi kegiatan pemecahan masalah dalam sosialisasi tanggap darurat

kebakaran di Puskesmas Limapuluh Kota pekanbaru

7. Standarisasi penggunaan APAR sebagai alat tanggap darurat kebakaran di

Puskesmas Limapuluh Kota pekanbaru.

1.2.3 Manfaat kegiatan

Manfaat dari kegiatan ini bagi :

1. Petugas Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru

Mendapatkan infomasi mengenai Prosedur Tanggap Darurat kebakaran di Puskesmas

Limapuluh Kota Pekanbaru dalam rangka mencegah kecelakaan dan penyakit..

2. Kepala Puskesmas

Dibantunya Sosialisasi Tanggap Darurat Kebakaran dalam rangka menunjang akreditasi

puskesmas dibidang K3.

3. Dokter Muda IKM-KK FK UNRI

Menambah wawasan mengenai implementasi K3 di Fasyankes layanan primer.

Anda mungkin juga menyukai