Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PERUBAHAN PT JASA RAHARJA (Persero)

Disusun Oleh :

Andini Octavianti 102119110486

Bunga Ayu Lestari 102119110475

Nani Setiani 102119110483

Tarrisya Nur’aeni Agustina 102119110458

Yuniar Alpiani 102119110400

STIE INABA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BANDUNG

2019
MANAJEMEN PERUBAHAN PADA PT JASA RAHARJA (Persero)

Perubahan organisasi adalah kegiatan episodic, artinya perubahan dimulai pada satu titik,
berlanjut melalui serangkaian tahap, dan mencapai puncak dalam hasil yang diharapkan oleh
mereka yang terlibat berupa perbaikan dari titik awal. Perubahan memiliki permulaan,
pertengahan dan akhir. Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi (organizational
change) didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku baru oleh sebuah organisasi.
Organiasasi dirancang untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan melalui pembaharuan
dan pengembangan internal. Perubahan organisasi dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian-
penyesuaian disain organisasi di waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak
hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai tantangan
pengembangan. Dalam pengertian lain perubahan organisasi merupakan proses penyesuaian
desain organisasi terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi. Perubahan dapat bersifat reaktif
dan proaktif.

Perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi baik swasta maupun
pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan
berupaya menyusun kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan. Organisasi harus
mampu menyusun kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap perubahan yang akan terjadi.
Penyusunan kebijakan yang menjadi perhatian manajemen salah satunya menyangkut
pemberdayaan sumber daya manusia. Sumber daya perusahaan terdiri dari aset tangible maupun
aset intangible seperti kemampuan, proses organisasi, atribut-atribut perusahaan, informasi dan
pengetahuan. Sumber daya manusia merupakan sumber pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. Kemampuannya ini terus diasah
oleh perusahaan dari waktu ke waktu dan perusahaan terus mengembangkan keahliannya sebagai
pilar perusahaan agar selalu memiliki keunggulan kompetitif. Setiap langkah perusahaan untuk
mengembangkan diri dapat dengan mudah ditiru oleh perusahaan lain, sehingga tidak mungkin
terus menerus dipertahankan sebagai competitive advantage. Sebaliknya, sumber daya manusia
merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial yang dimiliki berupa intelektualitas,
sifat, keterampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru oleh
perusahaan lain.
Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992
tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran UU No.2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain ketentuan yang
melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk
menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut,
maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha
asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi
sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana
diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur
dalam UU. No.34 tahun 1964.

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG DILAKUKAN PT JASA RAHARJA

1. Perubahan Nama dan Badan Hukum

Pada tahun 1970, Jasa Raharja kembali mengalami perubahan bentuk badan
hukum. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-
750/MK/IV/11/1970 tanggal 18 November 1970 tentang Pernyataan mengenai
Perusahaan Negara (P.N.) Asuransi Kerugian Jasa Raharja sebagai Usaha Negara seperti
yang dimaksud dalam ayat (2) Pasal 2 Undang-undang No.9 Tahun 1969, Perusahaan
Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja diubah bentuk badan hukumnya menjadi
Perusahaan Umum Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Dengan perubahan tersebut maka
nama perusahaan diubah menjadi Perseroan Terbatas PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja.
Perubahan bentuk badan hukum tersebut berlaku terhitung sejak diperolehnya status
badan hukum sebagai perseroan terbatas yaitu berdasarkan Keputusan Menteri
Kehakiman tanggal 8 Maret 1982 nomor Y.A 5/234/11. Selanjutnya berdasarkan hasil
keputusan rapat umum luar biasa pemegang saham tanggal 18 April 1984, nama
perusahaan mengalami perubahan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi
Kerugian Jasa Raharja disingkat PT Jasa Raharja (Persero).

2. Perubahan Peraturan
Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum
Asuransi Kerugian “Jasa Raharja”, selain mengelola pelaksanaan UU. No.33 dan UU.
No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja mendapat mandat tambahan untuk menerbitkan surat
jaminan dalam bentuk Surety Bond. Penunjukan tersebut menjadikan Jasa Raharja
sebagai pionir penyelenggara surety bond di Indonesia, di saat perusahaan asuransi lain
umumnya masih bersifat fronting office dari perusahaan surety di luar negeri sehingga
terjadi aliran devisa ke luar negeri untuk kepentingan tersebut.

Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada


masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup
UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.

3. Perubahan Status

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani


oleh Perum Jasa Raharja semakin berkembang sehingga diperlukan pengelolaan usaha
yang lebih terukur dan efisien, maka pada tahun 1980 berdasarkan PP No.39 tahun 1980
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja”
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja
diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi
Kerugian Jasa Raharja.

4. Perubahan Nilai Santunan


FAKTOR-FAKTOR DALAM PERUBAHAN ORGANISASI

Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak
terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan
namun tidak dapat dihindari namun harus dihadapi. Faktor perubahan terjadi karena ada 2 faktor
yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan,
yang dapat berasal dari berbagai sumber. Problem yang sering timbul berkaitan dengan
hubungan sesama anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan
kepentingan masing-masing anggota. Proses kerja sama yang berlangsung dalam
organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan.

2. Faktor Eksternal

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya
dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena
lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk
faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.

KESIMPULAN

Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat dihindari. Dimulai oleh dunia usaha
yang lebih dulu menyadari pentingnya  perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang
dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintahan. Berbagai upaya dan pendekatan telah
dilakukan untuk  memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik
organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi diluar organisasi yang dipimpinnya dan mampu
memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu,
mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan perubahan
didalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasional untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

Oleh karena itu untuk menghadapi perubahan kita perlu melakukam manajemen
perubahan yang berarti upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan
karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan,
namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya
memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari
perubahan tersebut mengarah pada titik positif.

Anda mungkin juga menyukai