Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DBD

PROGRAM KEAHLIAN KESEHATAN

KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN

SMK NEGERI 4 BONDOWOSO

2017-2018
I.  PENGERTIAN
DHF adalah suatu  infeksi  arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang
ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut
pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).
II. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa.
Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan
DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin,
histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan
intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya
cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan
terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF
adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia,
gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti
dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi
disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu
oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama
pada pasien dengan perdarahan hebat.

III. KLASIFIKASI DHF


WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan,
yaitu:
1) Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji
tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2) Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti
petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3) Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
(>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80
® 120/100 ® 120/110 ® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )
4) Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ³ 140x/mnt) anggota
gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
IV.    TANDA DAN GEJALA
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda
dangejala lain adalah :
1.Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
2.Asites
3.Cairan dalam rongga pleura ( kanan )
4.Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.
V.       PEMERIKSAAN DAN DIGNOSIS
1.Trombositopeni ( < 100.000/mm3)
2.Hb dan PCV meningkat ( > 20% )
3.Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )
4.Isolasi virus
5.Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
6.Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto
dada, BUN, creatinin serum.
VI.    PENATALAKSANAAN
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :
1. Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau
kejang-kejang.
2. Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif,
kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.
3. Panas disertai perdarahan
4. Panas disertai renjatan.

Belum atau tanpa renjatan:


Grade I dan II :
1.Oral ad libitum atau
2.Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan
BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-
sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya.
Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-
banyaknya dan sesering mungkin.
Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus
yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun
waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :
3.100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg
4.60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg
5. 0,l/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg
6.50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg
7.Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti
panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.
Dengan Renjatan ;
Grade III
1. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam
Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba
dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat
10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah
cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi
cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang
dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm
diperhitungkan sebagai berikut :
1. 100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg
2. 75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.
3. 60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.
4. 50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.
1. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan  tensi masih
terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut
memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10
mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.
Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24
jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi
renjatan.
2. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan
tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral
dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran
L atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB
dalam kurun waktu 24 jam.
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM BERDARAH

A. PENGERTIAN

DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang
ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut
pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).
1. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan
oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman, 1996).
B. KLASIFIKASI
Klasifiksi DHF menurut WHO
1) Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet
positif)
2) Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
3) Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20
mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi)
4) Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
C. ETOLOGI
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk
Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
1.Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
2.Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3.Penyedaiaan air bersih yang langka.
D. MANIFESTASI KLINIS
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dan gejala
lain adalah :
1. Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
2.Asites
3.Cairan dalam rongga pleura ( kanan )
4.Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.
Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
1. Meningkatnya suhu tubuh
2. Nyeri pada otot seluruh tubuh
3. Suara serak
4. Batuk
5. Epistaksis
6. Disuria
7. Nafsu makan menurun
8. Muntah
9. Ptekie
10. Ekimosis
11. Perdarahan gusi
12. Muntah darah
13. Hematuria masif
14. Melena

E. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada
system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan
limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF
dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat
anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat
ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama,
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya
cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard.
Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera
teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain
kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan
dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti
dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi
disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu
oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama
pada pasien dengan perdarahan hebat.
F. PENATALAKSANAAN
Medik
DHF tanpa Renjatan
1. Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
2. Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
3. Jika kejang maka dapat diberi luminal ( anticonvulsan ) untuk anak <1 th dosis 50 mg
IM dan untuk anak >1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi
luminal dengan dosis 3 mg / Kg BB anak <1 th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/
Kg BB.
4. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
DHF dengan Renjatan
1. Pasang infus RL
2. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg
BB )
3. Tranfusi jika Hb dan Ht turun
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :
1. Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau
kejang-kejang.
2. Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif,
kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.
3. Panas disertai perdarahan
4. Panas disertai renjatan.
BAB III
LAPORAN KASUS

A. STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK E.C
DENGAN DHF GRADE II
DI RUANG MENULAR ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : An. E.C
Umur : 9 thn
Alamat : Tambak Asri 23/27 Surabaya
Agama : Kristen
Nama Ibu : Ny. T
Pendidikan :
Nama Ayah : Tn S
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Diagnosa Medik : DBD Grade II
Pengkajian tanggal : 13 Desember 2001

2. Keluhan Utama :
Sakit kepala, panas dan tidak nafsu makan.
3. Riwayat penyakit sekarang :
Senin pagi panas, dibawa ke puskesmas dapat paracetamol. Panas turun. Rabu malam
anak tiba-tiba muntah-muntah air, makan tidak mau, minum masih mau. Kamis jam 03
pagi keluar darah dari hiding pada waktu bersin, keluhan pusing, mencret air, dibawa
ke IRD.
4. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya klien tidak penah dirawat karena penyakit apapun.
5. Riwayat penyakit keluarga
Menurut keluarga ( Ibu ) tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini menderita sakit
DBD.
6. Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut ibu kondisi lingkungan rumah cukup bersih, walaupun tinggal dekat kali kecil,
sekitar rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam tanaman yang belum
dipakai, bak mandi dikuras setiap seminggu 1 kali. Menurut ibu seminggu yang lalu ada
tetangga gang yang menderita DHF, tetapi sekarang sudah sembuh, dan lingkungan
wilayah belum pernah disemprot.
7. Riwayat kehamilan
Anak lahir pada usia kehamilan 7 bulan, dengan berat badan lahir 4 kg, ibu tidak tahu
mengapa kehamilannya hanya 7 bulan. Lahir spontan dan selama 1 tahun anak
mendapat imunisasi lengkap dan minum PASI Lactona s/d 2 tahun.
8. Pengkajian Persistem
1) Sistem Gastrointestinal
Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan 3 sendok makan, minum tidak suka,
harus dipaksakan baru mau minum. Mual tidak ada, muntah tidak terjadi. Terdapat
nyeri tekan daerah hepar dan asites positif, bising usus 8x/mnt.
2) Sistem muskuloskeletal :
Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada deformitas, keempat ekstremitas simetris,
kekuatan otot baik.
3) Sistem Genitourinary
BAK lancar, spontan, warna kuning agak pekat ditampung oleh ibu untuk diukur,
BAB dari malam belum ada.
4) Sistem Respirasi.
Pergerakan napas simetris, tidak terdapt pernapasan cuping hidung, pd saat pengkajian
tanda-tanda epistaksis sudah tidak ada, Frekuensi napas 25x/menit. Bunyi nafas
tambahan tidak terdengar.
5) Sistem Cardiovaskuler
TD : 100/60, nadi 98x/mnt, akral dingin, tidak terdapat tanda-tanda cyanosis, cap.
Refill < 3 detik, tidak terjadi perdarahan spontan, tanda-tanda petikhie spontan tidak
terlihat, hanya tanda pethike bekas rumple leed.
6) Sistem Neurosensori
Tidak ada kelainan
7) Sistem Endokrin
Tidak ada kelainan.
8) Sistem Integumen.
S : 376 turgor baik, tidak ada luka, pethikae bekas rumple leed, tidak terdapat
perdarahan spontan pada kulit.
9) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11.8
Leko : 5,5
Trombo : 133
PCV : 0,30
10. Terapi
Infus D ½ saline 1600 cc/24 jam
Minum manis
Vit B compleks / C 3 x 1
Diet TKTP 1600 Kkal + 50 gr Protein.
Nasi 3 x sehari
Susu : 3 x 200 cc

B.ANALISA DATA
1.No
2.Data
3.Etiologi
4.Masalah
S : Klien mengatakan badanya terasa panas, pusing
: Akral dingin
Panas hari ke 2 panjang.
TTV : S : 376, Nadi 98x/mnt, TD : 100/60, RR 25x/mnt.

S : Klien mengatakan tidak suka minum dan perut terasa kenyang minum terus.
: Turgor kulit baik
Mukosa bibir kering
Urine banyak warna kuning pekat
Panas hari ke 2 panjang
Trombosit ; 133.000
TD : 100/60, N ; 98x/mnt.
S : Klien menyatakan tidak mau makan, tetapi tidak mual.
: KU lemah
Makan pagi hanya mau 3 sendok
Proses infeksi virus dengue
Ô Viremia
Ô Thermoregulasi
Ô Volume plasma berkurang
Ô Penurunan volume cairan
Ô Intake nutrisi tidak adekuat
Ô Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Peningkatan suhu tubuh


Dx: Peningkatan suhu tubuh bd proses infeksi virus dengue.
Cairan tubuh
Dx: Resiko defisit volume cairan bd pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
Nutrisi
Dx: Resiko gangguan nutrisi kurang bd nafsu makan yang menurun.
C. PERENCANAAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria : TTV khususnya suhu dalam batas normal ( 365 – 375 )
Membran mukosa basah.
Rencana Intervensi ;
1. Observasi TTV setiap 1 jam
Rasional : Menentukan intervensi lanjutan bila terjadi perubahan
2. Berikan kompres air biasa / kran
Rasional : Kompres akan memberikan pengeluaran panas secara induksi.
3. Anjurkan klien untuk banyak minum 1500 – 2000 ml
Rasional : Mengganti cairan tubuh yang keluar karena panas dan memacu
pengeluaran urine guna pembuangan panas lewt urine.
4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan menyengat keringat.
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan memperbesar penguapan panas
5. Observasi intake dan out put
Rasional : Deteksi terjadinya kekurangan volume cairan tubuh.
6. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik
Rasional : Antipireik berguna bagi penurunan panas.

2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler


ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria : TD 100/70 mmHg, N: 80-120x/mnt
Pulsasi kuat
Akral hangat
Rencana Intervensi ;
1. Observasi Vital sign setiap jam atau lebih.
Rasional : Mengetahui kondisi dan mengidentifikasi fluktuasi cairan intra vaskuler.
2. Observasi capillary refill
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer.
3. Observasi intake dan output, catat jumlah, warna / konsentrasi urine.
Rasional : Penurunan haluaran urine / urine yang pekat dengan peningkatan BJ diduga
dehidrasi.
4. Anjurkan anak untuk banyak minum 1500-2000 mL
Rasional : Untuk pemenuhan kebutuhan ciran tubuh
5. Kolaborasi pemberian cairan intra vena atau plasma atau darah.
Rasional : Meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah terjadinya hipovolemik
syok.

3. Resiko gangguan nutrisi kurang berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria : Nafsu makan meningkat
Porsi makan dihabiskan

Rencana Intervensi :
1. Kaji keluhan mual, muntah atau penurunan nafsu makan
Rasional : Menentukan intervensi selanjutnya.
2. Berikan makanan yang mudah ditelan mudah cerna
Rasional : Mengurangi kelelahan klien dan mencegah perdarahan
gastrointestinal.
3. Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
Rasional : Menghindari mual dan muntah
4. Hindari makanan yang merangsang : pedas, asam.
Rasional : Mencegah terjadinya distensi pada lambung yang dapat menstimulasi
muntah.
5. Beri makanan kesukaan klienRasional : Memungkinkan pemasukan yang lebih
banyak
6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral
Rasional : Nutrisi parenteral sangat diperlukan jika intake peroral sangat kurang.

Implementasi
1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
2. Mengobservasitanda – tanda vital paling sedikitsetiap 4 jam
3. Monitor tanda – tanda meningkat nya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun –
ubun cekung, produksi urine menurun
4. Mengobservasi dan mencatat intake dan output
5. Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
6. Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah, BJ urin , serum tubuh
7. Mempertahankan intake dan output yang adekuat
8. Memonitor dan mencatat berat badan
9. Memonitor pemberian cairan melalui intra vena setiap jam
10. Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat (insesible water loss / IWL)
11. Perfusi jaringan Adekuat
12. Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital (kualitas dan Frekwensi denyut nadi,
tekanan darah , Capillary Refill )
13. Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu , kelembaban dan warna)
14. Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin ,
nyeri , pembengkakan kaki )
15. Kebutuhan nutrisi adekuat
16. Ijinkan anak memakan makanan yang dapat ditoleransi anak. Rencana kan untuk
memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
17. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkat kan kualitas
intake nutrisi
18. Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi
kecil tetapi sering
19. Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang
sama
20. Mempertahankan kebersihan mulut pasien
21. Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit
22. Mempertahankan suhu tubuh normal
23. Ukur tanda – tanda vital suhutubuh
24. Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhu
25. Lakukan “ tapid sponge” (seka) dengan air biasa
26. Tingkatkan intake cairan
27. Berikan terapi untuk menurunkan suhu
Evaluasi
1. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi pasien merasa lebih baik
2. Kebutuhan nutrisi adekuat pasien terpenuhi dan suhu badan pasien normal
3. Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong
arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
yang betina. (Suriadi : 2001)
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk
Aedes
( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
1.Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
2.Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3. Penyedaiaan air bersih yang langka.
DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M,menjaga sanitasi lingkungan tetap
bersih, mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.

Pencegahan Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)


Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
Rumah selalu terang
Tidak menggantung pakaian
Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan di ganti air nya minimal 4 hari
sekali
Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air
hujan. Tutup tempat penampungan air.

B. SARAN
Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan 3M akan menghindari
kita terjangkit virus DBD.

Anda mungkin juga menyukai