Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan
listrik. Energi listrik merupakan sebuah energi yang memiliki peran penting
dalam kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan. Dalam proses
pemasangan instalasi listrik, diperlukan peralatan dan komponen instalasi
listrik.
Kipas Angin, fungsi umumnya adalah sebagai pendingin udara,
penyegar udara, ventilasi (exhaust fan) dan pengering (umumnya yang
memakai komponen penghasil panas). Pada umumnya cara kerja kipas
angin ada pada pemutar kipas angin yang digerakkan oleh motor listrik.
Prinsip kerja yang digunakan adalah mengubah energi listrik menjadi
energy gerak. Dalam sebuah motor listrik terdaoat sebuah kumparan besi
pada bagian yang bergerak berserta sepasang magnet U berbentuk pipih
pada bagian yang diam (permanen).

1.2 Batasan Masalah


Dapat memahami serta merangkai secara sederhana pada panel
menggunaka timer dan relay dan motor kipas.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa fungsi dari push button, relay, timer dan lampu panel?
2. Bagaimana cara kerja motor kipas?

1.4 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami karateristik dari motor kipas dan
mengetahui kondisi baik buruk menggunakan multimeter.
2. Mahasiswa mampu menganalisa cara kerja dari motor kipas.
3. Mahasiswa mampu merangkai motor kipas agar berputar low maupun
high.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Mahasiswa mampu mengetahui cara kerjadari relay, push buton,
timer, lampu dan motor kipas.

1.5.2 Manfaat Praktis


Mahasiswa mampu menggunakan dan merangkai rangkaian
relay, push button, timer dan lampu sebagaimana mestinya serta
mengetahui kondisi fisik motor kipas yang baik dan buruk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Kipas


Kipas Angin, fungsi umumnya adalah sebagai pendingin udara,
penyegar udara, ventilasi (exhaust fan) dan pengering (umumnya yang
memakai komponen penghasil panas).Pada umumnya cara kerja kipas angin
ada pada pemutar kipas angin yang digerakkan oleh motor listrik. Prinsip
kerja yang digunakan adalah mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Dalam sebuah motor listrik terdaoat sebuah kumparan besi pada bagian
yang bergerak berserta sepasang magnet U berbentuk pipih pada bagian
yang diam (permanen).
Listrik yang mengalir pada lilitan kawat dalam kumparan besi akan
membuat kumparan besi menjadi sebuah magnet. Karena sifat magnet yang
saling tolak pada sebuah kutub, gaya tolak menolak magnet antara
kumparan besi dan magnet membuat gaya berputar secara periodik pada
kumparan besi tersebut. Akibatnya, baling-balling kipas angin yang
dikaitkan ke poros kumparan dapat berputar. Penambahan tegangan listrik
pada kumparan besi, yang akan menjadi gaya kemagnetan ditunjukan untuk
memperbesar embusan angin pada kipas angin. Pada dasarnya semua jenis
kipas angin mempunyai cara kerja yang sama, yang membedakan hanya
pada posisi penempatan kipas angin. Berikut jenis-jenis kipas angin yang
umumnya digunakan dalam rumah tangga.
Komponen Utama Kipas Angin
1. Motor penggerak, jenis motor listrik yang dipakai umumnya motor
induksi fasa belah, yaitu motor kapasitor. Motor ini mempunyai
kumparan utama dan kumparan batu yang diseri dengan kapasitor.
2. Kipas, bagian berbentuk baling-baling yang satu poros dengan rotor
motor. Baling-baling ini akan berputar saat motor penggerak
dioperasikan
3. Rumah Kipas, pelindung baling-baling yang berputar, berbentuk kisi-kisi
atau teralis.
4. Rumah Motor, tempat dudukan untuk meletakan motor dari komponen-
komponen lainnya yang terbuat dari bahan ebonite.
5. Stand atau dudukan kipas lengkap dengan pengatur kecepatan. Alat ini
berfungsi untuk menempatkan kipas dan rotor penggeraknya, dilengkapi
dengan alat atau tombol pengatur kecepatan serta tombol on atau off
motor.
6. Bodi atau casing, sebagai pelindung dari panel bagian dalam dan elemen.
Pada bagian ini biasanya terdapat saklar dan terminal untuk kabal tenaga.

Gambar 2.1 Gambar Motor Kipas


(Sumber :inenesia.com)
2.2 Relay
AC relay adalah komponen elektronik yang terdiri dari dua bagian
utama yaitu elektromagnet atau coil dan mekanikal. Relay menggunakan
prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil dapat menghantarkan listrik bertegangan
tinggi.Sebuah relay memiliki coil atau lilitan kawat yang berfungsi apabila
lilitan tersebut di aliri tegangan kerja atau power, akan berubah menjadi
magnet untuk menarik tuas agar menempel pada coil.
Tuas yang mulanya terhubung dengan terminal output NC atau
normally close akan pindah ke terminal output normally open atau NO. Dan
ketika tidak ada Power maka suat akan kembali ke posisi awal karena
menggunakan pelat yang memiliki kelenturan baik yang dapat menjangkau
antara kedua jarak terminal.
Oleh karena itu relay memiliki rumah yang dapat melindungi gangguan dari
luar terhadap sistem kerjanya.
Gambar 2.2 Gambar Relay AC
(Sumber :http://abi-blog.com)
2.3 Lampu Indikator
Lampu indikator dalam panel listrik memiliki fungsi untuk
mengetahui apakah rangkaian bekerja dengan benar atau tidak. Tak hanya
itu, lampu indikator juga berfungsi untuk tanda peringatan jika terjadi
sesuatu.

Gambar 2.3 Gambar Lampu Indikator


(Sumber :http://hasemcreate.blogspot.com)

2.4 Push Button


Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau
penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik.Suatu sistem
saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar
tekan untuk emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close)
dan NO (normally open).
Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak
ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan
berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi
sebagai start (menjalankan) biasanya digunakan pada sistem pengontrolan
motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan motor pada industri –
industri.
Push button dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
a. Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan
menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol
ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga
arus listrik akan mengalir.
b. Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan
membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak
bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.
c. Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol
tidak ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO,
bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak
yang membuka akan tertutup.

Gambar 2.4 Gambar Push Button


(Sumber : http://indotrading.com)
2.5 TDR (Time Delay Relay)
TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay
penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama
instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan
kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya
dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi
peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur
waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke
segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer
yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor
mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta
menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.

Gambar 2.5 Gambar Time Delay Relay


(Sumber : electric-mechanic.blogspot.com)
2.6 MCB
MCB adalah singkatan dari Miniatur Circuit Breaker. MCB
merupakan komponen kelistrikan yang bertugas untuk memutus aliran
listrik ketika terjadi arus berlebih ataupun konsleting. Pemutusan alur listrik
dilakukan secara otomatis dan ditujukan untuk memberi keamanan terhadap
pemakai listrik dirumah, kantor maupun tempat lainnya. Penggunaan MCB
ini sama persis seperti yang ada pada Sekring (Fuse) sebagai komponen
keamanan listrik.
Perbedaannya adalah di Sekring ketika terjadi beban berlebih atau
konslet maka aliran daya akan diputus dan otomatis Sekring diganti dengan
yang baru, sedangkan pada MCB bisa diaktifkan lagi setelah masalah sudah
diatasi. Terdapat 3 fungsi utama MCB (Miniatur Cisrcuit Breaker) yakni
untuk pemutus arus, proteksi terhadap beban lebih (overload) serta untuk
memproteksi adanya hubung singkat (konsleting).
Untuk penjelasannya masing – masing dapat disimak dibawah ini :
1. Sebagai Pemutus Arus
Fungsi sebagai pemutus arus bisa diartikan sebagai bentuk pengamanan
atau kendali dari pemilik rumah. Sebagai bentuk keamanan ketika terjadi
masalah pada instalasi listrik maka MCB akan memutuskan arus secara
otomatis. Sedangkan bentuk kendali dari pemilik rumah adalah ketika
anda ingin mematikan aliran tidak hanya pada satu titik melainkan
pada semua jaringan yang terhubung maka bisa dengan menurunkan
toggle switch pada MCB.
Seringkali pada satu instalasi rumah atau bangunan melibatkan lebih dari
1 MCB, oleh karena itu pahami alur instalasi listrik yang ada pada tempat
anda untuk menghindari kesalahan ketika mematikan arus secara manual.
2. Memproteksi adanya beban lebih (overload)
Overload atau beban lebih adalah suatu kejadian ketika penggunaan arus
listrik melebihi batas penggunaan listrik pada bangunan yang ditempati.
Komponen dari MCB yang bertugas mendeteksi adanya beban lebih
adalah pada elemen bimetalnya.
3. Memproteksi adanya hubung singkat (konsleting)
Konsleting atau hubung singkat adalah salah satu penyebab kebakaran
tertinggi pada bangunan, oleh karena itu penggunaan MCB sangatlah
penting untuk mencegah terjadinya hal itu. Untuk fungsi proteksi hubung
singkat ini komponen MCB yang bertugas untuk mendeteksi adalah
Magnetic Trip yang berupa Solenoid.Sama seperti beban lebih,
komponen ini bereaksi akibat panas yang diterima namun pada kasus
hubung singkat panas yang masuk sangat tinggi.

Gambar 2.6 Gambar MCB


(Sumber : cerdika.com)
2.7 Kabel NYA
Kabel jenis NYA adalah kabel dengan inti yang terbuat dari bahan
tembaga tunggal dan dilapisi bahan isolator PVC satu lapis. Kabel jenis ini
biasanya digunakan untuk instalasi di perumahan dan instalasi kabel udara.
Jika Anda ingin menggunakan kabel NYA, sebaiknya dilengkapi dengan
pelindung seperti pipa PVC.

Gambar 2.7 Gambar Kabel NYA


(Sumber : dekurama.com)
2.8 Multimeter
Multimeter merupakan sebuah alat yang sangat dibutuhkan manakala
sedang memperbaiki atau membuat suatu rangkaian listrik. Penting untuk
mendeteksi secara dini kondisi yang terjadi pada komponen listrik barang-
barang elektronik ataupun aliran listrik di rumah. Hal ini untuk mendeteksi
apakah terjadi kerusakan atau gangguan sehingga menghindari
kemungkinan timbulnya kebakaran atau konsleting listrik. Alat ukur
rangkaian listrik ini terdiri dari 2 jenis yaitu kategori Analog dan Digital.
Berikut penjelasan singkat mengenai jenis-jenis tersebut.
1. Analog
Jenis alat ukur yang pertama yaitu analog dengan ciri-ciri berupa
tampilan jarum jam yang dilengkapi dengan range-range angka hasil
ukur. Dengan kata lain, jenis analog lebih manual penghitungannya
sehingga dibutuhkan ketelitian terutama saat menentukan tegangan atau
Voltase yang cukup besar. Selain itu, akurasi hasil perhitungannya juga
lebih rendah dibandingkan jenis digital.
2. Digital
Alat ukur jenis digital lebih sering digunakan karena cara kerjanya jauh
lebih mudah dan akurat. Hasil alat ukur dapat dengan mudah dibaca pada
layar digital yang tertera. Istilah lain dari multitester jenis ini adalah
DVOM ( Digital Volt Ohm Meter) atau DMM (Digital Multi Meter).
Pada tipe digital, selain dapat mengukur tegangan, hambatan, serta arus
listrik, alat ukur ini juga mampu melakukan pengukuran pada Hfe
transistor yang ada pada tipe-tipe tertentu saja.
Perbedaan pada tipe, jenis, serta merk AVO meter yang digunakan,
maka fungsi yang dimiliki pun sedikit berbeda. Namun, beberapa fungsi
utama dari alat ukur ini antara lain:
1. Mengukur Arus Listrik.
Fungsi utama AVO meter yang pertama adalah mengukur Arus listrik
atau Ampere. Terdapat dua jenis Ampere yang ada di sebuah alat ukur
yaitu arus AC (Alternating Current) dan arus DC (Direct Current). Demi
menghindari kerusakan yang terjadi, maka dihimbau untuk
memperhatikan arus listrik yang akan diukur. Jangan sampai diluar
jangkauan batas ukur maksimum.
2. Mengukur Tegangan Listrik.
Fungsi utama yang kedua adalah mengukur tegangan atau tingkat voltase
dari komponen listrik. Pada setiap multitester terdapat saklar selector
yang nantinya berfungsi untuk menentukan batas ukur maksimum. Oleh
karenanya, prediksi terlebih dahulu level tegangan dari rangkaian listrik
yang akan diukur.
3. Mengukur Hambatan Listrik.
Fungsi yang ketiga yaitu mengukur tingkat Hambatan atau Resistensi
dari suatu komponen listrik atau resistor yang memiliki unsur resistansi.
Penting pula untuk memperhatikan batas ukur resistensi saat akan
menggunakannya.
4. Fungsi Hfe.
Tidak semua alat ukur memiliki fungsi Hfe. Fungsi tersebut digunakan
untuk mengetahui nilai dari faktor penguatan transistor. Fungsi Hfe ini
biasanya digunakan untuk mengukur penguatan transistor yang terdapat
pada tipe NPN dan PNP.
5. Mengukur Nilai Kapasitansi.
Fungsi lain yang belum tentu ada pada setiap Multitester adalah
mengukur nilai kapasitansi dari suatu kapasitor. Baik pada tipe Analog
maupun Digital, keduanya memiliki batas ukur tingkat resistansi yang
harus diperhatikan.
6. Mengukur Frekuensi Sinyal.
Fungsi yang terakhir adalah untuk mengetahui nilai Frekuensi dari suatu
isyarat atau sinyal pada komponen elektronik

Gambar 2.8 Gambar Multimeter


(Sumber : pengelasan.com)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Kabel NYA
2. MCB 1 fase
3. Relay AC 220 Volt
4. Timer Analog
5. Soket Relay dan Timer 8 kaki
6. Push Button
7. Motor Kipas AC
8. Toolset
9. Multimeter
3.2 Cara Kerja
1. Menyiapkan gambar rangkaian.
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dipergunakan.
3. Mengecek kondisi motor kipas menggunakan multimeter.
4. Merangkai pada panel sesuai gambar yang sudah didibuat.
5. Setelah rangkaian jadi menghubungkan ke jala-jala PLN 220 volt dan
memastikan MCB masih dalam keadaan off.
6. Mengubah MCB ke keadaan on dan menjalankan rangkaian yang sudah
dirangkai.
7. Mengamati sistem kerja rangkaian
3.3 Blok Diagram

MCB ON

Relay Tidak Bekerja


Timer tidak bekerja
Lampu Indikator Kuning
Menyala

Push Button Off ditekan

Push Button On ditekan

Lampu indikator merah


Relay Bekerja
menyala
Timer Bekerja
Motor Kipas bekerja kondisi
high

Lampu indikator hijau Tunggu beberapa saat sesuai


menyala pengaturan pada timer
Motor Kipas bekerja
kondisi low
3.4 Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 Gambar Rangkaian Motor Kipas)


3.5 Cara Kerja Rangkaian
Berdasarkan rangkaian, ketika MCB kondisi on, maka fasa belum
mengalir menuju relay dan timer karena push button on belum di tekan. Saat
kondisi awal, lampu kuning pada panel akan menyala. Menandakan bahwa
relay kondisi NC. Saat push button on ditekan, maka fasa akan mengalir
menuju coil relay dan coil timer, sehingga relay dan timer akan bekerja.
Kontak relay berpindah dari NC ke NO, maka lampu indikator kuning akan
mati. Ketika kontak timer mendapat tegangan lampu indikator hijau terlebih
dahulu yang menyala. Ini menandakan bahwa timer bekerja dan pada saat
yang bersamaan motor kipas kondisi low. Saat waktu timer habis, maka timer
kondisi NO, lampu merah yang menyala dan motor kipas kondisi high. Saat
push button off ditekan, maka coil relay dan coil timer tidak teraliri tegangan.
Maka rangkaian tidak bekerja.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Analisis
Setelah melakukan praktikum rangkaian motor kipas, dapat diketahui
timer merupakan sakelar delay. Pada rangkaian ini timer digunakan untuk
memberi waktu pada kondisi motor kipas tertentu. Motor kipas merupakan
motor yang bergerak dengan diberi tegangan AC. Pada motor kipas terdapat
tiga kondisi yaitu high, medium, dan low. Kondisi pada motor kipas dapat
dicek dengan multimeter atau AVO. Saat kondisi low, resistansi pada titik
tersebut akan bernilai kecil. Sedangkan pada kondisi medium, resistansi
berada pada antara high dan low. Terdapat dua kontak timer yang
digunakan, kontak pertama untuk sakelar delay lampu indikator, dan kontak
kedua untuk sakelar panel yang akan menyala dan memutar motor kipas
pada kondisi low. Saat kontak timer pada kondisi NO maka lampu hijau
pada panel akan menyala dan motor kipas pada kondisi high. Saat tidak ada
tegangan yang masuk dalam coil relay dan timer maka rangkaian tidak
bekera dan lampu panel akan kembali ke kondisi standby.
4.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa relay
merupakan saklar pengunci. Timer merupakan saklar delay. Motor kipas
merupakan motor yang bisa bergerak jika diberi tegangan AC. Timer pada
rangkaian ini difungsikan untuk mengatur waktu pada motor kipas. Saat
timer bekerja motor kipas akan bergerak lambat atau dalam kondisi low.
Saat waktu timer habis, maka motor kipas akan berputar lebih kencang atau
dalam kondisi high. Saat tidak ada tegangan yang masuk pada coil timer dan
relay, maka rangkaian ini akan mati atau tidak bekerja.
4.3 Pertanyaan
1. Buat analisa praktek anda.
Setelah melakukan praktikum rangkaian motor kipas, dapat diketahui
timer merupakan sakelar delay. Pada rangkaian ini timer digunakan
untuk memberi waktu pada kondisi motor kipas tertentu. Motor kipas
merupakan motor yang bergerak dengan diberi tegangan AC. Pada motor
kipas terdapat tiga kondisi yaitu high, medium, dan low. Kondisi pada
motor kipas dapat dicek dengan multimeter atau AVO. Saat kondisi low,
resistansi pada titik tersebut akan bernilai kecil. Sedangkan pada kondisi
medium, resistansi berada pada antara high dan low. Terdapat dua kontak
timer yang digunakan, kontak pertama untuk sakelar delay lampu
indikator, dan kontak kedua untuk sakelar panel yang akan menyala dan
memutar motor kipas pada kondisi low. Saat kontak timer pada kondisi
NO maka lampu hijau pada panel akan menyala dan motor kipas pada
kondisi high. Saat tidak ada tegangan yang masuk dalam coil relay dan
timer maka rangkaian tidak bekera dan lampu panel akan kembali ke
kondisi standby.
2. Jelaskan bagaimana cara mengecek kondisi baik buruknya motor kipas
menggunakan multimeter!
- Pilih selektor pada multi meter x1
- Cek sambungan kabel motor kipas satu persatu
- Jika jarum multimeter bergerak pada semua sambungan kabel, maka
motor kipas dalam kondisi baik.
- Jika jarum multimeter tidak bergerak, maka motor kipas kondisi buruk.
3. Jelaskan bagaimana cara menentukan kaki-kaki motor kipas
menggunakan multimeter?
- Pertama-tama cari titik nol motor kipas menggunaan multimeter
- Titik nol di cari dengan mengecek titik tersebut dengan semua titik.
Saat selisih resistansi pada setiap titik berdekatan, maka titik tersebut
titik nol.
- Titik low mempunyai resistansi tinggi jika di ukur dari titik nol ke titik
tersebut. Titik high memiliki resistansi yang kecil, sedangkan titik
medium memiliki resistansi sedang.
4. Jelaskan cara kerja motor kipas!
- Arus bolak - balik masuk menuju kipas angin.
- Dalam kipas angin terdapat suatu motor listrik, motor listrik tersebut
mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
- Dalam sebuah motor listrik terdapat suatu kumparan besi pada bagian
yang bergerak beserta sepasang pipih berbentuk magnet U pada bagian
yang diam (Permanen).
- Ketika listrik mengalir pada lilitan kawat dalam kumparan besi, hal ini
membuat kumparan besi menjadi sebuah magnet.
- Karena sifat magnet yang saling tolak menolak pada kedua kutubnya
maka gaya tolak menolak magnet antara kumparan besi dan sepasang
magnet tersebut membuat gaya berputar secara periodik pada
kumparan besi tersebut.
- Oleh karena itu baling - baling kipas angin dikaitkan ke poros
kumparan tersebut. Penambahan tegangan listrik pada kumparan besi
dan menjadi gaya kemagnetan ditujukan untuk memperbesar
hembusan angin pada kipas angin.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan
Rangkaian didalam panel.

Kondisi stanby, lampu indikator


kuning menyala. Relay dan timer
belum bekerja

Lampu indikator hijau menyala ketika


timer bekerja.
Lampu indikator merah menyala
ketika waktu timer telah habis.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Royen, Abi. 2017. “AC Relay dan Jenis Kelompoknya”.http://abi-blog.com/


ac -relay-dan-jenis-kelompoknya/
Diakses pada : 6 Juni 2021
[2]. Suprianto. 2015. “Push Button”.http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-
push-button-switch-saklar-tombol-tekan/
Diakses pada : 6 Juni 2021
[3]. Akhdan, Abu. 2019. “Time Delay Relay”.https://akhdanazizan.com/cara-
kerja-dan-fungsi-tdr-time-delay-relay/
Diakses pada : 6 Juni 2021
[4]. Aziz, Fakhri. 2019. “MCB“.https://www.nesabamedia.com/pengertian-mcb/
Diakses pada : 6 Juni 2021
[5]. No Name. 2020. “Kabel NYA”.https://www.rumah.com/panduan-
properti/inilah-10-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya
Diakses pada : 6 Juni 2021
[6] Er, Destroy “Kipas Angin – Cara Kerja Kipas
Angin”.https://www.academia.edu/9894290/kipas_angin-
cara_kerja_kipas_angin
Diakses pada : 6 Juni 2021
[7] Achmadi. 2019. “Multimeter”.https://www.pengelasan.net/multimeter/
Diakses pada : 6 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai