Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN QIYAMULLAIL, WITIR, DAN TAHAJJUD

BESERTA KEUTAMAANNYA
A. Qiyamullail

Perkataan qiyamullail bermaksud menghidupkan malam. Menghidupkan malam dapat dilakukan


dengan cara di antaranya dengan berdzikir, membaca Al Quran ataupun shalat. Shalat malam terbagi
kepada 3 kategori; shalat sebelum tidur, shalat selepas tidur, dan shalat yang tidak dipengaruhi oleh
sebelum atau selepas tidur.

Shalat sebelum tidur adalah qiyamullail, dan shalat selepas tidur juga merupakan qiyamullail.
Bedanya yaitu shalat selepas tidur termasuk kategori tahajjud. Kadang-kadang orang salah faham, ramai
orang menyangka shalat malam atau qiyamullail ini hanyalah shalat yang dilakukan selepas tidur saja.
Sebenarnya yang dilakukan sebelum tidur juga dikategorikan sebagai shalat malam tetapi kualitinya tidak
sama seperti shalat atau ibadah yang dilakukan setelah bangun dari tidur. Contohnya seperti ada dua
kondisi anda merasa lelah, dan cape diduga malamnya sulit untuk bangun menunaikan shalat setelah tidur
dahulu (tahajjud) maka anda bisa mengambil alternatif pertama, setelah shalat isya anda tunaikan shalat
sunnah ba’diyah kemudian tunaikan shalat malam. Shalat ini termasuk shalat yang jenisnya shalat yang
dikerjakan sebelum tidur, karena anda menduga bahwa anda akan sulit untuk bangun karena merasa
kelelahan. Kondisi kedua bisa jadi anda dalam keadaan memang sedang begadang / terjaga dari tidur
karena kondisi tugas tertentu, dalam keadaan ingin jeda rehat anda ingin mendekat lagi kepada Alah
supaya tenang badannya, fikirannya dan lainnya, maka anda tunaikan shalat ini meskipun belum tertidur
terlebih dahulu tertidur. Maka dari kedua kondisi ini shalatnya termasuk kedalam kategori shalat
qiyamullail.

Maka, tegakanlah qiyamullail, karena banyak keutamaannya, di antaranya seperti yang


disebutkan dalam al-Qur’an berikut:

1. Tercatat sebagai orang yang baik dan berhak mendapat balasan kebaikan berupa anugerah rahmat
dari-Nya. Seperti disebut dalam surah al-Dzariyat : 15-18.
2. Penikmat salat malam akan mendapat penyempurnaan atas kekurangan dan cacat kewajiban salat
dan meningkat derajatnya menjadi maqamam mahmuda, derajat yang terpuji, surah al-Isra :79.
3. Penikmat salat malam selalu mendapat pujian dari Allah (baca QS al-Furqan : 63-64),
dipersaksikan sebagai orang yang beriman (QS al-Sajadah : 16), dan akan dibedakan derajatnya
dengan yang malas shalat malam (QS al-Zumar : 9).
B. Shalat witir

Witir adalah shalat yang jumlah bilangan rakaatnya adalah ganjil. Witir merupakan shalat yang
pelaksanaanya tidak dipengaruhi oleh sebelum atau selepas tidur, sehingga boleh dikerjakan pada awal
malam, petengahan malam, ataupun akhir malam. Pada hadist Aisyah didalamnya menyebutkan secara
khusus bahwa Nabi tidak pernah menambah lebih dari 11 rakaat di dalam shalat malamnya baik itu di
dalam atau di luar Ramadhan. Soal bagaimana 11 rakaat itu dilakukan, apakah 2 rakaat, 2 rakaat dan
akhirnya 3 rakaat, atau dilakukan 8 rakaat sekaligus dan ditutup dengan 3 rakaat, atau 4 rakaat, 4 rakaat,
kemudian ditutupi dengan 3 rakaat, semua itu ada disebut caranya oleh Nabi SAW. Syaikh Muhammad
Umar Bazmul mengarang buku “Meneladani Shalat-shalat Sunnah Rasulullah SAW” membahaskan topik
khusus cara Nabi SAW melakukan shalat malam, termasuk di dalamnya juga salat tarawih dan shalat
witir. Sekiranya kita hendak melakukan kurang rise itu (11 rakaat), lakukanlah shalat yang Nabi SAW
tidak pernah tinggalkan yaitu shalat witir. Jumlah rakaat yang kita lakukan sekiranya ganjil rakaatnya
maka itu adalah witir. Kata Nabi SAW tentang shalat witir, witir adalah salah satu cara shalat malam,
yaitu mengganjilkan jumlahnya. Mengganjilkan jumlah shalat ini sangat baik, antaranya sabda Nabi SAW
di dalam hadis:

“Sesungguhnya Allah itu ganjil (tunggal) dan menyukai yang ganjil.” (Muttafaq ‘alaihi)

Dan dalam riwayat yang lain Nabi menyatakan berkenaan shalat witir:

“Shalat yang lebih baik dari pada unta merah.” (riwayat At Tirmidzi)

Ada yang mengatakan maksud “humurin na’am” dalam hadis di atas merujuk kepada 100 ekor
unta merah. Maknanya di sini ada kelebihan-kelebihan pada mengganjilkan shalat malam. Sebab itu
Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul menyusun tatacara shalat witir yang dilakukan oleh Nabi SAW; 3,
5, 7, atau 11 rakaat, tergantung pada mampunya kita. Cuma untuk menambah kualiti shalat malam,
lakukanlah setelah bangun dari tidur pada waktu malam.

Dengan mengganjilkan jumlah rakaat shalat, ada ganjaran-ganjaran tertentu yang telah
dinyatakan oleh Nabi SAW. Itu di antara amalan yang Nabi SAW lakukan. Bersendirian atau berjamaah?

Shalat malam seringkali dilakukan oleh Nabi secara berjamaah seperti hadis yang menunjukkan
Nabi berjamaah bersama Ibn Abbas, tetapi kebiasaannya dan kebanyakannya Nabi melakukannya secara
bersendirian. Aisyah RA menjadi saksi Nabi selalu melaksanakan shalat malam, sehingga Aisyah RA
berkata:
“Nabi Allah SAW melaksanakan shalat malam sehingga pecah kedua telapak kakinya.” (riwayat Al-
Bukhari no. 4460 dan Muslim no. 2820)

Sehingga Aisyah bertanya kepada Nabi, “Kenapa engkau melakukan hal ini wahai Rasulullah
padahal Allah Ta’ala telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Baginda
SAW bersabda, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?” (riwayat Muslim no. 2820)

Bersyukurnya Nabi dengan shalat malam sehingga pecah telapak kaki beliau.

C. Shalat Tahajjud
1. Pengertian Shalat Tahajud

Shalat tahajud adalah salat sunnat yang dikerjakan di malam hari atau sepertiga malam setelah
terjaga dari tidur. Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah
mengerjakan shalat Isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya
sebentar. Jumlah rakaat dalam shalat tahajud paling sedikit adalah 2 Raka’at dan dan paling banyak
rakaatnya tidak diabatasi. Hal ini dikarenakan shalat malam merupakan ibadah sunnah dan amalan
kebaikan sehingga tidak ada batasannya, hanya saja disetiap 2 Raka’at Sholat Sunnah Malam Tahajud
terdapat 1 salam didalamnya.

Salah satu syarat dan ketentuan shalat tahajud adalah dikerjakan setelah shalat Isya dan harus
tidur terlebih dahulu sebelum mengerjakan Sholat Sunnah Tahajud ini, walaupun tidurnya hanya sebentar
saja. Jumhur Ulama menjelaskan bahwa apabila melaksanakan shalat tahajud tidak dengan tidur terlebih
dahulu walaupun tidurnya hanya sebentar saja maka itu bukanlah shalat tahajud, melainkan ia
melaksanakan shalat sunah malam seperti shalat hajat, shalat taubat, shalat istikhoroh, serta shalat witir.
Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al Bujairomi mengatakan bahwa : ” Dan Sunnah
mengerjakan Sholat Tahajud yaitu Sholat Sunnah Setelah Tidur ”.

Shalat tahajud merupakan shalat sunah. Jadi, apabila kita tidak mengerjakannya maka kita tidak
akan berdosa, tetapi alangkah baiknya kita mengerjakan shalat yang satu ini karena didalam shalat ini
terdapat banyak sekali keutamaan serta keistimewaannya.

Shalat tahajud hukumnya adalah sunah muakkad. Sunah muakkad adalah sunnat yang sangat
dianjurkan untuk dikerjakan. Nabi Muhammad Saw. sangat menganjurkan kepada para umatnya agar
senantiasa melaksanakan shalat Tahajjud. Hal ini dikarenakan karena shalat tahajud mempunyai
keutamaan dan keistimewaan yang besar sekali. Firman Allah swt. yang artinya “Sesungguhnya Tuhanmu
mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua
malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan
Allah menetapkan ukuran malam dan siang…..…Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling
besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Surat Al-Muzzammil ayat 1 – 20)

Surat diatas mejelaskan bahwa Allah swt. telah memberikan waktu yang paling tepat untuk
memohon dan berdoa kepada-Nya. Rasulullah SAW pun bersabda: “Kerjakanlah shalat malam, karena
shalat malam itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah
dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan” (HR.Imam Tirmidji & Ahmad)

2. Dalil Shalat Tahajud

” Dan pada sebagian Malam hari bersembahyang Tahajjud’lah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagi kamu, mudah-mudahan Tuhan’mu mengangkat kamu ke tempat yg terpuji (QS. Al Isra,
Ayat : 79) ”.

Rasulullah Saw. bersabda : ” Di setiap Malam Allah Subhanahu wa ta’ala turun ke langit
dunia, sampai tersisa Sepertiga Malam yg terakhir. Allah Swt. pun berfirman, ” Adakah hamba’ku yg
meminta sehingga pasti Aku berikan apa yg dia minta ?, adakah hamba’ku yg berdoa sehingga pasti Aku
akan kabulkan doanya ?, dan Adakah hamba’ku yg memohon ampun (Beristighfar) sehingga Aku akan
ampuni dosanya (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim) ”.

Dengan adanya dalil diatas, kita sebagai umat Islam sebaiknya melaksanakan shalat tahajud.
Karena shalat tahajud banyak sekali keistimewaan serta pahalanya bagi umat muslim.

3. Waktu Terbaik Mengerjakan Shalat Tahajud

Waktu shalat tahajud dimulai ketika masuk waktu sholat isya, namun umumnya setelah
pertengahan malam dan berakhir ketika telah masuk waktu sholat wajib subuh dipagi hari. Syaratnya
adalah ketika akan mengerjakan shalat tahajud sudah tidur terlebih dahulu walaupun hanya sebentar.

Waktu yang paling baik atau bagus untuk mengerjakan shalat tahajud adalah malam hari di sisa
waktu sepertiga malamyang terakhir. Waktu ini adalah pada saat dini hari atautengah malam. Hal ini
dikarenakan pada waktu itu kondisi malam sudah tenang, sehingga kita bisa lebih berkonsentrasi dan
khusyu dalam mengerjakan shalat tahajud. Selain itu, Allah Swt. lebih senang apabila kalian sebagai
hambanya telah memilih untuk bersujud dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dari pada tidur.
Rasulullah Saw. bersabda :

” Di setiap Malam Allah Subhanahu wa ta’ala turun ke langit dunia, sampai tersisa Sepertiga Malam yg
terakhir. Allah Subhanahu wa ta’ala pun berfirman, ” Adakah hamba’ku yg meminta sehingga pasti Aku
berikan apa yg dia minta ?, adakah hamba’ku yg berdoa sehingga pasti Aku akan kabulkan doanya ?,
dan Adakah hamba’ku yg memohon ampun (Beristighfar) sehingga Aku akan ampuni dosanya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

4. Keutamaan dan Keistimewaan ahalat Tahajud

Dibawah ini merupakan keutamaan dan keistimewaan shalat tahajud.

a. Shalat Sunnah yang Diperintahkan oleh Allah Swt.


Keutamaan shalat tahajud yang pertama adalah shalat sunnah yang diperintah oleh Allah Swt.
guna dilaksanakan bagi umat muslim. Firman Allah Swt. :” Dan pada sebagian Malam hari
bersembahyang Tahajud’lah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagi kamu, mudah-mudahan
Tuhan’mu mengangkat kamu ke tempat yg terpuji.” (QS. Al Isra, Ayat : 79)
b. Salah Satu Kunci Masuk Surga
Keistimewaan mengerjakan shalat tahajud salah satunya adalah kunci masuk ke dalam surga. Hal
ini dapat diperkuat dalam Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi bahwa Nabi Muhammad SAW.
bersabda : ” Sebarkan’lah Salam, berilah makan kepada Orang-Orang yg membutuhkan,
sembungkanlah silaturahmi dan Sholatlah di Malam Hari saat Orang Muslim lain sedang
tertidur., niscaya kalian akan masuk kedalam Surga dengan selamat (Hadits Riwayat Tirmidzi).
c. Mendapatkan Pahala Sunnah yang Berlimpah
Hikmah yang dapat diambil dari melaksanakn shalat tahajud adalah mendapatkan pahala sunnah
yang banyak, sebab dalam hal ini kita sebagai umat muslim sudah menghidupkan atas apa yg
telah disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Terdapat Hadits Shahih dari Amr bin Auf bin
Zaid Al Muzani RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : ” Barangsiapa yg menghidupkan 1
sunnah dari sunnah-sunnah ku, lalu diamalkan oleh Manusia, maka ia akan memperoleh Pahala
seperti Pahala orang-orang yg mengamalkannya, dengan tak mengurangi pahala mereka sedikit
pun.” (HR. Ibnu Majah)
d. Mampu Mengabulkan Segala Hajat dan Ampunan Dosa
Mengerjakan shalat tahajud ini memberikan menfaat berupa mampu mengabulkan keinginan atau
hajat serta diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah Swt.
Terdapat Hadits Shahih bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: ” Di setiap Malam Allah
Subhanahu wa ta’ala turun ke langit dunia, sampai tersisa Sepertiga Malam yg terakhir. Allah
Subhanahu wa ta’ala pun berfirman, ” Adakah hamba’ku yg meminta sehingga pasti Aku berikan
apa yg dia minta ?, adakah hamba’ku yg berdoa sehingga pasti Aku akan kabulkan doanya ?,
dan Adakah hamba’ku yg memohon ampun (Beristighfar) sehingga Aku akan ampuni dosanya.”
(Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

D. Cara Nabi Muhammad SAW Mengajarkan Shalat Malam

1. Bangun pada sepertiga malam

Ada beberapa sebab mengapa Nabi SAW mengajar kita untuk bangun bertahajjud pada satu per
tiga malam, antara yang paling penting ialah sabda Nabi SAW, Allah SWT turun di sepertiga malam
mendengar pengaduan dan doa hamba-hamba-Nya.

Kita wajib mengimani bahawa Allah SWT turun ke langit dunia. Soal bagaimana Allah SWT
turun, serahkan urusan itu kepada Allah SWT. Allah turun seperti apa yang layak dan sesuai bagi sifat-
Nya, kita hanya tidak boleh difikir atau membayangkan dan tidak boleh disamakan dengan sifat dan
bentuk makhlukNya.

Menggambar dan membentukkan Allah SWT sama seperti sifat makhluk menjadikan kita
mujassimah yaitu menggambarkan bagaimana rupa bentuk Allah SWT dan ini diharamkan. Jadi kita
beriman bahawa Allah SWT turun tetapi bagaimana Allah turun adalah sesuai dan layak bagi sifat dan
zat-Nya tanpa menyerupai makhluk, tanpa membagaimanakan, tanpa menafikan sifat tersebut, dan tanpa
melakukan pentakwilan ke atas sifat tersebut. Turunnya Allah SWT ke langit dunia adalah suatu saat yang
sangat baik dan mulia. Ini dari sudut pemilihan waktu dalam kita berdoa kepada Allah SWT dan
melakukan amal kebaikan. Sebab kedua mengapa bangun di sepertiga malam, yaitu kerana baginda Nabi
SAW bangun di sepertiga malam. Kadang-kadang ramai yang bertanya, mengapa kita buat begitu,
mengapa kita buat begini? Kita seringkali mencari kelebihan, tetapi kita lupa menunaikan
tanggunggjawab terlebih dahulu. Tanggungjawab belum ditunaikan tetapi kita sudah bertanya berapa
keuntungan yang bakal diperoleh. Ini mungkin disebabkan terlebih belajar ekonomi dan bisnis. Belajar
ekonomi itu perlu, tetapi jangan sampai terbawa-bawa dalam urusan ibadah sehingga jika ibadah tersebut
tidak terlihat menguntungkan maka kita tidak mahu melakukan.

Kelebihan yang paling utama sebenarnya adalah mentaati perintah Allah dan Rasul. Kita
melakukan sesuatu ibadah kerana Nabi melakukannya. Adapun ganjaran yang dijanjikan khusus untuk
amalan tersebut adalah soal kedua. Mungkin kelebihan ada disebut di dalam hadis-hadis yang lain, tetapi
perkara utama dan yang terpenting adalah ibadah itu dilakukan karena itu semua adalah perintah Allah
dan rasul. Itu peringkat pertama bagi orang yang taat. Maka sebagai umat Nabi SAW, apa yang Nabi
lakukan, contohnya Nabi bangkit di sepertiga malam, maka itulah yang kita lakukan pula karena
semestinya itu merupakan waktu yang terbaik untuk beribadah karena mencontohi baginda adalah hal
yang terbaik.

2. Shalat

Jika tadi kita membicarakan tentang waktu yang terbaik, sekarang kita membincangkan apa
amalan yang terbaik. Nabi bangkit di sepertiga malam untuk shalat. Shalat apakah yang baginda lakukan?

Dari Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, dia pernah bertanya pada ‘Aisyah RA, “Bagaimana shalat
malam Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan?” ‘Aisyah mengatakan: “Rasulullah SAW tidak pernah
menambah jumlah rakaat dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula pada selainnya
melebihi 11 rakaat.” (riwayat Bukhari no. 1147 dan Muslim no. 738)

Nabi melakukan shalat malam tidak pernah melebihi 11 rakaat. Itu jumlah rakaat yang Nabi
lakukan. Kemudian wujud juga hadis umum dari Nabi SAW : “Solat malam itu dua rakaat-dua rakaat.
Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu subuh, maka kerjakanlah satu rakaat. Dengan itu
bererti kalian menutup solat tadi dengan witir.” (riwayat Bukhari no. 990 dan Muslim no. 749, dari Ibnu
‘Umar)

Berdalilkan hadis yang umum ini, ulama seperti Al Imam An Nawawi rahimahullah, Imam As-
Suyuthi dan selainnya menyatakan bahwa melakukan shalat malam tanpa melakukan penetapan
jumlahnya. Boleh dilakukan dua rakaat, dua rakaat, dan sehingga apabila takut masuk subuh lakukanlah
witir sebagai penutup.

3. Berdoa

Ketika kita bangun dan shalat malam, dianjurkan kepada kita untuk memilih waktu yang sesuai
untuk berdoa. Antara waktu yang paling sesuai untuk berdoa di dalam shalat adalah sewaktu sujud dan
sebelum memberi salam. Kata Nabi SAW di dalam hadis: “Keadaan paling dekat seorang hamba dari
Tuhannya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyakkanlah doa.” (riwayat Muslim)

Jadi kesimpulannya, shalat malam terbagi menjadi 3 bagian yang pertama shalat yang tidak
didahului oleh tidur terlebih dahululu yang merupakan qiyamullail, yang kedua sholat yang didahului
oleh tidur terlebih dahulu dan umumnya dilaksanakan pertengahan malam sampai menjelang akhir malam
di sebut Tahajjud, yang ketiga sholat yang berlaku tiga waktunya, diawal malam, di pertengahan malam,
dan di akhir malam serta tidak terikat dengan didahului tidur atau tidak didahului tidur yang disebut
dengan witir. Tahajjud dan witir merupakan bagian dari qiyamullail, namun orang yang melaksanakan
qiyamullail belum tentu bertahajjud. Karena qiyamullail merupakan keseluruhan amalan yang dilakukan
di waktu malam, sedangkan tahaju hanya merupakan bagian dari tahajjud dan memlilki syarat yaitu
melaksnakan shalat tahajjud harus didahului oleh tidur terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai