Anda di halaman 1dari 12

A.

KONSEP PENYAKIT HERNIA


1. Defenisi.
Secara umum hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurontik dinding perut.
Buku (Nanda nic-noc 2013).
Berikut ini adalah penjelasan hernia menurut letaknya. Buku (Nanda
nic-noc 2013).
 Hernia hiatal adalah kondisi dimana kerongkongan (pipa
tenggorokan) turun, melewati diafragma melalui celah yang
disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol.
 Hernia epigastrik
Terjadi di antara pusat dari bagian bawah tulang rusuk digarcis
tenggah perut.
 Hernia umbilical.
Berkembang di dalam dan sekitar umbilical (pusar) yang
disebabkan bukan pada dinding perut, yang biasanya menutup
sebelum sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya.
 Hernia iguinalis
Adalah hernia paling umum terjadi dan muncul sebagai
tonjolan di selangkangan atau skrotum.\
 Hernia femoralis.
Muncul sebagai tonjolan di pangkal paha.
Hernia nucleus pulposi adalah herbia yang melibatkan cakram
tulang belakang.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut Buku (Nanda nic-noc 2013).
 Hernia reponibel/reducible,yaitu isi hernia dapat keluar masuk
 Hernia iropenibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat
dikembalikan ke dalam rongga dan tidak ada keluhan rasa
nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
 Hernia strangulate bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia.
Hernia strangulate mengakibatkan neokrosis dari isi abdomen
di dalamnya karena tidak mendapat darah akibat pembuluh
pemasoknya terjepit.
Menurut World Health Organization (WHO, 2012), didapatkan data
pada tahun 2005 sampai tahun 2010 penderita hernia mencapai
19.173.279 penderita (12.7%). Penyebaran hernia paling banyak berada di
negara berkembang seperti negara-negara di Afrika, Asia Tenggara
termasuk Indonesia.

2. Anatomi Fisiologi.
1. Anatomi
a) Usus halus
Panjangnya kira-kira 2-8 m dengan diameter 2,5 cm. Berentang
dari sphincter pylorus ke katup ileocecal.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum) panjangnya 25 cm, usus kosong (jejunum) 1-2 m, dan
usus penyerapan (ileum) 2-4 m.
1) Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari
usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian
usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus
halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,
yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.
pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran
yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum
berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari
2) Usus Kosong (jejunum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis
yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam
tubuh dengan mesenterium.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti
"lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal
dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti "kosong".
3) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
b) Usus Besar
Usus besar dimulai dari katup ileocecal ke anus dan
rata-rata panjangnya 1,5 m dan lebarnya 5-6 cm.Usus besar
terbagi kedalam cecum, colon, dan rectum. Vermiform
appendix berada pada bagian distal dari cecum. Colon terbagi
menjadi colon ascending, colon transversal, colon descending,
dan bagian sigmoid. Bagian akhir dari usus besar adalah
rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal pada anus
berfungsi untuk mengontrol pembukaan anus.
2. Fisiologi
Fungsi usus halus adalah :
 Sekresi mukus. Sel-sel goblet dan kelenjar mukosa duodenum
akan mensekresi mukus guna melindungi mukosa usus.
 Mensekresi enzim. Sel-sel mikrovilli (brush border cell)
mensekresi sucrase, maltase, lactase dan enterokinase yang
bekerja pada disakarida guna membentuk monosakarida yaitu
peptidase yang bekerja pada polipeptida, dan enterokinase yang
mengaktifkan trypsinogen dari pankreas.
 Mensekresi hormon. Sel-sel endokrin mensekresi
cholecystokinin, secretin, dan enterogastrone yang mengontrol
sekresi empedu, pancreatic juice, dan gastric juice.
 Mencerna secara kimiawi. Enzim dari pankreas dan empedu
dari hati masuk kedalam duodenum.
 Absorpsi. Nutrisi dan air akan bergerak dari lumen usus
kedalam kapiler darah dan lacteal dari villi.
 Aktifitas motorik. Mencampur, kontraksi dan peristaltik.
Gerakan mencampur disebabkan oleh kontraksi serabut otot
sirkuler pada usus menyebabkan chyme kontak dengan villi
untuk diabsorpsi.
Fungsi utama usus besar adalah :
 Sebagai aktifitas motorik. Gerakan mengayun dan peristaltik
akan menggerakkan zat sisa menuju kebagian distal.
 Sekresi. Pada umumnya memproduksi mukus yang melindungi
mukosas akan tidak mengalami injury, melunakkan feces yang
memungkinkan bergerak dengan lancar kearah pelepasan dan
menghambat pengaruh pembentukan keasaman oleh bakteri.
 Absorpsi air, garam, dan chlorida. Colon mempunyai
kemampuan mengabsorpsi 90% air dan garam dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Mensintesa vitamin. Bakteri pada usus halus akan mensintesa
vitamin K, thiamin, riboflavin, vitamin B12, dan folic acid.
 Membentuk feses. Feses terdiri dari ¾ air dan ¼ massa padat.
Massa padat termasuk sisa makanan dan sel yang mati. Pigmen
empedu memberikan warna pada feses. Dan menstimulasi
gerakan isi usus kearah pelepasan.
 Defekasi. Yaitu aktifitas mengeluarkan feces dari dalam tubuh
keluar. Pada saat feses dan gas berada dalam rektum, tekanan
dalam rektum meningkat, menyebabkan terjadinya refleks
defekasi.

3. Etiologi
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain: Buku (Nanda
nic-noc 2013).
1. Congenital.
2. Obesitas
3. Ibu hamil
4. Mengejan
5. Pengangkatan beban berat.

4. Patofisilogi

Faktor pencetus :Aktivitas berat, bayi premature, hernia


kelamahan dinding abdomen, intraabdomen tinggi,
adanya tekanan

Hernia umbilical Hernia para Hernia inguinalis


kongenital umbilikalis

Masuknya ometum Kantong hernia Kantong hernia


organ ke kantong melewati dinding memasuki celah
umbikikalis abdomen inguinal

Gangg. Suplei darak Prostusi hilang timbul Dinding posterior


ke intestinal canalis inguinal yang
lemah
Ketidaknyamanan
Nekrosis intestinal
abdominal Benjolan pada region
inguinal
Intervensi bedah
relative/konsevatif Diatas ligamentum
inguinal mengecil bila
berbaring

pembedahan
Insensi bedah Asupan gizi berkurang mual

Resti perdarahan Nafsu makan


Parastaltic usus
Resti infeksi menurun
menurun

Terputusnya Intake makanan


jaringan saraf inadekuat

nyeri Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Hernia insisional Kantung hernia memasuki


celah bekas insisi

Heatus hernia Kantung hernia memasuki


rongga thorak

Gambar patway : sumber buku (Nanda Nic-Noc 2013)

5. Manifestasi Klinis
1. Berupa benjolan keluar/masuk keras dan yang tersering tampak
benjolan di lipat paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai
perasaan mual
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau disertai bila ada
komplikasi
4. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan
bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
5. Hernia femolaris kecil mungkin berisi dinding kandung kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing.
6. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut
disertai sesak nafas.
7. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan
bertambah besar.

6. Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam (Nanda Nic-Noc 2013) :
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan
reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi.
2. Operatif.
Operatif merupakan tindakan paling baik dan dapat di lakukan
pada
 hernia reponibilitas
 hernia irreponibilitas
 hernia strangulasi
 hernia incarserata
operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap :
 herniotomi
membuka dan memotong kantung hernia serta
mengembalikan isi hernia ke cavum abdomenalis
 hernioraphy
 hernioplasty
7. Pemeriksaan Penunjang.
1. Sinaf X abdomen menunjukan abnormalnya kadar gas
dalam usus/obstruksi usus.
2. Hutung darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukan peningkaan hematrokit , peningkatan sel darah
putih dan ketidak seimbangan elektrolit

8. Komplikasi .
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia,
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukan kembali
2. Terjadi penekanan pad cincin hernia,akibatnya makin banyak usus
yang masuk.
3. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut
kembung muntah dan obstipasi.

9. Diagnose keperawatan.
1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
tindakan operasi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah
3. Gangguan rasa nyaman
4. Resiko perdarahan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi
10. Intervensi Keperawatan.
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria intervensi
o Hasil
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Obsevasi
dengan diskontuinitas tindakan  Identifikasi
jaringan akibat tindakan keperawatan 1x24 lokasi,karakteristik,durasi,frekw
operasi. jam : ensi,kualitas,intensitas nyeri.
 Pasien mampu  Identifikasi skala nyeri.
mengontrol  Identifikasi faktor yang
nyeri memperberat dan
 Pasien dapat memperingankan nyeri
melaporkan  Monitor efek samping
nyeri penggunaan analgesik
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
 Mampu
mengenali
nyeri
 Menyatakan
nyaman
setelah nyeri
berkurang
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan  Identifikasi pengelaman nyeri
nutrisi kurang dari tindakan  Identifikasi faktor penyebab
kebutuhan tubuh keperawatan 1x24 mual
berhubungan dengan jam :  Identifikasi karakteristik
mual muntah  Adanya muntah
peningkatan  Identifikasi faktor penyebab
berat badan muntah
 Tidak ada tanda  Monitor keseimbngan cairan
tanda malnutrisi dan elektrolit
 Tidak terjadi
penurunan berat
badan

3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan  Identifikasi tingkat kecemasan


berhubungan dengan tindakan  Bantu pasien mengenal situasi
gejala terkait penyakit keperawatan 1x24 yang menimbulkan kecemasan
jam :  Berikan obat untuk
 Mampu mengurangi kecemasan
mengontrol
kecemasan
 Kualitas tidur
dan istirahat
adekuat
 Statys
lingkungan
yang nyaman
4. Resiko perdarahan Setelah dilakukan  Monitor tanda dan gejala
tindakan perdarahan
keperawatan 1x24  Monitor nilai
jam : hemotrokit/hemoglobin
 Tidak ada sebelum dan setelah
hematuria dan kehilangan
hematemesis  Monitor TTV
 Tekanan darah
dalam batas
normal sistol dan
diastolic
 Hemoglobin dan
hematrokrit
dalam batas
normal
5. Rresiko infeksi Setelah dilakukan  Bersihkan lingkungan setelah
berhubungan dengan luka tindakan di pakai pasien lain
insisi bedah/operasi keperawatan 1x24  Batasi pengunjung bila perlu
jam :  Cuci tangan setiap sebelum
 Pasien bebas dari dan sesudah lakukan tindakan
tanda dan gejala  Gunakan baju dan sarung
infeksi tangan sebagai alat pelindung
 Menunjukan
kemampuan
untuk mencegah
timbulnya infeksi
 Jumlah leukosit
dalam batas
normal

Anda mungkin juga menyukai